Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL

(VCO) TERHADAP RUAM POPOK PADA BAYI

Di Susun Oleh :

1. Deva Tarigan (
2. Dorkas O. Simanjuntak (1811047)
3. FIfi Alayida Yahya (1811061)
4. Natalina Sirait (181110)
5. Putri Sari F. Sitorus (1811130)
6. Ribka Erika Sianturi (1811140)
7. Radita Umayyah (1811132)
8. Sekar Widya Putri (1811157)

DOSEN PEMBIMBING :

Ibu Pratiwi Simarmata,S.Kep,Ns,M.Kep

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

T.A 2020/2021

i
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Tujuan...................................................................................................................3

1.4 Manfaat.................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

2.1 Konsep Bayi..........................................................................................................4

2.2 Konsep Ruam Popok.............................................................................................4

2.3 Etiologi Ruam Popok............................................................................................5

2.4 Manifestasi Klinis Ruam Popok............................................................................5

2.5 Patofisiologi .........................................................................................................5

2.6 Mencegah Ruam Popok........................................................................................6

2.7 Mengatasi Ruam Popok........................................................................................7

2.8 Konsep VCO.........................................................................................................7

2.9 Manfaat VCO........................................................................................................9

2.10 Kandungan VCO.................................................................................................10

2.11 Membuat VCO....................................................................................................11

2.12 Konsep Pengaruh Pemberian VCO.....................................................................12

2.13 Fase Penyembuhan..............................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................15

ANALISI JURNAL ...................................................................................................15

BAB IV PENUTUP............................................................................................................21

4.1 Kesimpulan...........................................................................................................21

4.2 Saran......................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Kesehatan dan Kekuatan sehinga kami dapat menyelesaikan
Makalah .
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III yang diampu oleh Ibu Pratiwi
Simarmata,S.Kep,Ns,M.Kep.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
sehingga karya tulis ilmiah berupa makalah ini selesai sesuai dengan
waktunya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari
dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III. sangat kami harapkan,
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ruam popok adalah iritasi pada kulit bayi di daerah pantat. Ruam popok
merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan
timbulnya bercak-bercak merah dikulit. Kulit bayi yang masih sensitif
disebabkan fungsi-fungsinya yang masih terus berkembang terutama pada
lapisan epidermis atau lapisan terluar kulit. Bagian ini yang memberikan
perlindungan alami pada kulit dari lingkungan sekitar. (dr Stephani
Dewi.Kompas,2011).          
Incidence rate (angka kejadian) ruam popok  berbeda-beda di setiap negara,
bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata cara
penggunaan popok .     Kimberly A Horii, MD (asisten profesor spesialis anak
Universitas Misouri) dan  John Mersch, MD, FAAP menyebutkan bahwa 10-
20 % Diaper dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika.
Sedangkan prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka
terbanyak pada usia 9-12 bulan. Sementara itu Rania Dib, MD menyebutkan
ruam popok  berkisar 4-35 % pada usia 2 tahun pertama.
( Moki.wordpress.2010)
Penelitian di Inggris menemukan, 25 persen dari 12.000 bayi berusia empat
minggu mengalami ruam popok. (Steven.conectique. 2008).Insiden ruam
popok  di Indonesia mencapai 7-35%, yang menimpa bayi laki-laki dan
perempuan berusia dibawah tiga tahun.(kabarbisnis.2010)Berdasarkan data
statistik di Divisi Dermatologi Pediatrik, Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin, FKUI/RSCM, Jakarta pada 2005-2009 , prevalensi penyakit
eksim masuk dalam ketagori 10 besar penyakit kulit yang diderita anak
Indonesia. Eksim atau dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan
kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Ada tiga jenis penyakit
eksim yaitu eksim susu, eksim seboroik atau sarap dan eksim popok. Dari
ketiga jenis eksim ini eksim popok merupakan yang paling banyak terjadi.

1
Bahkan disinyalir 1 dari 3 bayi di Indonesia pernah mengalaminya.(majalah-
farmacia.2011)Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas
dan Desentralisasi, dr Krisnajaya, MS memperkirakan jumlah anak balita
(bawah lima tahun) Indonesia mencapai 10 persen dari populasi penduduk.
Jika jumlah penduduknya 220-240 juta jiwa, maka setidaknya ada 22 juta
balita di Indonesia, dan 1/3 dari jumlah bayi d indonesia mengalami ruam
popok (dinkes.bekasikab.2011).Jumlah Balita di Jatim 2011 kurang lebih 3,2
juta jiwa (Pusat Data Dan Informasi Departemen Kesehatan RI,
2009). Setidaknya 50 persen bayi yang menggunakan popok mengalami hal
ini. Mulai terjadi di usia beberapa minggu hingga 18 bulan (terbanyak terjadi
di usia bayi 6-9 bulan) VCO(virgin coconut oil) adalah minyak kelapa
murni yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan
terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan
RDB( refined, bleached and deodorized). Penyulingan minyak kelapa seperti
di atas berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh
tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat ini
memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur sehingga dihasilkan produk
dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening,
berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari
12 bulan (Wikipedia Indonesia.2010)Dr.Enig dalam artikel "COCONUT  IN
SUPPORT OF GOOD HEALTH IN THE 21st CENTURY" menjelaskan
beberapa hasil penelitian yang sudah dilakukan sejak tahun 1978 dan terbukti
bahwa monolaurin dapat menginaktifkan beberapa bakteri pathogen penting
seperti Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus, Streptococcus
agalactiae, Streptococcus grup A,F dan G. Minyak kelapa juga mempunyai
efek antiaging sehingga dapat digunakan untuk perawatan kulit.
( koranpdhi.2011)Dengan kasus diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di Ds.Menturo Kec.Sumobito Jombang dengan judul “Pengaruh
Pemberian VCO (Virgin Coconut Oil) Terhadap Kejadian Ruam Popok”.

