Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN ( GESTASIONAL )


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas yang dibina
oleh Ns, Lilla Mariana, M.Kep

Disusun Oleh :
1. Alifiya Eka Rahmawati (1914314201030)
2. Khunatul Iqfiyah (1914314201049)
3. Maulida Nafatin (1914314201053)
4. Mutia Widya Wong (1914314201055)
5. Rafika Putri (1914314201058)
6. Rizki Rahmawati Siswanto (1914314201062)
7. Sandra Wakiah Prihatini (1914314201064)
8. Hengki Suseno (1814314201011)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PRODI S1 KEPERAWATAN
2020/2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat penulis bisa
menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “ DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN
( GESTASIONAL )” ini dibuat untuk menyelesaikan tugas dengan mata kuliah
Keperawatan Maternitas II dan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peserta didik.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dalam
pembahasannya maupun isi dalamnya. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan evalusi dari
dosen baik saran maupun kritik.

Malang, 07 Maret 2021


Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB 1.........................................................................................................................................5

PENDAHULUAN......................................................................................................................5

1.1 Latar belakang.............................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................6

BAB II........................................................................................................................................7

PEMBAHASAN........................................................................................................................7

2.1 Definisi Diabetes Mellitus...........................................................................................7

2.2 Etiologi........................................................................................................................7

2.3 Faktor resiko................................................................................................................8

2.4 Klasifikasi Diabetes Melitus........................................................................................8

2.5 Patofisiologi.................................................................................................................9

2.6 Manifestasi Klinis........................................................................................................9

2.7 Pemeriksaan Diagnostik............................................................................................10

2.8 Penatalaksanaan.........................................................................................................11

BAB III....................................................................................................................................13

ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................................13

3.1 KASUS......................................................................................................................13

3.2 PENGKAJIAN..........................................................................................................13

BAB IV....................................................................................................................................19

PENUTUP................................................................................................................................19

iii
4.1 Kesimpulan................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................20

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah
penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa
akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari
ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara
kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9 -3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah
mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus
atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan
pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat
memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan
apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100
mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test
tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur
1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg%
maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud diabetes mellitus gestasional?
2. Apa sajakah klasifikasi, etiologi, , manifestasi klinis penyakit kehamilan dengan
Diabetes Melitus?
3. Bagaimana patofisiologi dari kehamilan dengan Diabetes Melitus?
4. Bagaimana komplikasi kehamilan dengan Diabetes Melitus?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada kehamilan dengan Diabetes Melitus?

5
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Diabetes Melitus gestasional.
2. Untuk mengetahui etiologi, faktor resiko, manifestasi klinis kehamilan dengan
Diabetes Melitus
3. Untuk mengetahui patofisiologi kehamilan dengan Diabetes Melitus
4. Untuk mengetahui komplikasi kehamilan dengan Diabetes Melitus
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kehamilan klien dengan dengan
Diabetes Melitus

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diabetes Mellitus


Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus
Gestasional, merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu yang sedang hamil.
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada
penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air kecil (polyuri), selalu merasa haus
(polydipsi), dan sering merasa lapar (polyfagi). Cuma yang membedakan adalah
keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus kasus diabetes
gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu
yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan
juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang
wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestational terjadi
karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan
pada metabolisme glukosa. Biasanya timbul di trimester kedua (minggu ke 24-28) dan
akan berakhir pada saat bayi lahir. Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini
disebut sebagai “unmasked” atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada
wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi
lebih dari 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang. (Klik dokter.
2008)

