Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEGIATAN

IPE KOMUNITAS

PENYULUHAN PHBS & STUNTING

di MA al ashror Kota Semarang

PEMBIMBING

1. dr. Bagas Widiyanto, M. Biomed


2. Ns. Muh. Abdurrouf, M. Kep

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

FAKULTAS KEDOKTERAN & FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PRODI KEDOKTERAN UMUM,KEBIDANAN, ILMU KEPERAWATAN

2022/2023
TIM PELAKSANA

KEDOKTERAN

1. An Nisa Yustisia Rini (30101900026)


2. Anita Indriani Septiani (30101900022)
3. Aqilah Syarfi Saputro (30101900029)
4. Ifcian Sabeta (30101900098)
5. Mochammad Irvan Yoan Saputra (30101900123)
6. Resky Septiyani (30101900162)

KEPERAWATAN

1. Ninda Sulistya Muvarizka (30901900151)


2. Nisaul Mukarromah (30901900152)
3. Nisa Utami Nurcahyani (30901900153)
4. Nizar Fahmi (30901900154)
5. Novan Ageng Kurniawan (30901900155)
6. Novia Nur’ Ainingsih (30901900156)
7. Novilia Khafiturohmah Damayanti (30901900157)

KEBIDANAN

1. Shinta Safitri (3210190055)


ABSTRAK

Latar Belakang: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang muncul sebagai akibat dari
keadaan kurang gizi yang berlangsung cukup lama. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi
kejadian stunting secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan kurangnya asupan gizi
secara kualitas maupun kuantitas. Selain itu, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
lingkungan sekolah adalah upaya seluruh warga sekolah untuk menjaga kebersihan agar
terhindar dari berbagai penyakit, serta meningkatkan kesehatan tubuh.

Tujuan: Melakukan penyuluhan terkait pencegahan stunting dan perilaku hidup bersih dan
sehat di MA al ashror, Kota Semarang.

Metode: sebelum penyuluhan dilakukan, para siswa diberikan soal pretest terlebih dahulu pada
tanggal 23 November 2022, dilanjutkan penyuluhan pada 10 Desember 2022 dan diakhiri
dengan posttest sebagai evaluasi

Hasil: penyuluhan telah dilakukan dengan lancar, para siswa mendengarkan dengan baik

Kata Kunci: PHBS, Stunting


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT., atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kegiatan IPE 2 (Penyuluhan PHBS & Stunting) Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Tahun 2022 ini dapat diselesaikan. Kegiatan ini
dapat dilaksanakan atas kerja sama berbagai pihak, karenanya kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang terlibat dan yang telah berpartisipasi. Kegiatan IPE 2 ini merupakan
kegiatan kolaborasi yang dilaksanakan oleh 3 program studi yaitu Kedokteran Umum,
Keperawatan, dan Kebidanan. Dalam kegiatan IPE 2 ini tambahan kegiatan seperti penyuluhan
akan memudahkan mahasiswa mempraktekkan teori kolaborasi sesama tenaga Kesehatan di
lingkungan masyarakat. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat bermanfaat untuk
mahasiswa peserta IPE 2 dan para pihak yang membutuhkannya, serta menjadikan kegiatan
IPE 2 ini semakin bermanfaat bagi masyarakat di sekolah-sekolah mitra khususnya maupun
non mitra dan umumnya bagi bangsa dan Negara dalam menghadapi berbagai masalah
Kesehatan.

Semarang, 17 Desember 2022

TIM PELAKSANA

KELOMPOK 21
BAB I

PENDAHULUAN

I. JUDUL

Penyuluhan PHBS & Stunting di MA al ashror, Kota Semarang.

II. ANALISIS SITUASI

Analisis situasi yang telah dilaksanakan merupakan upaya untuk menggali


informasi, potensi dan kendala yang ada sebagai bahan acuan untuk merumuskan
program kegiatan yang akan dilakukan oleh Kelompok 21. Dari analisis situasi tim
maka langkah awal yang diambil sebelum pelaksanaan program penyuluhan di
lapangan, mahasiswa terlebih dahulu melakukan survey menggunakan paper based
yang dibagikan kepada siswa/siswi MA al ashror, Kota Semarang yang berisi kuesioner
PHBS & stunting guna mengetahui pengetahuan siswa MA al ashror, Kota Semarang
mengenai hal tersebut. Survei dilaksanakan pada tanggal 23 November 2022. Pada
tahap survei mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung kelapangan yaitu di
sekolah MA al ashror, Kota Semarang. Harapan dari kegiatan survei ini adalah
diharapkan mahasiswa mendapatkan gambaran terkait pengetahuan dan pemahaman
siswa tentang PHBS & stunting.

Hasil dari survei tersebut, akan dijadikan sebagai acuan topik penyuluhan IPE 2.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi
stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Prevalensi
stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi,
Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun
2024. Di Kota Semarang menunjukkan bahwa balita stunting pada tahun 2018
menunjukkan bahwa balita stunting di Kota Semarang adalah sebanyak 2,73%, yang
terdiri dari 0,26 balita sangat pendek dan 2,47 balita pendek (Dinas Kesehatan Kota
Semarang, 2017). Prevalensi stunting tertinggi di Kota Semarang adalah Kecamatan
Gunungpati (16,93%), Mijen (13,75%), dan Tembalang (10,11%) (Mustikaningrum, et
al., 2016).