1.2 Rumusan Masalah

1. pengertian Evidence Based

2
2. Anlisis jurnal tentang pengaruh Virgin Coconut Oil Terhadap Ruam
Popok Pada Bayi
3. Adakah  pengaruh VCO terhadap kejadian ruam popok
1.2 Tujuan
Dalam pembelajaran ini bertujuan untuk menembah ilmu pengetahua
n mengenai pengaruh Virgin Coconut Oil Terhadap Ruam Popok Pada Bayi
1.3 M a n f a a t
Dalam pembuatan makalah ini, manfaat yang didapatkan dan diharapakan
agar tercapai kompetensi pengetahuan tentang pengaruh
Virgin Coconut Oil Terhadap Ruam Popok Pada Bayi

3
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Bayi


1. Definisi Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah
lahir dari rahim seorang ibu (carapedia.2012). bayi adalah anak yang
berusia 0-12 bulan (husaini.2002)
2. Masalah yang sering timbul pada kulit bayi
a. Ruam popok
b. Kurap
c. Panu
d. Eksem popok (bila ruam popok telah bertambah parah) ( Maulana
Mirza.2009)
e. Oral trush
f. Miliaria
g.  Dermatitis seboroik (infobidania.2011)

2.2 Konsep Ruam Popok


1. Definisi Ruam Popok
Ruam Popok sering disebut dengan “Diaper Rash”. Diaper Rash adalah
Dermatitis yang timbul pada bayi di daerah yang ditutupi popok (Kamus
Saku Kedokteran Dorlan, 1998: 926). Yakni sekitar perut, kemaluan,
lipatan paha dan pantat (dr. SurantoAdji.2010). Disebabkan oleh iritasi
kulit, akibat ammonia sebagai hasil dekomposisi urin (Kamus Saku
Kedokteran Dorlan,1998: 302). Juga akibat akhir karena kontak terus
menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik (Sudarti, 2009).
Ruam popok dapat terjadi pada periode neonatal segera setelah anak mulai
memakai popok. Puncak insiden pada mereka yang berusia 7-12 bulan,
kemudian menurun seiring bertambahnya usia. Ruam popok biasanya
tidak terjadi pada usia 2 tahun karena telah mendapatkan toilet training
(Balentine J,Wolfram W, Halamka. Emedicine.2010)

4
2.3 Etiologi ruam popok
1) Kebersihan kulit yang tidak terjaga                                
2) Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing.
3) Akibat Diare (Sudarti, 2009).
4) Diperkenalkannya makanan baru, (makanan padat) tekstur komposisi
tinja berubah dan meningkatkan kemungkinan terjadinya ruam popok,
makanan (jus dan buah) yang asam, protein dan gandum juga
merupakan penyebab utama ruam popok.
5) Jamur dan bakteri
6)  Kulit sensitive
7)  Penggunaan dan mengkonsumsi antibiotik (Prabantini Dewi,2010).
8) Kelembaban berlebih pada kulit yang peka
9) Gesekan antar lipatan kulit yang basah (Sears Wiliam,2007).
10) Menggunakan bedak, kemudian mengumpul pada lipatan paha akan
mengakibatkan timbulnya bakteri (Suririnah,2009).
11) Mempunyai riwayat alergi (Maulana Mirza,2009)
12) Pemakaian pelembut pakaian dan pembersih pada pakaian dapat
mengakibatkan iritasi kulit (lansky Vicki,2007).

2.4 Manifestasi Klinis ruam popok :


1) Kulit di daerah tersebut meradang, berwarna kemerahan kadang lecet
(Suririnah, 2009).
2) Iritasi pada kulit yang terkena, muncul sebagai eritema
3) Erupsi pada daerah kontak langsung dengan pantat dan kemaluan,
perut bawah, paha atas.
4) Keadaan parah : papila eritematosa, Vesikula dan Ulserasi (Sudarti
M.kes, 2009).
5) Gatal-gatal dan lecet (Suririnah,2009).

