Anda di halaman 1dari 37

PEMANTAUAN

PERTUMBUHAN BALITA

FARIDA MUAL
PUSKESMAS NAMLEA
POKOK BAHASAN 1

PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN

2
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian pertumbuhan
b. Pemantauan pertumbuhan
menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS)
c. Penyebab gangguan pertumbuhan
d. Alur kegiatan penimbangan dan tindak
lanjut
e. Deteksi dini gizi buruk melalui
pemantauan pertumbuhan
3
f. Peran Posyandu sebagai salah satu
PENGERTIAN PERTUMBUHAN

PERTUMBUHAN:
Bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke
waktu
Contoh: anak bertambah berat badan dan
panjang
atau tinggi badan
PERKEMBANGAN:
Berkembangnya fungsi tubuh (psikomotor,
mental dan sosial)
Contoh: anak dari berbaring mampu duduk,
berdiri, berjalan, berbicara, bermain dan
bersosialisasi 4
Ukuranfsik TUMBUH KEMBANG ANAK

Anak yang sehat akan tumbuh


dan berkembang dengan baik

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Umur Anak (bulan)


5
Sumber: materi pelatihan pemantauan pertumbuhan, Dit. Bina Gizi Masyarakat
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK
MENGGUNAKAN KMS

Untuk dapat menilai pertumbuhan, perlu


dilakukan pengukuran Berat Badan (BB) setiap
bulan secara teratur.

Penilaian pertumbuhan dilakukan dengan


membuat garis yang menghubungkan paling
sedikit antara dua titik hasil penimbangan
secara berturut-turut.

Pertumbuhan disebut baik: apabila grafik BB


mengikuti garis pertumbuhan (naik).

Pertumbuhan disebut tidak baik: apabila grafik


BB mendatar atau menurun memotong garis
pertumbuhan dibawahnya (tidak naik).
6
Pemantauan Pertumbuhan Menggunakan
KMS (lanjutan )

Kenaikan Berat badan Minimal (KBM)


Bayi laki-laki dan perempuan
- Usia 1 bulan : 800 gram
- Usia 2 bulan : 900 gram
- Usia 3 bulan : 800 gram
- Usia 4 bulan : 600 gram
- Usia 5 bulan : 500 gram
- Usia 6 bulan : 400 gram

Laki-Laki Perempuan
- Usia 7 bulan : 400 gram - Usia 7 10 bulan : 300 gram
- Usia 8 11 : 300 gram - Usia 11 60 bulan : 200 gram
- Usia 12 60 : 200 gram
7
Menentukan Status Pertumbuhan Anak Berdasarkan
KMS Balita
Contoh disamping menggambarkan
status pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak dalam KMS:
a.TIDAK NAIK (T); grafik berat badan
memotong garis pertumbuhan
dibawahnya; kenaikan berat badan <
KBM (<800 g)
b.NAIK (N), grafik berat badan
memotong garis pertumbuhan diatasnya;
kenaikan berat badan > KBM (>900 g)
c.NAIK (N), grafik berat badan
mengikuti garis pertumbuhannya;
kenaikan berat badan > KBM (>500 g)
d.TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
mendatar; kenaikan berat badan < KBM
(<400 g)
e.TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
menurun; grafik berat badan < KBM
(<300 g)
PENYEBAB GANGGUAN PERTUMBUHAN

Sulit menentukan mana yang lebih


dulu:

Infeksi & penyakit lain Kurang makan


(akut & kronis) (kwantitas & kualitas)

10
PENYEBAB GANGGUAN PERTUMBUHAN
(lanjutan )

Infeksi/penyakit
lain: sering/ lama

11
PENYEBAB GANGGUAN PERTUMBUHAN
(lanjutan )
Penyakit yang dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada anak: (Gizi Kurang)
Akut: Kronis:
Demam/ batuk pilek Tuberkulosis
ISPA/ pneumonia Diare kronik
Diare akut
HIV/AIDS
Malaria
Cacat Bawaan/ kelainan
kongenital
Penyebab Lain: Tumor/ keganasan
BBLR
Tidak mendapat ASI yang cukup sesuai umur
MP-ASI tidak berkualitas
Ibu bekerja 12
ALUR KEGIATAN PENIMBANGAN DAN TINDAK
LANJUT
Timbang

Beri pujian
Plot hasil
penimbangan Beri penjelasan arti grafik pertumbuhan anak
Pertahankan kondisi anak, beri nasihat pemberian
Naik makan sesuai umur
Anjurkan datang ke penimbangan berikutnya
Hubungkan hasil
ploting bulan ini
dengan bulan lalu

Tidak Naik 1 kali Beri pujian

Tentukan status Beri penjelasan arti grafik pertumbuhan anak


pertumbuhan Catat keadaan anak dan kebiasaan makan
Jelaskan kemungkinan penyebab BB tidak naik
Tidak Naik 2 kali Beri nasihat pemberian makan sesuai umur
berturut-turut atau Anjurkan datang ke penimbangan berikutnya
BGM

