Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN

IPE KOMUNITAS

JUDUL

PENYULUHAN PHBS DAN STUNTING DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

PEMBIMBING

1. Dr. Heny Yunarti, M.KM, SP.GK


2. Ns. Indah Sri Wahyuningsih, S.Kep., M.Kep
3. Hanifatur Rosyidah, S. SiT., M. Keb

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

DESEMBER 2022
TIM PELAKSANA

KEDOKTERAN

1. Fadhil Muslim Zaen


2. Febry Annan Pradana
3. Nur Azizah
4. Priscylia Seva Permatasari
5. Salma Sahira
6. Sofia Mukromunnisa

KEPERAWATAN

1. Astika Rahayu
2. Aulia Citra Kusuma Dewi
3. Ayu Anjani
4. Ayu Arifah
5. Ayu Inayatul Fadhilah
6. Ayu Ulan Agustina
7. Azzala Salsabila

KEBIDANAN

1. Ami Linda Kustati


2. Anggun Mega Lestari
ABSTRAK

Latar Belakang: Saat ini indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang
berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia. Gizi memiliki pengaruh terhadap
kecerdasan dan produktivitas kerja sumber daya manusia. Meskipun banyak perkembangan
kesehatan telah di lakukan di indonesia selama beberapa tahun terakhir namun masalah
stanting tetap signifikan. Stanting merupakan kejadian kurangya tinggi badan terhadap
usia,dimana anak terlihat pendek dari pada teman usianya, atau yang disebut kekurangan gizi.
Stunting sendiri masih merupakan salah satu permasalahan yang cukup mengkahawatirkan di
Indonesia. Masyarakat tentunya harus dapat melakukan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS)untuk menjaga kesehatanya tak kecuali para pelajar. Seperti para pelajar di SMA N 5
Semarang yang kurang menjaga pola makanya dan perilaku hidup bersih dan sehat.Tujuan:
Melakukan penyuluhan terkait pencegahan stanting dan perilaku hidup bersih dan sehat di
SMA N 5 Semarang Metode: Sebelum penyuluhan di lakukan,para siswa di berikan soal
pretest terlebih dahulu pada tanggal 23 November 2022 di lanjutkan penyuluhan pada tanggal
9 Desember 2022 dan di akhiri dengan posttes sebagai evaluasi Hasil penyuluhan di lakukan
dengan lancar,para siswa mendengarkan dengan baik.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT., atas rakhmat dan
hidayah-Nya, sehingga kegiatan IPE 2 (Penyuluhan PHBS & Stunting) Fakultas Kesehatan
Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Tahun 2022 ini dapat diselesaikan. Kegiatan
ini dapat dilaksanakan atas kerja sama berbagai pihak, karenanya kami mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dan yang telah berpartisipasi. Kegiatan IPE 2 ini
merupakan kegiatan kolaborasi yang dilaksanakan oleh 3 program studi yaitu Kedokteran
Umum, Keperawatan, dan Kebidanan. Dalam kegiatan IPE 2 ini tambahan kegiatan seperti
penyuluhan akan memudahkan mahasiswa mempraktekkan teori kolaborasi sesama tenaga
Kesehatan di lingkungan masyarakat. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat bermanfaat
untuk mahasiswa peserta IPE 2 dan para pihak yang membutuhkannya, serta menjadikan
kegiatan IPE 2 ini semakin bermanfaat bagi masyarakat di sekolah-sekolah mitra khususnya
maupun non mitra dan umumnya bagi bangsa dan Negara dalam menghadapi berbagai
masalah Kesehatan.