2.2 Etiologi
Diabetes Gestasional adalah diabetes yang terjadi pada ibu hamil, diabetes ini
muncul karena plasenta ibu hamil akan terus menghasilkan sebuah hormon estogren ,
HPL (Human Placental Lactogen) dan hormon yang menurunkan kadar gula darah,
hormon inilah yang menghambat insulin bekerja dengan efektif. Gestasional adalah
jenis diabtes yang terjadi dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi
atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi.
Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes
akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
7
2.3 Faktor resiko
Menurut Mochtar, 1998 kemungkinan diabetes dalam kehamilan lebih besar bila:
a) Umur sudah lebih dari 30 tahun.
b) Multiparitas.
c) Gemuk (obesitas) yaitu berat badan saat hamil lebih dari 20% berat badan ideal.
d) Ada anggota keluarga sakit diabetes
e) Ada sejarah lahir mati dan anak besar (bayi dengan berat lebih dari 4000 gram).
f) Sering abortus.
g) Glukosuria dua kali berturut-turut.

2.4 Klasifikasi Diabetes Melitus


Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :
a) Diabetes mellitus type I, Insulin Dependen diabetes mellitus (IDDM) yang dahulu
dikenal dengan nama Juvenil Onset diabetes (JOD), klien tergantung pada pemberian
insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya
pada anak-anak atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.
b) Diabetes mellitus type II, Non Insulin Dependen diabetes mellitus (NIDDM), yang
dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :
 Non Obesitas
 Obesitas : Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas,
tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer.
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
c) Diabetes mellitus type lain:
1) diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal,
diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetic dan
lain-lain.
2) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :
Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
3) diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan,
tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat

8
sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS).
Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus

2.5 Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi
dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi
abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya).
Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka perlu
dilakukan induksi pada minggu ke 36 – 38 untuk mencegah terjadinya komplikasi saat
persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat oleh dokter spesialis
kebidanan dan dokter spesialis penyakit dalam. Biasanya setelah bayi lahir maka kadar gula
darah akan kembali normal, apabila tidak, maka perlu dilanjutkan pemberian antidiabetes oral
sampai jangka waktu tertentu. Pada kehamilan normal terjadi banyak perubahan pada
pertumbuhan dan perkembangan fetus secara optimal. Pada kehamilan normal kadar glukosa
darah ibu lebih rendah secara bermakna. Hal ini disebabkan oleh :
1. Pengambilan glukosa sirkulasi meningkat
2. Produksi glukosa dari hati menurun
3. Produksi alanin (salah satu precursor glukoneogenesis ) menurun.
4. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. Efek-efek hormon gestasional (kortisol, human plasenta lactogen, estrogen, dll)
6. Perubahan metabolism lemak dan asam amino

2.6 Manifestasi Klinis


1. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang
9
mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak
kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.

3. Polipagi (banyak makan)


Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien
banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh
darah.
1. Penurunan berat badan
2. Kesemutan, gatal
3. Pandangan kabur
4. Pruritus vulvae pada wanita
5. Lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak
dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan
memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot
dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus.

2.7 Pemeriksaan Diagnostik


Menurut Manuaba, 2000, dasar diagnosis kahamilan pada diabetes mellitus:
a) Sejarah keluarga dengan diabetes mellitus.
b) Kehamilan dengan sejarah abortus, kematian janin, atau bayi besar diatas 4 kg.
c) Pemeriksaan alfa feto protein untuk mencari kemungkinan kelainan kongenital atau
neurologis.
d) Pemeriksaan gula darah di atas 140 mg/lt.
e) Hasil glukosa toleransi tes abnormal:
1. Puasa kurang dari 90.
2. Jam 1 kurang dari 165

10
Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu merupakan
hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir.
Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard
WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air.