Rujuk ke Puskesmas/Pustu/Poskesdes
DETEKSI DINI GIZI BURUK MELALUI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN (lanjutan)

KESALAHAN MENILAI STATUS


PERTUMBUHAN

Berat Badan Berat Badan


Bulan Lalu Bulan ini
DIBANDINGKA
N
PENILAIAN KADER/
TENAGA KESEHATAN

ASAL NAIK
14
PERAN POSYANDU SEBAGAI SISTEM KEWASPADAAN DINI GIZI BURUK

ALUR KEGIATAN POSYANDU

2. PENIMBANGAN BALITA

1. PENDAFTARAN

3. PENGISIAN KMS

5. PELAYANAN OLEH PETUGAS


4. PENYULUHAN
POKOK BAHASAN 2

PENENTUAN STATUS GIZI

16
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI

KLINIS:
Rambut, kulit, otot, keadaan iga, jar. lemak, mata, lidah, bibir.
Gizi buruk: sangat kurus & atau edema, otot atrofi, jaringan
lemak
subkutan berkurang, pucat, bercak Bitot pada mata, dermatitis,
dll

ANTROPOMETRI:
BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB
IMT/U
LiLA, Tebal lemak

LABORATORIUM:
Biokimia darah, urine

ANALISA DIET/MAKANAN:
17
food recall 24 hours, food record, dan food weighing
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI
MENGGUNAKAN INDEKS ANTROPOMETRI

BB/U:
Berat Badan menurut Umur, tidak dapat
menggambarkan ada atau tidak adanya kurang gizi
(akut/ kronis)
PB/U atau TB/U:
Panjang atau Tinggi Badan menurut Umur,
menggambarkan ada atau tidak adanya kurang gizi
kronik stunted atau pendek
BB/PB atau BB/TB:
Berat Badan menurut Tinggi Badan, menggambarkan
ada atau tidak adanya kurang gizi akut wasted
atau kurus
IMT/U:
Indeks massa tubuh menurut umur, merupakan
indeks yang paling baik untuk menilai ada tidaknya
kelebihan gizi 18
CARA MENGHITUNG UMUR

Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal, bulan, tahun


misalnya 5 April 2006, ditulis 05-04-2006
Tulis tanggal kunjungan, misalnya 19 September 2008, ditulis 19-
09-2008
Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan
dengan tanggal lahir, misalnya:

Tanggal kunjungan 19 09 2008


Tanggal lahir 05 04 2006 -
14 05 2

= 2 tahun 5 bulan 14 hari

Jadi umur anak dibulatkan menjadi 24 bulan + 5 bulan = 29


bulan
Sisa hari tidak diperhitungkan
Contoh lain :
Tanggal kunjungan 05 04 2008
Tanggal lahir 19 09 2007

Untuk menghindarkan hasil pengurangan minus, lakukan sebagai


berikut:

Tanggal kunjungan 05 04 2008


(05+30) (04-1)+12 (2008-
1)
35 15 2007
Tanggal lahir 19 09 2007
-
16 06 0
= 6 bulan 16 hari

Umur anak dibulatkan menjadi 6 bulan


Sisa hari tidak diperhitungkan

CARA MENIMBANG BERAT BADAN

Untuk menimbang anak, gunakan timbangan dengan


ciri-ciri berikut:
Kuat dan tahan lama
Mempunyai presisi sampai 0,1 kg (100 gram)
Sudah dikalibrasi
Tidak menggunakan timbangan pegas untuk anak
berumur lebih dari 6 bulan
Dapat menimbang sampai 150 kg

21
CARA MENIMBANG BERAT BADAN
(lanjutan..)

Menggunakan Timbangan Bayi (Baby


Scale):
Letakkan timbangan ditempat yang rata dan datar
Pastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol

Timbang bayi dengan pakaian minim/telanjang


Baca dan catat berat badan anak sesuai dengan
angka yang ditunjuk oleh jarum timbang 22
CARA MENIMBANG (lanjutan..)

Menggunakan Dacin (25 kg):


Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti
penyangga kaki tiga atau pelana rumah atau kosen
pintu atau dahan pohon yang kuat.
Atur posisi batang dacin sejajar mata penimbang
Pastikan bandul geser berada pada angka NOL dan
posisi paku tegak lurus
Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang
yang kosong pada dacin
Setimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik
berisikan pasir/batu diujung batang dacin, sampai
kedua paku tegak lurus. Gunakan tali pengaman pada
ujung skala tempat bandul geser berada. 23
CARA MENIMBANG
(lanjutan..)
Masukkan Balita kedalam sarung timbang
dengan pakaian seminimal mungkin dan geser
bandul sampai paku tegak lurus

Baca berat badan balita dengan melihat angka


diujung bandul geser

Catat hasil penimbangan dengan benar di


kertas/
buku bantu dalam kg dan ons

Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan


Balita dari sarung/ celana/ kotak timbang
CARA MENIMBANG .. (lanjutan..)

