Anda di halaman 1dari 4

SKPD : Dinas Kesehatn Kabupaten Buru

Unit pelayanan : Puskesmas Namlea

Program : Promkes

Kegiatan : Pemeriksaan Berkala Peserta Didik Sekolah

Menengah Atas
I. PENDAHULUAN
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksaan program
kesehatan,selain jumlahnya yang besar (25%) di antara jumlah penduduk,mereka juga
merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik.Jika melihat data
Angka Partisipasi Murni tahun 2012 maka diperkirakan jumlah anak sekolah dasar dan
lanjutan mencapai 43 juta jiwa.Diantara anak usia sekolah tersebut terdapat anak dengan
disabilitas yang juga memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan kesehatan.Menurut
data Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2007, terdapat 8,3 juta jiwa Anak dengan
Disabilitas dari totalpopulasi anak di Indonesia (82.840.600 jiwa anak), atau sekitar 10%
sedangkan berdasarkan SUSENAS tahun 2014,terdapat 532.130 anak penyandang disabilitas
dari keluarga miskin.
Masalah kesehatan yang dialami peserta didik sangat kompleks dari bervariasi. Sekolah
Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah (MA) pada umumnya lebih banyak terkait
dengan prilaku berisiko diantaranya kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman
beraalkohol dan hubungan seksual luar nikah.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010 masalah status gizi anak usia sekolah dan remaja
menunjukan bahwa anak usia 6 12 tahun 15,1% sangat pendek dan 20,5% pendek, 4,6%
sangat kurus dan 7,6% kurus, serta 9,2% mengalami kegemukan, selain itu riskesda 2010 juga
menunjukan bahwa lebih dari 93% anak usia 10 14 tahun kurang makan buah dan sayur
serta,65%anak usia 6 12 kurang kecakupan energi dan lebih dan lebih dari 68% kurang
kecakupan protein .
Selai itu data riskesda 2013 menunjukan bahwa prevalensi cedera pada anak usia 5
14 tahun sebesar 9,7% dan 11,7% pada anak usia 15 19 tahun, yang mayoritas disebabkan
karena jatuh (40,9%). Untuk masalah merokok, sebanyak 1,4% anak usia 10 - 14 tahun dan
18,3% anak usia 15 19 tahun merokok dengan rata rata merokok 7,7 batang pada perokok
usia 10 14 tahun dan dan 9,6 batang pada perokok usia 15 19 tahun. Sedangkan
berdasarkan SDKI 2012, sebanyak 43,3% remajalaki laki usia 15 19 tahun perokok, lebih
dari 29% dari mereka merokok 10 batang atau lebih rokok dan 56% dari mereka mulai
merokok sebelum usia 15 tahun.
Untuk melihat permasalahan yang ada, pelayanan kesehatan disekolah mulai usaha
kesehatan sekolah (UKS) di utamakan pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk
promotif dan preventif. Upaya preventif antara lain kegiatan penjaringan kesehatan (skrining
kesehatan) peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan standar
pelayan minimal (SPM) bidan kesehatan pembinaan UKS selai dilakukan disekolah umum
juga disekolah luar biasa SLB. Selain memprerioritaskan penjaringan terhadap gangguan
kesehatan yang dapat menggangu proses belajar juga perlu memperhatikan prinsip skrining
diantaranya merupakan masalah kesehatan yang penting, tersedia pengobatan untuk kondisi
tersebut, tersedia fasilitas untuk diagnosis dan pengobatan dll.
II. TUJUAN

A. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal dalam mendukung proses
belajar.

B. Tujuan Khusus

1. Terditeksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga bila terdapat
masalah dapat segera ditindaklanjuti.
2. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan pezerta
didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam penyusunan program
pembinaan kesehatan sekolah.
3. Termanfaatkanya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
program pembinaan peserta didik.

III. SASARAN
Sasaran kegiatan pemeriksaan berkala adalah kelas 11 dan 12 SMA/SMK/MA).

IV. METODE (Input, Proses, Output)

Metode dalam kegiatan penjaringan peserta didik adalah screning (pemeriksaan


fisik heat to toe). Kegiatan ini dilakukan dengan cara pembagian kuesioner yang diisi
oleh peserta didik dan mengajarkan tentang cara pengisian kuesioner oleh petugas
puskesmas.

V. TENAGA PELAKSANA

Dalam pelaksanakan penjaringan kesehatan, petugas kesehatan dibantu oleh guru dan
kader kesehatan sekolah (dokter kecil/kader kesehatan remaja). Dalam rangka
mengatasi sumber daya kesehatan dan intitusi pendidikan, organisasi propesi atau mitra
potensial bidang kesehatan lainya. Sebelum melaksanakan penjaringan/pemeriksaan
berkala, pihak puskesmas dan pihak sekolah berkoordinasi untuk mengidentifikasi
kegiatan, pembagian tugas dan tangung jawab. ini dilakukan oleh staf Puskesmas
Namlea.

VI. WAKTU DAN TEMPAT PELKSANAAN


Tempat pemeriksaan berkala di laksanakan di sekolah. Pelaksanaan di luar
sekolah adalah di Puskesmas, yang mungkin dilakukan bila di sepakati dengan sekolah
untuk peserta didik yang tidak hadir pada waktu pelaksanaan pemeriksaan berkala.
Waktu pelaksanaan pemeriksaan berkala dilakukan sedikitnya satu kali dalam
setahun bagi peserta didik, yang waktu pelaksanaanya dapat dilakukan sepanjang satu
tahun ajaran (juli juni).

VII. SUMBER DANA


Sumber dana berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas Namlea
tahun 2017.
VIII. PENUTUP

Demikian kerangka acuan penjaringan peserta didik yang akan dilaksanakan di


Kecamatan Namlea ini di buat. Semoga anak Indonesia selalu sehat untuk mewujudkan
Indonesia Cerdas.

Mengetahui, Namlea,......................................2017
Pimpinan Puskesmas Namlea Penanggung jawab program Penjarin

Sukirrman Arif, SE, M.MP Onya Tinggapy,S.Kep


NIP. 19721002 199303 1 011 NIP. 19801116 200501 2 010

Anda mungkin juga menyukai