2.5 PatofisiologI
Patofisiologi yang tepat dari ruam popok tidak didefinisikan secara jelas.
Yaitu adanya kemungkinan dari kombinasi faktor-faktor yang meliputi

5
kelembaban, gesekan, urin dan feses, dan keberadaan mikroorganisme.
Berhubungan dengan kebersihan dan lingkungan mikroorganisme pada
lipatan-lipatan paha,termasuk kelamin dan pantat bayi.Faktor iritasi utama
dalam situasi ini adalah protease dan lipase feses yang aktivitasnya
meningkatkan pH asam sebuah permukaan kulit. Inilahpenyebab tingginya
insiden dermatitis iritan popok, contohnya pada bayi yang mengalami
diare dalam 48 jam sebelumnya (Balentine J, Wolfram W, Halamka,
emedicine.2010).
Dan ketika bayi mengompol urine akan mengenai kulit sekitar alat
kelamin dan lipatan paha, daerah tersebut akan lembab dan memberikan
peluang untuk tumbuhnya mikroorganisme yang dapat merusak kulit bayi.
Penimbunan urine pada popok yang basah dapat membuat kulit bayi
teriritasi, dan menyebabkan infeksi karena pada urine terdapat bakteri dari
jenis ammoniagenes yang dapat menguraikan urine dan membentuk zat
yang disebut amoniak, bakteri ini mungkin terkumpul dalam popok, seprei
ataupun pakaian bayi dan tanpa diketahui telah menguraikan urine menjadi
zat amoniak. Bau zat amoniak ini adalah bau pesing yang dapat diketahui
dari bau popok, seprei ataupun baju bayi(Fitry.blogspot,2011).
Pemakaian popok menyebabkan peningkatan yang signifikan pada kulit
basah dan pH basah yang berkepanjangan menyebabkan maserasi
(pelunakan) dari stratum korneum, lapisan, pelindung terluar kulit.
Serangkaian penelitian  telah menunjukkan bahwa pH produk pembersih
dapat mengubah spektrum mikrobiologi pada kulit. Sabun dengan PH
tinggi dapat mendorong pertumbuhan propionibacterial pada kulit,
sedangkan syndets (yaitu, deterjen sintetis) dengan pH 5,5 tidak
menyebabkan perubahan mikroflora tersebut. (Balentine J, Wolfram W,
Halamka.emedicine.2010).

2.6 Mencegah Ruam Popok


a. Mengganti popok bayi bila sesering mungkin.
b. Membersihkan pantat bayi dengan lembut, menggunakan air hangat
(Indivara Nadia,2009).

6
c. Tidak memakai tisu basah yang beralkohol (dr. Suranto Adji.2010)
d. Membiarkan terkena uadara( kontak dengan udara) (warner
peny,dkk.2009)
e. Memakai popok yang berbahan lembut, (Indivara Nadia,2009).
f. Memilih detergent dan pelembut yang tidak mengakibatkan alergi
(Kennedy michelle.2004)
g. Tidak menggosok pantat bayi terlalu keras dan sering.
h. Menggunakan popok yang memiliki pori-pori (Lansky Vicki.2007).
i. Tidak menggunakan bedak pada pantat bayi
j. Membuat sendiri bidet untuk pantat bayi mneggunakan soda kue
(Kennedy Michelle.2004)
k. Menggunakan pelembab, atau Baby oil (Indivara Nadia,2009).
l. Menggunakan popok sebaiknya tak lebih dari 3
jam (sheradiofm.2011).

2.7 Mengatasi Ruam Popok.


1) Memberikan Krim Zinc Oxide setiap mengganti popok.
2) Menggunakan krim anti jamur
3) Menggunakan sedikit hidrokortison sesuai anjuran dokter (Sears
William.2009)
4) Mengganti merek popok,atau menggunakan popok kain sementara
waktu (Kennedy Michelle.2004)
5) Steroid Topikal (dioleskan di kulit) Bekerja mengurangi
peradangan.. Penggunaannya perlu hati-hati karena efek sampingnya.
Dapat diserap tubuh  jika dipakai berlebihan dan justru dapat 
memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur
atau bakteri.
6) Antibiotika Topikal. digunakan untuk mengobati ruam popok yang
terinfeksi bakteri. (kti-kebidanan-faktor-faktor.blogspot.2011).
7) Menjaga kulit bayi tetap kering dan dingin.
2.8 Konsep VCO
Definisi VCO

7
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni
yangdihasilkan dari kelapa segar, dibuat tanpa mengalami pemanasan,
serta tanpabahan kimia. VCO mengandung sekitar 50% asam laurat
dan 7 % asam kapriat,keduanya merupakan Medium Chain Fatty Acid
(Asam lemak rantai sedang/ MCFA). MCT (medium chain
Triglyserides) khususnya asam laurat memiliki kemampuan sebagai
antivirus, anti fungi, anti protozoa dan anti bakteri. Secara umum VCO
berfungsi sebagai pencegah maupun obatberbagai macam penyakit
yang disebabkan virus, fungi, protozoa, bakteri, faktordegeneratif, dan
radikal bebas (qolbu.blogspot.2010).
Salah satu dari MCT adalah asam laurat. Asam laurat juga ditemukan
dalam Air Susu Ibu (ASI). Asam laurat ini jika sudah dikonsumsi
maka oleh tubuh akan diubah menjadi monolaurin. Monolaurin dalam
darah inilah yang berfungsi sebagai agen kekebalan tubuh Ia juga
berfungsi memperbaiki jaringan tubuh yang rusak
( ayosembuhdansehat.blogspot.2011).
Penelitian epidemiologis pada orang yang tinggal di iklim tropis yang
lebih banyak mengonsumsi minyak kelapa dalam makanannya, bahkan
selama beberapa decade, minyak kelapa telah digunakan dalam larutan
infuse di rumah sakit sebagai sumber makanan pasien berpenyakit
kritis dan merupakan komponen utama dari susu formula bayi (Andi
Nur A.S.2010)
Monolaurin menurut dr.Enig dapat menginaktivkan beberapa bakteri
pathogen penting seperti Listeria monocytogenes, Staphylococcus
aureus, Streptococcus agalactiae, Streptococcus grup A,F dan G.
Minyak kelapa juga mempunyai efek antiaging sehingga dapat
digunakan untuk perawatan kulit (koranpdhi.2011)
VCO menggunakan pemanasan yang tidak terlalu tinggi sehingga
mempertahankan vit.E dan enzim-enzim yang terkandung dalam
daging buah kelapa ( Nur Andi A.S.2010).
Komponen VCO, tidak dicerna sebagai lipoprotein dan tidak diedarkan
dalam aliran darah seprti minyak lainnya, tetapi dikirim langsung ke