2.8 Penatalaksanaan
Pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan untuk
mencapai 3 maksud utama, yaitu:
a) Menghindari ketosis dan hipoglikemia.
b) Mengurangi terjadinya hiperglikemia dan glisuria.
c) Mengoptimalkan gestasi.
Penanganan pada penderita DM meliputi:
a. Diet. Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat badannya
bertambah menurun. Penderita DM dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet
yang mengandung 1200-1800 kalori sehari selama kehamilan. Pemeriksaan urine dan
darah berkala dilakukan untuk mengubah dietnya apabila perlu. Diet dianjurkan ialah
karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat badan, lemak 45-60gr. Garam perlu dibatasi
untuk mengurangi kecenderungan retensi air dan garam.
b. Olah raga. Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya.
Kita tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk menurunkan gula
dalam darahnya.
c. Obat-obat antidiabetik. Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik.
Pemeriksaan kadar darah harus dilakukan lebih sering. Pemberian suntikan insulin
merupakan salah satu pengobatan bagi penderita penyakit DMG untuk mengontrol
kadar gula darahnya. Beberapa jenis obat-obat untuk penderita DM yang dapat
dikonsumsi dengan dimakan dan yang beredar di Indonesia hingga saat ini memang
11
tidak seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan efek
yang merugikan bagi janin yang dikandung. Misalnya menimbulkan cacat bawaan
pada janin. Pada trimester pertama paling sukar dilakukan pengobatan karena adanya
nausea dan vomitus. Pada timester kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena
tidak perlu perubahan diet dan dosis antidiabetik. Dalam trimester ketiga sering
diperlukan lebih banyak antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat arang.
d. Diuretik. Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan miskin garam.
Jika ini tidak menolong dapat diberikan deuretik.
e. Steroid-steroid seks. Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik.
Komplikasi pada fetus berkurang jika selama kehamilan diberi estrogen dan
progesteron dalam dosis besar.
f. Penatalaksanaan obstetric
- Persalinan dilakukan:
1) Pertahankan sampai aterm dan spontan.
2) Induksi persalinan pada minggu 37-38.
3) Primer seksio sesarea.
- Penanganan bayi dengan DM:
a. Disamakan dengan bayi prematur.
b. Observasi kemungkinan hipoglisemia.
c. Perawatan intensif: neonatus intensif unit care dengan pengawasan ahli neonatologi.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 KASUS
Ny. A seorang ibu rumah tangga berusia 27 tahun hamil anak kedua dengan umur
kehamilan 24 minggu pergi ke RS Dr.Soetomo dengan ditemani oleh suaminya. Ny. A
mengeluh sering kencing, makannya banyak dan suka ngemil kripik singkong, sering minum,
merasa cepat lelah kalau melakukan aktivitas sehari-hari dan gatal – gatal pada daerah
gentalia sejak memasuki umur kehamilan 24 minggu. Selain itu Ny.A mengeluh sering
merasa letih selama dua minggu terakhir.
Dokter menyarankan Ny.A melakukan skrining glukosa dan tes urin. Dari skrining
tersebut, di dapatkan hasil glukosa darah puasa adalah 160 mg/dl. Sedangkan tes urin
menunjukkan bahwa Ny.A mengalami glikosuria. Muka dan ekstremitas ibu terlihat oedema
dan pucat pada kuku. Ibu mengatakan ada keturunan diabetes mellitus dari orang tuanya. Ibu
merasa cemas dan khawatir jika mengidap penyakit diabetes dan akan mempengaruhi
kondisinya serta bayinya nanti. TFU= 4 cm diatas umbilicus, BBL anak pertama 4,1 kg, TD =
90 / 60 mmhg, N = 80 kali/menit, RR = 24 kali/menit, T = 36,50C, BB/TB = 57kg/155 cm

3.2 PENGKAJIAN
I. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny A
Umur : 27 tahun
Alamat : Surabaya
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2. Keadaan Umum :lemah, emosi stabil, dan kesadarannya compos mentis, muka
dan ekstremitas tampak oedema
3. Keluhan Utama :Pasien mengeluh lelah sejak 2 minggu terakhir, sering kencing,
makannya banyak, sering minum, merasa cepat lelah kalau melakukan aktivitas sehari-
hari dan gatal – gatal pada daerah gentalia sejak memasuki umur kehamilan 24 minggu.
4. Riwayat penyakit sekarang : Ny. A tampak kelelahan dan muka pucat
6. Riwayat Penyakit Dulu : tidak ada masalah
7. Riwayat Alergi : Klien menyatakan tidak mempunyai alergi.