25
Sumber: Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI,
CARA MENIMBANG..
(lanjutan..)
Bila tersedia dapat digunakan timbangan digital
(elektronik) atau Tared Scale (Uniscale). Bila tidak
ada, dapat menggunakan timbangan bayi (baby
scale), dacin atau die-cast beam (spt detecto).

Timbangan kamar mandi dan timbangan gantung


yang menggunakan pegas tidak direkomendasikan
karena hasilnya kurang akurat.

26
CARA MENIMBANG (lanjutan..)

Menggunakan die-cast beam (spt Detecto):


Letakkan timbangan ditempat yang rata dan
datar.
Pastikan posisi bandul pada angka NOL dan
jarum dalam keadaan setimbang.
Posisikan anak pada timbangan.
Geser bandul sesuai berat balita sampai posisi
jarum setimbang. Baca dan catat berat badan
anak.
Jika anak bergerak-gerak terus di atas
timbangan atau tidak bisa diam, maka perlu
ditimbang dengan ibunya. Berat badan anak
didapat dengan mengurangi hasil
penimbangan ibu bersama anak dengan berat
CARA MENGUKUR
TINGGI/PANJANG BADAN

Kunci pengait berada di samping papan pengukur


CARA MENGUKUR TINGGI/PANJANG BADAN (lanjutan)

Posisi tangan asisten


Posisi balita dan pengukur (memegang
pengukur telinga) dan posisi kepala

Posisi pengukur yang Posisi kaki yang benar, telapak


benar (mata tegak lurus kaki menempel tegak lurus
ke jendela baca alat pada papan penggeser
pengukur)
CARA MENGUKUR TINGGI.
(lanjutan..)

Posisi microtoise
Posisi microtoise
di lantai
setelah ditarik sampai
menunjukkan angka
nol

Posisi microtoise yang siap


pakai
CARA MENGUKUR
TINGGI BADAN PADA ANAK
(lanjutan)

31
CARA MENGUKUR
TINGGI/PANJANG BADAN PADA ANAK
(lanjutan)

Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran


dilakukan dengan telentang.
Anak berusia 2 tahun atau lebih dan anak sudah
mampu berdiri, pengukuran dilakukan dengan berdiri
tegak.
Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur
tingginya (berdiri) maka ditambahkan 0,7 cm untuk
mengkonversi menjadi panjang badan.
Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan
diukur panjangnya (telentang) maka dikurangi 0,7
cm untuk mengkonversi menjadi tinggi badan.
Peralatan yang diperlukan untuk mengukur panjang
badan adalah papan ukur panjang badan
(infantometer/stadiometer). Untuk mengukur tinggi
digunakan microtoise yang diletakkan pada permukaan
yang vertikal seperti dinding atau tiang dengan lantai
yang datar. 32
33
JAWABAN LATIHAN SOAL

34
JAWABAN LATIHAN SOAL

1. Pada umur 7 bulan berat badan anak naik (N) dibanding


dengan bulan sebelumnya karena grafik BB pada KMS
mengikuti garis pertumbuhan dan kenaikan BBnya >KBM
(>300gr). Pada umur 8 bulan berat badan anak naik (N)
karena grafik BB mengikuti garis pertumbuhan dan kenaikan
BBnya >KBM (>300gr).
2. Berat badan anak dua bulan berturut-turut naik rata-rata 0,2
kg sesuai dengan KBM dan grafik Bbnya mengikuti garis
pertumbuhan.
3. Pada umur 5 bulan, grafik BB anak menurun dan berada tepat
pada garis pertumbuhan dibawahnya (T) dan kenaikan BBnya
<KBM (<500). Selanjutnya pada umur 6 bulan grafik BB anak
semakin menurun (T) dan kenaikan BB nya <KBM (<400).
Artinya anak ini mengalami dua kali tidak naik berturut-turut
sehingga harus dirujuk ke Puskesmas.

35
JAWABAN LATIHAN SOAL (lanjutan
.)

4. Berat badan anak pada waktu umur 9 bulan tidak naik (T)
dibanding dengan bulan sebelumnya karena grafik BB anak
menurun ke arah garis pertumbuhan di bawahnya dan
kenaikan BB <KBM (<300) dan pada waktu umur 10 bulan
berat badan juga tidak naik (T), karena grafik BB nya
menurun mengarah ke garis pertumbuhan di bawahnya dan
kenaikan BB <KBM (<300)
5. Berat badan anak pada waktu umur 4 bulan naik (N), grafik
BB anak mengikuti garis pertumbuhan diatasnya dan
kenaikan BB >KBM. Sedangkan pada waktu umur 5 bulan
anak tersebut tidak naik (T) karena grafik BB anak menurun
mengikuti garis pertumbuhan di bawahnya dan kenaikan BB
<KBM

36
JAWABAN LATIHAN SOAL (lanjutan
.)

6. Status Gizi Della baik : BB/TB pada < - 1 SD


7. Status Gizi Suroto baik : BB/TB > -2 SD - < - 1
SD
8. Status Gizi Tini buruk : BB/TB < -4 SD
9. Status Gizi Grace lebih : BB/TB > 2 SD

37

Anda mungkin juga menyukai