8
hati, lalu diubah menjadi energy. Asam lemak ini juga dapat mudah
diserap oleh dinding usus karena molekulnya relative kecil, demikian
dapat mengurangi kerja pancreas, saluran pencernaan, hati, serta tidak
membuat lemak menumpuk dalam tubuh. Saat dikonsumsi, tubuh
langsung menggunakannya untuk memproduksi energy bukan
menimbunnya di jaringan adipose sebagai lemak tubuh (sutarmi.2010).

2.9 Manfaat VCO


1. VCO di dalam tubuh tidak tersintesis menjadi kolesterol, tidak
tertimbun menjadi lemak dalam tubuh, karena mudah dicerna dan
dibakar sebagai sumber energi. VCO berfungsi mengobati berbagai
penyakit seperti ;
Kencing manis, Darah tinggi, Kolesterol, Stroke, Jantung, Asam
urat, maag, Ginjal, Asma akut, Liver, Hepatitis, Paru-paru,
Osteoporosis, AIDS, Gangguan pencernaan,
Influenza(bungsuteujadi.blogspot.2010).
2. Mematikan berbagai virus penyebab mononucleosis,
influenza,hepatitis C , cacar air, herpes
3. Mematikan berbagai bakteri penyebab pneumonia, sakit
telinga,infeksi tenggorokan, gigi berlubang, keracunan makanan,
infeksi salurankencing, meningitis, gonorrhea, luka, dan membantu
kerusakan gigi sertamencegah penyakit periodental
4. Mematikan jamur dan ragi penyebab candida, jock itch,
kadas,athletes foot, ruam karena keringat dan popok, serta infeksi
lainnya
5. Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia, danparasit
lainnya
6. Menyediakan sumber nutrisi dan energi cepat serta
berbagaiantioksodan pelindung
7. Meningkatkan energi dan stamina yang memperbaiki fisik
danpenampilan atlet

9
8. Memperbaiki pencernaan dan penyerapan vitamin serta asamamino
yang larut dalam lemak
9. Meperbaiki sekresi insulin dan pendayagunaan glukosa darah
10. Meredakan stres pasa pankreas dan sistem enzim tubuh
11. Meredakan gejala dan resiko diabetes
12. Mengurangi gangguan kesulitan pencernaan dan cystic fibrosis
13. Memperbaiki penyerapan kalsium dan magnesium,
sertapertumbuhan tulang dan gigi
14. Meredakan penyakit yang berhubungan dengan Chron’s
disease,ulteractive colitis, dan bisul perut

2.10 Kandungan VCO


VCO mengandung 90% asam lemak jenuh yang terdiri atas asam
laurat,miristat dan palmitat. Kandungan asam lemak jenuh dalam VCO
didominasi oleh asam laurat dan asam miristat, sedangkan kandungan
asam lainnya lebih rendah. Tingginya asam lemak jenuh yang
dikandungnya menyebabkan VCO tshsn terhadap proses ketengikan
akibat oksidasi.
Tabel 2.3.3.1  kandungan VCO menurut Alamsyah 2004.
Asam lemak Rumus kimia Jumlah (%)
Asam lemak jenuh
Asam kaporat C5H11COOH 0,2
Asam kaprilat C7H17COOH 6,1
Asam kaprat C9H19COOH 8,6
Asam laurat C11H23COOH 50,5
Asam miristat C13H31COOH 16,18
Asam palmitat C15H35COOH 7,5
Asam stearat C19H39COOH 1,5
Asam arachidat C19HCOOH 0,02
Asam lemak tak jenuh
Asam palmitoleat C15H29COOH 0,2
Asam oleat C17H33COOH 6,5
Asam linoleat C17H31COOH 2,7

10
Tabel 2.3.3.2 kandungan kolesterol pada bebagai minyak dan lemak
Jenis Minyak Kadar
Minyak kelapa 0-14
Minyak kelapa sawit 18
Minyak kedelai 28
Minyak jagung 50
Mentega 3,150
Lemak babi 3,500
(Nur  Andi A.S.2010).
VCO mengandung sejulmlah rantai C6-C12 asam lemak yang tidak
terdapat pada minyak nabati lainnya. Minyak tersebut juga memiliki
asam lemak esensial terendah seperti asam oleat,asam linoleat. Oleh
karena itu, kualitas nutrisi VCO lebih inferior dibandingkan dengan
minyak nabati lainnya (Nur Andi A.S.2010).

2.11 Membuat VCO


Cara membuat VCO dengan berbagai cara yaitu:
1. Pemanasan.
Pertama, kelapa di buat santan dengan mencampurkan 1kg parutan
kelapa dengan 2 liter air. Santan tersebut kemudian didiamkan selama
kurang lebih 12 jam. Setelah didiamkan, santan akan terbagi menjadi
3 lapisan. Lapisan pertama disebut krim (kanil- jawa), lapisan yang
kedua disebut skim yang berupa protein, dan lapisan ketiga berupa air.
Kemudian krimnya dipanaskan hingga menjadi minyak kelapa murni.
Setelah itu aduk perlahan supaya blondo tidak hangus. Hentikan
pemanasan apabila blondo dan minyak terjadi peemisahan,
selanjutnya angkat dan dinginkan. Saring blondo dari minyak, press
blondo hingga semua minyak keluar. Panaskan kembali agar minyak
menjadi jernih.
2. Fermentasi
Dengan pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi, krim yang
didapat dicampurkan dengan enzim untuk memecahkan emulsi.
Enzim yang bisa digunakan di antaranya enzim mikroba atau ragi

11
dari saccharomyces cerevisae. Bisa juga menggunakan enzim
pemecah emulsi lainnya, seperti poligalaktruronase, amylase, atau
pektinase. Caranya dengan mencampurkan cuka nira dengan
perbandingan 2 sendok makan cuka nira untuk 1 liter krim santan.
Setelah di aduk, lalu difrmentasikan selama 1-2 hari, sampai terbentuk
blondo, minyak dan air. Setelah dipisahkan antara blondo, minyak dan
air, panaskan kembali dengan suhu sekitar 60° hingga minyak
berwarna jernih dan beraroma khas.
3. Minyak Pancingan
Dengan teknik pemancingan, molekul minyak dalam santan ditarik
oleh minyak pancing sampai akhirnya menjadi minyak semuanya.
Tarikan itu akan mengubah air dan dan protein yang sebelumnya
terikat dengan molekul santan menjadi terputus. Teknik ini pada
dasarnya mengubah bentuk emulsi-air menjadi emulsi minyak-
minyak. Pertama kumpulkan krimnya dan buang airnya setelah itu
camour denag minyak yang sudah jadi dengan perbandingan 1:3.
Aduk-aduk hingga minyak rata, kemudian diamkan selama 8 jam
hingga terbentuk blondo, minyak dan air. Kemudian pisahkan. Bila
baunya kurang sedap berarti prosesnya salah.
Dari berbagai cara pembuatan minyak kelapa murni tersebut, cara
yang dianggap paling baik adalah cara pancigan. Dengan cara
pancingan, kemungkinan rusaknya asam lemak pada minyak relative
lebih kecil. Selain itu, prosesnya juga lebih cepat (J, Kuncoro.2010).

2.12 Konsep Pengaruh Pemberian VCO


Vco dapat menyembuhkan ruam popok (indivara, nadia.2010). Karena
salah satu manfaat VCO adalah mematikan jamur dan ragi penyebab
candida, jock itch, kadas,athletes foot, ruam karena keringat dan popok,
serta infeksi lainnya (qolbu.2011). Dan salah satu kandungan vco adalah
asam laurat. Asam laurat juga ditemukan dalam Air Susu Ibu (ASI).
Asam laurat ini jika sudah dikonsumsi maka oleh tubuh akan diubah
menjadi monolaurin. Monolaurin dalam darah inilah yang berfungsi

12
sebagai agen kekebalan tubuh Ia juga berfungsi memperbaiki jaringan
tubuh yang rusak
Monolaurin menurut dr.Enig dapat menginaktivkan beberapa bakteri
pathogen penting seperti Listeria monocytogenes, Staphylococcus
aureus, Streptococcus agalactiae, Streptococcus grup A,F dan G. Minyak
kelapa juga mempunyai efek antiaging sehingga dapat digunakan untuk
perawatan kulit (koranpdhi.2011). VCO menggunakan pemanasan yang
tidak terlalu tinggi sehingga mempertahankan vit.E dan enzim-enzim
yang terkandung dalam daging buah kelapa ( Nur Andi A.S.2010). VCO
yang dipakai rutin secara topical akan membantu mengangkat sel-sel
kulit mati dan mengganti dengan sel-sel baru (J. Kuncoro.2010).

2.13 Fase penyembuhan


Dibawah pengaruh adenosin diphosphat (ADP) kebocoran dari kerusakan
jaringan akan menimbulkan agregasi platelet untuk merekatkan kolagen.
ADP juga mensekresi faktor yang berinteraksi dengan dan merangsang
pembekuan intrinsik melalui produksi trombin, yang akan membentuk
fibrin dari fibrinogen. Hubungan fibrin diperkuat oleh agregasi platelet
menjadi hemostatik yang stabil. Akhirnya platelet juga mensekresi
sitokin seperti ”platelet-derived growth factor”. Hemostatis terjadi dalam
waktu beberapa menit setelah injuri kecuali ada gangguan faktor
pembekuan (Go ET_WOC Nurse Indonesia, 2009).
Fase-fase dalam penyembuhan Intension primer :
1.      Fase Inisial (3-5 hari)
2.      Sudut insisi merapat, migrasi sel-sel epitel, mulai pertumbuhan sel
3.      Fase granulasi (5 hari – 4 minggu)Fibroblas bermigrasi ke dalam
bagian luka dan mensekresi kolagen.
Selama fase granulasi luka berwarna merah muda dan mengandung
pembuluh darah. Tampak granula-granula merah. Luka berisiko
dehiscence dan resisten terhadap infeksi.
Epitelium permukaan pada tepi luka mulai terlihat. Dalam beberapa hari
lapisan epitelium yang tipis bermigrasi menyebrangi permukaan luka.

13
Epitel menebal dan mulai matur dan luka merapat. Pada luka
superficial, reepitelisasi terjadi selama 3 – 5 hari.

4. Fase kontraktur scar ( 7 hari – beberapa bulan )


Serabut-serabut kolagen terbentuk dan terjadi proses remodeling.
Pergerakan miofibroblast yang aktif menyebabkan kontraksi area
penyembuhan, membentumenutup defek dan membawa ujung kulit
tertutup bersama-sama. Skar yang matur selanjutnya terbentuk. Skar
yang matur tidak mengandung pembuluh darah dan pucat dan lebih
terasa nyeri daripada fase granulasi

BAB III
METODE PENELITIAN

(ANALISIS JURNAL)

A. Judul Jurnal

14
Pengaruh Pemberian VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Terhadap Ruam
Popok Pada Bayi

B. Nama Peneliti
1. Firmansyah
2. Wa Ode Sri Asnaniar
3. Sudarman

C. Lokasi Peneliti
Depok, Universitas Indonesia

D. Tujuan Penelitian
Menganalisi tentang pengaruh Virgin Coconut Oil Terhadap Ruam Popok
Pada Bayi dan Adakah  pengaruh VCO terhadap kejadian ruam popok
E. Latar Belakang
Salah satu bahan olahan alami yang dapat dipertimbangkan sebagi terapi
topical alternatif yang dapat digunakan untuk perawatan kulit pada bayi
yang mengalami ruam popok dan sebagai pencegahan ruam popok yaitu
VCO (virgin coconut oil). Virgin coconut oil adalah minyak yang terbuat
dari daging kelapa segar, diproses dengan 4 pemanasan terkendali atau
tanpa pemanasan sama sekali dan tanpa bahan kimia. Penyulingan minyak
kelapa yang demikian menjadikan kandungansenyawa-senyawa esensial
yang dibutuhkan tubuh tetap utuh dan minyak yang dihasilkan menjadi
terasa lembut dan berbau khas kelapa yang harum. Jika dipakai secara
topikal, virgin coconut oil akan bereaksi dengan bakteri-bakteri kulit
menjadi bentuk asam lemak bebas seperti yang terkandung dalam sebum.
Sebum sendiri terdiri dari asam lemak rantai sedang seperti yang ada pada
VCO sehingga melindungi kulit dari bahaya mikroorganisme patogen.
Asam lemak bebas juga membantu menciptakan lingkungan yang asam di
atas kulit sehingga mampu menghalau bakteri-bakteri penyebab penyakit
pada kulit (Cahyati, 2015).

F. Metode Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi
experimen) dengan rancangan (pre dan post test without control/control
diri sendiri). Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pemberian Virgin Coconut Oil 2x sehari pada pagi dan sore hari selama 5
hari berturut-turut selama satu minggu. Metode pre dan post test without
control ini digunakan untuk melihat pengaruh pemberian Virgin Coconut
Oil terhadap ruam popok pada bayi.

15
Populasi dalam penelitian ini adalah bayi usia 1-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Pampang, Kel. Pampang Kec. Panakukang kota makassaar.
Sampel penyelitian ini adalah responden yang ada di wilayah kerja
puskesmas pampang kota Makassar dengan jumlah sampel 15
bayi/responden. dan penelitian memiliki kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi (kriteria yang diharapkan):

1) Bayi berumur 1-12 bulan, menggunakan popok atau diaper


disposable.
2) Orang tua bersedia bila anaknya menjadi responden penelitian.
b. Kriteria ekslusi:
1) Bayi yang menderita diaper rash, bayi yang menderita penyakit
berat.
2) Bayi yang lebih dari dua kali kunjungan tidak berada di rumah

G. Pembahasan & Hasil


Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data tentang perbedaan
derajat ruam popok sebelum dan setelah pemberian Virgin Coconut Oil,
dengan menggunakan uji
Paired Sample T-Test menunjukkan nilai p= 0.000 < α = 0,05 yang berarti
ada perbedaan yang signifikan terhadap derajat ruam popok pada bayi
sebelum dan sesudah pemberian Virgin Coconut Oil. Hasil penelitian
menunjukkan derajat ruam popok pada bayi sebelum pemberiam Virgin
Coconut Oil didapat rerata nilai mean adalah 1,60. Sedangkan derajat
ruam popok pada bayi setelah pemberiam minyak Virgin Coconut Oil
didapat rerata nilai mean 0,67. Terjadinya penurunan atau selisih sebanyak
0,93.
Ruam Popok sering disebut dengan “Diaper Rash”. Diaper Rash adalah
Dermatitis yang timbul pada bayi di daerah yang ditutupi popok. Yakni
sekitar perut, kemaluan, lipatan paha dan pantat (Adji, 2010). Disebabkan
oleh iritasi kulit, akibat ammonia sebagai hasil dekomposisi urin Juga
akibat akhir karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang
tidak baik (Sudarti, 2013).
Amonia juga penyebab ruam popok, peningkatan pH urine enzim fecal,
yaitu protease dan lipose, sehingga memudahkan terjadinya iritasi pada
daerah bokong. Enzim fecal juga meningkatkan permeabilitas kulit akibat
garam empedu yang terkandung la faces, terutama pada saat diare
Melebihi daya tampung popok, tidak segera mengganti popok bayi setelah
bayi BAB, tidak membersihkan bokong bayi dan alat genitalia bayi setelah