13
8. Riwayat Penyakit Keluarga: Ayah dari Ny.A menderita penyakit diabetes mellitus
9. Keadaan Umum : TD = 100 / 60 mmhg, N = 80 kali/menit, RR = 31 kali/menit, T =
36,50C, BB/TB = 57 kg/155 cm
B1 ( Breathing ) :-
B2 ( Blood ) : CRT < 3 detik tapi kuku tampak pucat, anemia
B3 ( Brain ) :-
B4 ( Blader ) : BAK berlebih (poliuri), polidipsi
B5 ( Bowel ) : Frekuensi Makan : 6x/hari porsi 1 piring (polipagia)
B6 ( Bone ) : lelah, letih
Psikososial : Pasien mengaku cemas dengan apa yang dialami sekarang
akan membahayakan jiwanya dan janin yang dikandungnya.
Sistem Endokrin : hiperglikemi

2. Analisis Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Diabetes Mellitus Keletihan
1. Pasien mengeluh sering merasa letih
selama dua minggu terakhir hiperglikemi melebihi ambang
2. Pasien berkata mudah lelah saat batas ginjal
melakukan aktivitas
DO: Glikosuria
Gula darah puasa : 160 mg/dl
TD : 90/60 mmHg Ketidakseimbangan kalori

Mudah lelah
2 DS: Diabetes Melitus Perubahan
Pasien mengeluh makannya banyak nutrisi kurang
dan suka ngemil kripik singkong, Kerusakan sel tubuh (sel kelaparan) dari kebutuhan
sering minum, merasa lelah kalau
melakukan aktivitas sehari-hari dan Peningkatan nafsu makan
sering lapar
DO : BB/TB = 52 kg/157 cm Lemak,protein dipecah

14
Penurunan BB dan lelah
3 DS :- Diabetes Mellitus Ibu Resiko cedera
DO : TFU= 4 cm diatas umbilicus, janin
BBL anak sebelumnya 4,1 kg Insulin ibu tdk menembus sawar
plasenta

Hiperinsulinemia janin

Makrosomia

Janin kontak kuat dengan pelvik


4 DS : Ibu merasa lemas dan khawatir Diabetes Mellitus Anseitas
jika mengidap diabetes mellitus dan
akan emepengaruhi kondisinya dan Kurang pengetahuan
bayinya nanti
Ansietas

3. Diagnosa Keperawatan
1. Kelelahan b.d glikosuria, keseimbangan kalori negatif
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna dan menggunakan
nutrisi kurang tepat.
3. Resiko tinggi terhadap cedera pada janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
meternal, macrosomia.
4. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit

4. Intervensi Keperawatan

15
No Diagnose NOC NIC
Keperawatan
1 Kelelahan b.d NOC : tingkat kelelahan NIC : manajemen energy
glikosuria,  Tentukan jenis dan
keseimbangan kalori Tujuan : banyaknya aktivitas
negatif Setelah dilakkan tindakan yang dibutuhkan untuk
Selama 2x24 jam kelelahan menjaga ketahanan
pasien dapat teratasai.  Bantu pasien untuk
 Kelelahan (3 identifikasi pilihan
ditingkatkan ke 5) aktivitas yang akan
 Penurunan motivasi dilakukan
(3 ke 5)  Anjurkan pasien untuk
 Kehilangan selera memilih aktivitas yang
makan (3 ke 5) membangun ketahanan
 Kegiatan sehari-hari  Anjurkan pasien untuk
(2 ke 5) aktivitas sesuai dengan
kemampuan
 Bantu pasien untuk
menjadwalkan periode
istirahat
2 Ketidakseibangan NOC : status nutrisi NIC : manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari  Tentukan status gizi
kebutuhan tubuh b.d Tujuan : pasien
ketidakmampuan Setelah dilakkan tindakan  Tentukan jumlah kalori
mencerna dan Selama 2x24 jam ntrisi dan jenis nutrisi yang
menggunakan nutrisi pasien dapat terpenhi. dibutuhkan pasien
kurang tepat.  Asupan gizi (3 ke 5)  Intruksikan pasien
 Asupan makanan (2 mengenai kebutuhan
ke 5) nutrisi
 Asupan cairan (3 ke  Atur diet
5)  Ciptakan lingkungan
 Energy (2 ke 5) yang optimal
3 Resiko tinggi NOC : kontrol resiko NIC : identifikasi resiko
terhadap cedera pada  Identifikasi resiko

