Oleh:
SELVIANA NURUL FITRIYAH
NIM: P17312215103
Jember, ………………….
Mahasiswa
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Puji syukur bagi Tuhan YME atas segala limpahan karunia Nya sehingga laporan
komprehensif yang membahas tentang “Asuhan Anak Sehat” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan komprehensif ini disusun dalam rangka memenuhi tugas laporan kompetensi kritis.
Selain itu untuk meningkatkan dan memperdalam “Asuhan Anak Sehat “ dengan berbagai
macam kebutuhannya.Dalam penyusunan proposal ini, kami mendapatkan banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Budi Susatia, S.Kp.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Malang.
2. Ibu Herawati Mansur, SST,.M.Pd,M.PSi, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang.
3. Ibu Ika, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Malang.
4. Ibu Gumiarti, SST., M.PH selaku Dosen pembimbing Stase ANBB pembimbing
Akademik
Dalam penyusunan laporan komprehensif ini penulis menghadapi hambatan dan
rintangan yang tidak sedikit. Penulis menyadari bahwa laporan komprehensif ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis
berharap laporan komprehensif ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang terus terjadi secara
berkesinambungan selama kehidupan manusia, pertumbuhan adalah meningkatnya
jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri kembang anak adalah masa balita,
karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Proses pertumbuhan dan perkembangan terbagi
dalam beberapa tahapan berdasarkan usia. Salah satu fasenya adalah masa prasekolah
yaitu anak berusia 3-5 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua
peristiwa yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan. Pertumbuhan merupakan suatu
perubahan dalam ukuran tubuh dan merupakan sesuatu yang dapat diukur seperti
tinggi badan, berat badan, lingkar kepala yang dapat dibaca pada buku pertumbuhan.
Sedangkan perkembangan lebih ditunjukan pada kematangan fungsi alat-alat tubuh.
Enam tahun pertama sangatlah penting dan merupakan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat bagi seorang anak. Untuk itu penting memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak agar tumbuh kembangnya tidak terlambat.
Dalam hal ini, peranan ibu-bapak dan pengasuh menjadi sangat penting. (Rizki,
2016)
Masa balita merupakan periode pertumbuhan dasar yang dapat
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia ini otak
anak mengalami perkembangan yang sangat pesat yang dikenal dengan istilah Masa
Emas (The Golden Age). Golden age merupakan dimana periode yang sangat
penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat supaya lebih
awal dapat mendeteksi apabila terjadi kelainan. Pemantauan tersebut harus dilakukan
secara teratur dan berkelanjutan (Chamidah, 2019).
Berdasarkan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 5-25%
anak usia pra sekolah di dunia mengalami disfungsi otak minor, termasuk gangguan
perkembangan motorik halus (WHO, 2010). Angka kejadian terhadap gangguan
perkembangan pada anak usia 3-17 tahun di Amerika Serkat mengalami peningkatan
dari tahun 2014 sebesar 5,76 % dan di tahun 2016 sebesar 6,9% (Zablotsky et al.,
2017). Data Riskesdas tahun 2013 gangguan pertumbuhan pada anak balita di
Indonesia mencapai 35,7%. Data Dinas Kesehatan Jawa Timur 2014 jumlah angka
cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah tingkat Jawa
Timur pada tahun 2014 sebesar 54,8 %. Gangguan tumbuh kembang anak dapat
dikendalikan sejak awal, tergantung kepada orang tua dalam memberikan stimulasi
pada anak. Salah satu metode untuk mendeteksi kelainan perkembangan anak yaitu
dengan Denver Development Screening Test (DDST). DDST bukan termasuk dalam
tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan
untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat dalam penggunaannya
(15-20 menit), dapat diandalkan serta menunjukkan validitas yang tinggi. Penilaian
DDST ini menilai perkembangan anak dalam empat sektor, yang meliputi penilaian
personal sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar (Soetjiningsih & Ranuh,
2012)
Pelayanan tumbuh kembang anak menjadi sangat penting karena kelainan
tumbuh kembang yang dideteksi secara dini akan mendapatkan intervensi yang
sesuai. Kelainan tumbuh kembang yang terlambat dideteksi dan diintervensi dapat
mengakibatkan kemunduran perkembangan anak dan berkurangnya efektivitas
terapi. Peran tenaga medis terkait dengan isu ini harus mampu membantu orang tua
dalam memonitor perkembangan balita, agar balita tersebut dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dan normal sebagaimana mestinya. Hal tersebut dilakukan
dengan cara memberikan solusi-solusi dari permasalahan ibu terhadap pertumbuhan
balitanya. Sehingga kelainan tumbuh kembang dapat dideteksi dan diintervensi untuk
meningkatkan efektivitas terapi pemulihan. Dua faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan perkembangan seorang anak adalah genetik (misalnya suku bangsa atau
penyakit bawaan tertentu) serta lingkungan tempat anak tersebut hidup. Pendidikan
orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung tumbuh kembang
anak. Dengan bermodal pendidikan yang baik, orang tua akan lebih mudah menerima
segala informasi dari luar khususnya bagaimana pengasuhan anak yang baik,
bagaimana mendukung kesehatan anaknya, bagaimana upaya memberikan
pendidikan terbaik, dan lain sebagainya. Peranan orang tua sangat besar bagi
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Orang tua yang memiliki
pengetahuan tentang tumbuh kembang anak secara benar dapat segera mengenali
kelainan proses tumbuh kembang anaknya, sehingga dapat memberikan stimulasi
secara menyeluruh sedini mungkin. Dengan demikian diharapkan pertumbuhan dan
perkembangan generasi muda bangsa dapat berlangsung optimal.
Dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, di antaranya
dengan pengukuran antopometri. Pengukuran antropometri ini meliputi pengukuran
berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala, lingkar lengan atas.
Sedangkan dalam melakukan penilaian terhadap perkembangan anak terdapat
beberapa jenis penilaian, salah satunya adalah DDST (Denver Development
Screnning Test).
DDST adalah skrining formal yang telah banyak digunakan oleh profesi
kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Kesadaran orang tua dalam memonitoring
anak secara rutin di Puskesmas masih terbilang rendah. Pentingnya pemeriksaan
rutin di Puskesmas sangat diperlukan agar dapat mendeteksi kelainan pada anak
sedini mungkin. Beberapa alasan seperti kesibukan orang tua, malas, serta biaya
menjadi penghalang orang tua untuk rutin memeriksakan anak mereka ke Puskesmas.
Demi meningkatkan kesadaran oran tua dalam mendeteksi pertumbuhan dan
perkembangan anak diperlukan berbagai strategi. Salah satunya adalah melalui
sosialisasi dan konseling kepada Orang Tua mengenai mengukur pertumbuhan dan
Perkembangan anak melalui Alat DDST.
1.2 Tujuan
1. Untuk Mengetahui pentingnya penggunaan lembar DDST untuk memantau
tumbuh kembang anak
2. Untuk Mengetahui Petunjuk Pemakaian pada alat DDST khususnya peran orang
tua agar bisa memantau tumbuh kembang anak
3. Untuk menyadarkan Peran Orang tua begitu pentingnya mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan pada anak dengan menggunakan alat DDST
1.3 Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis
dalam deteksi dini tumbuh kembang anak.
1. Manfaat Teoritis
Kegiatan ini diharapkan dapat memperdalam pengembangan keilmuan tentang
deteksi dini tumbuh kembang anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Orang Tua
Untuk mengetahui pentingnya deteksi dini bagi orang tua dan mengetahui
penyimpangan tumbuh kembang sedini mungkin.
b. Bagi Bidan
Untuk menjadikan referensi dalam melakukan diagnosa pada proses tumbuh
kembang anak.
c. Bagi Mahasiswa
Membentuk hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarganya sehingga
asuhan yang diberikan dapat diterima serta dapat memberikan asuhan secara
langsung dan menyeluruh yang meliputi pemenuhan kebutuhan dan pemberian
edukasi tentang penggunaan lembar DDST untuk memantau tumbuh kembang
anak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
D. Perencanaan
1. Jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ pemberian informasi akan menjadikan klien lebih kooperatif
2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan anak dengan DDST
R/ pengetahuan mengenai DDST akan menjadikan ibu lebih memperhatikan
perkembangan anaknya dengan rutin datang ke posyandu
3. Jelaskan hasil pemeriksaan DDST
R/ pemberian informasi akan menjadikan klien lebih kooperatif
4. Anjurkan ibu untuk tetap ikut posyandu dilingkungannya
R/ dengan ikut posyandu sebagai upaya pemantauan tumbuh kembang anak
5. Jelaskan pada ibu untuk tetap menstimulasi anaknya
R/ stimulasi dirumah sebagai upaya secara mandiri untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak
6. Beritahu ibu untuk dilakukan pemeriksaan DDST kembali 6 bulan lagi
R/ pemberian informasi mengenai kunjungan ulang sebagai upaya agar ibu rutin
membawa anaknya ke posyandu
E. Implementasi
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa berat badan, tinggi badan
dan perkembangan anak normal sesuai usia. Ibu mengerti.
2. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan anak dengan
DDST yaitu untuk mendeteksi secara dini perkembangan anak. Ibu mengerti.
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan DDST diketahui bahwa perkembangan anak normal
sesuai usia. Ibu mengerti.
4. Menganjurkan pada ibu untuk tetap ikut posyandu dilingkungannya agar tetap diketahui
pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Ibu mengerti dan bersedia ikut posyandu.
5. Menjelaskan pada ibu untuk tetap menstimulasi anaknya demi tercapainya
perkembangan optimal. Ibu mengerti dan bersedia menstimulasi anaknya.
6. Memberitahu ibu untuk melakukan lagi pemeriksaan DDST 6 bulan lagi, bisa
diposyandu, dibidan atau Puskesmas. Ibu mengertidan bersedia.
F. Evaluasi
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan anaknya dan ibu akan memberikan makanan sehat
yang bervariasi dengan kesukaan anaknya tersebut. Ibu mengerti atas anjuran bidan dan ibu
akan melaksanakannya dirumah. Ibu bersedia akan mengikuti posyandu secara rutin setiap
bulannya.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Subyektif
Pengkajian di laksanakan pada tanggal 24-02-2022 puku 08.00 WIB pada balita “N”,
Jenis Kelamin perempuan dan di dapatkan hasil perhitungan umur dari tanggal periksa di
kurangi tanggal lahir yaitu 52 bulan. Pada pengkajian masalah tumbuh kembang ibu
mengatakan bahwa anaknya tidak mengalami masalah tumbuh kembang. Periode penting
dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung
pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah
lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak
masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya,
sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks.
Menurut Martinis Yamin (2013) Membentuk anak usia dini sebagai pribadi yang mandiri
memerlukan proses yang dilakukan secara bertahap. Semua usaha untuk membuat anak usia
dini menjadi mandiri sangatlah penting agar anak dapat mencapai tahapan kematangan
sesuai dengan usianya.Menurut Bachrudin Muasthafa dalam Novan (2013), kemandirian
adalah kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekuensi yang menyertainya.
2. Obyektif
Pada data ini kita terfokus pada hasil pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan.
Didapatkan hasil pada balita “N”. Untuk pemeriksaan antropometri didapatkan hasil BB:
14,5 kg, TB: 97 cm, LK: 49,5 cm. pada penilaian status gizi balita “N” ditemukan status gizi
normal dengan sesuai usianya. Pada pola nutrisi ditemukan jika balita “N” makan 3x sehari
tetapi dengan porsi sedang dan lebih menyukai camilan serta tidak minum susu. Pada
pemeriksaan TDD terdapat 3 jawaban ya dari 3 pertanyaan, dan DDST pada personal social
anak berhasil (pass) pada tugas perkembangan tersebut, pada adaptif motoric halus anak
berhasil (pass) pada tugas perkembangan tersebut, pada bahasa anak berhasil (pass) pada
tugas perkembangan tersebut, dan pada motoric kaar anak berhasil (pass) pada tugas
perkembangan tersebut..
Pada skrining perkembangan menggunakan Denver II pada semua sektor didapatkan
hasil tidak ditemukan caution maupun delayed pada perkembangan Balita “N”. Denver
Development Sreening Test (DDST) merupakan salah satu alat skrining perkembangan, alat
ini membantu tenaga kesehatan untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan
perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai berusia 6 tahun. Pemeriksaan
dilakukan secara rutin yaitu setiap bulan (Kurniawan,2016). Menurut studi Tes DDST
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan
untuk metode skrining yang baik.Tes ini dilakukan kurang lebih 20 menit, dapat diandalkan
dan menunjukkkan validitas yang tinggi.Sehingga berdasarkan kesimpulan Denver, apabila
tidak terdapat delayed maupun caution pada 4 sektor, maka perkembangan anak normal.
3. Assesment
Pada data ini terfokus pada diagnosa yang di ambil dari seluruh hasil pemeriksaan, dan
didapatkan diagnosa balita “N” usia 52 bulan dengan status gizi normal dan perkembangan
sesuai usia dengan menggunakan DDST.
4. Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan ini terfokus pada memberikan tindakan sesuai apa yang
dibutuhkan klien yang bertujuan untuk memberikan informasi-informasi agar klien dan
keluarga klien mengerti akan kondisi, penanganan, dan hal-hal yang perlu di perhatikan
untuk lebih baik kedepan.
Tanggal 24-02-2022, keluarga klien telah mendpatkan informasi mengenai kondisi
anaknya, mulai dari pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik sesuai
umurnya, anjurkan ibu memberikan menu makan sehat dengan porsi sedikit-sedikit tapi
sering dan berikan menu kesukaan balita, memberitahu ibu hasil pemeriksaan pertumbuhan
dan perkembangannya, mengajarkan ibu untuk melanjutkan stimulasi pada usia selanjutnya
agar anak tidak tertinggal seperti gerak kasar, gerak halus, bicara/bahasa, dan sosialisasi dan
kemandirian. Selanjutnya menganjurkan ibu untuk datang ke posyandu setiap bulan untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian
yaitu dalam pengkajian didapatkan dari data subjektif, ibu mengatakan anak dalam
keadaan sehat dan dari data objektif didapatkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan
melalui pemeriksaan fisik dan DDST yang didapatkan hasil normal. Kemudian
ditetapkan diagnose , diagnose yang didapatkan yaitu An “N” umur 52 bulan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak normal berdasarkan DDST. Pada antisipasi
diagnose/masalah potensial tidak ditemukan masalah sehingga tidak dilakukan
kebutuhan segera. Maka dari diagnose kemudian ditetapkan intervensi sesuai dengan
diagnose dan mengimplementasikan rencana tersebut setelah diimplementasikan
kemudian dilakukan evaluasi dari tindakan.
5.2. Saran
5.2.1 Bagi penulis
Dapat meningkatkan keterampilan yang dimulai untuk melakukan asuhan
kebidanan anak sehat sesuai standart profesi kebidanan dan dapat mengatasi
kesenjangan yang terkadang timbul antara teori yang didapat dengan
perkembangan ilmu pengetahuan terbaru
5.2.2 Bagi pasien
Setelah mendapatkan penjelasan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak ,
diharapkan ibu melakukan anjuran petugas.
5.2.3 Bagi PMB
Diharapkan dapat mempertahankan pelayanan Asuhan Kebidanan anak sehat
dengan tepat, baik pasien yang memiliki faktor resiko maupun yang tidak
memiliki faktor resiko.
DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, E., Mujiastuti, R., Ambo, S. N., & Sugiartowo, S. (2019). STIMULASI, DETEKSI
DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK PADA POSYANDU
KELURAHAN PENGGILINGAN JAKARTA TIMUR. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Teknik, 1(2), 59-68. (https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JPMT/article/view/4110/3943)
Hidayat, A.Z. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta.
Salemba Medika.