16
BAK/BAB atau sebelum memakaikan popok yang baru, pemakaian popok
yang terlalu ketat, sehingga udara tidak masuk membuat kulit bayi menjadi
lembab dan keadaan tersebut mempermudah tumbuhnya bakteri
(Nursalam, 2015).
Faktor yang ikut berperan pada ruam popok adalah : kulit yang basah oleh
urine dan faces, popok kotor yang berlangsung lama, keadaan oklusif atau
tertutup oleh popok,
kelembaban kulit. kurangnya pengetahuan orangtua responden tentang
bagaimana cara menjaga kebersihan kulit bayi dan pakaian bayi misalnya
jarang mengganti popok setelah bayi BAK, udara atau suhu lingkngan
yang terlalu panas atau lembab, akibat mencret/diare, ataupun reaksi
terhadap deterjen (Sudarti, 2010).
Virgin coconut oil adalah minyak yang terbuat dari daging kelapa segar,
diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali,
dan tanpa bahan kimia. Penyulingan minyak kelapa yang demikian
menjadikan kandungan senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh
tetap utuh dan minyak yang dihasilkan menjadi terasa lembut dan berbau
khas kelapa yang harum. (Cahyati, 2015)
Untuk itu dipilih cara yang lebih tradisional yaitu pengobatan non
farmakologi, salah satu dari bahan olahan alami yang dapat
dipertimbangkan sebagai terapi topikal alternatif yang dapat digunakan
untuk perawatan kulit pada bayi yang mengalami iritasi kulit pada daerah
tertutup popok atau disebut dengan ruam popok yaitu: menggunakan
virgin coconut oil karena akan menjaga kelembaban kulit. virgin coconut
oil mengandung banyak senyawa aktif seperti fenol. Tokoferol, sterol,
pigmen, squalene dan vitamin E. Semua senyawa ini bermanfaat untuk
kulit memperbaiki sel-sel kulit yang rusak sebagai antioksidan penetral
radikal bebas mengurangi bekas kemerahan pada kulit dan dapat
melindungi kulit dari iritasi (Apriyanti, 2012).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian cahyati. (2015) yang
menyatakan bahwa derajat ruam popok responden dapat berkurang setelah
pemberian Virgin Coconut Oil yaitu 2.32 dan sebelum pemberian yaitu
8.64.
Hasil penelitian ini sesuai juga dengan penelitian Apriza (2016) hasil
penelitian menunjukkan derajat ruam popok pada bayi sebelum
pemberiam minyak zaitun (olive oil) didapat rerata 1.67. sedangkan derajat
ruam popok pada bayi setelah pemberiam minyak zaitun (olive oil) didapat
rerata 0.6. Terjadinya penurunan atau selisih sebanyak 1.100. Hal ini
disebabkan karena kandungan dalam Virgin Coconut Oil hampir sama
dengan kandungan minyak zaitun (olive oil) yang mengandung banyak
senyawa aktif seperti fenol. Tokoferol, sterol, pigmen, squalene dan
vitamin E. Semua senyawa ini bermanfaat untuk kulit memperbaiki sel-sel

17
kulit yang rusak sebagai antioksidan penetral radikal bebas mengurangi
bekas kemerahan pada kulit dan dapat melindungi kulit dari iritasi
(Apriyanti, 2012).
Menerut asumsi peneliti rata-rata penyebab ruam popok pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Pampang IV. Bayi yang diare lebih rentan
terkena ruam popok karena frekuensi BAB yang sering pada saat bayi
sedang diare, kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi jamur atau
kuman yang banyak terdapat dalam faces keadaan tersebut makin
memburuk karena popok yang dipakai sangat ketat dan ada juga beberapa
merak pempers yang tidak cocok dengan kulit bayi.

Menurut asumsi peneliti, menggunakan virgin coconut oil secara rutin


kepada bayi, dengan frekuensi dua kali sehari setelah mandi pada pagi dan
sore hari selama 5 hari berturut-turut dalam waktu 20 menit pada kulit
bayi, dapat mencegah/mengobati iritasi kulit (ruam popok) pada bayi,
karena kandungan yang terdapat dalam virgin coconut oil mampu
melindungi kulit dari iritasi.
Menurut asumsi peneliti, menggunakan virgin coconut oil secara rutin
kepada bayi, jika frekuensi dari dua kali sehari di tambahkan menjadi
tiga kali sehari akan mempercepat proses penyembuhan ruam popok
pada bayi, oleh karna itu jika di tambahkan frekuensi dan lama
pengunaan VCO, tentunya akan mempercepat penyebuhan ruam popok
itu sendiri

Tabel 1 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan umur pada bayi di


Puskesmas Pampang Makassar Tahun 2018

Karakteristik Responden Jumlah


Umur n %
0-6 bulan 9 60,0
7-12 bulan 6 40,0
Total 15 100,0
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 3 20,0
Perempuan 12 80,0
Total 15 100,0
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan derajat ruam popok pada bayi


sebelum dan setelah pemberian Virgin Coconut Oil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pampang Makassar tahun 2018

18
Sebelum (pre test) Setelah (post test)
Derajat ruam popok
N % n %
Kulit normal 0 0 6 40,0
Derajat ringan 6 40,0 8 53,3
Derajat sedang 9 60,0 1 6,7
Derajat berat 0 0 0 0

Jumlah 15 100,0 100,0


Sumber : Data Primer 2018

H. Kelebihan Penelitian
1. Dari Jurnal tersebut kita dapat mengetahui isi judul dengan melihat
judul nya
2. Jurnal tersebut menggunakan literature yang update
3. Penelitian yang valid
4. Memiliki manfaat bagi dunia kesehatan
5. Dalam penelitian jurnal ini peneliti sudah jelas menggambarkan
tentang subjek penelitan
6. Pada jurnal tersebut peneliti menggunakan katakata yang mudah di
pahami

I. Kekurangan Penelitian
Pembublikasian pada jurnal untuk masyarakat umum kurang sehingga
banyak yang belum mengetahui apa manfaat jurnal

J. Kesimpulan
keimpulan dari penelitian ini adalah pemberian Virgin Coconut Oil selama
5 hari berturut-turut dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari pada pagi
dan sore hari berpengaruh terhadap derajat ruam popok pada bayi di
Puskesmas Pampang.

K. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini di harapkan petugas
kesehatan meningkatkan informasi tentang pencegahan terjadinya ruam
popok yaitu dengan melakukan personal hygiene dan ibu mengganti

19
popok lebih sering misalnya 4 atau 5 jam sekali atau ketika popok sudah
hampir penuh sehingga mencegah ruam popok pada bayi.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

20
Sebagai upaya pencegahan agar ruam popok ini tidak terjadi maka
perawatan pada daerah yang tertutup popok penting dilakukan.
Mengganti popok usai mengompol dan buang air besar (BAB),
menghindari popok plastik yang ketat atau celana yang memperangkap
lembab, mengusahakan kulit agar tetap kering, melonggarkan popok
(Muslihatun, 2010).Salah satu bahan olahan alami yang dapat
dipertimbangkan sebagi terapi topical alternatif yang dapat digunakan
untuk perawatan kulit pada bayi yang mengalami ruam popok dan
sebagai pencegahan ruam popok yaitu VCO (virgin coconut oil). Virgin
coconut oil adalah minyak yang terbuat dari daging kelapa segar,
diproses dengan 4 pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama
sekali dan tanpa bahan kimia. Penyulingan minyak kelapa yang
demikian menjadikan kandungansenyawa-senyawa esensial yang
dibutuhkan tubuh tetap utuh dan minyak yang dihasilkan menjadi terasa
lembut dan berbau khas kelapa yang harum. Jika dipakai secara topikal,
virgin coconut oil akan bereaksi dengan bakteri-bakteri kulit menjadi
bentuk asam lemak bebas seperti yang terkandung dalam sebum.
Sebum sendiri terdiri dari asam lemak rantai sedang seperti yang ada
pada VCO sehingga melindungi kulit dari bahaya mikroorganisme
patogen. Asam lemak bebas juga membantu menciptakan lingkungan
yang asam di atas kulit sehingga mampu menghalau bakteri-bakteri
penyebab penyakit pada kulit (Cahyati, 2015).
4.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini di harapkan
petugas kesehatan meningkatkan informasi tentang pencegahan
terjadinya ruam popok yaitu dengan melakukan personal hygiene dan
ibu mengganti popok lebih sering misalnya 4 atau 5 jam sekali atau
ketika popok sudah hampir penuh sehingga mencegah ruam popok
pada bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, Maya. (2012). 10 Tanaman Obat Paling Berkhasiat & Paling Dicari.
Purwomartini Kalasan Sleman Yogyakarta: Pustaka Baru Press

21
Ardhie, Ari, Muhandari. (2012). Perawatan Kulit Bayi Dan Balita. Jakarta:
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia

Budiardja, Siti Aisah. (2015). Infeksi kulit pada bayi & anak. Jakarta:Fakultas
kedokteran Universitas Indonesia.

Cahyati, Dwi, dkk. (2015). Pengaruh Virgin Coconut Oil Terhadap Ruam
Popok Pada Bayi. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 –
Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459.

Darsana. (2011). Pengaruh Perawatan Perianal Menggunakan Baby oil Terhadap


Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus di RSU. DR. Soetomo
Surabaya. Skripsi.

Muslihatun. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:Fitramaya.

Nursalam, dkk, (2015). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Edisi 1. Jakarta:
Selemba Medika.

Ramba, Hardin, La & Nurbaya, Siti. (2014). Kejadian Iritasi Kulit (Ruam Popok)
Pada Bayi Usia 0-12 Bulan. Journal of Pediatric Nursing Vol. (2).
Diperoleh tanggal 25 Februari 2018.

Sudarti, (2013). Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi & Anak. Yogyakarta: Muha
Medika

Sugito.(2016). Pengobatan kombinasi mikonazo lnitrat dan seng pada dermatitis


popok. (Skripsi). Depok: Universitas Indonesia

22

Anda mungkin juga menyukai