Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL KELAS IBU BALITA

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Panum Stase VII
Asuhan Kebidanan

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Latiefatus Salamah (P17312215) Alfi Safirah (P173122151)
Siti Indah Hardiyanti (P17312215142) Etta Bina (P173122151)
Cici Nur Khoiriyah (P173122151) Zahrotun Nisa (P173122151)
Ulil Fauqihati A (P173122151) Fadilah Nurul (P173122151)
Kunti Zakiyah (P173122151) Farah Sakinah (P173122151)
Paradixtya A (P173122151) Meisya RD (P173122151)
Nurul HF (P173122151) Vini Septiana (P173122151)
Eka Mardiati (P173122151) Tsamarah YM (P173122151)
Alfi Safirah (P173122151) Dyah AW (P173122151)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KELAS IBU BALITA

Ini telah diperiksa dan disahkan pada tanggal :

Pembimbing Akademik

Jamhariyah, SST.,M.Kes
NIP. 196401111984032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Program Studi


Poltekkes Kemenkes Profesi Bidan Malang
Malang

Ika Yudianti, SST., M.Keb


Herawati Mansur, SST., M. NIP. 198007272003122002
Pd., M.Psi
NIP. 196501101985032002

1
2

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas


limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
penyusunan laporan sebagai pemenuhan tugas dari kegiatan
Panum Asuhan Kebidanan dalam Konteks Kebidanan di Semester
II Tahap Pendidikan Profesi pada tahun akademik 2021/2022
yaitu tentang “Proposal Kelas Ibu Balita”.
Penulis tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Jamhariyah, SST.,M.Kes selaku pembimbing akademik dan semua
pihak yang telah membantu proses pembuatan proposal ini dari awal
sampai selesai, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jember, 24 Februari 2022

Penyusun
3

VISI DAN MISI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
2020 - 2024
VISI PROGRAM STUDI
Menghasilkan lulusan bidan profesi yang beradab dan berdaya saing global dalam
pemberdayaan perempuan di keluarga dan masyarakat di Tingkat Nasional pada
tahun 2024.

MISI PROGRAM STUDI :


1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi bagi vokasi dan Profesi Kebidanan yang
beradab, inovatif dan berdaya saing global di bidang Kesehatan Ibu dan
Anak yang berbasis Pemberdayaan Perempuan.
2. Mengembangkan produktivitas penelitian terapan dan pengabdian kepada
masyarakat. Lingkup Kesehatan Ibu dan Anak yang berbasis Pemberdayaan
Perempuan yang berkualitas, inovatif dan mengembangkan Publikasi Ilmiah
yang bereputasi.
3. Mengembangkan tatakelola organisasi yang baik berbasis Teknologi
Informasi.
4. Mengembangkan kerjasama dan produktivitas kemitraan dalam negeri dalam
pelaksanaan Tri Dharma PT.
5. Mengembangkan kerjasama dan produktivitas kemitraan dengan luar negeri
dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat.
6. Melaksanakan Tata Kelola Organisasi yang Kredibel, Transparan, Akuntabel,
Bertanggung Jawab, dan Adil.
7. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang
Profesional dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.
4

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
VISI DAN MISI.................................................................................................................3
DAFTAR ISI.....................................................................................................................4
BAB 1................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................5
1.2 Masalah....................................................................................................................6
1.3 TUJUAN..................................................................................................................6
BAB 2 KONSEP TEORI BAYI USIA 0-12 BULAN........................................................4
BAB 3..............................................................................................................................30
METODOLOGI...............................................................................................................30
3.1 Langkah Langkah Yang Di Lakukan.....................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................31
5

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak balita merupakan salah satu populasi paling beresiko untuk terkena
berbagai macam gangguan kesehatan (kesakitan) dan kematian (Kemenkes RI,
2016). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007, Angka Kematian Balita di Indonesia sebesar 44/10.000 Kelahiran
Hidup. Bila dihitung secara matematis, berarti dalam setiap jam terjadi 22
kematian balita di Indonesia, suatu jumlah yang tergolong fantastis untuk
ukuran di era globalisasi. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan RI telah
meluncurkan berbagai program kesehatan untuk menanggulangi hal ini, salah
satunya yaitu Kelas Ibu Balita. Mungkin masyarakat menganggap ini program
yang ‘biasa-biasa’ saja, tetapi sesungguhnya Kelas Ibu Balita memiliki
keistimewaan tersendiri. Mari kita simak penjelasannya berikut ini. Ada banyak
sekali program kesehatan yang telah diimplementasikan pemerintah mulai
dari pusat, provinsi hingga kabupaten/kota. Salah satu program kesehatan
yang diharapkan dapat turut berperan aktif dalam menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada anak balita (anak bawah lima tahun) adalahbuku Kesehatan
Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA adalah suatu buku yang berisi catatan
kesehatan Ibu mulai kehamilan hingga anak berusia 5 tahun yang berisi berbagai
informasi tentang kondisi kesehatan ibu dan anak serta pendidikan cara menjaga
kesehatan ibu dan anak. Namun tidak semua ibu dan keluarga mau/dapat
membaca buku KIA karena berbagai sebab atau alasan, misalnya malas
membaca, tidak punya waktu membaca, sulit mengerti atau memang tidak
mampu membaca (buta aksara). Proses pertumbuhan dan perkembangan diawali
pada masa bayi dan balita, dan ini merupakan proses yang amat penting, karena
pada masa inilah proses tumbuh kembang menentukan masa depan bayi baik
secara fisik,mental maupun perilaku. Laju pertumbuhan dan perkembangan pada
setiap tahapan usia tidak selalu sama, tergantung dari faktor keturunan, konsumsi
gizi, perlakuan orang tua dan dewasa, dan lingkungan (Soetjiningsih, 2014).
Tahap awal dari kehidupan seseorang, masa usia bawah tiga tahun (toddler)
6

dipandang penting karena di masa inilah diletakkan dasar-dasar kepribadian yang


akan memberi warna ketika kelak bayi tersebut tumbuh dewasa. Kesiapan ibu
dalam mengasuh bayi untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal menjadi
sangat penting, terutama dalam pengasuhan bayi diusia awal kehidupannya.
Disinilah peran orang tua terutama ibu sangat diperlukan dalam membina dan
memantau tumbuh kembang bayi terutama sebagai pemberi stimulasi dini.
Apabila pada masa tersebut bayi tidak memperoleh penanganan dan pembinaan
secara baik, bayi tersebut dapat mengalami gangguan perkembangan emosi,
sosial, mental, intelektual dan moral yang akan sangat menentukan sikap serta
nilai pola perilaku seseorang dikemudian hari. Penyebab dari keterlambatan
tumbuh kembang seorang bayi dipengaruhi oleh beberapa sebab seperti genetik
(sindrom down,sindrom turner & lain-lain), dan faktor lingkungan seperti gizi,
biologis, fisik, psikososial dan keluarga (Nurjaya, 2006).
Berdasarkan pertimbangan ini, maka dianggapsangat perlu mengajari ibu-ibu
tentang isi buku KIA, cara menggunakan buku KIA, dan tentang bagaimana
memberikan pengertian tumbuh kembang pada balita yang sesuai dengan usia,
dan pola asuh untuk bayi atau balita. Salah satu solusinya yaitu melalui
penyelenggaraan Kelas Ibu Balita. Sasaran Kelas ibu Balita ditujukan bagi
ibu yang mempunyai anak balita (0-59 bulan).