Semarang, 9 Desember 2022


TIM PELAKSANA

KELOMPOK 5
BAB I
PENDAHULUAN
I. JUDUL
Penyuluhan PHBS dan Stunting di SMAN 5 Semarang.
II. ANALISA DATA
Analisis situasi yang dilaksanakan merupakan tahapan untuk mengumpulkan suatu
informasi, potensi dan kendala yang ada sebagai bahan acuan untuk merumuskan
program kegiatan yang akan dilakukan oleh Kelompok 5. Dari analisis situasi tim
langkah awal yang diambil sebelum pelaksanaan program penyuluhan di lapangan,
mahasiswa terlebih dahulu melakukan survei menggunakan google formulir yang
berisi kuesioner PHBS & stunting guna mengetahui pengetahuan siswa SMA 5 Kota
Semarang mengenai hal tersebut. Survei dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2022.
Pada tahapan survei mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung kelapangan
melakukan dialog dengan pihak-pihak terkait di sekolah serta mengamati keadaan
realita menyangkut fisik maupun non fisik. Harapan dari kegiatan survei yang
dilakukan mahasiswa mengenai PHBS & Stunting kami dapat gambaran dan
pengetahuan dari pemahaman siswa. Maka hasil tersebut dari hasil survei akan
menjadi acuan topik penyuluhan pada kegiatan IPE 2.
Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang mencatat, sepanjang tahun 2022 kasus balita
stunting di Semarang mencapai angka 1.465 kasus. Kasus tertinggi berada di
Kecamatan Semarang Utara, yaitu mencapai 236 kasus. Kepala Bidang (Kabid)
Kesehatan Masyarakat (Kesma) DKK Semarang Yuli Kurniasih menerangkan, secara
keseluruhan ada 95.447 balita di Kota Semarang. Sedangkan balita yang terkena
stunting mencapai 1.465 anak atau 1,53 persen. Yuli menerangkan, menurut catatan
DKK Semarang, kasus stunting terbanyak berada di Kecamatan Semarang Utara
dengan 236 kasus, Kecamatan Banyumanik ada 127 kasus dan Kecamatan Semarang
Barat 123 kasus. Penyebab balita mengalami stunting rata-rata karena kurangnya
pemenuhan gizi (Dinas kesehatan kota semarang, 2022).

III.TINJAUAN PUSTAKA

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahaun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah. Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari anak menuju
masa dewasa. Pada masa ini begitu pesat mengalami pertumbuhan dan perkembangan
baik itu fisik maupun mental (Diananda, 2019).
Remaja menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan upaya pencegahan
stunting. Sebagai salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan ialah melalui
optimalisasi peran remaja dalam pencegahan stunting melalui komunikasi, informasi
dan edukasi mengenai stunting terdapat dalam Khodijah Parinduri (2021). Kader anak
dan remaja usia sekolah berperan serta dalam melaksanakan tugas kesehatan anak usia
sekolah dan remaja, hal ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan kebiasaan hidup
sehat, sehingga remaja memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat dalam berperan aktif melaksanakan hidup sehat.
Remaja dapat berpartisipasi dalam program peningkatan kesehatan di sekolah,
keluarga dan masyarakat. Pendidikan kesehatan pemenuhan gizi remaja dan edukasi
stunting bagi remaja akan mampu membentuk pemahaman yang baik kepada siswa
khususnya usia remaja yang nantinya diharapkan akan membentuk perilaku sadar
gizi untuk pencegahan stunting.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Notoatmodjo (2005: 2),
bahwa kesehatan adalah “keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun sosial, dan
tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun
2009, “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap oranguntuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu
mencakup aspek fisik, mental, spiritual dan social demi tercapainya keadaan yang
sejahtera bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.
Banyak program pemerintah yang mengharapkan anak Indonesia yang sehat
seperti makan tambahan air susu ibu, makanan tambahan anak sekolah, dokter kecil
sekolah sehat, peningkatan gizi balita lingkungan sehat, imunisasi, pemberian vitamin
A termasuk PHBS. Untuk mewujudkan Indonesia sehat hingga tahun 2025 pemerintah
masih tetap memprioritaskan program - programnya secara berkesinambungan.
PHBS yang diterapkan sejak usia dini akan berdampak hingga dewasa kelak dalam
kehidupan di masyarakat.
Perilaku kesehatan dapat berdampak pada kualitas dari setiap sumber daya
manusia (SDM) terdapat dua faktor yang saling berhubungan dan berkaitan. Faktor
tersebut terdiri dari pendidikan dan kesehatan. Kesehatan adalah syarat utama dalam
memperoleh keberhasilan upaya pendidikan, sedangkan pendidikan merupakan salah
satu faktor untuk tercapainya status kesehatan yang tinggi dari setiap individu
(Maryunani, dkk, 2012 dalam Lina, 2016). Dalam membentuk sumber daya manusia
yang mampu bersaing perlu adanya pengawasan terhadap kesehatan, hal tersebut
dapat dilakukan dari usia dini, yaitu usia anak sekolah dari tingkat pra sekolah, SD,
SMP, dan SMA. Sekolah merupakan institusi pendidikan yang menjadi salah satu
target Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Hal ini disebabkan karena sekolah
yang sehat dengan warga sekolah yang berperilaku hidup bersih dan sehat dapat
mencegah sekolah menjadi tempat penularan berbagai macam penyakit. Manfaat yang
diperoleh menerapkan PHBS di sekolah dapat menimbulkan suasana belajar mengajar
yang bersih dan sehat serta dapat meningkatkan kenyamanan selama proses
pendidikan berlangsung.
IV. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