16
janin b.d peningkatan Tujuan : biologis, lingkungan
kadar Setelah dilakkan tindakan dan perilaku serta
glukosameternal, Selama 2x24 jam resiko hubungan timbal balik
macrosomia. cedera dapat dikrangi.  Identifikasi strategi
 Mengidentifikasi koping yang digunakan
faktor resiko (3 ke 5)  Pertimbangkan
 Monitor faktor resiko pemenuhan terhadap
(3 ke 5) perawatan medis
 Menyusun strategi  Gunakan rencana
kontrol resiko (4 ke 5) tujuan yang saling
 Menjalankan strategi menguntungkan
kontrol resiko (3 ke 5)  Implementasi aktivitas
 Melakkan imunisasi pengurangan resiko
yang  Rencanakan monitor
direkomendasikan (3 resiko kesehatan dalam
ke 5) jangka panjang
 mengenali perubahan
status kesehatan (4 ke
5)
4 Ansietas b.d kurang NOC : kontrol kecemasan NOC : Pengurangan
pengetahuan tentang diri kecemasan
penyakit  Gunakan pendekatan
Tujuan : yang tenang dan
Setelah dilakukan tindakan meyakinkan
Selama 2x24 jam kecemasan  Berikan informassi
pasien dapat teratasi. faktual terkait
 monitor intensitas diagnosis, perawatan
kecemasan (3 ke 5) san prognosis
 mengurangi penyebab  Dengarkan klien
kecemasan (3 ke 5)
 menggunakan strategi NOC : pengajaran individu
koping yang efektif(3  Kaji tingkat
ke 5) pengetahuan pasien

17
terkait dengan proses
NOC : pengetahan : proses penyakit yang spesifik
penyakit  Jelaskan patofisiologi
penyakit
Tujuan :  Jelaskan tanda gejala
Setelah dilakukan tindakan yang umum dari
Selama 2x24 jam pasien penyakit
mengetahui proses penyakit  Identifikasi perubahan
 karakter spesifik kondisi fisik pasien
penyakit (2 ke 5)  Berikan informasi pada
 faktor resiko (2 ke 5) pasien terkait
 proses perjalanan kondisinya
penyakit (2 ke 5)  Berikan informasi
 tanda dan gejala mengenai pemeriksaan
penyakit (2 ke 5) diagnostik yang
tersedia

BAB IV
PENUTUP

18
4.1 Kesimpulan
1. Diabetes mellitus gestasional adalah suatu keadaan dimana kadar gula dalam darah
tinggi (hiperglikemia) yang sifatnya kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal yang berkembang pada beberapa wanita selama
kehamilan.
2. Salah satu penyebab diabetes mellitus gestasional adalah adanya hormon dari
plasenta yang membantu pertumbuhan janin, namun hormon-hormon ini juga
mencegah kerja insulin dalam tubuh si calon ibu.
3. Manifestasi klinis diabetes mellitus gestasional antara lain polidipsi, poliuri,
polifagi, berat badan turun drastis, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
4. Penalaksanaan diabetes mellitus gestasional adalah dengan mengontrol gula darah
secara rutin serta mengatur diet dan olahraga.

DAFTAR PUSTAKA
Hamilton, Persis. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi Ke-6. Jakarta: EGC.

Cuningham, F.Gary, et al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.


19
20

Anda mungkin juga menyukai