1.2 Masalah
1. Bagaimana meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam
mewujudkan tumbuh kembang bayi dan balita yang optimal?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam mewujudkan
tumbuh kembang bayi dan balita yang optimal
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Usia 0-12 Bulan
2. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh
Kembang bayi
7

3. Untuk mengetahui Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang bayi


4. Untuk mengetahui Tahap Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan
5. Untuk mengetahui Parameter Pertumbuhan Bayi
6. Untuk mengetahui konsep Asih,Asah dan Asuh

1.3.3 Manfaat
Dapat memberikan hak asih asah dan asuh sehingga balita dapat
tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan bahagia.
1.3.4 Metode Kegiatan
BAB 2
KONSEP TEORI BAYI USIA 0-12 BULAN

2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan


2.1.1 Pengertian Tumbuh Kembang
Pertumbuhan berkaitan dengan adanya perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,
bersifat kuantitatif sehingga bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
pound, kilogram), dan dapat diukur dalam ukuran panjang (cm,
meter) (Sulistyo, 2011).
Menurut Soetjiningsih dan Ranuh (2015) pertumbuhan juga
perubahan yang bersifat kuantitatif karena bertambah banyak
jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, sistem organ
maupun individu. Misalnya, anak bertambah besar bukan saja secara
fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ tubuh dan otak. Otak
anak semakin tumbuh terlihat dari kapasitasnya untuk belajar lebih
besar, mengingat, dan mempergunakan akalnya semakin meningkat.
Anak tumbuh baik secara fisik maupun mental.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang tersistem
dengan organ memenuhi fungsinya masing-masing. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil
sosialisasi atau interaksi dengan lingkungannya (Sulistyo, 2011).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling
berkaitan. Pertumbuhan adalah kemampuan bertambahnya jumlah
sel sehingga dapat diukur dengan satuan sedangkan perkembangan
merupakan suatu hal dengan semakin bertambahnya kemampuan diri
dalam struktur dan fungsi tubuhnya yang berpengaruh terhadap
kehidupan selanjutnya.
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Menurut Cahyaningsih (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi

4
5

pertumbuhan dan perkembangan secara umum terdapat dua faktor


utama, yaitu:
a. Faktor genetik Faktor genetik atau keturunan adalah modal
dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Melalui genetik yang terkandung didalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat menentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Faktor genetik antara lain adalah jenis kelamin, suku bangsa,
keluarga, umur, dan kelainan genetik.
b. Faktor lingkungan Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan yang
kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan bio-fisik-psiko-sosial yang mempengaruhi individu
setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayat.
Selain itu, Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan menurut Chamidah, 2009, diantaranya:
1) Gizi pada bayi
2) Penyakit kronis atau kelainan konginetal seperti
tuberkolosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan setardasi pertumbuhan jasmani.
3) Lingkungan fisis dan kimia meliputi sanitasi lingkungan
yang kurang bagi bayi, kurangnya sinar matahari, paparan
sinar radio aktif, zat kimia dan rokok mempunyai dampak
yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4) Hubungan psikologis, yaitu hubungan anak dengan orang
sekitarnya, seorang anak yang tidak dikehendaki orang
tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan didalam perkembangan maupun
pertumbuhan.
5) Faktor endokrin seperti gangguna hormone. Salah satu
contohnya pada penyakit hipoteroid yang akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuha.
6

Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak


menjadi kerdil.
6) Sosial ekomoni, seperti kemiskinan yang selalu berkaitan
dengan kekurangan makanan kesehatan lingkungan yang
jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan
anak.
7) Pemberian ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan dapat
membantu pertambahan berat badan bayi karena komponen
ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
8) Pemakaian obat-obatan, seperti pemakaian kortikosteroid
dalam jangka lama akan menghambat pertumbuhan.
Demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap rangsangan susunan saraf pusat yang
menyebabkan terhambatnya produksi hormon
perkembangan dan pertumbuhan.
9) Genetik atau Hereditas
10) Status Kesehatan Anak dalam Keluarga
2.1.3 Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang
Setiap anak memiliki ciri dan prinsip tumbuh kembang yang sama.
Menurut Cahyaningsih (2011), ciri dan prinsip tumbuh kembang
adalah sebagai berikut:
a. Ciri dan prinsip pertumbuhan
1. Perubahan ukuran
Bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, dada, abdomen dan lain-lain.
Organ tubuhpun akan bertambah besar sesuai kebutuhan
tubuh
2. Perubahan proporsi
Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda
dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.
3. Timbulnya ciri-ciri baru
Sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ antara lain
7

munculnya gigi tetap, rambut pubis, aksila, perubahan


suara, munculnya jakun dan lain-lain.
Selain itu, menurut Hidayat (2009), menyatakan bahwa
seseorang dikatakan mengalami pertumbuhan bila terjadi
perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti
berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada
proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa
konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru yang secara 12
perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut
pada daerah aksial, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama
yang ada selama masa pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar
timus, lepasnya gigi sus, atau hilangnya refleks tertentu.
b. Ciri dan prinsip perkembangan
Perkembangan terjadi seiring dengan pertumbuhan tanpa bisa
dipisahkan. Perkembangan merupakan hasil dari interaksi antara
susunan saraf pusat dengan organ yang mempengaruhinya,
contohnya yaitu perkembangan bicara, bahasa, sosial dan
emosional.
Ciri-ciri perkembangan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan melibatkan perubahan
2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
3. Perkembangan memiliki pola yang tetap
4. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan
5. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
6. Perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan

2.1.4 Kenali Tahapan Perkembangan anak Usia 0-12 Bulan


Pertumbuhan dan perkembangan otak terjadi sangat pesat pada usia
anak di bawah 2 tahun, pada fase ini disebut dengan periode kritis
perkembangan, dan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan
terapi bila ada gangguan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang
8

tua untuk memantau Si Kecil berkembang dan belajar sesuai


dengan tahapannya.
Perkembangan si Kecil dibagi menjadi beberapa area yaitu:
motorik kasar (berjalan, berlari), motorik halus (menggambar),
sensorik (visual, mendengar, dll.), bahasa (mengucapkan kata lalu
kalimat), dan sosial & emosional (bermain bersama, bermain
bergantian). Berikut adalah tahap pertumbuhan anak sesuai usia 0-
12 bulan:
1) USIA 0-3 BULAN
MOTORIK KASAR
- Mengangkat kepala & dada saat tengkurap
- Menyokong tubuh bagian atas dengan lengan saat tengkurap
- Membuka & menutup telapak tangan, mengangkat tangan ke
mulut
- Meraih & menggoyangkan mainan
VISUAL
- Menatap wajah orang tuanya
- Mengikuti obyek yang bergerak
- Mengenali orang yang familiar pada jarak dekat
BICARA DAN PENDENGARAN
- Tersenyum dan mendengar suara ibunya
- Mulai echoing (bergumam mengeluarkan suara)
SOSIAL DAN EMOSIONAL
- Mulai tersenyum
- Mulai menikmati bermain bersama orang lain
- Lebih komunikatif dan ekspresif dengan wajah dan tubuh
2) USIA 4-7 BULAN
MOTORIK
- Tengkurap bolak balik
- Duduk (awalnya dengan bantuan tangan kemudian tanpa
bantuan tangan)
- Mengambil benda dengan satu tangan
9

- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain


- Memegang benda dengan grasping (menggenggam bukan
dengan menggunakan dua jari)
VISUAL
- Dapat melihat beraneka warna
- Mampu melihat gerakan benda yang bergerak
BAHASA
- Berespon bila namanya dipanggil
- Mulai bereaksi terhadap “tidak”
- Membedakan emosi dengan nada bicara
- Bersepon pada suara dengan membuat suara
- Bersuara untuk mengekspresikan rasa senang/tidak nyaman
- Babbling dengan beberapa konsonan
KOGNITIF
- Dapat menemukan objek yang disembunyikan
- Berekspresi dengan tangan dan mulut
- Berusaha mendapatkan obyek yang jauh dari jangkauan
SOSIAL DAN EMOSIONAL
- Mulai senang bermain bersama
- Tertarik dengan bayangan di cermin
- Berespon terhadap ekspresi emosi orang lain

3) USIA 8-12 BULAN


MOTORIK KASAR
- Duduk dari posisi tidur tanpa bantuan
- Merangkak maju
- Berjalan sambil berpegangan pada furniture
- Mampu berdiri sebentar tanpa bantuan
- Dapat berjalan 2-3 langkah tanpa bantuan
MOTORIK HALUS
- Memegang benda dengan menggunakan dua jari
- Membenturkan dua kubus bersamaan
10

- Memasukkan dan mengeluarkan benda ke dalam/keluar wadah


- Melemparkan benda dengan sengaja
- Menusuk lubang dengan jari telunjuk
- Mencoba mencorat-coret
BAHASA
- Lebih memperhatikan gerakan mulut orang saat diajak bicara
- Berespon dengan kalimat sederhana
- Berespon terhadap “tidak”
- Menggunakan gerakan sederhana untuk menyatakan keinginan
misalnya: menggelengkan kepala untuk “tidak”
- Babbling dengan nada yang bervariasi
- Bicara “dada” dan “mama” (2 suku kata)
- Menggunakan kata-kata seri misalnya: “oh-oh!”
- Mencoba meniru kata-kata
KOGNITIF
- Mengeksplorasi obyek dengan berbagai cara
(menggoncangkan, membenturkan, melempar, dan
menjatuhkan)
- Menemukan dengan mudah obyek yang disembunyikan
- Melihat gambar yang tepat bila suatu gambar disebutkan
namanya
- Menirukan gerakan isyarat
- Mulai menggunakan benda dengan benar (gelas untuk minum,
sisir untuk menyisir rambut, dll)
SOSIAL DAN EMOSIONAL
- Malu atau cemas pada orang yang tidak dikenalnya
- Menangis saat ibu/ayahnya meninggalkannya
- Menunjukkan ketertarikan khusus pada orang-orang dan
mainan tertentu
- Mungkin takut pada situasi tertentu
- Lebih memilih ibu/pengasuhnya dibandingkan orang lain
- Mengulang suara/gerak tertentu untuk menarik perhatian
11

- Merentangkan lengan atau kaki untuk memudahkan saat


dipakaikan baju/celana
Tumbuh kembang anak hingga usia 12 bulan akan terasa sangat
cepat. Maka dari itu, pastikan orang tua untuk selalu memantau
proses ini sehingga tidak ada perkembangan yang terlewatkan.
Bila ada sinyal hambatan pada proses tumbuh kembang si Kecil,
orang tua dapat segera mencari tahu permasalahannya dan
melakukan penanganan untuk mengatasinya sejak dini.

2.1.5 Parameter Pertumbuhan Bayi


Pengukuran pertumbuhan pada bayi yang dijadikan patokan adalah
berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan digunakan
untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan
yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh,
dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau
tumbuh kembang anak. Selain itu berat badan juga dapat digunakan
sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan
dalam tindakan pengobatan. Pada usia beberapa hari, berat badan
bayi mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10%
dari berat badan waktu lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya
mekonium dan air seni yang belum diimbangi dengan asupan yang
mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum lancar dan berat
badan akan kembali pada hari kesepuluh (Hidayat, 2009).
Bayi akan memiliki berat badan 2 kali berat lahirnya pada umur 5
sampai 6 bulan dan 3 kali berat lahirnya pada umur 1 tahun. Berat
badannya bertambah 4 kali lebih banyak dalam 2 tahun, 5 kali lebih
banyak dalam 3 tahun, 6 kali lebih banyak dalam 5 tahun dan 10
kali lebih banyak dalam 10 tahun. Rata-rata pertambahan pada bayi
adalah 90-150 gram/minggu (Dintansari dkk., 2010).
Pengukuran pertumuhan pada bayi selain berat badan adalah
panjang badan. Pengukuran panjang badan dilakukan ketika anak
terlentang. Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai
12

status perbaikan gizi. Panjang badan bayi baru lahir normal adalah
45-50 cm dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan
oleh National Center For Health statistic (NCHS), bayi akan
mengalami penambhan panjang badan sekitar 2,5 cm setiap
bulannya. Penambhan tersebut akan berangsur-angsur berkurang
sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan
penambahan ini akan berhenti pada usia 18-20 tahun (Ernawati
dkk., 2014).

2.1.6 ASI
1. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang tepat bagi
bayi yang baru lahir sampai dengan umur 2 tahun. ASI eksklusif
atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan tim (Utami Roesli 2000)
Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
minimal 4 bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan
sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan ia
harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, dan
pemberian ASI dapat diteruskan sampai ia berusia 2 tahun
(Utami Roesli, 2001).
2. Macam ASI
Menurut lama hari menyusui, ASI memiliki komposisi
berbeda dari hari ke hari:
 Kolostrum.
Kolostrum merupakan cairan pertama yang berwarna
kekuning-kuningan (lebih kuning dibandingkan susu matur).
Cairan ini dari kelenjar payudara dan keluar pada hari kesatu
sampai hari keempat-tujuh dengan komposisi yang selalu
13

berubah dari hari kehari. Kolostrum mengandung zat anti


infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI matur.
Selain itu, kolostrum dapat berfungsi sebagai pencahar yang
ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus
bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan
makanan bayi bagi makanan yang akan datang.
 ASI Transisi (Peralihan).
ASI transisi diproduksi pada hari ke-4 sampai 7 hari ke-10
sampai 14. Pada masa ini kadar protein berkurang, sedangkan
kadar karbohidrat dan lemak serta volumenya semakin
meningkat.
 ASI Mature
ASI mature merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14
dan seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan. Pada
ibu yang sehat dan memiliki jumlah ASI yang cukup, ASI ini
merupakan makanan satu-satunya yang paling baik bagi bayi
sampai umur enam bulan (Utami Roesli, 2001:25).
3. Volume ASI
Hasil penyelidikan Suhardjo yang dikutip oleh Yeni
Yenrina dan Diah Krisnatuti (2002:9), volume ASI dari waktu
ke waktu berubah, yaitu:
1 Enam bulan pertama : 500-700 ml ASI/ 24 jam
2 Enam bulan kedua : 400-600 ml ASI/ 24 jam
3 Setelah satu tahun : 300-500ml ASI/ 24 jam
4. Kandungan susu berubah selama pemberian ASI :
 Susu awal
Susu ini muncul pada awal pemberian, berwama bim dan
encer. Susu ini kaya akan protein, laktosa, vitamin, mineral
dan air.
 Susu akhir
Susu ini muncul diakhir pemberian ASI. Kelihatannya lebih
putih daripada susu awal karena susu akhir mengandung
14

lebih banyak lemak. Lemak ini membuat susu akhir kaya


akan energi. Lemak memasok lebih dari 50 % energi dalam
ASI.
5. Kandungan ASI
1) Perbandingan Komposisi ASI dibanding susu sapi
a. Kandungan total protein
ASI1.0%
Susu Sapi 3.5%
b. Kandungan protein seketika
(Secara biologis sangat penting)
ASI >70%
Susu Sapi <20%
2) Perbandingan asam amino
a. Phenylalanine and tyrosine ASI lebih sedikit (berlebihan
dapat berbahaya bagi neonatus)
b. Cystine Lebih banyak pada ASI (essensial untuk
pertumbuhan)
c. Methionine Susu sapi lebih banyak (neonatus tidak dapat
mengubahnya menjadi sistin karena enzim belum
berfungsi sempurna)
d. Taurine 30-40 kali lebih banyak pada ASI (penting untuk
perkembangan otak)
e. Kandungan ASI lainnya secara biokimia
3) Kandungan lainnya
a. Protein: Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak,
penting untuk pertahanan tubuh dan antibody
b. Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna
tubuh
c. Karbohidrat: Laktosa lebih banyak, penting untuk
pertumbuhan Lactobacillus bifidus, menghilangkan
infeksi saluran cerna, pertumbuhan sel otak, retensi
kalium, fosfor dan magnesium
15

d. Lemak: Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah


diserap
e. Kolesterol lebih banyak
f. Asam lemak esensial lebih banyak
g. Asam palmitat lebih banyak
h. Garam empedu lebih banyak lebih banyak membuat
absorpsi lebih baik
i. Laktoferin, lysozime, IgA : melindungi bayi dari infeksi
gastroenteritis, radang saluran pernafasan dan paru-paru,
otitis media, dan diare
j. Mineral: Kadar Natrium lebih banyak, melindungi
neonatus dari dehidrasi dan hipernatremia.
k. 50-70% besi diserap dari ASI bila dibandingkan dari
susu sapi yang hanya diserap 10-30%
l. ASI mengandung molekul pengikat seng, asam pikolinik,
membuat penyerapan seng lebih efisien
m. Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi
tulang bila dibandingkan dengan susu sapi
4) Keunggulan ASI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek
psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek
penundaan kehamilan.
a. Aspek Gizi.
a) Manfaat Kolostrum:
 Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA
untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
terutama diare.
 Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi
tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama
kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk
16

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu


kolostrum harus diberikan pada bayi.
 Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi
dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah,
sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-
hari pertama kelahiran.
 Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran
bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
b) Komposisi ASI
 ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat
gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim
untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam
ASI tersebut.
 ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan bayi/anak.
 Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai
untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan
salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu
sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu
65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih
mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga
tidak mudah diserap.
c) Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
 Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang
terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-
transmitter dan berperan penting untuk proses
maturasi sel otak. Percobaan pada binatang
menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat
terjadinya gangguan pada retina mata.
17

 Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid


(AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang
(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk
pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA
dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk
menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya
(precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam
linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
d) Aspek Imunologik
 ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas
kontaminasi.
 Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI
kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap
tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan
berbagai virus pada saluran pencernaan.
 Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan
komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di
saluran pencernaan.
 Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap
bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah
lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada
susu sapi.
 Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama
lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam
yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT)
antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue
(GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary
Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi
jaringan payudara ibu.
18

 Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung


nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri
lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman
flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
e) Aspek Psikologik
 Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu
mampu menyusui dengan produksi ASI yang
mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh
emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan
meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin
yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
 Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan
perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut.
 Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih
sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan
seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan
merasa aman dan puas karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung
ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
f) Aspek Kecerdasan
 Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI
sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf
otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
 Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang
diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi
pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3
tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun,
dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
g) Aspek Neurologis
19

 Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf


menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada
bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
h) Aspek Ekonomis
 Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi
berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu
formula dan peralatannya.
i) Aspek Penundaan Kehamilan
 Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda
haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan
sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum
dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
5) Cara Pemberian ASI
Bayi yang mendapat cukup ASI mempunyai tanda-tanda
sebagai berikut:
a. Bayi yang cukup ASI akan kencing 6-8 kali dalam sehari
b. Terdapat kenaikan berat badan rata-rata 500 gram
perbulan
c. Bila menyusui sering, tiap 2-3 jam atau 8-12 kali dalam
sehari
d. Bayi tampak sehat, warna kulit dan turgor baik, anak
cukup aktif.
6) Faktor – Faktor yang memengaruhi penggunaan ASI
a. Perubahan sosial budaya.1) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan
sosial lainnya, meniru teman, tetangga atau orang
terkemuka yang memberikan susu botol.
b. Faktor psikologis: Takut kehilangan daya tarik sebagai
seorang wanita, Tekanan batin
20

c. Faktor fisik ibu: Ibu sakit, seperti mastitis biasanya enggan


menyusui bayinya karena payudaranya terasa nyeri bila
digunakan untuk menyusui bayinya.
d. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat
kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang
manfaat pemberian ASI.
e. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti
ASI.
f. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas
kesehatan sendiri yang menganjukan penggantian ASI dari
susu kaleng (Soetjiningsih, 1997:17).
Menurut Syahmien Moehji (2002:41), minuman buatan yang
terbuat dari susu hewan terutama susu sapi, dapat diberikan
kepada bayi sebagai pelengkap atau sebagai pengganti ASI
dalam keadaan sebagai berikut:
a. Air susu ibu tidak keluar sama sekali, dalam keadaan seperti
ini satu-satunya makanan yang dapat menggantikan ASI
adalah susu sapi.
b. Ibu meninggal sewaktu melahirkan atau waktu bayi masih
memerlukan ASI.
c. ASI keluar tetapi jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi
bayi karena itu perlu tambahan.
d. Pemberian makanan atau minuman pengganti ASI berbahaya
bagi bayi karena saluran pencernaan bayi belum cukup kuat
untuk mencernakan makanan atau minuman selain ASI (Dep
Kes, 1997).

2.2 Konsep Asih, Asih, Asuh


Setiap orang tua, pasti tidak menginginkan melewatkan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya. Pertumbuhan anak merupakan proses yang dialami
anak dengan bertambahnya ukuran, volume, maupun jumlah sel-sel yang ada
didalam tubuh anak yang mana tidak bisa kembali kesemula. Misalnya, dalam
21

pertumbuhan anak dalam setiap hari, setiap bulan, maupun setiap tahunnya
pasti mengalami pertambahan ukuran tubuh, kepala, dan bagian yang lainnya.
Sedangkan, perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan setiap
individu maupun makhluk hidup yang lainnya, yang pastinya perkembangan
tidak dapat diukur dengan alat ukur apapun. Jadi pertumbuhanan yang
dialami setiap anak akan mengikuti proses perkembangan.
Dalam setiap proses tumbuh kembang anak tidak terlepas dari kata asah,
asih, dan asuh. Maka dari itu, sebagai orang tua yang selalu berpikiran
terbuka, pahamilah tiga kata yang sangat penting untuk diimbangi ketika
proses tumbuh kembang anak.
Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan
telah diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 Pasal 1, yang dimaksud
Anak adalah setiap orang yang berusia dibawah 18 tahun, kecuali berdasarkan
undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai
lebih awal. Berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan. Sedangkan menurut WHO, batasan usia anak antara 0-19
tahun. Ada 4 prinsip dasar hak anak yang terkandung di dalam Konvensi
Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-
bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan telah diratifikasi Indonesia pada
tahun 1990, yaitu: Non-diskriminasi, Kepentingan yang terbaik bagi anak,
Hak untuk hidup ; kelangsungan hidup; dan perkembangan, serta
Penghargaan terhadap pendapat anak. Menurut prinsip dasar hak anak yang
ke-3, anak mempunyai hak untuk bertumbuh dan berkembang. Bertumbuh
berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan di antara sel-
sel. Indikator untuk mengetahui adanya pertumbuhan adalah: adanya
pertambahan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Berkembang
adalah bertambahnya struktur, fungsi  dan kemampuan anak yang lebih
kompleks, meliputi kemampuan :
 Sensorik (kemampuan mendengar, melihat, meraba, merasa, mencium)
22

 Motorik (terdiri dari gerak kasar, halus, dan kompleks)


 Berkomunikasi dan berinteraksi (tersenyum, menangis, bicara, dll)
 Kognitif (kemampuan mengenal, membandingkan, mengingat,
memecahkan masalah, dan kecerdasan)
 Bersosialisasi, kemandirian
 Kreativitas
 Moral dan spiritual (nilai-nilai adat dan budaya serta agama)
 dan lain-lain.
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan (simultan).
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat
dengan organ tubuh yang dipengaruhinya. Misal: kemampuan bicara
merupakan hasil dari perkembangan sistem syaraf yang mengendalikan
proses bicara. Hal-hal yang menentukan Kualitas Tumbuh Kembang
Anak. Kualitas tumbuh kembang anak ditentukan oleh:
 Faktor intrinsik, yaitu faktor-faktor bawaan sejak lahir (genetik-
heredokonstitusional)
 Faktor ekstrinsik, yaitu faktor-faktor sekeliling (lingkungan) yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak sejak di dalam kandungan
hingga lahir dan bertumbuh-kembang menjadi seorang anak.
Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal
meliputi Asuh, Asih, dan Asah yaitu:
1. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi,
imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian,
pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain
dan beristirahat.
a. Nutrisi: Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu
memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang
bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan
nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6
bulan pertama (ASI Eksklusif).
23

b. Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar


terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
c. Kebersihan: meliputi kebersihan makanan,
minuman,udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan
transportasi
d. Bermain, aktivitas fisik, tidur: anak perlu bermain, melakukan
aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat
a) merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan  proteiN
b) merangsang pertumbuhan otot dan tulang
c) merangsang perkembangan
e. Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya
secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan
dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul
Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus.
Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang,
mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan
anak
2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam
kandungan), anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras
dengan ibunya untuk  menjamin tumbuh kembang fisik-mental
dan psikososial anak dengan cara:
 menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,
 diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
 diberi contoh (bukan dipaksa)
 dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai
 dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan
kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman)
3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):
24

Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini


mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif,
kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar
perlunya stimulasi dini:
 milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6
bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
 orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
 bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru
(sinaps)
 semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel
otak
 semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin
kompleks/luas
 merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk
mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas
dan tinggi.- stimulasi mental secara dini akan mengembangkan
mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral,
agama dan etika, kepribadian,
 ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan
kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama,
kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga
perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining)
adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan
rujukan dini bila diperlukan.
2.3 Peran Ayah Dalam Pengasuhan Anak
Dalam melakukan pengasuhan terhadap anak peran Ayah dan Ibu
merupakan peran yang sangat penting hingga idealnya ayah dan ibu
mengambil peran yang saling melengkapi. Dalam berinteraksi dengan anak
ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda, menurut Lamb dalam (Santrock :
2007) interaksi ibu berpusat dalam aktivitas perawatan anak seperti
mengganti popok, memandikan, memberi makan, juga menggantikan
25

pakaian. Interaksi ayah dan anak lebih banyak terlibat dalam bermain yang
menimbulkan semangat.
Sebelum membahas terlalu jauh mengenai peran ayah khusus dalam
pengasuhan anak ada beberapa peran ayah dalam keluarga menurut McAdoo
adalah sebagai berikut :
1. Provider yaitu sebagai penyedia dan pemberi fasilitas kebutuhan
keluarga.
2. Protector yaitu sebagai pemberi perlindungan bagi setiap anggota
keluarganya.
3. Decision maker yaitu sebagai pengambil keputusan dalam keluarganya.
4. Child spesialiser & educator yaitu sebagai pendidik dan menjadikan
anak mahluk sosial.
5. Nurtured mother yaitu sebagai pendamping ibu dalam pengasuhan anak.
Lamb mengatakan bahwa keterlibatan ayah dalam proes pengasuhan
anak memiliki tiga komponen yaitu :
1) Paternal engagement
Mencakup kontak dan interaksi langsung ayah secara langsung dengan anak
dalam konteks pengasuhan, bermain atau rekreasi.
2)  Accesibilty atau availability
Peran ini mencakup kehadiran dan keterjangkauan ayah bagi anak, terlepas
dari ada atau tidaknya interaksi langsung antara ayah dan anak.
3) Responsibility
Mencakup pemahaman dan usaha ayah dalam memenuhi kebutuhan
anaknya, mencakup faktor ekonomi maupun pengaturan dan rencana
kehidupan.
Sebuah lembaga riset dan pengembangan di Amerika Serikat (National
Center for Education Statistic) merilis dan merangkum peran-peran Ayah
dalam pengasuhan anak hasil riset dari para ahli seperti Amato (1987, 1996),
McBride (1990), McBride dan Mills (1993), Palkovitz (1997), Radin (1994),
Volling & Belsky (1991), peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
a. Economic provider
Ayah sebagai penyedia kebutuhan anak dan juga kebutuhan keluarga baik
26

kebutuhan primer maupun sekunder.


b. Caregiver & nurture
Caregiver bagi ayah yaitu ayah berperan pada kebutuhan dan perawatan anak
seperti memandikan, membersihkan atau memberi makan.
Sementara nurture bagi ayah adalah berperan dalam pengasuhan dan
terlibat secara emosi seperti mencium, membelai, memeluk dan
memanggilnya dengan panggilan kasih sayang.
c. Teacher & role model
Ayah berperan mendidik sekaligus sebagai teladan bagi anak-anak, perilaku
kedua orangtua termasuk ayah akan dijadikan contoh bagi anak-anak.
d. Friends & playmates
Ayah juga berperan sebagai teman dan sekaligus menjadi teman bermain
bagi anak. Anak merasakan kenyamanan saat menjadikan ayahnya
sebagai teman untuk berbagi cerita ataupun bermain.
e. Monitors & disciplinarian
Ayah juga berperan dalam mengontrol kedisplinan, sikap dan tingkah laku
anak.
f. Protector
Ayah berperan juga sebagai pelindung bagi anak, anak akan merasa aman
ketika ayah berada di dekatnya.
Berdasarkan Jain, Belsky, dan Crinc (1996) peran ayah dalam
pengasuhan dikategorikan kedalam empat tipe yaitu sebagai pengasuh, guru
dan teman, pengontrol kedisiplinan, dan pengawasan. Evans (1999)
memaparkan teori peran ayah dalam pengasuhan atau disebut
juga fathering yaitu pemberi solusi, teman bermain, pemberi hukuman,
pemberi dan penyedia. Hart (2002) berpendapat ayah memiliki peran dalam
keterlibatannya dalam pengasuhan yaitu :
1. Economic provider, ayah dianggap sebagai pendukung finansial untuk
memenuhi segala kebutuhan keluarga termasuk apa yang dibutuhkan
oleh anak dan pelindung bagi keluarga.
2. Friend & playmate, ayah dianggap sebagai ‘fun parent’ serta memiliki
waktu bermain yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu.
27

3. Caregiver, ayah dianggap sering memberikan stimulasi afeksi dalam


berbagai bentuk sehingga memberikan rasa nyaman dan penuh
kehangatan.
4. Teacher & role model, ayah bertanggung jawab terhadap apa saja yang
dibutuhkan anak untuk masa mendatang melalui latihan dan teladan yang
baik bagi anak.
5. Monitor & disciplinary, ayah memenuhi peran penting dalam
pengawasan terhadap anak, terutama begitu ada tanda-tanda awal
penyimpangan maka disiplin dapat ditegakan.
6. Protector, ayah mengontrol dan mengorganisasi lingkungan anak
sehingga anak terbebas dari kesulitan atau bahaya serta mengajarkan
bagaimana anak seharusnya menjaga keamanan diri mereka terutama
selagi ayah dan ibu tidak sedang bersamanya.
7. Advocate, ayah menjamin kesejahteraan anak dalam berbagai bentuk
terutama kebutuhan anak terutama kebutuhan anak ketika berada di
institusi di luar keluarganya.
8. Resource, ayah dengan berbagai cara yang bisa dilakukan mendukung
anak untuk berkembang dan menemukan kesuksesan pada bidang yang
anak minati. Bentuk dukungannya dapat berupa dukungan moril maupun
materil seperti menyediakan fasilitas bagi anak untuk menekuni minatnya
dan lain sebagainya.
2.4 Peran ayah dalam pengasuhan anak dalam beberapa tahapan
perkembangan anak
a. Masa bayi & balita
Kedekatan ayah dan anak menurut studi university college London
kebanyakan baru dimulai ketika si anak sudah bernajak usia pubertas,
padahal waktu terbaik untuk membangun kedekatan antara ayah dan anak
harus dimulai sejak dini terutama saat bayi berusia 0-3 tahun. Kedekatan
antara ayah dan anak yang dibangun dengan ayah melibatkan diri dalam
proses pengasuhan anak sejak masih bayi memiliki banyak dampak
positif seperti meningkatkan kreativitas anak, kontrol emosi menjadi
lebih baik, mengasah psikologi, dan membentuk inisiatif anak. Ayah bisa
28

melibatkan diri dalam proses pengasuhan bayi dengan cara mengajak


bicara bayi, mengasuh bayi, memberi sentuhan pada bayi, bermain
dengan bayi, juga mendukung proses menyusui.
b. Masa usia anak-anak
Pada usia anak ayahpun memimiliki peran tersendiri dalam
keterlibatannya untuk pengasuhan anak. Peran ayah dalam pengasuhan
masa usia anak-anak menurut adalah sebagai berikut :
1.     Membina hubungan dengan saudara kandung
2.     Membina hubungan dengan teman sebaya
3.     Parent peer cross preasure
4.     Dukungan sosial
c. Masa usia remaja
Ketika anak memasuki remaja orangtua pun harus ikut berkembang
dalam menerapkan pola pengasuhannya. Menerapkan pengasuhan bagi
anak yang memasuki usia remaja ayah juga memiliki peran tersindiri.
Menurut buku penyuluhan bina keluarga remaja (BKR) yang beredar di
Indonesia peran ayah dalam pengasuhan anak usia remaja adalah :
1.     Sebagai pendidik
2.     Sebagai panutan
3.     Sebagai pendamping
4.     Sebagai konselor
5.     Sebagai komunikator
6.     Sebagai teman atau sahabat
d. Dampak Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak
Keterlibatan ayah dalam pola asuh anak seperti yang telah sedikit
di paparkan pada pembahasan awal memberikan dampak positif bagi
tumbuh kembang anak. Keterlibatan ayah juga mempengaruhi proses
perkembangan anak pada beberapa aspek diantaranya adalah :
1. Perkembangan kognitif
Ayah yang terlibat dalam pengasuhan anak sejak masih bayi akan
menunjukan kemampuan peningkatan kognitif pada saat bayi tersebut
berusia enam bulan. Pada saat anak menginjak usia satu tahun fungsi
29

kognitif juga meningkat seperti dalam pemecahan masalah. Pada saat


anak menginjak usia sekolah akan menunjukan prestasi akademik.
Anak yang mendapatkan keterlibatan peran ayah dalam
pengasuhannya akan termotivasi untuk melakukan performa terbaik.
Hal ini juga berdampak pada saat anak dewasa selain memiliki
prestasi akademik juga prestasi dalam karir nya dan kesejahteraan
psikologis (Flouri, 2005).
Hasil penelitian pengaruh keterlibatan ayah dalam pengasuhan
terhadap prestasi belajar anak usia sekolah menunjukan hasil
signifikan atau adanya pengaruh. Perkembangan kognitif anak,
kompetensi sosial anak sejak dini dipengaruhi oleh kelekatan,
hubungan emosional serta ketersediaan sumber daya dan masa transisi
menuju remaja.
2. Perkembangan sosial
Keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan anak yang berdampak
pada perkembangan sosial menurut Kato (2002) berpengaruh terhadap
perilaku prososial anak pada usia tiga tahun. Anak pada usia remaja
akan berdampak pada minimnya konflik dengan teman sebayanya.
Menurut Gottman dan DeClaire (2004) keterlibatan ayah dalam
pengasuhan anak akan mengembangkan kemampuan anak untuk
berempati, penuh kasih sayang dan perhatian, serta hubungan sosial
yang lebih baik.
3. Perkembangan emosi
Keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan anak juga berdampak
positif dengan kepuasan hidup anak, kebahagiaan, juga rendahnya
pengalaman depresi (Dubowits, 2001 & Fomoso, 2007). Ketika
seorang ayah memberikan perhatian dan kasih sayang seperti
menemani bermain, membantu mengerjakan tugas sekolah atau
lainnya akan menimbulkan perkembangan emosi positif pada anak,
apabila emosi postif pada anak terus berkembang dan distimulasi
maka kemampuan anak dalam mengendalikan emosi akan
berkembang dengan baik.
30
BAB 3
METODOLOGI

3.1 Langkah Langkah Yang Di Lakukan


3.1.1 Analisi Situasi (karakteristik peserta)

a. Nama Kegiatan
Kelas bayi adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-1 tahun
secara bersama-sama berdiskusi, tukar menukar pendapat, tukar pengalaman akan
pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembanganya
dibimbing ole fasilittaor dalam hal ini menggunakan buku KIA (Wahyuni, Mustar,
Irmayanti, & Dkk., 2020)

b. Tujuan Kelas Ibu Bayi


1) Meningkatkan pengetahuan orang tua tentang tumbuh kembang balita usia 0-5 tahun
2) Meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai gizi seimbang pada bayi usia 0-1
tahun. Gizi 0-6 bulan dengan ASI 6-12 bulan MPASI
3) Meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai obat pertolongan pertama pada
balita usia 0-1 tahun.
4) Meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai perilaku hidup sehat dan bersih
(PHBS) pada bayi usia 0-1 tahun. Pengetahuan orang tua mengenai perilaku hidup seat
dan bersih (PHBS) pada balita usia 0-1 tahun.

c. Peserta Kelas Ibu Bayi


Ibu dan anak yang berusia 0-1 tahun, dengan peserta 6 orang

d. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu bayi adalah
ruangan untuk kapasitas 6 orang peserta dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup,
alat tulis menulis, buku KIA, media edukasi, LCD Proyektor, Laptop, modul pelaksanaan
kelas ibu bayi, buku alat peraga (DDTK kit, food model, dil), tikar/karpet

e. Tahapan Kelas Ibu Balita

1) Persiapan Kelas Ibu Bayi


a) Pertemuan Persiapan
Pertemuan in bertujuan untuk mensosialisasikan serta menyamakan persepsi diantara
para stakeholders (aparatur Dinas, Puskesmas, Posyandu, dan tokoh masyarakat)
tentang Kelas Ibu Bayi, diakhiri dengan membuat kesepakatan.

b) Fasilitator dan Nara Sumber


Fasilitator Kelas Ibu Bayi adalah bidan/perawat/tenaga kesehatan lainnya yang telah
mendapat pelatihan fasilitator Kelas bu Bayi atau melalui on the job training.
Narasumber adalah mahasiswi profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Malang

c) Pengkajian Kebutuhan/ Data Dasar


Sebelum kelompok Kelas bu Bayi idimulai terlebih dahulu dilaksanakan musyawarah
masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan balita dan materi prioritas yang akan
dibahas dalam pertemuan kelas Ibu Bayi, kewenangan ini diberikan kepada fasilitator

31
32

dengan catatan materi tersebut merupakan bagian dari Buku KIA. Tujuannya untuk
memetakan kebutuhan-kebutuhan warga belajar serta berbagai kebutuhan
penyelenggaraan kelas. Kebutuhan warga belajar diasumsikan tidak sama antara satu
daerah dengan daerah lain, sehingga pengenalan dan pembuatan peta/data dasar
kebutuhan merupakan kegiatan persiapan yang sangat penting untuk menetapkan
materi, supervisi, monitoring dan evaluasi. Pemetaan dilaksanakan secara bertingkat,
dimulai dari Posyandu kemudian ke Polindes dan Puskesmas.

2) Pelaksanaan Kelas Ibu Bayi

a) Persiapan pelaksanaan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain :

(1) Identifikasi Sasaran


Ibu yang memiliki anak usia 0-1 tahun.

(2) Mempersiapkan tempt dan sarana belajar


Tempat sebaiknya tidak terlalu jauh dari rumah warga. Sarana belajar mencakup kursi,
tikar, karpet, alat peraga dan alat-alat praktek/demo. Jika peralatan membutuhkan
listrik perl diperhatikan apakah tempt belajar mempunyai aliran listrik. Oleh karena ibu-
ibu membutuhkan konsentrasi untuk mengikuti setiap materi, gangguan yang
ditimbulkan anak perlu diatasi dengan menyediakan ruangan untuk anak bermain.
Sebaiknya ibu-ibu peserta dianjurkan datang dengan suami atau kerabat yang dapat
mengasuh bayi/anak saat ibu mengikuti kelas. Di rang bermain anak perlu disediakan
mainan sesuai usia. Hindarkan penggunaan mainan yang menimbulkan bunyi supaya
tidak mengganggu kegiatan Kelas Ibu Bayi.

(3) Mempersiapkan materi


Persiapan materi mencakup pembuatan jadwal belajar yang terdiri dari jam,
topik/materi, nama fasilitator dan daftar alat bantu (flip chart/lembar balik, kertas
plano, spidol, kartu metaplan, dsb.) untuk setiap materi

(a) Mengundang ibu yang memiliki anak usia 0-1 tahun


Undangan disampaikan secara lisan maupun tertulis, pastikan apakah undangan
sudah sampai kepada sasaran
(b) Mempersiapkan tim fasilitator dan nara sumber
Menyusun pembagian kerja diantara fasilitator dan narasumber. Pembagian ini
akan terlihat dalam jadwal belajar.
(c) Pelaksanaan Kelas Bayi
(1) Membuat kesan yang menyenagkan
(2) Memilih topik berdasarkan kebutuhan anak usia 0-1 tahun bulan
(3) Menerapkan metode yang telah ditentukan
(4) Disiplin waktu

f. Waktu Pelaksanaan Kelas Ibu Balita akan dillaksanakan pada :


Hari : Selasa
Tanggal : 29 Februari 2022
Pukul : 09:00 WIB
Tempat : Posyandu Tunas Harapan
33

Jumlah bu Balita : 9

g. Strategi Pelaksanaan
 
Kegiatan Waktu Kegiatan Kegiatan
Penyuluhan Peserta
5 5 menit • Mengucapkan Salam •Meniawab
 Pembukaan •Menggali salam
5 menit (5%) pengetahuan •Menjawab
perkembangan dan pertanyaan
pertumbuhanbalita •Peserta
• Pretest memberi
umpan balik
dengan
mengerjakan
pretest
Pelaksanaan 20 menit • Menyampaikan materi Menyimak
20 menit • Menjawab pertanyaan • Bertanya
(80%) • Post Test •Peserta
memberi
umpan balik
dengan
mengerjaka
n pretest
Evaluasi dan 5 menit •Evaluasi dan kesimpulan • Menjawab
Penutup 5 • Salam evaluasi
menit • Menjawab
(15%) salam

3.1.2 Penentuan Masalah


a. Hal yang perlu diwaspadai
1) Tempat belajar sebaiknya tidak terlalu jauh dari rumah warga belajar,
sehingga peserta cepat berkumpul dan memulai kelas ibu bayi.
2) Waktu pelaksanaan kelas ibu bayi harus efektif dan efisien
3) Jika peralatan membutuhkan listrik perlu diperhatikan apakah tempat
belajar mempunyai aliran listrik.
4)Menyediakan ruangan untuk bayi bermain oleh karena ibu-ibu
membutuhkan konsentrasi untuk mengikuti setiap materi, gangguan yang
ditimbulkan bayi perlu diatasi dengan menyediakan ruangan untuk bayi
bermain.
5) Sebaiknya ibu-ibu peserta dianjurkan datang dengan suami atau kerabat
yang dapat mengasuh bayi/anak saat ibu mengikuti kelas. Di rang bermain
bayi perlu disediakan mainan sesuai usia.
6) Hindarkan penggunaan mainan yang menimbulkan bunyi supaya tidak
menqganggu kegiatan Kelas Ibu Bayi.

b. Hambatan
1) Peserta datang terlambat, sehingga pelaksanaan kelas ibu bayi menjadi
mundur dan tidak tepat waktu
2) Bayi rewel sehingga konsentrasi ibu terganggu
34

3.1.1 Rencana Penatalaksanaan Masalah


a. Kontrak waktu dan mengingatkan peserta untuk datang tepat waktu
sehari sebelum pelaksnaan kelas ibu balita
b. Menyediakan ruangan untuk bayi bermain dan Sebaiknya ibu-ibu peserta
dianjurkan datang dengan suami atau kerabat yang dapat mengasuh
bayi/anak saat ibu mengikuti kelas. Di ruang bermain bayi perlu disediakan
mainan sesuai usia

3.2 Pengorganisasian Jadwal Kegiatan


3.2.1 Kelas tumbuh kembang pada balita usia 0-1 tahun
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Kelas Tumbuh Kembang pada Balita Usia 0-1
tahun

N Kegiatan Pokok Sasaran Rincian Kegiatan Tujuan Kegiatan Cara Melaksanakan


o. Kegiatan

1. Persiapan Mahasisw 1.Identifikasi sasaran Mempersiapkan 1.Pertemuan persiapan


Kegiatan a Profesi 2.Mempersiapkan tempat kelas ibu bayi 2.Pengakjian kebutuhan/
Kelas Ibu Bidan dan sarana prasarana dengan tema data dasar
Bayi 3. Merencanakan
3. Mempersiapkan materi tumbuh kembang
penyelenggaraan
4. Mengundang ibu yang bayi umir 0-1 tahun
mempunyai bayi berusia 0-
1 tahun
5. Mempersiapkan
fasilitator dan narasumber
6. Menyusun rencana
anggaran
7. Membuat media lembar
balik dan menyiapkan
media lainnya

2. Pelaksanaan kelas Ibu bayi 1.Pembukaan Tercapainya 1.Pertemuan dengan


ibu bayi usia 0-1 2. Pelaksanaan Pre test sasaran untuk sasaran
tahun 3. Penyelesaian materi meningkatkan 2. Penyampaian materi
tumbuh kembang balita kesadaran 3. Melaksanakan Pre dan
usia 0-1 tahun pemberian stimulasi post test
4. Sesi tanya jawab tumbuh kembang
5. Pelaksanaan post test bayiu usia 0-1
6. Demonstrasi cara tahun
mengukur berat badan
7. Penutup
4. Monitoring dan Ibu bayi 1.Evaluasi kegitan Meningkatkan 1.Pencatatan dan
evaluasi usia 0-1 2.Pencatatan dan pengetahuan ibu pelaporan
tahun pelaporan untuk
meningkatkan
kesadaran
pemberian stimulasi
timbuh kembang
bayi usia 0-1 tahun
35

Tabel POA Kegiatan Tumbuh Kembang Bayi 0-1 Tahun


Hari/ Kegiatan Tempat Materi Media Peserta Pembicara Penanggung
Tanggal Jawab
Persiapan Kelas Persiapan Lembar balik, Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Profesi
Ibu Bayi Usia Kegiatan Leaflet, Buku Profesi Bidan Profesi Bidan Bidan
0-1 tahun KIA

Kelas Ibu dan Tumbuh Lembar balik, Orangtua Mahasiswa Mahasiswa Profesi
Bayi usia 0-1 jembang Bayi Leaflet, Buku (ibu) bayi Profesi Bidan Bidan
tahun usia 0-1 tahun KIA, Demo usia 0-1 tahun 1.
cara mengukur
berat badan
bayi 0-1 tahun
Monitoring dan Evaluasi dari Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
Evaluasi hasil kegiatan profesi Bidan Profesi Bidan Profesi Bidan
kelas bayi

Kelas Gizi seimbang pada usia 0-1 tahun


Tabel Rencana Kegiatan Kelas Gizi Seimbang pada Balita Usia 0-1
tahun

No Kegiatan Sasaran Rincian Kegiatan Tujuan Cara


pokok Kegiatan Melakasanakan
Kegiatan
1. Persiapan Mahasiswa 1. Identitfikasi Sasaran Mempersiapkan 1.Pertemuan persiapan
Kegiatan Kelas Profesi Bidan 2.Mempersiapkan kegiatan kelas ibu 2.Pengkajian
Ibu Bayi Tempat dan Sasaran bayi dengan tema kebutuhan/data dasar
3. Mempersiapkan pemberian Gizi 3.Merencanakan
materi Seimbang pada penyelenggaraan
4.Mengundang ibu balita 0-1 tahun
yang mempunyai anak
berusia 0-1 tahun
5.Mempersiapkan tim
fasilitator dan
narasumber
6.Menyusun rencana
anggaran
7.membuat media
lembar balikdan
mempersiapkan media
lainnya
DAFTAR PUSTAKA

http://news.unair.ac.id/2021/10/07/menjaga-kesehatan-bayi-di-indonesia-melalui-
imunisasi-dasar-lengkap-implementasi-sdgs-poin-ketiga/

https://dinkes.padangpariamankab.go.id/home/posting/Inovasi-Puskesmas-Sikucur-
dalam-Meningkatkan-Capaian-Program-Imunisasi

http://repositori.unsil.ac.id/817/3/BAB%20II.pdf

http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1502450052/6.BAB_I_.pdf

Regina Saely Sitanggang. 2019. IDL. Imunisasi Dasar Lengkap

https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2240/Regina%20Saely
%20Sitanggang.pdf?sequence=1&isAllowed=y

http://scholar.unand.ac.id/55723/2/2%20Bab%201%20Pendahuluan.pdf

Proverawati. 2010. Imunisasi Dasar Lengkap. Nuha Medika

Ranuh. 2005. imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, Campak dan Polio. Salemba Medika

Lisnawati Dewi. 2011. Pelayanan Imunisasi. Nuha Medika

http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/
PMK_No._12_ttg_Penyelenggaraan_Imunisasi_.pdf

http://imunisasi.dinkes.jatimprov.go.id/

https://www.biofarma.co.id/id/berita-terbaru/detail/imunisasi-dasar-anak

https://primayahospital.com/layanan/imunisasi-anak/

http://p2p.kemkes.go.id/imunisasi-lengkap-indonesia-sehat/

Depkes R.I.,2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

36

Anda mungkin juga menyukai