1. Apa saja permasalahan kesehatan yang ditemukan di SMAN 5 Semarang?
2. Apa intervensi yang tepat untuk diterapkan kepada siswa di SMAN 5 Semarang?
3. Bagaimana kerangka pemecahan masalah dan penyebab masalah yang ditemukan
di SMAN 5 Semarang?
BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

I. TUJUAN KEGIATAN
1. Menerapkan komunikasi dan kerjasama antar profesi (interprofessional
education) dalam pembuatan konten edukasi dan pemberian edukasi kepada siswa
di SMAN 5 Semarang
2. Memberikan edukasi kepada siswa di SMAN 5 Semarang mengenai stunting dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Mengidentifikasi masalahan kesehatan siswa di SMAN 5 Semarang yang dapat
dipilih untuk dianalisis bagaimana penanggulangannya secara kolaborasi.
4. Menyusun rencana intervensi sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemukan.
5. Menganalisis kerangka pemecahan masalah dan penyebab masalah dari
permasalahan kesehatan yang telah ditemukan di SMAN 5 Semarang.

II. MANFAAT KEGIATAN


Bagi Mahasiawa
1. Mahasiswa dapat menambah kemampuan berkomunikasi dengan antar profesi
dan komunitas.
2. Mahasiswa dapat mengetahui peran dari profesi masing-masing ketika melakukan
penyuluhan kesehatan di SMAN 5 Semarang.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi kesehatan siswa dan memberikan
edukasi kepada siswa di SMAN 5 Semarang terkait permasalahan kesehatan yang
ada.

Bagi Siswa SMAN 5 Semarang


1. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi dasar dalam meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat siswa di SMAN 5 Semarang.
2. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai
pencegahan dan upaya pengendalian stunting.
BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH METODE HANLON KUALITATIF
No. Masalah Pokok Tidak Pernah Sering Selalu Masalah Prioritas
pernah
1. Merokok 122 9 2 2 13 2
2. mencuci 1 10 49 75 1
tangan pakai
sabun dan air
mengalir
3. mengkonsumsi 2 15 68 51 2
minuman dan
makanan sehat
4. menggunakan 13 14 10 98 13 3
jamban yang
tertutup dan
terdapat
saluran
pembuangan
yang tidak
mencemari
lingkungan
5. mengikuti 1 8 28 98 1
kegiatan
olahraga di
sekolah
6. berpatisipasi 4 45 32 54 4
dalam
memberantas
jentik nyamuk
(seperti
menguras bak
mandi,
memberishkan
ruangan)
7. memantau 11 65 27 103 11 4
berat badan
dan tinggi
badan secara
teratur
8. saya 0 0 20 115 0
membuang
sampah pada
tempatnya
9. memperhatika 0 13 34 88 0
n etika batuk
dan bersin
10. mandi sehari 2 1 18 34 82 1
kali
11. menggosok 1 16 42 76 1
gigi setiap
pagi, sore dan
malam
sebelum tidur
12. mengkonsumsi 132 2 0 1 3
narkoba dan
miras
13. melakukan 135 0 0 0 0
seks bebas
14. menjaga 1 6 34 94 1
keberihan area
kemaluan
15. menjaga pola 4 23 43 65 4
makan dengan
baik
16. olahraga secara 6 59 38 32 6 5
teratur
17. saya 121 12 2 0 14 1
melakukan
perundungan
(bullying)

URGENSI
olahrag Jmlh
No Bullyin meroko Menggunaka BB dan
Masalah a secara horizonta
. g k n jamban TB
teratur l
1. Bullying + + + + 4
2. merokok + + + 3
Menggunaka
3. + - 1
n jamban
memantau
berat badan
4. dan tinggi - 0
badan secara
teratur
olahraga
5. 0
secara teratur
Vertical 0 1 2 3 2
4 3 1 0 0
JMLH total 4 4 3 3 2
SERRIOUSNESS
No Masalah Bullying merokok Menggunaka BB olahraga Jmlh
. n jamban dan secara horizontal
TB teratur
1. Bullying - + + + 3
2. merokok + + + 3
3. Menggunakan + + 2
jamban
4. memantau - 0
berat badan
dan tinggi
badan secara
teratur
5. olahraga 0
secara teratur
Vertical 0 0 2 3 3
3 3 2 0 0
JMLH total 3 3 4 3 3

