Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK DENGAN


PERENCANAAN KEHAMILAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Masa
Prakonsepsi dan Kehamilan Sehat

Oleh:

Agnestya Nurul Fergita


NIM P05140420001

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Komprehensif

“ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK DENGAN


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT”

Oleh:
Agnestya Nurul Fergita
NIM. P05140420001

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Afrina Mizawati,SKM,M.PH Komariyah,S.Tr.Keb


NIP. 198404302008012004 NIP. 197707062007012021

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Prodi

Yuniarti,SST,M.Kes Diah Eka Nugraheni,M.Keb


NIP. 198006052001122001 NIP. 198012102002122002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif
ini. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik
Asuhan Kebidanan Holistik Pada Masa Prakonsepsi dan Kehamilan Sehat.
Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bunda Yuniarti,SST,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes Bengkulu.
2. Bunda Diah Eka Nugraheni,M,Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Bunda Afrina Mizawati,SKM,M.PH selaku dosen pembimbing akademik.
4. Bidan Komariyah,S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari


bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan komprehensif ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Bengkulu, 30 September 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI ........................................................ 5

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 25

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 34

LAMPIRAN………………………………………………………………. .... 35

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri

berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau usia istri berumur kurang

dari 15 tahun dan sudah haid atau usia istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi

masih haid (BKKBN, 2013). Pada pasangan suami istri usia subur yang baru

menikah atau ingin mendapatkan anak lagi, kehamilan merupakan saat-saat

yang paling ditunggu. Hal itu juga merupakan saat yang menegangkan ketika

sebuah kehidupan baru bertumbuh dan berkembang di dalam rahim

(Sunarsih, 2011). Kesehatan yang baik adalah salah satu faktor yang paling

penting dalam kehamilan. Kesehatan prakonsepsi adalah cara untuk

meningkatkan hasil kehamilan yang positif dengan mendorong perempuan

untuk terlibat dalam gaya hidup yang sehat sebelum mereka hamil (Williams

& Wilkins, 2012).

Keadaan yang kurang mendukung kondisi-kondisi prakonsepsi akan

berdampak kurang baik pula terhadap pembentukan terjadinya proses

konsepsi (Sujiono, 2004). Perawatan kesehatan yang baik, penting untuk

perkembangan dan kesejahteraan janin, sehingga berada dalam kondisi

kesehatan yang prima sebelum kehamilan menjadi hal yang penting (Curtis,

1999). Perawatan prakonsepsi yang dimulai sebelum kehamilan dapat

menjadi strategi efektif untuk mengurangi gangguan bawaan dan

meningkatkan kesehatan wanita usia subur (Shanon et al, 2013).

1
Masalah umum dalam perawatan prakonsepsi yaitu keluarga

berencana, mencapai berat badan yang sehat, skrining dan pengobatan

untuk penyakit menular, memperbarui imunisasi yang tepat, meninjau obat

untuk efek teratogenik, konsumsi suplemen asam folat untuk mengurangi

risiko cacat tabung saraf bagi wanita yang ingin hamil, dan pengendalian

penyakit kronis sangat penting untuk mengoptimalkan hasil kehamilan

(Farahi dan Zolotor, 2013). Selama ini, banyak orang yang kurang

memahami pentingnya kondisi-kondisi pada masa-masa sebelum

terjadinya proses konsepsi, sehingga para calon bapak dan ibu hanya

berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan dan persalinan saja. Hal

ini dapat dimengerti karena pengetahuan yang kurang tentang kondisi-

kondisi prakonsepsi disebabkan tidak adanya penyuluhan-penyuluhan

terhadap mereka (Sujiono, 2004).

Pengetahuan, kesadaran, dan keyakinan tentang perawatan

prakonsepsi tidak mendorong wanita untuk datang pada pada praktik

kesehatan prakonsepsi. Wanita prakonsepsi muda dan wanita yang sudah

mempunyai anak kurang terlibat dalam perilaku kesehatan prakonsepsi.

Oleh karena itu, diperlukan mendidik perempuan prakonsepsi muda

tentang pentingnya dan manfaat dari berlatih perawatan prakonsepsi

(Delissaint dan McKyer, 2011). Perempuan juga menyatakan sikap positif

terhadap perawatan prakonsepsi, tetapi mereka ragu-ragu untuk mencari

perawatan prakonsepsi untuk diri mereka sendiri. Perempuan menganggap

2
diri mereka tidak berada di kelompok sasaran untuk perawatan

prakonsepsi (Zee et al, 2012).

Dalam hal ini, peran bidan dalam masa prakonsepsi di tingkat

dasar dapat memberikan pelayanan antara lain pengkajian faktor risiko,

promosi kesehatan, intervensi klinikal, dan psikososial. Bidan harus

memiliki akses, seperti informasi tentang perawatan sebelum konsepsi

untuk memberikan anjuran/nasihat kepada orang tua, mengevaluasi

kehamilan dan bila menemukan suatu kelainan, dapat merujuk ke dokter

spesialis yang lebih kompeten sedini mungkin. Dari peran bidan yang

dilakukan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan sebuah kehamilan

yang sehat pada pasangan usia subur (Regina VT, 2011).

Berdasarkan data dan uraian permasalahan diatas, maka penulis

tertarik untuk membuat Laporan Komprehensif dengan Judul “Asuhan

Kebidanan Dengan Perencanaan Kehamilan Sehat”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang diatas dirumuskan masalah yaitu

bagaimana cara memberikan Asuhan Kebidanan Pada Perencanaan

Kehamilan di PMB “K” Kota Bengkulu Tahun 2020.

3
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dilakukan Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan Kehamilan Sehat di

PMB “K” Kota Bengkulu Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui Analisis Masalah Pada Pasien Dengan Perencanaan

Kehamilan.

b. Diketahui Evaluasi Dari Penatalaksaan Pada Pasien.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil kasus ini diharapkan mampu meningkatkan ilmu penegtahuan dan

dapat meberikan referensi tambahan perpustakaan untuk menambah

wawasan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu tentang perencanaan

kehamilan sehat dan dapat digunakan pada mata kuliah asuhan kebidanan

pada masa prakonsepsi.

2. Manfaat Praktis

Dapat menambah keterampilan, kemampuan, serta penatalaksanaan yang

berkaitan dengan Asuhan Kebidanan Pada Perencanaan Kehamilan.

4
BAB II

KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Tinjauan Teori Perencanaan Kehamilan

1. Pengertian

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang

optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan

merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka

kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan

ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas

hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan

setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikologi/mental, fisik dan

finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).

Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk

mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang

sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh

keluarga (Nurul, 2013).

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan

a. Kesiapan Aspek Psikologis

Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani

konseling prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran,

seperti dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum

dan kandungan) dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling

5
prahamil ini akan mempersiapkan calon ibu beserta calon ayah dan

untuk menyiapkan kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila

ada penyakit yang diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus,

hipertensi, dan sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk

mencegah cacat bawaan akibat kekurangan zat gizi tertentu atau

terpapar zat berbahaya.

b. Kesiapan Fisik

Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa ada

fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan

bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak

prima akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang

harus dilakukan, antara lain:

1) Mulai Menata Pola Hidup

2) Mencapai Berat Bdan Ideal

3) Menjaga Pola Makan

4) Olahraga Teratur

c. Kesiapan Finansial

Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan

merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan, dimana

kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau

keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan

6
berlangsung sampai persalinan (Kurniasih, 2010). Ada beberapa hal

yang berkaitan dengan kesiapan finansial, diantaranya:

1) Sumber Keuangan

Memiliki anak memang tidak murah. Makanya, perlu merancang

keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari atau tidak, anak

ternyata membutuhkan alokasi dana yang cukup besar.

2) Dana Yang Wajib Ada

a) Saat Hamil

Yaitu biaya memeriksakan kehamilan, pemeriksaan penunjang

(laboratorium, USG, dan sebagainya), serta mengatasi penyakit

(bila ada).

b) Saat Bersalin

Meliputi biaya melahirkan (secara normal atau operasi caesar),

rawat inap di RS/Klinik, obat-obatan, serta biaya penolong

persalinan.

c) Setelah Bayi Lahir

Prioritas keuangan keluarga jadi berubah dan perlu

memperhitungkan masa depan anak.

d. Persiapan Pengetahuan

Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap

pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam

perencanaan kehamilan atau dalam kehamilan. Diantaranya:

7
1) Masa Subur

Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk

dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus

menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu yang

wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik jika

pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya.

2) Kecenderungan Memilih Jenis Kelamin Anak

Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak di

tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak

berjenis kelamin tertentu, pastilah menginginkan anak dengan jenis

kelamin yang belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-laki

dan perempuan (Nurul, 2013).

e. Kesiapan Aspek Usia

Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia dibawah 20

tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko mengalami tekanan

darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau

bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks.

3. Tujuan Pelayanan Prakehamilan

a. Mengidentifikasi potensi risiko untuk ibu , janin , dan kehamilan.

b. Mendidik wanita tentang risiko kehamilan dan pilihan untuk intervensi

dan manajemen.

8
c. Memulai intervensi untuk mendapatkan luaran yang optimal bagi ibu

dan janinnya, melalui Konseling, motivasi , optimasi penyakit , dan

rujukan spesialis.

4. Penilaian Risiko

a. Usia

Wanita harus menyadari risiko ini dan sebaiknya jangan menunda

kehamilan sampai usia 30-an atau 40-an, atau sebaliknya tidak harus

hamil lagi pada usia tersebut bila tidak betul-betul diperlukan.

b. Riwayat Pekerjaan

c. Riwayat Umum

1) Keinginan dan rencana untuk hamil, lama menikah, rencana menikah

2) Siklus menstruasi,

3) Kontrasepsi yang sedang atau pernah dipakai,

4) Obat-obatan yang pernah/sedang dipakai

5) Alergi obat-obatan atau lainnya

d. Riwayat Ginekologis

1) Hasil papsmear abnormal.

2) Gangguan siklus menstruasi.

3) Mioma uteri, Kista ovarium.

4) Operasi ginekologis Penyakit menular seksual seperti gonore,

klamidia, kondiloma, sifilis atau herpes.

9
e. Imunisasi Yang Pernah Didapatkan

1) Hepatitis B

2) Tetanus Toksoid

3) Rubella

f. Riwayat Penyakit Keturunan dan Riwayat Penyakit Yang Di Derita

/Yang Pernah Di Derita

1) Diabetes melitus

2) Talasemia

3) Penyakit autoimun (HIV, SLE,APS)

4) Epilepsi

5) Sistik fibrosis

g. Obat-obatan yang pernah dikonsumsi

h. Alkohol, merokok, kafein

i. Binatang peliharaan

j. Keadaan kesehatan mental/psikis

B. Manajemen Kebidanan SOAP

1. Pengertian Manajemen Kebidanan SOAP

Pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan

kebidanan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian

harus akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat

penting dalam merumuskan suatu diagnosa kebidanan dan memberikan

pelayanan kebidanan sesuai dengan respon individu sebagaimana yang

10
telah ditentukan sesuai standar dalam praktek kebidanan dalam keputusan

Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VI/2002 tentang Registrasi

dan Praktik Bidan dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Penyusuanan data sebagai indikator dari data yang mendukung diagnosa

kebidanan adalah suatu kegiatan kognitif yang komplek dan bahkan

pengelompokkan data fokus adalah suatu yang sulit.

2. Langkah-Langkah Manajemen SOAP

Adapun Langkah-langkah manajemen kebidanan SOAP adalah sebagai

berikut :

a. Data Subjektif

Data subjektif merupakan pendokumentasikan hanya pengumpulan data

klien melalui anamnesa yaitu tentang apa yang dikatakan klien, seperti

identitas pasien, kemudiaan keluhan yang diungkapakan pasien pada

saat melakukan anamnesa kepada pasien (Rukiyah, 2014). Biodata yang

antara lain :

1) Nama

Dikaji dengan masa yang jelas, lengkap, untuk menghindari adanya

kekeliruhan atau untuk membedakan dengan klien atau pasien

lainnya.

2) Umur

Usia reproduktif 20 -35 Tahun.

11
3) Agama

Untuk memeberikan motivasi dorongan moril sesuai dengan agama

yang sedang di anut oleh pasien.

4) Suku bangsa

Untuk mengetahui adat istiadat yang menguntungkan dan

merugikan.

5) Pendidikan

SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, Untuk mengetahui tingkat

intelektual, tingkat penerimaan informasi hal-hal baru atau

pengetahuan baru karena tingkat pendidikan yng lebih tinggi mudah

mendapatkan informasi.

6) Pekerjaan

Untuk mengetahui status ekonomi keluarga pasien.

7) Alamat

Untuk mengetahui tempat tinggal pasien.

8) Keluhan Utama

Ingin melangsungkan perencanaan kehamilan sehat

9) Riwayat Kesehatan

Untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien pada saat ini, dahulu

maupun riwayat kesehatan keluarganya apakah terdapat penyakit

menurun, menahun, ataupun menular.

12
10) Pola Kebutuhan sehari-hari

a) Makanan

Frekuensi : 2-3x / hari

Jenis : Karbohidrat, protein, serat, mineral, Vitamin

Keluhan : Ada atau tidak keluhan yang dirasakan

b) Minuman

Frekuensi : 8 gelas / hari

Jenis : Air putih

c) Eliminasi

Frekuensi : BAK 3-4x/hari, BAB 2-3x/ hari

Konsistensi : BAK warna kekuningan, BAB Lembek

Keluhan : Ada atau tidak keluhan yang dirasakan

11) PersonalHygien

Keputihan / tidak, berapa kali ganti pakaian dalam, cara cebok

12) Pola Aktifitas

Melakukan aktifitas tetapi bukan aktifitas fisik yang berat.

13) Pola Istirahat

Tidur siang 1 jam, Tidur malam 6-8 jam

b. Data Objektif

Data Objektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa

dan fisik klien, hasil laboratorium, dan test diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assasment yaitu apa

13
yang dilihat dan diraskan oleh bidan setelah melakukan pemeriksaan

terhadap pasien ( Rukiyah, 2014).

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum

Baik, tidak pucat dan lemah

b) Kesadaran

Composmentis

c) TekananDarah

Sistolik: 90-140 mmHg

Diastolik: 60 – 90 mmHg

d) Suhu

36oC – 37oC

e) Denyut Nadi

60 – 80x/menit

f) Respirasi

18 – 24x/menit

g) Berat Badan

45 – 65 kg

2) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Simetris, tidak ada odema

b) Rambut

Warna rambut dan kebersihan

14
c) Muka

Tidak terdapat odema

d) Mata

Konjungtiva merah muda, Sklera putih

e) Hidung

Simetris, bersih, tidak ada pembesaran polip.

f) Telinga

Simetris, bersih.

g) Mulut

Simetris, tidak pucat, tidak terdapat caries gigi

h) Leher

Tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar tiroid, dan

kelenjar limfe.

i) Abdomen

Tidak ada bekas operasi, maupun nyeri tekan.

j) Genetalia

Tidak ada oedem dan varises vagina, dan kelainan yang

mengganggu.

k) Anus

Tidak ada hemoroid.

l) Ektermitas

Simetris, tidak ada odema, reflek patella (+).

15
3) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG dan TORCH

c. Assesment

Ny “……” Usia “…” Dengan Perencanaan Kehamilan Sehat.

d. Planning

Memberi tahu hasil pemeriksaan, memberikan support mental,

memberikan konseling mengenai persiapan kehamilan secara psikologis

dengan edukasi mengenai pola komunikasi dan hubungan seksual yang

berkualitas, memberikan konseling mengenai persiapan kehamilan dari

segi fisik yaitu dengan memperhatikan pola aktivias dan istirahat, pola

makan dengan gizi seimbang dan memperbanyak makanan yang

mengandung vitamin E misalnya brokoli, udang, tauge, kacang hijau

dll, memberikan konseling mengenai persiapan kehamilan dari segi

ekonomi dan pengetahuan sebagai bekal untuk menjalankan peran

sebagai orangtua.

C. Kajian Kasus

Tanggal Masuk : 29 September 2020

Jam : 17.25 WIB

Tempat : PMB Komariyah,S.Tr.Keb

Pengkaji : Agnestya Nurul Fergita

16
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Istri Identitas Suami
Nama : Nn. N Nama : Tn. A
Umur : 26 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Swasta Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Serawai Suku Bangsa : Serawai
Alamat : Gg.Merpati 21 Alamat : Gg.Merpati 21

Subjektif

Nn. N mengatakan:

1. Belum pernah hamil sejak 7 bulan menikah dan ingin mengikuti

program hamil.

2. Menikah pada 16 Februari 2020 dan ini merupakan pernikahan

pertama.

3. Merasa takut dan khawatir dengan keadaannya.

4. Suami bekerja sebagai karyawan swasta, suami istri tinggal serumah

dan bertemu setiap hari.

5. Suami perokok aktif.

6. Dirinya dan suami tidak pernah menderita penyakit menahun, menular,

PMS dan alergi.

7. Haid pertama (Menarche) pada saat usia 13 tahun dengan siklus 30


hari dan lamanya 6-7 hari.

17
8. Ingin memiliki anak dan menjalani kehamilan yang sehat.

9. Dari pihak keluarga keduanya ada keluarga yang menderita hipertensi

namun tidak ada yang menderita penyakit menahun, menular, PMS

dan alergi.

10. Dari pihak keluarga perempuan dan suami tidak memiliki keturunan

kembar.

11. Dalam keluarga dari keduanya tidak memiliki riwayat sulit

mendapatkan keturunan.

12. Tidak memiliki hewan peliharaan.

13. Makan 2-3x/hari porsi gizi seimbang yaitu terdapat nasi, lauk dan

sayuran.

14. Minum ±6-8 gelas sehari.

15. BAB 1 kali di pagi hari dan BAK ±3-5 kali/hari.

16. Tidak Rutin berolahraga.

17. Kegiatan sehari-hari bekerja sejak pukul 08.00 – 16.00 dengan 5 hari

kerja.

Objektif

1. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tensi : 120/80 mmHg

18
d. Nadi : 82 x/mnt

e. Suhu : 36 oC

f. RR : 20 x/mnt

g. BB : 58 kg

h. TB : 152 cm

i. LILA : 29,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Rambut : Rambut hitam bersih dan tidak rontok serta tidak

ada benjolan di kepala.

b. Muka : Simetris, tidak ikterik, dan tidak ada oedem.

c. Mata : Konjungtifa tidak anemis dan sklera tidak ikterik.

d. Hidung : Simetris, tidak terdapat pembengkakan polip dan

tidak terdapat sekret.

e. Telinga : Simetris dan tidak terdapat sekret.

f. Mulut : Simetris, mukosa mulut lembab, tidak ada karies

gigi

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar

limfe, dan vena jugularis.

h. Dada : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.

i. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada

pembesaran hepar.

j. Genetalia : Tidak Dilakukan

19
k. Ekstremitas

a. Atas : Simetris, tidak ada odema

b. Bawah : Simetris, tidak ada odema, reflek patella (+)

3. Pemeriksaan penunjang:
Pasien belum melakukan pemeriksaan penunjang berupa USG maupun
pemeriksaan darah lengkap.

Asessment
Ny. “N” Usia 26 Tahun Dengan Perencanaan Kehamilan.

Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik dalam batas
normal, Ev: Pasien mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan support mental kepada pasien mengenai dirinya dan

suami nya yang belum diperkenankan hamil, Ev: Pasien merespon

dengan baik.

3. Memberitahu pasien bahwa usia pernikahannya termasuk baru dan

masih bisa mengupayakan untuk mengikuti perencanaan kehamilan

sehat, Ev: Pasien merasa senang dan merespon baik.

4. Memberikan support mental dan meyakinkan pasien bahwa keadannya

baik-baik saja dilihat dari hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik dan

usia pernikahan 7 bulan belum bisa dikatakan infertile, Ev: Pasien

merespon dengan baik dan mengerti penjelasan yang disampaikan.

20
5. Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang berupa

USG untuk melihat kondisi rahim yang dapat mempengaruhi

terjadinya pembuahan, Ev: Pasien bersedia melakukannya.

6. Memberitahu pasien bahwa suami yang perokok aktif menjadi faktor

resiko untuk sulitnya terjadi pembuahan, Ev: Pasien mengerti

penjelasan yang diberikan.

7. Memberikan konseling mengenai persiapan perencanaan kehamilan

meliputi kesiapan fisik, psikis dan ekonomi. Ev: Pasien mengetahui

dan memahami penjelasan yang diberikan.

8. Memberikan konseling persiapan perencanaan kehamilan meliputi

persiapan psikis nya untuk melakukan hubungan seksual diutamakan

untuk mementingkan kualitas saat bersenggama di bandingkan

intensitas sering atau tidaknya melakukan hubungan seksual, Ev:

Pasien mengerti penjelasan yang diberikan.

9. Memberitahu pasien bahwa saat melakukan hubungan seksual

hendaknya pasien dan suami sedang dalam keadaan bahagia sehingga

dan diinginkan keduanya, Ev: Pasien mengerti penjelasan yang

diberikan.

10. Menganjurkan pasien untuk persiapan kehamilan secara fisik pasien

lebih sering mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E

misalnya brokoli, udang, kacang hijau, tauge, alpukat, dll, Ev: Pasien

bersedia melakukannya.

21
11. Memberitahu pasien bahwa ia dan suami tidak pernah menderita

penyakit menahun, menular, PMS dan alergi adalah hal yang baik

dalam persiapan program kehamilan yang sehat. Ev: Pasien merasa

senang dan lega.

12. Memberi tahu pasien mengenai siklus menstruasinya normal. Ev:

Pasien merasa senang dan lega.

13. Memberitahu pasien untuk melakukan program hamil dengan

melakukan aktivitas seksual ketika masa subur dan memperhatikan

pola hubungan seksual. Ev: Pasien mengetahui dan bersedia

melakukannya.

14. Memberitahu pasien untuk menjalani kehamilan yang sehat perlu

dipersiapkan sedari dini dengan menjaga pola hidup sehat misalnya

memperhatikan aktivitas fisik dan menjaga pola makan. Ev: Pasien

mengetahui dan bersedia melakukannya.

15. Memberitahu pasien bahwa dari pihak keluarga keduanya tidak ada

yang menderita penyakit menahun, menular, PMS dan alergi

merupakan hal yang baik dalam program kehamilan karena tidak ada

faktor resiko yang dibawa, Ev: Pasien merasa senang dan lega

mengenai penjelasan yang diberikan.

16. Memberitahu pasien bahwa dari pihak keluarga perempuan dan suami

tidak memiliki keturnan kembar meminimalisir resiko pada saat

kehamilan dan persalinan, Ev: Pasien mengetahui dan mengerti

penjelasan yang diberikan.

22
17. Memberitahu pasien bahwa dalam keluarga dari keduanya tidak

memiliki riwayat sulit mendapatkan keturunan adalah hal yang baik

karena tidak menjadi penghambat dalam perencanaan program hamil.

Ev: Pasien merasa senang dan lega setelah mendengar penjelasan yang

diberikan.

18. Menjelaskan pada pasien bahwa tidak memiliki hewan peliharaan

adalah hal yang baik untuk menjalankan program hamil dan

memberitahu pasien saat hamil pasien akan diberikan imunisasi TT

guna mencegah terinfeksi virus TORCH, Ev: Pasien mengerti

penjelasan yang disampaikan dan bersedia melakukannya.

19. Memberitahu pasien pola makan 2-3x/hari porsi gizi seimbang yaitu

terdapat nasi, lauk dan sayuran adalah hal yang baik dan tetap

dipertahankan serta ditambahkan buah-buahan sebagai kebutuhan serat

dan vitamin. Ev: Pasien merasa senang dengan penjelasan yang

diberikan dan bersedia melakukannya.

20. Memberitahu pasien bahwa kebiasaannya minum ±6-8 gelas sehari

adalah hal yang baik, Ev: Pasien merasa senang dan merespon dengan

baik

21. Memberitahu pasien bahwa pola BAK dan BAB nya dalam keadaan

normal, Ev: Pasien merasa senang dan merespon baik.

22. Menganjurkan pasien untuk membiasakan diri berolahraga minimal

1x / minggu adalah hal yang baik, Ev: Pasien bersedia melakukan

saran yang disampaikan.

23
23. Menganjurkan pasien untuk menjaga pola istirahatnya dengan istirahat

cukup dan memenuhi kebutuhan rekreasi, Ev: Pasien bersedia

melakukannya.

24. Memberitahu pasien untuk terus berusaha mengupayakan

kehamilannya dan apabila dalam waktu 1,5 tahun kehamilan belum

terjadi, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis

obstetric dan ginekolgi, Ev: Pasien bersedia melakukannya.

25. Menganjurkan pasien untuk menyampaikan hasil edukasi yang

diberikan karena dalam memberikan intervensi suami tidak terlibat

dikarenakan bekerja.

26. Melakukan dokumentasi tindakan, Ev: Dokumentasi dalam bentuk

SOAP.

24
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Pada pembahasan ini pengkaji akan menjelaskan tentang asuhan yang

diberikan kepada Ny.N dan dikaji dengan teori. Pada kasus ini pengkajian

dimulai pada tanggal 29 September 2020 diperoleh data subjektif yaitu Ny.N

umur 26 tahun mengatakan belum hamil setelah pernikahannya yang pertama

dilangsungkan pada 7 bulan yang lalu. Data objektif menunjukkan bahwa

keadaan umum baik, kesadaran composmentis dan tanda-tanda vital yaitu

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit,

suhu 36 °C, berat badan 58 kg dan tinggi badan 152 cm.

Adapun asuhan yang diberikan adalah memberikan edukasi melalui

konseling mengenai perencanaan kehamilan sehat serta beberapa pengkajian

mengenai riwayat kesehatan pasangan dan keluarga serta pola aktivitas.

.Berdasarkan hasil evaluasi pasien mengerti dan memahami hal yang

dijelaskan guna memberikan informasi dan menambah pengetahuan pasien

agar dapat diterapakan dalam kehidupannya sehari-hari. Berupa memberikan

edukasi kepada pasien untuk memperhatikan kualitas dalam hubungan

seksual dibandingkan dengan intensitasnya.

Data dari tim riset Seks, Reproduksi, dan Gender dari Kinsey Institute

mengungkapkan, orang Amerika berusia 18-29 tahun dilaporkan melakukan

hubungan seks sekitar 112 kali setiap tahunnya atau sekitar dua kali

seminggu. Sementara itu, pasangan usia 30-39 tahun mengakui berhubungan

25
seks 86 kali per tahun. Frekuensinya cenderung menurun seiring

bertambahnya usia. Penting dipahami bahwa frekuensi bercinta untuk setiap

pasangan bisa dipengaruhi oleh banyak faktor berbeda. Mulai dari usia,

kesibukan dan gaya hidup, kesehatan masing-masing pasangan, tingkat libido

alami, dan tentu saja kualitas hubungan mereka secara keseluruhan. Dengan

sering melakukan hubungan seksual, kesuburan pria justru berkurang karena

sperma sering dikeluarkan. Lebih jauh ini berarti terjadi hambatan dalam

membuahi sel telur. Jika hubungan seksual dilakukan setiap hari, maka

volumenya akan menurun, demikian juga konsentrasinya, sehingga tidak

berada pada parameter normal akibatnya kehamilan tidak terjadi.

Dalam program kehamilan tidak hanya intensitas dalam melakukan

hubungan seksual namun kualitas dalam berhubungan harus diperhatikan.

Bentuk kualitas dalam berhubungan misalnya dengan dukungan moril dan

tanpa membebani satu pihak adalah kewajiban yang mesti dilakukan. Selain

sama-sama memastikan diri dalam kondisi sehat, pasangan juga harus

memperhatikan masa subur istri dan lakukan hubungan seksual saat 3 hari

sebelum masa ovulasi hingga 3 hari setelah masa ovulasi tersebut,

memperhatikan posis seks, melakukan olahraga bersama-sama minimal 30

menit setiap harinya, baik suami maupun istri wajib menerapkan pola makan

yang sehat dan menghindari gaya hidup yang buruk, menjaga mood saat

berhubungan intim.

Selanjutnya memberikan edukasi mengenai persiapan kehamilan dari

aspek persiapan fisik salah satunya dengan memperhatikan asupan makanan,

26
disarankan pada pasien dengan program hamil untuk banyak mengkonsumsi

makanan yang mengandung vitamin E yang bermanfaat dalam hal kesuburan

misalnya brokoli, udang, tauge, kacang hijau, alpukat, dll.

Bagi pria, vitamin E dapat meningkatkan motilitas sperma. Motilitas

mengacu pada kemampuan suatu organisme untuk bergerak dengan

sendirinya. Menjaga motilitas sperma dengan baik adalah suatu keharusan,

karena sperma harus melintas jarak tertentu untuk membuahi sel telur.

Vitamin E dan mineral bersama selenium yang dikonsumsi laki-laki

dipercaya mampu meningkatkan kualitas sel sperma yang dikeluarkan serta

motilitas dan bentuk yang lebih baik. Kemudian, salah satu penyebab paling

umum terjadinya infertilitas pada pria adalah jumlah sperma yang rendah.

Idealnya, jumlah tersebut dianggap kurang jika satu mililiter semen terdiri

kurang dari 20 juta sperma. Dalam kebanyakan kasus, penurunan jumlah

sperma disebabkan oleh infeksi dimana konsumsi vitamin E dapat mencegah

infeksi, kerusakan, dan bertindak sebagai pelindung.

Pada wanita lapisan uterus yang tipis dapat menjadi faktor penyebab

utama ketidaksuburan. Ketebalan dinding rahim yang ideal penting bagi

pembuahan dan kehamilan, karena embrio harus menempel pada dinding

rahim agar tumbuh menjadi janin yang berkembang sempurna.Mengonsumsi

vitamin E dapat meningkatkan aliran darah di arteri radial, sehingga

meningkatkan ketebalan, lapisan rahim. Kandungan antioksidan dalam

vitamin E akan melindungi sistem reproduksi dari radikal bebas atau

kerusakan sel yang menjadi salah satu penyebab dinding rahim menipis.

27
Antikoagulan yang terdapat dalam vitamin E dapat mengencerkan darah beku

di area panggul dan rahim perempuan agar peredaran darah rahim berjalan

lancar yang membantu meningkatkan ketebalan dinding rahim.Meningkatkan

asupan vitamin E juga dapat mencegah penurunan ovulasi yang menjadi salah

satu alasan sulit hamil.Vitamin E dapat meningkatkan keberhasilan program

kehamilan yang memegang peran penting dalam pembentukan dan

pemeliharaan plasenta.Vitamin E juga mampu meningkatkan lendir serviks

yang dapat membuat sperma tetap hidup lebih lama

Kesehatan prakonsepsi dapat berubah dan meningkat maka

membutuhkan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, tenaga

kesehatan dan pembuat kebijakan (Johnson, 2008). Salah satu metode yang

efektif yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan materi mengenai

persiapan kehamilan sehat melalui pendidikan kesehatan . Perencanaan

kehamilan sehat termasuk dalam perawatan prakonsepsi dimana terjadi

serangkaian intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi

risiko biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan dengan kesehatan wanita

serta hasil kehamilan nantinya. Skrining prakonsepsi dilakukan sebagai

langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta calon anak

sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.(CDC,2006).

Yang termasuk dalam Perawatan masa prakonsepsi yaitu pada masa sebelum

konsepsi dan masa antara konsepsi yang dapat dimulai dalam jangka waktu

dua tahun sebelum konsepsi. (WHO, 2013).

28
Tenaga kesehatan profesional memiliki peran penting dalam

kesehatan prakonsepsi dan perawatan kesehatan. Wanita usia subur (WUS)

berkisar usia 15- 45 tahun (Romauli dan Vindari, 2009). Beberapa penelitian

menyatakan bahwa PUS mempunyai motivasi yang berbeda-beda untuk

mencari konseling premarital. Mereka yang memprediksi akan terjadi

masalah dalam pernikahan di masa yang akan datang, potensi perceraian, dan

mereka yang direkomendasikan untuk dilakukan konseling oleh tenaga ahli

paling sering mencari konseling sebelum menikah hingga setelah terjadi

pernikahan dalam program kehamilan (Norvell, 2009). Klien yang

mendapatkan manfaat dari adanya konseling prakonsepsi ini mempunyai

karakteristik yang sama yaitu riwayat agresi, sedang mengalami krisis,

bertindak destruktif, dan pasangan yang merasakan bahwa keluarga masing-

masing memberikan dukungan. Jadi dengan adanya konseling prakonsepsi

dan perencanaan kehamilan akan merubah perilaku PUS tersebut (Norvell,

2009).

Pada kasus Ny. N umur 26 tahun setelah diberikan konseling memahami

penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan anjuran yang disarankan

dalam kehidupan sehari-hari guna merelisasikan kehamilan yang sehat.

Setelah diberikan asuhan dalam hal ini penulis tidak menemukan kesenjangan

antar teori dan praktek berdasarkan evaluasi formatif pada kasus.

29
B. Analisis

Ny. “N” Umur 26 Tahun dengan Perencanaan Kehamilan, sesuai dengan data

subjektif yang disampaikan yaitu:

1. Belum pernah hamil sejak 7 bulan menikah dan ingin mengikuti program
hamil.
2. Menikah pada 16 Februari 2020 dan ini merupakan pernikahan pertama.

3. Ingin memiliki anak dan menjalani kehamilan yang sehat.

4. Dari pihak keluarga keduanya ada keluarga yang menderita hipertensi

namun tidak ada yang menderita penyakit menahun, menular, PMS dan

alergi.

5. Dari pihak keluarga perempuan dan suami tidak memiliki keturunan

kembar.

6. Dalam keluarga dari keduanya tidak memiliki riwayat sulit mendapatkan

keturunan.

7. Tidak memiliki hewan peliharaan.

C. Penatalaksaan

1. Memberitahu hasil pemeriksaan, Ev: Pasien mengetahui hasil


pemeriksaan.
2. Memberikan support mental kepada pasien mengenai dirinya dan suami
nya yang belum diperkenankan hamil, Ev: Pasien merespon dengan baik.
3. Memberitahu pasien bahwa usia pernikahannya termasuk baru dan masih
bisa mengupayakan untuk mengikuti perencanaan kehamilan sehat, Ev:
Pasien merasa senang dan merespon baik.
4. Memberikan support mental dan meyakinkan pasien bahwa keadannya
baik-baik saja dilihat dari hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik dan

30
usia pernikahan 7 bulan belum bisa dikatakan infertile, Ev: Pasien
merespon dengan baik dan mengerti penjelasan yang disampaikan.
5. Memberikan konseling mengenai persiapan perencanaan kehamilan
meliputi kesiapan fisik, psikis dan ekonomi. Ev: Pasien mengetahui dan
memahami penjelasan yang diberikan.
6. Memberitahu pasien untuk melakukan program hamil dengan melakukan
aktivitas seksual ketika masa subur dan memperhatikan pola hubungan
seksual. Ev: Pasien mengetahui dan bersedia melakukannya.
7. Memberitahu pasien untuk menjalani kehamilan yang sehat perlu
dipersiapkan sedari dini dengan menjaga pola hidup sehat misalnya
memperhatikan aktivitas fisik dan menjaga pola makan. Ev: Pasien
mengetahui dan bersedia melakukannya.
8. Memberitahu pasien bahwa dalam keluarga dari keduanya tidak memiliki
riwayat sulit mendapatkan keturunan adalah hal yang baik karena tidak
menjadi penghambat dalam perencanaan program hamil. Ev: Pasien
merasa senang dan lega setelah mendengar penjelasan yang diberikan.
9. Menjelaskan pada pasien bahwa tidak memiliki hewan peliharaan adalah
hal yang baik untuk menjalankan program hamil dan memberitahu pasien
saat hamil pasien akan diberikan imunisasi TT guna mencegah terinfeksi
virus TORCH, Ev: Pasien mengerti penjelasan yang disampaikan dan
bersedia melakukannya.
10. Melakukan pendokumentasian, Ev: Dokumentasi SOAP.

31
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Asuhan Kebidanan pada Ny.N umur 26 tahun dengan perencanaan

kehamilan dapat diterapkan melalui manajemen kebidanan menurut

pendokumentasiaan SOAP sebagai berikut :

1. Analisis Masalah Pada Pasien Dengan Perencanaan Kehamilan adalah:

Merasa takut dan khawatir dengan keadaannya karena belum pernah hamil

sejak 7 bulan menikah pada 16 Februari 2020 dan ini merupakan

pernikahan pertama serta ingin melakukan perencanaan kehamilan sehat,

suami dan istri tinggal serumah dan tidak ditemukan tanda infertilitas.

2. Evaluasi Penatalaksaan Yang Diberikan

a. Memberitahu hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik dalam batas

normal, Ev: Pasien mengetahui hasil pemeriksaan.

b. Memberikan support mental kepada pasien mengenai dirinya dan

suami nya yang belum diperkenankan hamil, Ev: Pasien merespon

dengan baik.

c. Memberitahu pasien bahwa usia pernikahannya termasuk baru dan

masih bisa mengupayakan untuk mengikuti perencanaan kehamilan

sehat, Ev: Pasien merasa senang dan merespon baik.

d. Memberikan support mental dan meyakinkan pasien bahwa

keadannya baik-baik saja dilihat dari hasil pengkajian dan

32
pemeriksaan fisik dan usia pernikahan 7 bulan belum bisa dikatakan

infertile, Ev: Pasien merespon dengan baik dan mengerti penjelasan

yang disampaikan.

e. Memberitahu pasien bahwa suami yang perokok aktif menjadi faktor

resiko untuk sulitnya terjadi pembuahan, Ev: Pasien mengerti

penjelasan yang diberikan.

f. Memberikan konseling mengenai persiapan perencanaan kehamilan

meliputi kesiapan fisik, psikis dan ekonomi. Ev: Pasien mengetahui

dan memahami penjelasan yang diberikan.

B. Saran

1. Bagi Praktek Bidan Mandiri Bengkulu

Diharapkan dapat memberikan asuhan perencanaan kehamilan sehat

dengan lebih baik dan menyediakan pemeriksaan penunjang USG untuk

meyakinkan tidak ada kelainan pada bagian rahim calon ibu.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Diharapkan pada Poltekkes Kemenkes Bengkulu untuk dapat

menambahkan referensi mengenai perencanaan kehamilan sehat

mengingat referensi pada asuhan ini terbatas dan dapat melakukan

pengabdian masyarakat untuk kasus ini.

3. Bagi pasien dan Keluarga

Dapat menerapkan asuhan yang telah diberikan dalam kehidupan

sehar-hari menuju perencanaan kehamilan yang sehat.

33
DAFTAR PUSTAKA

Juli Oktariza, Helizasyam. 2016. Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan dan


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan.
Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Vol 3 No 2

Maryunani, anik. Buku Praktis Kehamilan dan Persalinan Patologis (resiko tinggi
kehamilan dalam kebidanan. Jakarta : Trans Info Media; 2015.

Niken Septi. 2015. Pengaruh Preconsepting Couneling Pada PUS. Skripsi.


Diakses Pada 30 September 2020.

Saiffudin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.

Sofie Rifayani Krisnandi. 2016.Perencanaan – Pra Kehamilan. Bahan Ajar Ilmu


Kebidanan. Diakses Pada 29 September 2020

Syari Vatunisa Kartka Ningrum. Perbedaan Tingkat Pengtahuan tentang Anemia


pada Calon Pengantin Sebelum dan Setelah diberikan Konseling di Puskesmas
Sedayu I dan II; 2017.

Triyana. Panduan Klinis Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta : D-Medika;


2013.

Yulizawati,dkk. 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Education


Mengenai Skrining Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita
Usia Subur Di Wilayah Kabupaten Agam Tahun 2016. Jurnal FK UNAND.
Diakses Pada 29 September 2020.

34
LAMPIRAN

Tanggal Masuk : 29 September 2020

Jam : 17.25 WIB

Tempat : PMB Komariyah,S.Tr.Keb

Pengkaji : Agnestya Nurul Fergita

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Istri Identitas Suami
Nama : Nn. N Nama : Tn. A
Umur : 26 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Swasta Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Serawai Suku Bangsa : Serawai
Alamat : Gg.Merpati 21 Alamat : Gg.Merpati 21

Subjektif

Nn. N mengatakan:

1. Belum pernah hamil sejak 7 bulan menikah dan ingin mengikuti

program hamil.

2. Menikah pada 16 Februari 2020 dan ini merupakan pernikahan

pertama.

3. Merasa takut dan khawatir dengan keadaannya.

35
4. Suami bekerja sebagai karyawan swasta, suami dan istri tinggal

serumah dan setiap hari bertemu.

5. Suami perokok aktif.

6. Dirinya dan suami tidak pernah menderita penyakit menahun,

menular, PMS dan alergi.

7. Haid pertama (Menarche) pada saat usia 13 tahun dengan siklus 30

hari dan lamanya 6-7 hari.

8. Ingin memiliki anak dan menjalani kehamilan yang sehat.

9. Dari pihak keluarga keduanya ada keluarga yang menderita hipertensi

namun tidak ada yang menderita penyakit menahun, menular, PMS

dan alergi.

10. Dari pihak keluarga perempuan dan suami tidak memiliki keturunan

kembar.

11. Dalam keluarga dari keduanya tidak memiliki riwayat sulit

mendapatkan keturunan.

12. Tidak memiliki hewan peliharaan.

13. Makan 2-3x/hari porsi gizi seimbang yaitu terdapat nasi, lauk dan

sayuran.

14. Minum ±6-8 gelas sehari.

15. BAB 1 kali di pagi hari dan BAK ±3-5 kali/hari.

16. Tidak Rutin berolahraga.

17. Kegiatan sehari-hari bekerja sejak pukul 08.00 – 16.00 dengan 5 hari

kerja.

36
Objektif

1. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tensi : 120/80 mmHg

d. Nadi : 82 x/mnt

e. Suhu : 36 oC

f. RR : 20 x/mnt

g. BB : 58 kg

h. TB : 152 cm

j. LILA : 29,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Rambut : Rambut hitam bersih dan tidak rontok serta tidak

ada benjolan di kepala.

b. Muka : Simetris, tidak ikterik, dan tidak ada oedem.

c. Mata : Konjungtifa tidak anemis dan sklera tidak ikterik.

d. Hidung : Simetris, tidak terdapat pembengkakan polip dan

tidak terdapat sekret.

e. Telinga : Simetris dan tidak terdapat sekret.

f. Mulut : Simetris, mukosa mulut lembab, tidak ada karies

Gigi

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar

37
limfe, dan vena jugularis.

h. Dada : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.

i. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada

pembesaran hepar.

j. Genetalia : Tidak Dilakukan

k. Ekstremitas

1) Atas : Simetris, tidak ada odema

2) Bawah : Simetris, tidak ada odema, reflek patella (+)

3. Pemeriksaan penunjang

Pasien belum melakukan pemeriksaan penunjang berupa USG dan

pemeriksaan darah lengkap.

Asessment
Ny. “N” Usia 26 Tahun Dengan Perencanaan Kehamilan.

Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik dalam batas
normal, Ev: Pasien mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan support mental kepada pasien mengenai dirinya dan suami
nya yang belum diperkenankan hamil, Ev: Pasien merespon dengan baik.
3. Memberitahu pasien bahwa usia pernikahannya termasuk baru dan masih
bisa mengupayakan untuk mengikuti perencanaan kehamilan sehat, Ev:
Pasien merasa senang dan merespon baik.

38
4. Memberikan support mental dan meyakinkan pasien bahwa keadannya
baik-baik saja dilihat dari hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik dan usia
pernikahan 7 bulan belum bisa dikatakan infertile, Ev: Pasien merespon
dengan baik dan mengerti penjelasan yang disampaikan.
5. Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang berupa

USG untuk melihat kondisi rahim yang dapat mempengaruhi terjadinya

pembuahan, Ev: Pasien bersedia melakukannya.

6. Memberitahu pasien bahwa suami yang perokok aktif menjadi faktor


resiko untuk sulitnya terjadi pembuahan, Ev: Pasien mengerti penjelasan
yang diberikan.
7. Memberikan konseling mengenai persiapan perencanaan kehamilan
meliputi kesiapan fisik, psikis dan ekonomi. Ev: Pasien mengetahui dan
memahami penjelasan yang diberikan.
8. Memberikan konseling persiapan perencanaan kehamilan meliputi

persiapan psikis nya untuk melakukan hubungan seksual diutamakan

untuk mementingkan kualitas saat bersenggama di bandingkan intensitas

sering atau tidaknya melakukan hubungan seksual, Ev: Pasien mengerti

penjelasan yang diberikan.

9. Memberitahu pasien bahwa saat melakukan hubungan seksual hendaknya

pasien dan suami sedang dalam keadaan bahagia sehingga dan diinginkan

keduanya, Ev: Pasien mengerti penjelasan yang diberikan.

10. Menganjurkan pasien untuk persiapan kehamilan secara fisik pasien lebih

sering mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E misalnya

brokoli, udang, kacang hijau, tauge, alpukat, dll, Ev: Pasien bersedia

melakukannya.

39
11. Memberitahu pasien bahwa ia dan suami tidak pernah menderita penyakit
menahun, menular, PMS dan alergi adalah hal yang baik dalam persiapan
program kehamilan yang sehat. Ev: Pasien merasa senang dan lega.
12. Memberi tahu pasien mengenai siklus menstruasinya normal. Ev: Pasien
merasa senang dan lega.
13. Memberitahu pasien untuk melakukan program hamil dengan melakukan
aktivitas seksual ketika masa subur dan memperhatikan pola hubungan
seksual. Ev: Pasien mengetahui dan bersedia melakukannya.
14. Memberitahu pasien untuk menjalani kehamilan yang sehat perlu
dipersiapkan sedari dini dengan menjaga pola hidup sehat misalnya
memperhatikan aktivitas fisik dan menjaga pola makan. Ev: Pasien
mengetahui dan bersedia melakukannya.
15. Memberitahu pasien bahwa dari pihak keluarga keduanya tidak ada yang
menderita penyakit menahun, menular, PMS dan alergi merupakan hal
yang baik dalam program kehamilan karena tidak ada faktor resiko yang
dibawa, Ev: Pasien merasa senang dan lega mengenai penjelasan yang
diberikan.
16. Memberitahu pasien bahwa dari pihak keluarga perempuan dan suami
tidak memiliki keturnan kembar meminimalisir resiko pada saat kehamilan
dan persalinan, Ev: Pasien mengetahui dan mengerti penjelasan yang
diberikan.
17. Memberitahu pasien bahwa dalam keluarga dari keduanya tidak memiliki
riwayat sulit mendapatkan keturunan adalah hal yang baik karena tidak
menjadi penghambat dalam perencanaan program hamil. Ev: Pasien
merasa senang dan lega setelah mendengar penjelasan yang diberikan.
18. Menjelaskan pada pasien bahwa tidak memiliki hewan peliharaan adalah
hal yang baik untuk menjalankan program hamil dan memberitahu pasien
saat hamil pasien akan diberikan imunisasi TT guna mencegah terinfeksi
virus TORCH, Ev: Pasien mengerti penjelasan yang disampaikan dan
bersedia melakukannya.

40
19. Memberitahu pasien pola makan 2-3x/hari porsi gizi seimbang yaitu
terdapat nasi, lauk dan sayuran adalah hal yang baik dan tetap
dipertahankan serta ditambahkan buah-buahan sebagai kebutuhan serat
dan vitamin. Ev: Pasien merasa senang dengan penjelasan yang diberikan
dan bersedia melakukannya.
20. Memberitahu pasien bahwa kebiasaannya minum ±6-8 gelas sehari adalah
hal yang baik, Ev: Pasien merasa senang dan merespon dengan baik
21. Memberitahu pasien bahwa pola BAK dan BAB nya dalam keadaan
normal, Ev: Pasien merasa senang dan merespon baik.
22. Menganjurkan pasien untuk membiasakan diri berolahraga minimal 1x /
minggu adalah hal yang baik, Ev: Pasien bersedia melakukan saran yang
disampaikan.
23. Menganjurkan pasien untuk menjaga pola istirahatnya dengan istirahat
cukup dan memenuhi kebutuhan rekreasi, Ev: Pasien bersedia
melakukannya.
24. Memberitahu pasien untuk terus berusaha mengupayakan kehamilannya
dan apabila dalam waktu 1,5 tahun kehamilan belum terjadi, disarankan
untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis obstetric dan ginekolgi, Ev:
Pasien bersedia melakukannya.
25. Menganjurkan pasien untuk menyampaikan edukasi yang diberikan
kepada suami karena dalam memberikan intervensi suami tidak terlibat
dikarenakan bekerja.
26. Melakukan dokumentasi tindakan, Ev: Dokumentasi dalam bentuk SOAP.

41

Anda mungkin juga menyukai