MA al ashror, memiliki permasalahan dalam penerapan hidup bersih dan sehat


berupa beberapa siswa tidak berpartisipasi dalam memberantas jentik nyamuk, tidak
olahraga secara teratur, serta tidak memantau Berat badan dan tinggi badan secara
teratur.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa


kesehatan meliputi sehat secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif. Salah satu bagian dari
peningkatan derajat kesehatan yang menjadi tanggung jawab pemerintah adalah
melalui upaya perbaikan gizi (Permenkes, 2019). Saat ini Indonesia masih
menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya
manusia (SDM). Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di
Indonesia adalah pendek (stunting) dan kurus (wasting) pada balita serta masalah
anemia dan kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil (Rahayu Atikah, 2018)

Stunting adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan,


sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya, sebagai akibat dari masalah
gizi kronis yaitu kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar
antropometri penilaian status gizi anak, stunting atau pendek merupakan status gizi
yang didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan z-score
kurang dari -2 SD (standar deviasi). Stunting bukan hanya masalah gangguan
pertumbuhan fisik saja, namun juga mengakibatkan anak menjadi mudah sakit, selain
itu juga terjadi gangguan perkembangan otak dan kecerdasan, sehingga stunting
merupakan ancaman besar terhadap kualitas sumber daya manusia di Indonesia
(Galuh et al., 2019).

Salah satu faktor penyebab langsung status gizi kurang (stunting) yaitu
konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Konsumsi makanan yang rendah
menyebabkan sistem imun menurun dan mudah terserang penyakit infeksi. Sanitasi
lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi
(Lynawati, 2020).

Pemerintah sudah melakukan beberapa upaya dalam rangka menanggulangi


masalah ketidakcukupan gizi di Indonesia yaitu:
a. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon pengantin, ibu
hamil

b. Promosi ASI Eksklusif

c. Promosi Makanan Pendamping-ASI

d. Promosi makanan terfortifikasi termasuk garam beryodium

e. Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah

f. Suplemen gizi mikro (Taburia) g. Suplemen gizi makro (PMT) h. Kelas Ibu
Hamil

i. Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku

j. Pemberian obat cacing

k. Tata Laksana Gizi Kurang/ Buruk

l. Suplementasi vitamin A

m. Jaminan Kesehatan Nasional

Selain itu salah satu upaya promotif preventif dalam rangka menanggulangi
berbagai masalah gizi dan kesehatan tersebut, Kementerian Kesehatan telah
mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus pada 3
(tiga) kegiatan yaitu meningkatkan aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, dan
deteksi dini penyakit (KEMENKES, 2018).

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran setiap
individu maupun kelompok. Anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat
sekitarnya untuk menolong masyarakat yang lain . Tujuan PHBS merupakan upaya
memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi
guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi,
bina suasana, dan gerakan masyarakat, sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat
(Lynawati, 2020).

IV. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan sebelumnya didapatkan siswa MA al ashror, Kota


Semarang, masih ada yang tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta kurang
memahami stunting.
BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

I. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dilaksanakannya kegiatan komunitas ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa mampu mengevaluasi masalah kesehatan dan menyusun rencana


intervensi di suatu komunitas.
2. Mampu menghasilkan tenaga kesehtan yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang mendukung praktik kolaboarasi antarprofesi
kesehatan.
3. Mampu menghasilkan tenaga kesehatan yang dapat memberikan penyuluhan
dan edukasi kepada masyarakat.

II. MANFAAT KEGIATAN

Interprofessional Education (IPE) memiliki manfaat dalam pendidikan dan praktik


kesehatan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat IPE dalam pendidikan adalah meningkatkan pengetahuan,


meningktakan rasa percaya diri, meningkatkan pemahaman pembelajaran dan
meningkatkan pemahaman tentang praktik profesional.
2. Manfaat IPE dalam praktik kesehatan adalah mencegah stigma, meningatkan
sikap caring, meningkatkan sikap empati dan meningkatkan kerjasama antar
disiplin ilmu.
BAB III

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

PERMASALAHAN

Minimnya Pengetahuan
pelajar Sekolah tentang Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Stunting Mengadakan Kegiatan IPE beranggotakan
Mahasiswa Kedokteran Umum,Kebidanan,dan
Minimnya Pengetahuan Siswa keperawatan Dengan Tema PHBS & Stunting
tentang PHBS(Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat)

Pada Tanggal 10 Desember 2022, Mahasiswa Pada Tanggal 23 November 2022, Mahasiswa
Kedokteran Umum,Kebidanan,Dan keperawatan Kedokteran Umum,Kebidanan,Dan keperawatan
Melakukan Penyuluhan Mengenai PBHS dan Melakukan Survei Sekaligus melakukan Pre test
Stunting di MA Al Asror Gunungpati Semarang di MA Al Asror Gunungpati Semarang