GROWTH
No Masalah Bullyin meroko Menggunaka BB dan olahrag Jmlh
. g k n jamban TB a secara horizonta
teratur l
1. Bullying + + + + 3
2. merokok + + + 3
3. Menggunaka - - 0
n jamban
4. memantau - 0
berat badan
dan tinggi
badan secara
teratur
5. olahraga 0
secara teratur
Vertical 0 1 2 2 2
4 3 0 0 0
JMLH total 4 4 2 2 2
PRIORITAS MASALAH
No Masalah U S G TOTAL PRIORITAS
.
1. Bullying 4 3 4 1 I
1
2. merokok 4 3 4 11 II
3. Menggunakan 3 4 2 9 III
jamban
4. memantau 3 3 2 8 IV
berat badan
dan tinggi
badan secara
teratur
5. olahraga 2 3 2 7 V
secara teratur
ANALISIS PENYEBAB MASALAH METODE HL BLUM

MASALA H PENYEBAB MASALAH

LINGKUNGAN PERILAKU YANK ES GENETIKA

 BULLYING - Pengaruh - Ikut-ikutan teman - Kurangnya -


Teman untuk membully penyuluhan mengenai
bullying kesekolah-
- pergaulan yang - Menganggap
sekolah
salah bullying adalah
halyang wajar - Masih sedikit
- Introvert
puskesmas yang ada
poli Jiwa
- Kurangnya
penyuluhan mengenai
mental health
 MEROKOK - Faktor - Merokok karena - Kurangnya -
keluarga mencoba coba penyuluhan bahaya
perokok baik merokok
- Ingin terlihat lebih
orang tua
jantan - Kurangnya edukasi
maupun kakak,
untuk orang tua siswa
- Merokok agar
- Lingkungan mengenai bahaya
terlihat lebih
disekitar siswa, merokok dan dampak
dewasa,
teman yang ditimbulkan
- Agar gaul
dimata teman
teman,
 JAMBAN - Kurangnya - Menganggap - Kurangnya -
pengetahuan jamban tidak penyuluhan mengenai
mengenai terlalu penting pentingnya
pentingnya memilikijamban sehat
- Memiliki lahan
membuat
yang luas untuk - Melakukan
jamban
sarana dan pergerakan maupun
- Lebih prasarana BAB advokasi dengan
nyamanBAB tanpa jamban pemerintahan
ditempat/lahan setempat untuk
- Acuh terhadap
yang terbuka mengadakan
lingkungan
pembuatan jamban
- Kebiasaan mengenai dampak
massal
tidak yg akan
menggunakan ditimbulkan
jamban jika
 BB & TB - Kurangny - Malas berolahraga - Kurangnya Gen tertentu yang
aolahraga sosialisasimengenai diturunkan dari orang
- Tidak
pentingnya menjaga BB tua memiliki peran
- Pola makan memperhatikan
dan TB agar seimbang dalam mengatur
buruk intake maupun
kecepatan metabolisme
output enegrynya
- Tidak seseorang, level
mendapat
motivasi dari - Tidak dapat - Masih sedikit hormon tertentu seperti
lingkungan sekita mengontrol nafsu puskesmas yang leptin (hormon yang
makan mengadakan posyandu mencegah rasa lapar),
- Tidak
remaja ghrelin (hormon yang
mengetahui - Tidak
membuat lapar),
pentingnya meluangkanwaktu
deposisi lemak, dan lain
mengatur BB untuk olahraga
sebagainya yang
berperan besar dalam
menyebabkan seseorang
menjadi gemuk atau
kurus.
Beberapa penyakit
genetik seperti Prader-
Willi, Bardet-Biedl,
Borjeson, Cohen, dan
Wilson-Turner dapat
menyebabkan terjadinya
obesitas atau
kegemukan.
 OLAHRAGA SECARA TERATUR - Cuaca, karena - Motivasi - kurangnya suatu - orang gemuk/
panas edukasi kepada keterbatasan tubuhnya
- Pola hidup tidak
masyarakat tentang akan mengakibatkan
- Kebersihan sehat
pentingnya olahraga malas berolahraga
lingkungan,
misal - kurangnya kader untuk
lingkungan membangun Gerakan
kotor banyak olahraga
polusi akan
membuat malas
olahraga
- Tidak memiliki
memiliki
dukungan dari
lingkungan
sekitar
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

I. SASARAN ANTARA

Sasaran antara pelaksanaan kegiatan ini adalah siswa siswi SMA NEGERI 5 Semarang

II. KETERKAITAN

Berkaitan dengan prosesn pembelajaran interprofessional education yang memberikan

dampak positif dengan adanya sikap collaboration antar profesi.

III. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan di SMA NEGERI 5 Semarang. Metode pelaksanaan ini adalah

kelompok mahasiswa interprofessional meminta izin kepada pihak sekolah untuk

dilakukan prnyuluhan dan pengambilan data, kemudian melakukan survey pada siswa

siswi. Setelah survey dilakukan selanjutnya dilakukan pengambilan data dengan

menyebarkan google form kepada siswa untuk mengetahui permasalahan apa yang

lebih banyak terjadi pada siswa. Setelah data terkumpul kemudian data yang di

dapatkan di analisis untuk menentukan besar masalah yang nantinya akan dijadikan

topik penyuluhan. Kemudian melakukan penyuluhan dengan tema sesuai masalah yang

ada, sebelum dilakukan penyuluhan para siswa mengisi pre test terlebih dahulu dengan

google form yang sudah diberikan dan setelah penyuluhan siswa mengisi post test.

IV. RANCANGAN EVALUASI

Evaluasi kegiatan dengan melakukan penilaian post test pengkajian PHBS dan

pengetahuan remaja tentang stunting dengan menyebarkan Kembali kuesioner online

dengan google form pada siswa SMA NEGERI 5 Semarang yang sudah dibrikan

penyuluhan untuk mengetahui pengaruh perlakuan intervensi berupa penyuluhan

terhadap sikap PHBS dan pengetahuan stunting pada remaja.


V. RENCANA DAN JADWAL PENYULUHAN

TANGGAL KEGIATAN

1. Meminta ijin kepada pihak sekolah dan melakukan

survey pada siswa SMA NEGERI 5 Semarang

2. 9 Desember 2022 Penyuluhan


BAB V

HASIL KEGIATAN

Dokumentasi 5.1 Foto didepan SMA 5 Semarang bersama wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan untuk perizinan


Dokumentas 5.2 Melakukan Survey Kepada Siswa dan Siswi SMA NEGERI 5 SEMARANG

Dokumentasi 5.3 Melakukan penyuluhan kepada Siswa dan Siswi SMA NEGERI 5

SEMARANG
Dokumentasi 5.4 Penyerahan Plakat Kepada SMA NEGERI 5 SEMARANG

Dokumentasi 5.5 foto bersama anggota dengan dosen pendamping IPE Kelompok 5
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULAN

Dalam pembelajaran IPE sangat berdampak positif pada peningkatan ketrampilan

kolaboratif seperti komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab. Kolaborasi

antara mahasiswa kedokteran, keperawatan, dan kebidanan dalam pembelajaran

IPE terebut memberikan efek yang kuat pada kinerja tim dan efek sedang pada

pendekatan kolaboratif. Proses pembelajaran IPE untuk mahasiswa kedokteran,

keperawatan dan kebidanan mengikuti instruksi IPE yang telah di tetapkan serta

mendokumentasikan hasil kegiatan dengan baik oleh mahasiswa.

II. SARAN

1. Bagi institusi pendidikan, agar dapat mengembangkan lebih lanjut sistem

pembelajaran interprofesi dan IPE.

2. Bagi mahasiswa, agar bisa mengikatkan dan mengembangkan kemampuan

dalam interprofesional, seperti teamwork dan kolaborasi dimulai sejak tahap

akademik agar memudahkan penerapn di dunia kerja.


DAFTAR PUSTAKA
Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. Journal ISTIGHNA, 1(1),
116–133. https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
Khodijah Parinduri, S. (2021). Optimalisasi Potensi Remaja Putri Dalam Pencegahan
Stunting Di Desa Wangunjaya Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Promotor,
4(1), 23. https://doi.org/10.32832/pro.v4i1.5518

Anda mungkin juga menyukai