HASIL AKHIR
Pada Tanggal 10 Desember 2022, Mahasiswa
Kedokteran Umum,Kebidanan,Dan keperawatan
Melakukan Pre Test Dan sesi tanya Jawab Pengetahuan Pelajar SMA Al asror tentang
Mengenai PBHS dan Stunting di MA Al Asror PBHS dan Stunting Meningkat Secara
Gunungpati Semarang Drastis,Salah satunya dibuktikan Dengan Sesi
Tanya Jawab,Pre test Dan Post Test
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

I. SASARAN ANTARA

Sasaran dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah siswa Ma al ashror Semarang


sebanyak 100 siswa.

I. KETERKAITAN

MA al ashror Semarang sebagai wahana dalam pelaksanaan proses pembelajaran


interprofessional education sehingga dilakukan observasi serta penyuluhan mengenai
stunting dan PHBS untuk melatih kerjasama antar profesi dan mengetahui tingkat
pengetahuan siswa

II. METODE PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diawali dengan observasi mengenai stunting


dan PHBS melalui kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa MA al
ashror Semarang. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis untuk mengetahui masalah
utama yang terdapat di MA al ashror Semarang. Ketika masalah utama sudah
diputuskan maka dilakukan penyuluhan sesuai dengan temuan masalah utama tersebut
sehingga harapannya dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran serta menangani
masalah utama siswa MA al ashror Semarang.

III. RANCANGAN EVALUASI

Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan maka dilakukan post test dengan cara
membagikan kuesioner tentang stunting dan PHBS kembali pada siswa MA al ashror
Semarang. Hasilnya terjadi peningkatan yang cukup signifikan antara pre test dan post
test, sehingga proses penyuluhan yang dilakukan berjalan dengan baik.
IV. RENCANA DAN JADWAL PENYULUHAN

No Tanggal Kegiatan

1. 23 November 2022 Meminta perizinan kepada pihak


sekolah

2. 23 November 2022 Melakukan observasi pada siswa

3. 10 Desember 2022 Melakukan penyuluhan pada siswa


BAB V

HASIL KEGIATAN

(Disertai dokumentasi kegiatan minimal 5 gambar)

Dokumentasi 6.1 Anggota Kelompok 21 foto bersama dengan bapak Ns. Muh. Abdurrouf, M.
Kep di MA Al-Ashror, Kota Semarang
Dokumentasi 6.2 Anggota Kelompok 21 foto bersama dengan dr. Bagas Widiyanto, M.
Biomed di MA Al-Ashror, Kota Semarang
Dokumentasi 6.3 Anggota Kelompok 21 foto Ketika Survei Kelas Pada Hari Pertama
Sekaligus melakukan Pre Test di MA Al-Ashror, Kota Semarang
Dokumentasi 6.4 Anggota Kelompok 21 melakukan penyuluhan di MA Al-Ashror, Kota
Semarang
Dokumentasi 6.5 Anggota Kelompok 21 melakukan foto bersama dengan siswi MA Al-Ashror,
Kota Semarang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULAN

Pelaksanaan Interprofessional komunitas di MA Al-Ashror berjalan dengan baik dan


lancar. Penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa tenaga kesehatan secara
interprofesi memiliki dampak positif dalam peningkatan pengetahuan para siswa.

II. SARAN

1. Observasi dan wawancara kepada pihak sekolah sebaiknya dilakukan selama


proses pengambilan data supaya dapat mengidentifikasi permasalahan yang
timbul.
2. Penyusunan kegiatan penyuluhan hendaknya disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah serta waktu yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA

Mustikaningrum, A. C., Subagio, H. W. and Margawati, A. (2016) ‘Determinan kejadian


stunting pada bayi usia 6 bulan di Kota Semarang’, Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian
Journal of Nutrition), 4(2), pp. 82–88. doi: 10.14710/jgi.4.2.82-88.

Menko PMK (2021) ‘Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan


Kebudayaan Republik Indonesia’, pp. 5–6. Available at: www.kemenkopmk.go.id.

Kurniati, R. et al. (2022) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita
Usia 24 – 60 Bulan’, Jurnal ’Aisyiyah Medika, 7(2). doi: 10.36729/jam.v7i2.849.

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Warta kesmas; gizi investasi masa depan bangsa. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI

Galuh, H. C. et al. (2019) ‘Kajian Stunting di Kota Semarang’, Jurnal Riptek, 13(2), pp. 101–
106. Available at: http://riptek.semarangkota.go.id.

Permenkes (2019) ‘menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Angka Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia’, Αγαη, 8(5), p. 55.

Lynawati (2020) ‘Hubungan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Sehat ) Terhadap Stunting di Desa
Kedung Malang Kabupaten Banyumas’, Jurnal HUMMANSI (Humaniora, Manajemen,
Akutansi), 3(1), pp. 41–46.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Warta kesmas; cegah stunting itu penting. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai