Anda di halaman 1dari 14

Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

ANALISIS PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH DOKTER SOEDARSO PONTIANAK TAHUN 2018

Windiyati1

Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak


Email korespondesi: akbidpbpontianak@gmail.com

Abstrak
Angka kematian ibu (AKI) dan bayi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan reproduksi yang sangat
penting. Intervensi yang sangat kritis adalah tersedianya tenaga penolong persalinan yang terlatih. Agar tenaga
penolong yang terlatih tersebut (bidan atau dokter) dapat memberikan pelayanan yang bermutu, maka diperlukan
adanya standar pelayanan, karena dengan standar pelayanan para petugas kesehatan mengetahui kinerja apa yang
diharapkan dari mereka, apa yang harus mereka lakukan pada setiap tingkat pelayanan serta kompetensi apa yang
diperlukan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi tentang analisis penerapan pertolongan persalinan
teknik APN yang yang dilakukan oleh Bidan Di RSUD Dokter Soedarso Pontianak. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi observasional dan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data
dilakukan dengan indept interview dan Focus Group Discussion (FGD). Informan dalam penelitian ini berjumlah
12 informan dan sisanya merupakan informan untuk FGD. Hasil penelitian faktor yang terkait dengan penerapan
standar APN dengan sebagian besar dengan pengetahuan baik yakni 63 % dan sangat sedikit yang pengetahuannya
kurang yakni 16%. Dan sebagian kecil masih ada dengan pengetahuan cukup yakni 21%. Sikap yang meliputi
perasaan sebagai seorang bidan yang bekerja di RS,didapatkan sebagain kecil yakni 32 % responden mendukung
dan masih terdapat sebagian kecil responden yakni 32% kurang mendukung dan sisanya 37% dengan kategori
cukup, Motivasi semua informan dalam melakukan pekerjaan sebagai bidan rumah sakit sudah baik, tetapi
motivasi informan dalam menerapkan standar APN semua masih kurang termotivasi dikarenakan APN
memerlukan kesabaran. Dari variabel kepuasan kerja terdapat 9 orang (47%) sebagian dari responden mengatakan
ada inisiatif untuk bekerja sesuai dengan peran dan fungsi sebagai bidan .sisanya 10 orang responden yakni(53%)
sebagian responden yang mengatakan capek dan lelah sehingga tidak ada inisiatif lagi untuk melaksanakan selain
pekerjaan pokok saja. Saran kepada Manajemen RSUD Dokter Sudarso pontianak dan untuk meningkatkan
pengetahuan melalui pendidikan lanjut melalui recognisi pendidika lanjut ( RPL) ke minimal D3 Kebidanan dan
pelatihan-pelatihan APN, meningkatkan keterampilan berbasis kinerja dan meningkatkan intensitas supervisi/
pengarahan yang bersifat evaluatif.

Kata Kunci: Asuhan Persalinan Normal, Pengetahuan, Bidan

Pendahuluan
Angka kematian ibu (AKI) dan bayi di kuratif rehabilitatif. Salah satunya yaitu dengan
Indonesia masih merupakan masalah kesehatan persalinan ditolong oleh petugas kesehatan.
reproduksi yang sangat penting. Angka Data Badan Pusat Statistik 2016
Kematian Ibu (AKI) masih sangat tinggi bila menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI)
dibandingkan dengan negara ± negara ASEAN mengalami penurunan dari sebesar 346
lainnya. Sekretrariat Jenderal Kementrian kematian menjadi 305 kematian ibu per 100.000
Kesehatan Republik Indonesia (2012) kelahiran. Menurut paparan Dirjen Kesehatan
mengatakan bahwa sudah banyak upaya Masyarakat (2018), penyebab kematian ibu di
kesehatan yang dilakukan untuk mencegah Indonesia sebagian besar disebabkan karena
kematian ibu. Upaya berupa upaya promotif perdarahan, hipertensi dan lain-lain.
preventif dengan tetap memperhatikan upaya

1
Dosen Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 288


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan pelayanan yang bermutu, maka diperlukan
Provinsi Kalimantan Barat tahun 2017, tercatat adanya standar pelayanan, karena dengan
sebanyak 96 kasus kematian ibu, dengan rincian standar pelayanan para petugas kesehatan
sebanyak 4 kasus kematian ibu hamil, 90 kasus mengetahui kinerja apa yang diharapkan dari
kematian ibu pada saat persalinan serta mereka, apa yang harus mereka lakukan pada
sebanyak 3 kasus kematian ibu nifas. Sehingga setiap tingkat pelayanan serta kompetensi apa
jika dihitung, Angka Kematian Ibu (AKI) yang diperlukan.
dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak Adapun pelayanan kebidanan ini terdiri
90.117, maka Angka Kematian Ibu (AKI) di dari 25 standar, terbagi dalam 5 kelompok
Provinsi Kal- Bar pada tahun 2017 adalah pelayanan; Standar pelayanan Umum yang
sebesar 107 per 100.000 kelahiran hidup terdiri dari 2 standar , Standar Pelayanan Ante
Data sekunder yang didapat dari bulan Natal yang terdiri 6 standar, Standar Pelayanan
November 2015 sampai November 2017 dari Ante Natal yang terdiri dari 6 standar, Standar
Rumah Sakit Dr. Soedarso, terdapat 126 kasus Pertolongan Persalinan yang terdiri dari 4
dari 2736 persalinan (2,17%) ibu melahirkan standar, Standar Pelayanan Nifas yang terdiri
dengan perdarahan postpartum yang dirujuk dari 3 standar, Standar Penanganan Kegawatan
dan 48 (5,7%) diantaranya dari Desa Sei raya. Obstetri dan Neonatal yang terdiri dari 10
Data rekam medik Rumah Sakit Dr. Soedarso standar Standar pelayanan atau asuhan
menunjukkan bahwa faktor terbanyak kebidanan di atas merupakan pedoman bagi
terjadinya perdarahan postpartum adalah bidan di Indonesia dalam melaksanakan tugas,
atonia uteri yang disebabkan pertolongan peran dan fungsinya sesuai dengan kompetensi
persalinan oleh non tenaga kesehatan dan dan kewenangan yang diberikan. Standar ini
penanganan komplikasi persalinan yang dilaksanakan oleh bidan di setiap tingkat
terlambat (54%), jumlah anak yang banyak pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit,
(22%), ibu menderita anemia (12%), umur Puskesmas maupun tatanan pelayanan
terlalu muda serta umur yang terlalu tua (10%), kesehatan lain di masyarakat.
jarak kehamilan yang terlalu dekat (4%) dan Standar Asuhan Persalinan Normal
dari AKI itu sendiri terdapat .penyebab 50% (APN) merupakan bagian dari standar pelayanan
angka kematian ibu yaitu perdarahan,eklamsi atau asuhan kebidanan. Dalam pelaksanaan
dan infeksi persalinan serta persalinan yang standar pelayanan kebidanan bidan mengacu
terlantar karena terlambat ditangani (Rekam pada standar praktek kebidanan yang telah ada
Medik RS. Soedarso, 2017). dengan menggunakan pendekatan manajeman
Intervensi yang sangat kritis adalah kebidanan secara sistematis dalam menerapkan
tersedianya tenaga penolong persalinan yang metode pemecahan masalah mulai dari
terlatih. Agar tenaga penolong yang terlatih pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan,
tersebut (bidan atau dokter) dapat memberikan perencanaan dan evaluasi (BKKBN, 2017).

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 289


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

Bidan adalah seorang perempuan yang mendukung di dalam penerapan standar Asuhan
telah menyelesaikan Program Pendidikan Persalinan Normal (APN).
Bidan, diakui oleh Negara serta memperoleh Penerapan Standar Asuhan
kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan PersalinanNormal (APN) dikaitkan dengan
praktek kebidanan. Bidan dalam menjalankan pengetahuan berkaitan dengan pendidikan
fungsi dan tugasnya didasarkan pada dimana semakin tinggi tingkat pendidikan
kompetensi dan kewenangan yang diberikan pengetahuan akan semakin baik. Adapun
yang diatur melalui Peraturan Menteri pengetahuan tentang APN bagi bidan dengan
Kesehatan tentang penerapan Standar APN latar belakang D3 Kebidanan sudah diperoleh
(Permenkes, 2014). saat mengikuti pendidikan tersebut karena
Berdasarkan wawancara dengan kepala didalam kurikulum D3 Kebidanan terdapat
Diklat (pendidikan dan latihan) dan kepala muatan tentang APN, sedangkan untuk DI
ruangan bersalin Dr.sudarso Pontianak serta Kebidanan pada saat itu belum ada muatan
dari organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) kurikulum tentang APN. Asuhan Persalinan
sudah diterapkan dengan baik, namun tidak Normal (APN) merupakan kebijakan
semua bidan dalam menolong persalinan pemerintah untuk semua tenaga kesehatan yang
melaksanakan langkah-langkah APN dengan terlibat dalam pertolongan persalinan normal
benar., Dari hasil pra survey data pada bulan wajib melaksanakan Asuhan Persalinan Normal
Januari 2018 melalui pengamatan dengan dengan memperhatikan standar yang telah
menggunakan checklist terhadap 10 orang ditetapkan.
bidan sebagai tenaga pelaksana pelayanan di Berdasarkan temuan yang ada di RSUD
RSUD Dokter Sudarso terdapat 4 orang bidan Dokter Sudarso Pontianak masih terdapat bidan
(40%) tidak melaksanakan pelayanan yang belum menerapkan persalinan dengan
persalinan dengan penerapan Standar Asuhan teknik APN dengan baik, hal ini terlihat didalam
persalinan Normal walaupun belum secara melakukan pertolongan persalinan, masih ada
maksimal. yang tidak mengisi partograf dan terlihat sikap
Hasil wawancara terhadap 5 orang pasien bidan kurang sabar dalam menangani
menyatakan bahwa bidan tidak pernah manajemen aktif kala tiga karena ingin segera
mengkomunikasikan hal apa yang terjadi menyelesaikan persalianan dengan cepat. Dari
selama proses persalinan bidan dalam segi Motivasi, bidan terlihat kurang perhatian
menolong persalinan kurang ramah, bidan dan cenderung lebih berada di ruangan bidan
kurang memperhatikan ibu yang akan dan kurang memperhatikan pasien/ ibu dalam
melahirkan. Dari beberapa faktor pada sistem proses persalinan.
Asuhan Persalinan Normal di RSUD Dokter
Metode
Sudarso Pontianak di atas sebagian belum
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kualitatif dengan desain fenomenologi

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 290


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

observasional dan pendekatan cross sectional. dengan baik dan sisanya sebagian 47%
Pengumpulan data dilakukan dengan indept menjawab 60 langkah.
interview dan Focus Group Discussion (FGD).
Pertanyaan 2:
Informan dalam penelitian ini berjumlah 12
informan dan sisanya merupakan informan ³Jika saudara mengetahu teknik
untuk FGD. Adapun informasi yang diteliti persalinan secara APN, tolong sebutkan
terdiri dari pengetahuan, sikap, motivasi,
ada berapa langkah dalam APN?´
kepuasan, komunikasi, kinerja terhadap
penerapan standar asuhan persalinan normal Jawaban informan:
(APN) oleh Bidan. ³$GD ODQJNDK´ (R.6,8,9,10,16,18)
kotak 4.
Hasil dan Pembahasan
Berikut hasil indept interview pada informan: ³$GD langkah´ (R..1,2,11,12,13)
kotak 5.
1. Pengetahuan
³'XOX ODQJNDK WHUXV EHUXEDK MDGL
Pertanyaan 1: langkah ,tidak taulah mana yang benar..´
³Dari mana saudara ketahui tentang (R..7,13,14,15,17,19,) kotak 6.
persalinan secara asuhan persalinan
normal (APN)?´. Pertanyaan 3:
Jawaban informan: ³Apakah saudara sebagai bidan tahu
³ ±tahu tentang nolong partus teknik APN
tentang partogarf?´
dari sosialisasi IBI dan cerita teman
bidan´ (R.15,17 dan 19) kotak 1. Jawaban informan:
³Saya tahu tentang pertolongan ³ 7DKX VLK tapi kurang paham cara isinya
persalinan secara teknik APN dari
rumit´ (R 3,4,7,9,11,12,16) kotak 7.
sewaktu saya kuliah di D3 dan pernah
SUDNWHNNDQQ\D´ ³ 3DUWRJUDI PHUXSDNDQ KDO \DQJ EDUX
(R.1,2,6,8,10,11,12,13,16,18) kotak 2. bagi kami, dan pemahaman kami tentang
³Pernah lihat kepala ruangan yang APN yang harus isi partograf masih
nolong, hanya agak binggung gitu...´ susah dengan demikian kami belum bisa
(R3,4,7,14) kotak 3. menerapkannya,.....´ (R 10,13,17,18,19)
kotak 8.
Dari hasil observasi terhadap
pertologan persalinan dengan cheklis ³3DUWRJUDI NDQ DODW EDQWX XQWXN
memantau kemajuan dari awal sampai
langkah APN yang dilakukan informan akhir dan merupakan bantuan untuk
terlihat sebagian besar 12 orang (63%) PHPEXDW NHSXWXVDQ NOLQLN ´ (1,2,6,8,9,13)
kotak 9.
melakukan tekik APN dengan baik.dan
Dari jawaban pengetahuan tentang
sebagian kecil yakni 4 orang (21%) dan
partograf terlihat sebagian besar informan 12
sangatsedikit yakni 3 orang (16%) yang
orang (63%) masih kurang dengan kategori
kurang dalam pertologan persalinan teknik
cukup cara mengisi dan sebagian kecil 7
APN. Dari hasil wawancara tentang teknik
orang (37%) yang cukup dapat mengisi
pertolongan persalinan cara APN terlihat
partograf dengan benar.hal ini juga
jawaban informan sebagian informan (53%)
dibuktikan dengan lembaran partograf yang
tahu ada 58 langkah APN dan dapat
telah diisi bidan saat menolong partus.
melakukan teknik pertologan persalinan

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 291


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

Menurut Maulana (2009) kejiwaanya dan akhirnya membentuk sikap


Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang positif dalam kehidupanya.
terjadi setelah orang melakukan pengindraan 2. Sikap Bidan dalam pelaksanaan Asuhan
terhadap objek tertentu. Sebagian besar Persalinan Normal
pengetahuan diperoleh melalui mata dan Pertanyaan 1:
telinga. Pengetahuan merupakan pedoman ³Apakah saudara mendukung dengan
dalam membentuk tindakan seseorang (overt adanya pertolongan persalinan dengan
behavior). Hasil penelitian ini sejalan teknik APN?´
dengan penelitian yang dilakukan oleh Jawaban informan:
Wattimena (2008) yang menyebutkan ³VD\D PHQGXNXQJ SHUVDOLQDQ GHQJDQ
teknik APN, lebih aman dan tanpa
bahwa faktor-faktor pengetahuan, sikap,
intervensi´ (R6,8,9,10,12,16) kotak 10
motivasi, imbalan/kompensasi, supervisi,
³saya kurang setuju terutama kalao pasen
ketidak patuhan terhadap standar dan sarana lagi banyak dan bidannya sibuk, kita kan
atau alat berkaitan dengan Penerapan mau nya cepat karena pekerjaan kami kan
EDQ\DN´ (R1,2,7,13,16,18,14) kotak 11.
Standar Asuhan Persalinan Normal
(APN) oleh Bidan DI RSUD Kabupaten ³saya lebih suka nolong partus cara lama
lebih enak, tak perlu ingat-ingat langkah
Sorong. GDODP $31´ (1,3,4,11,17,19) kotak12.
Hal ini juga sesuai dengan teori Dari hasil terlihat bahwa sebagian informan
(Notoatmodjo, 2010) yang mengatakan mendukung dengan sikap yang baik tentang
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi APN 6 orang (37%), dan 7 orang (37%)
pengetahuan adalah pendidikan yaitu dengan sikap kurang mendukung serta 6
semakin tinggi pendidikan seseorang maka orangt (32%) dengan sikap tidak
semakin mudah pula mereka menerima mendukung.
informasi, dan pada akhirnya semakin Pertanyaan 2:
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. ³Apakah saudara sebagai bidan akan
Salah satu faktor yang mempengaruhi tetap menerapkan pertolongan
pengetahuan adalah pengalaman yaitu salah persalinan dengan cara asuhan
satu kejadian yang pernah dialami seseorang persalinan normal (APN)?´
dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Jawaban informan:
Ada kecenderungan pengalaman yang
³6D\D WHUJDQWXQJ NHDGDDQ SDVHLQ MLND
kurang baik seseorang akan berusaha untuk datang dengan pembukaan sudah besar
melupakan, namun jika pengalaman atau lengkap ,saya tidak akan nolong
GHQJDQ WHNQLN $31´ (R
terhadap objek tersebut menyenangkan 6,8,10,11,12,13,16,18 )kotak 13.
seseorang psikologis akan timbul kesan yang
³Ya...saya akan laksanakan nolong
sangat medalam dan membekas dalam emosi partus dengan APN lah, lebih amaQ´ (R
1,2,3,15,17,19) kotak 14.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 292


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

³saya tetap nolong partus dengan cara Sikap tersusun atas 3 (tiga) komponen
yang kami pelajari dulu waktu di kuliah
yakni kognitif, afektif dan perilakunya.Sikap
yakni APN kan sama yang penting
pasennya selamat kan?´ (R,4,7,14,) kotak yang berkaitan dengan pekerjaan membuka
15.
jalan evaluasi positif atau negatif yang
dipegang para karyawan mengenai aspek-
Dari hasil tentang sikap sebagai bidan
aspek dari lingkungan kerja mereka.
dalam menerapkan teknik APN dan terlihat
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja
bahwa hampir seluruh informan yakni 16
tinggi menunjukkan sikap yang positif
orang (84%) menjawab akan menolong
terhadap kerja itu. Seseorang yang tidak
persalinan dengan teknik APN dan sisanya
puas dengan pekerjaannya menunjukkan
hanya 3 orang yakni (16%) yang
sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu.
mengatakan melihat keadaan pasein baru
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
tentukan teknik APN.
sikap yang mempengaruhi bidan dalam
Sikap adalah kesiap-siagaan mental,
melaksanakan pertolongan persalinan teknik
yang dipelajari dan diorganisasi melalui
APN lebih banyak dibanding sikap yang
pengalaman, dan mempunyai pengaruh
tidak mempengaruhi, hal ini disebabkan
tertentu atas cara tanggap seseorang
sikap positif suatu tindakan yang
terhadap orang lain, obyek, dan situasi yang
berdasarkan pada sedikit atau banyak
berhubungan dengannya. Sikap merupakan
pengalaman mempengaruhi seseorang
suatu kecenderungan yang dipelajari apa
dalam menentukan sikap.
yang dihadapi dan diungkapkan dalam
Temuan ini sependapat dengan
bentuk perbuatan, tindakan, ucapan maupun
Notoatmodjo (2010) yang mengatakan
emosi seseorang.Sikap ini dipengaruhi oleh
bahwa sikap merupakan reaksi atau respon
faktor usia seseorang.
yang masih tertutup dari seseorang terhadap
Menurut Muchlas (2008) bahwa
suatu stimulus atau objek. Sikap
kedewasaan seseorang diketahui dari umur
menggambarkan suka atau tidak suka
sebagai faktor untuk mengetahui
seseorang terhadap obyek. Sikap seringkali
kemampuan, pengetahuan, persepsi dan
diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari
bersikap dalam bertindak, berpikir dan
orang lain yang paling dekat.
mengambil keputusan. Pendidikan juga
Sikap membuat seseorang mendekati
mempunyai kontribusi yang besar dalam
atau menjauhi orang lain atau obyek lain.
pembentukan sikap seseorang yang dapat
Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan
meningkatkan pengetahuan sebagai respon
tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan
kognitif, afektif dan psikomotor yang
nyata. Contohnya: sikap diikuti atau tidak
ditampilkan dengan sikap bidan dalam
diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada
berperan sebagai penolong persalinan.
banyak atau sedikitnya pengalaman

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 293


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

seseorang. Sikap juga merupakan suatu melakukan sesuatu. Semakin tinggi motivasi
bentuk dari perasaan, yaitu perasaan seseorang maka semakin mudah tercapainya
mendukung atau memihak (favourable) sesuatu yang diinginkan. Sebaliknya jika
maupun perasaan tidak mendukung motivasi yang rendah maka seseorang tidak
(unfavourable) pada suatu objek akan melaksanakan tugas yang dibebankan
(Rahayuningsih, 2008). padanya.
3. Motivasi Sejalan juga dengan penelitian yang
Pertanyaan 1: GLODNXNDQ 0D¶UXI GDQ 6LVZDQWR
³Apa motivasi anda menjadi Bidan?´ dimana hasil penelitiannya menemukan
³ VD\D WHUWDULN GDQ VHQDQJ GHQJDQ bahwa motivasi dapat mempengaruhi
pekerjaan sebagai seorang bidan karena
kompetensi dari Bidan. Semakin tinggi
merupakan pekerjaan yang mulia ...´
(R1,2,3,4,7,8,10,11,12,15,19) kotak 16. motivasi yang dimiliki oleh bidan maka
kompetensi yang diperoleh juga akan
³ SDQJJLODQ MLZD LQJLQ EHUDPDO GDQ
menolong sesama ...´ (R- semakin tinggi.
5,6,9,13,14,17,18,) kotak 17.
Motivasi itu timbul tidak saja karena
ada unsur didalam dirinya, tetapi juga karena
Dari hasil wawancara dengan
adanya stimulus dari luar, seberapapun
informan didapatkan bahwa seluruh
tingkat kemampuan yang dimiliki
informan mempunyai motivasi yang baik
seseorang, pasti butuh motivasi. Dengan
dalam melaksanakan pekerjaan sebagai
perkataan lain potensi SDM adalah sesuatu
bidan. Hampir seluruh informan sebanyak
yang terbatas.Tantangan yang besar karena
93,10% memiliki motivasi yang
tiap karyawan memiliki perbedaan
mempengaruhi dalam bertindak yakni
karakteristik dan respons pada kondisi yang
menerapkan tindakan persalinan dengan
berbeda. Sementara kondisi itu sendiri
teknik APN. Ini dikarenakan informan
termasuk jenis masalah, selalu berubah-ubah
mempunyai kesadaran sendiri dan informan
sepanjang waktu. Semua itu merupakan
tetap mau berusaha melaksanakan APN
motivasi karyawan yang efektif dan
walaupun memerlukan waktu lebih lama dan
didukung oleh lingkungan manajemen yang
penuh kesabaran.
nyaman.
Temuan ini sejalan dengan penelitian
Penurunan motivasi dan prestasi kerja
yang dilakukan oleh Adriansyah dan
dapat terjadi bila naiknya beban kerja tanpa
Susman (2016) yang menyebutkan bahwa
diikuti dengan kepuasan kerja, artinya
motivasi berpengaruh secara signifikan
produktifitas meningkat tidak berefek
terhadap kinerja bidan. Mathis, R.L., &
terhadap personel, kalau demikian untuk apa
Jackson dalam Adriansyah dan Susman
rajin-rajin, rajin atau tetap pada prestasi
(2009) mengatakan bahwa motivasi
merupakan dorongan seseorang dalam

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 294


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

sebelumnya tidak berpengaruh kepada pegawai negeri kan kecil. Tidak ada
tambahan honor, mau gimana lagi,
kepuasan.
kurang puaslah saya, WDSL SDVUDK VDMD´
4. Kepuasan Bidan dalam melakukan (3,4,5,7,9,10,11,12,13,17) kotak 21.
pekerjaan pelaksanaan Asuhan ³Yasaya sih tidak puas, tapi mau
Persalinan Normal gimanalagi sekarang cari kerja susah
beruntung saya masih sebagai bidan
Pertanyaan 1: dengan status PNS´
³Apakah anda menikmati bekerja (R1,2,6,8,14,15,16,18,19) kotak 22.
sebagai bidan?´ Dari hasil diatas dapat disimpulkan
Jawaban informan: bahwa hampir seluruh informan mengatakan
³Kurang menikmati karena kurang tidak puas, terlihat 10 informan (53%)
sejahtera dan capek, kadang harus dinas
PDODP WLQJJDOLQ DQDN \DQJ PDVLK NHFLO´ mengatakan kurang puas karena pekerjaan
(R7,14,16,18) kotak 18. penuh resiko.dan sisanya 9 orang yakni
³1LNPDWLODK NDUHQD LWX VXGDK SLOLKDQ, (47%) mengatakan tidak puas karena gaji
apalagi kalao nolong orangnya selamat dan imbalan tidak sesuai dengan pekerjaan
nikmat sekali´
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,15,17,19) yang mereka laksanakan. Namun hampir
kotak 19. seluruh informan yakni 84% mengatakan
Dari hasil terlihat hampir seluruh informan menikmati bekerja sebagai bidan, artinya
yakni 84% (16 orang) menyatakan hampir seluruh informan puas sebagai bidan
menikmati sebagai bidan.artinya informan hanya kurang puas terutama gaji dan
puas bekerja sebagai bidan. imbalan yang diterima.
Pertanyaan 2:
Hal ini sesuai dengan Wexley dan
³Apakah anda senang dengan tingkat
Yukl menyatakan bahwa kepuasan kerja
tanggung jawab dalam pekerjaan anda
adalah cara seorang pekerja atau pegawai
sendiri?´
merasakan pekerjaannya, dan merupakan
Jawaban informan:
generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaan
³Ya..gimana ya bu..dibilang senang tapi
yang didasarkan atas aspek-aspek
berat juga tanggung jawabnya,tak adalah
pekerjaannya. Dijelaskan bahwa kepuasan
senangnya,ini hanya karena tugas
kerja berhubungan dengan perasaan
VDMD´(R1,2,6,8,15) kotak 20.
karyawan tentang pekerjaaan dan tugasnya.
Pertanyaan 3:
Ukuran kepuasan termasuk didalamnya
³Apakah gaji yang diterima sesuai
sikap, keluarnya karyawan, ketidakhadiran,
dengan tuntutan pekerjaan anda sebagai
keterlambatan dan, adanya keluhan dari
bidan?´
karyawan. Selanjutnya Robbins (2008)
Jawaban informan:
berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah,
³Kalo menurut saya sih kurang sesuai,
saya kan bekerja dengan penuh resiko
tetapi imbalan maupun gaji saya sebagai "A general attitude toward one's

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 295


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

job; the difference between the rasa bosan, sebaliknya pekerjaan yang
amount of rewards workers receive tantangannya terlalu berat justru akan
and the amount they believe they menimbulkan rasa frustasi dan gagal
should receive Dari pendapat tersebut, dapat
dijelaskan bahwa kepuasan kerja adalah
Kepuasan kerja adalah sikap umum
sikap umum seseorang terhadap
seorang pegawai terhadap pekerjaannya;
pekerjaannya yang merupakan penilaian
selisih antara banyaknya ganjaran yang
atau cerminan dari perasaan mereka
diterima seorang pegawai dan banyaknya,
terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu
yang mereka yakini seharusnya karyawan
yang dialami dalam lingkungan kerjanya.
terima. Selanjutnya Robbins menyatakan
Griffin mengatakan bahwa Kepuasan kerja
bahwa faktor penting yang mendorong
yaitu suatu sikap efektif dan merupakan
kepuasan kerja adalah (1) kerja yang secara
reaksi yang evaluatif individu terhadap
mental menantang, (2) ganjaran yang pantas,
pekerjaannya. Sedangkan Luthans
(3) kondisi kerja yang mendukung, dan (4)
menyatakan bahwa,
Rekan kerja yang mendukung. Variabel-
variabel kepuasan kerja yang langsung "Job satisfaction as a pleasure or
pengaruhnya terhadap keouasan kerja yaitu: positive emotional state resulting
kompensasi, pekerjaan itu sendiri, form the appraisal of one job or job
kesempatan promosi, kelompok kerja, serta experience"
kondisi kerja.
Kepuasan kerja merupakan suatu
Lebih lanjut Griffin (2010)
pernyataan emosional yang positif atau
menyatakan bahwa faktor-faktor yang
menyenangkan yang dihasilkan dari
mempengaruhi kepuasan kerja ada lima
penilaian terhadap suatu pekerjaan atau
faktor utama. Faktor yang menyebabkan
pengalaman kerja.Pakar lainnya yang
kepuasan dan ketidakpuasan kerja, yaitu:
mengemukakan tentang kepuasan. Gibson
gaji, kesempatan untuk promosi, jenis
(2009), pandangannya adalah:
pekerjaan, kebijaksanaan dan prosedur
organisasi, dan kondisi kerja Pakar lainnya, "Job satisfaction is an attitude that
Robbins menyatakan bahwa faktor penting individuals have about their job. It
yang mendorong kepuasan kerja adalah: 1) results from their perception of
Kerja yang secara mental menantang their job, based on factors of the
(mentally challenging work), hal ini dapat work environment, such as the
diartikan bahwa pekerjaan yang diberikan supervisor's style, policies and
kepada keryawan haruslah memiliki procedures, work group affiliation,
tantangan yang proposional. Pekerjaan yang working condition, and fringe
dirasa tidak menantang akan menimbulkan benefif'.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 296


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

5. Komunikasi Bidan dalam Penerapan Komunikasi adalah proses interaksi


APN secara sadar yang dilakukan oleh bidan
Pertanyaan 1: dengan klien untuk beradaptasi terhadap
³Apakah saudara sebagai bidan selalu masalah yang dialami klien, baik gangguan
melakukan komunikasi yang baik dengan secara fisik maupun psikologi, sehingga bisa
pasen saat persalinan?´ membantu klien untuk mencapai
Jawaban informan: kesembuhan atau mengatasi masalahnya.
Tujuannya agar pasien terbantu proses
³.RPXQLNDVL WHUJDQWXQJ NHDGDDQ SDVHLQ
juga sih,kalau komunikasi nya enak penyembuhanya.
biasanya paseinnya mau mengikuti Departemen Kesehatan RI (2006)
anjuran´ (R...3,4,14,19) kotak 23.
menyatakan bahwa bidan mempunyai tugas
³Saya rasa terkadang pasennya tidak yang sangat penting dalam memberikan
mau bicara selama beberapa waktu
karena cemas atau marah, maka saya konseling kepada wanita sepanjang daur
lebih baiN GLDP VDMD´ (R 7,15) kotak 24. reproduksi dari bayi sampai nifas, KB dan
³6D\D UDVD NRPXQLNDVL LWX SHUOX NDUHQD genetik untuk meningkatkan kesejahteraan
kadang Pasen berteriak dan menangis
dalam proses persainan dan saya klien. Prinsip komunikasi pada ibu hamil:
berusaha menenangkan dengan Pesan yang diberikan harus disesuaikan
NRPXQLNDVL \DQJ EDLN ´(17,18,19 ) kotak
25. dengan kondisi dan umur kehamilan,
ciptakan kenyamanan dan keakraban saat
³6HULQJ MXJD SDVHQ PHQRODN GLDMDN
ngomong.sebagai bidan saya berusaha konseling berlangsung, konseling yang
untuk mengajak pasen komunikasi karena dilakukan tidak menimbulkan stres pada
itu sangat penting supaya proses
persalinan berjalan normal´(1,6,8,11) konseli.Konseling pada ibu bersalin
kotak 26. mempunyai tujuan untuk kesejahteraan ibu
³6D\D SLNLU -LND ELGDQ WLGDN GDSDW dan agar proses melahirkan dapat berjalan
berkomunikasi dengan baik pada pasen
dan tidak dapat menenangkan pasen dengan semestinya.
.maka bidan tidak menciptakan hubungan Menurut Murphy, dikutip Wursanto
yang baik, nolong partus cara Apn tuh
(2011), ³&RPPXQLFDWLRQ LV WKH ZKROH
KDUXV VDEDU ´(2,10,12,13,16) kotak 27.
SURFHVV XVHG LQ UHDFKLQJ RWKHU PLQGV´
Dari hasil wawancara terlihat bahwa
Artinya adalah Komunikasi adalah seluruh
sebagian besar informan yakni 14 orang
proses yang diperlukan untuk mencapai
(74%) mengatakan sulit untuk
pikiran-pikiran yang dimaksud oleh orang
berkomunikasi dengan pasen saat proses
lain.
persalinan apalagi dengan teknik APN yang
6. Kinerja Bidan dalam Penerapan APN
memerlukan kesabaran dari langkah ke
Pertanyaan 1:
langkah, sisanya hanya sebagian kecil yakni
³Dengan adanya standar APN ini, apakah
5 orang (26%) yang mengatakan dapat
pekerjaan yang dibebankan sebagai tugas
berkomunikasi dengan baik dan sabar.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 297


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

dan kewajiban sebagai bidan dapat menjawab dapat melaksanakan SOP langkah
diselesaikan tepat waktu?´ APN dan sisanya 8 orang yakni (42%) yag
Jawaban informan: tidak dapat mengerjakan teknik APN sesuai
³7LGDN ELVDODK PDQD EDQ\DN ODJL \DQJ SOP.
harus diselesaikan seperti harus mengisi
Pertanyaan 3:
IRUPDW SDUWRJUDI´ (R 7,14,17,18,19) kotak
28. ³Apakah ada inisiatif sebagai bidan dalam
melaksanakan tugas sesuai peran dan
³.DGDQJ ±kadang saya tidak isi partograf
karena terlalu banyak dan tidak bisa tepat fungsi sebagai bidan?´
ZDNWX ODK´ (3,4,15,2,6,8,11,12,16) kotak 29.
Jawban informan:
³7DN ELVD WHSDW ZDNWX ELDVDQ\D PLQWD ³$GD VLK LQLVLDWLI XQWXN EHNHUMD VHVXDL
tolong teman yang penggantian shif yang tugas dan fungs bidan´ (R,7,14,15,16,18)
VHOHVDLNDQ´ (R1,2,9,10,13) kotak 30. kotak 35.
Dari jawaban responden tentang tugas
³0DODV WHUNDGDQJ VD\D FDSHN \DQJ
dan kewajiban sebagai bidan yang berkaitan penting saya kerja sesuai tugas sudah
dengan kinerja yang tepat waktu terlihat cukup, karena saya pikir itu sudah
merupakan tugas kalau saya nolong pasen
hampir seluruh responden menjawab tidak melahirkan´ (3,4,1,2,6,8,9,10) kotak 36.
dapat menyelesaikan tepat waktu,14 orang (74
³0elakukan bimbingan pada mahasiswa
%) dan sisanya 5 orang ( 26 % ) yang dan bidan yang muda serta memberikan
mengatakan hanya kadang-kadang dapat asuhan kebidanan sesuai standar ,saya
pikir itu sudah merupakan tugas dan
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. fungsi saya sebagai bidan´ (11,12,13,19)
Pertanyaan 2: kotak 37.

³Apakah saudara dapat melaksanakan Dari hasil terlihat ada 9 orang (47%)
pertolongan persalinan teknik APN sesuai sebagian dari responden mengatakan ada
dengan SOP atau langkah-langkah APN?´ inisiatif untuk bekerja sesuai dengan peran
Jawaban informan: dan fungsi sebagai bidan .sisanya 10 orang
³7DN ELVD WHSDW NDGDQJ ±kadang tidak responden yakni (53%) sebagian responden
EHUXUXWDQ´ (R 3,7,15,19) kotak 31. yang mengatakan capek dan lelah sehingga
³%DJDLPDQD PDX EHUXUXWDQ VHVXDL tidak ada inisiatif lagi untuk melaksanakan
SOP...sulit karena pasein disini kan
banyak,yang penting pasen selamat itu selain pekerjaan pokok saja.
VDMD´ (4,14,17,19) kotak 32. Gibson, Ivancevich dan Donnelly
³.DODR VD\D ELVD VLK VHVXDL VRS NDODR (2008) menyatakan bahwa kinerja adalah
pasein tak banyak .kami kan dinas Cuma tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
sedikit´ (1,6,9,11) kotak 33.
tugas dan kemampuan untuk mencapai
³6D\D OLKDW PDKDVLVZD ELVD EHUXUXWDQ tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
karena mereka hafal tapi lama merujuk pada tingkat pencapaian bidan atau
kerjanya,tak efisien,tapi saya bisa dan
KDIDO NRN´ (2,8,10,12,13,16,18) kotak 34. manajeriel terhadap persyaratan pekerjaan.
Stoner (2010) mengemukakan kinerja
Dari hasil diatas terlihat 11 orang (58%)

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 298


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

sebagai prestasi yang dapat ditunjukkan oleh terwujud.


karyawan atau dengan kata lain merupakan Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil yang dicapai dalam melaksanakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ostroff
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.. (2012) mengemukakan bahwa kepuasan
Salah satu kaitan dengan kinerja kerja mempunyai hubungan yang signifikan
adalah kepuasan kerja karena merupakan dengan kinerja, selanjutnya karyawan yang
faktor penentu bagi sikap perawat terhadap merasa terpuaskan dengan baik terhadap
pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan pekerjaan biasanya bekerja lebih keras dan
rasa senang atau tidak senang perawat lebih baik dibandingkan karyawan yang
terhadap pekerjaannya yang beragam mengalami stress dan tidak terpuaskan
sehingga memberikan respon terhadap terhadap pekerjaannya. Yang berarti
situasi kerjanya. bidan yang merasa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap
terpuaskan terhadap pekerjaan biasanya kinerja, jika kepuasan kerja meningkat maka
bekerja lebih keras dan lebih baik, kinerja bidan akan meningkat.
dibandingkan bidan yang tidak terpuaskan Robbins menyatakan bahwa faktor
terhadap pekerjaannya maka akan penting yang mendorong kepuasan kerja
cenderung menurun kinerjanya. Yang adalah (1) kerja yang secara mental
berarti kepuasan kerja berpengaruh positif menantang, (2) ganjaran yang pantas, (3)
terhadap kinerja, jika kepuasan kerja kondisi kerja yang mendukung, dan (4)
meningkat akan berakibat kinerja bidan juga rekan kerja yang mendukung. Salah satu
meningkat. aspek yang mempengaruhi kualitas
Kondisi ini akan memungkinkan jika pelayanan yang diberikan adalah kepuasan
bidan diberi kesempatan dan tanggung kerja, artinya dengan tingkat kepuasan kerja
jawab untuk meningkatkan keterampilan yang tinggi biasanya bidan akan
dalam memberikan pelayanan kesehatan memberikan pelayanan yang baik dan begitu
seperti pelatihan Asuhan Persalinan Normal, juga sebaliknya ketika bidan tidak
sehingga dalam bekerja melaksanakan mengalami kepuasan kerja maka pelayanan
Asuhan kebidanan yang terlatih dan terampil yang diberikan kepada pasien sebagai
secara mandiri. Agar bidan memperoleh konsumen akan rendah, kepuasan kerja
kepuasan kerja RSUD Dokter Soedarso bidan dirasakan penting dan perlu
perlu memperbaiki unsur yang menjadi diperhatikan oleh manajerial, karena
kepuasan kerja disamping pengetahuan, manusia merupakan faktor dan pemeran
pendidikan, sikap, motivasi, dan komunikasi utama dalam proses bekerja.
untuk mengembangkan diri bidan itu sendiri,
Kesimpulan
dengan demikian akan terpenuhi kepuasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
kerja dan peningkatan kinerja bidan akan
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 299


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

penerapan Asuhan Persalinan Normal Gibson, et al. 2009. Organizational: Behavior,


Structure, Processes. New York: The
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
McGraw Hill Companies, Inc
yaitu pengetahuan, sikap, motivasi, kepuasan,
Griffin, Jill. 2010. Customer Loyalty,
komunikasi dan kinerja. Saran kepada Menumbuhkan dan Mempertahankan
Manajemen RSUD Dokter Sudarso pontianak Kesetiaan Pelanggan. Alih Bahasa Dwi
Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga
dan untuk meningkatkan pengetahuan melalui
pendidikan lanjut melalui recognisi pendidika Kemenkes. 2012. Ibu Selamat Anak Sehat
Fokus Hari Kesehatan Nasional Ke-48.
lanjut ( RPL) ke minimal D3 Kebidanan dan Tersedia Pada www.kemkes.go.id
pelatihan-pelatihan APN, meningkatkan Diakses Tanggal 11 Desember 2017
keterampilan berbasis kinerja dan
0D¶UXI, Nirmala Ahmad Dan Siswanto. 2010.
meningkatkan intensitas supervisi/ pengarahan Pengaruh Motivasi Terhadap
Peningkatan Kompetensi Bidan Desa di
yang bersifat evaluatif.
Kabupaten Malang. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan ± Vol. 13 No. 1 Januari
2010: 77±82
Daftar Pustaka
Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan.
Adriansyah, Agus Aan dan Susman Sjarif. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2016. Pengaruh Motivasi Terhadap
Kinerja Bidan dalam Pencapaian Muchlas. 2008. Perilaku Organisasi.
Cakupan Persalinan di Puskesmas Yogyakarta: Gadjah Mada University
Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Press
Sulawesi Tenggara. Jurnal IKESMA Vol.
12 No. 2 September 2016 Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2016. Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) 2015. Direktorat Permenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Diseminasi Statistik No. 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
BKKBN. 2017. Survei Demografi dan Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Melahirkan, Penyelenggaraan
Kementrian Kesehatan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual. Jakarta: Kemenkes
Cheri Ostroff. 20012. The Relatinonship
Profil Dinas Kesehatan. 2017. Profil Dinas
Between Satisfaction, Attitudes and
Performance, dan Organizational Level Kesehatan Pontianak. Pontianak: Dinas
$QDO\VLV´ Journal of Applied Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
Psychology. Vol 77. No. 6. p. 963-974.
Rahayuningsih, S.U. 2008. Psikologi Umum 2.
Depkes RI. 2006. Panduan Nasional Jakarta: Gunadarma
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Patient Safety) Utamakan Keselamatan Rekam Medik. 2017. Rekam Medik RS. Dr.
Pasien. Jakarta: Departemen Kesehatan Soedarso. Pontianak: RS. Dr. Soedarso
Republik Indonesia
Robbins, P. Stephen. 2008. Organizational
Dirjen Kesehatan Masyarakat. 2017. Peran Behaviour, Tenth Edition (Perilaku
Rumah Sakit dalam Menurunkan AKI Organisasi Ke Sepuluh), alih bahasa Drs.
dan AKB. Jakarta: KemenKes RI Benyamin Molan. Salemba
Empat: Jakarta.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 300


Volume 8 Nomor 2 Tahun 2018

Stoner, James A. F., and R. Edward Freeman.


2010. Principles of Management.
New Delhi: Phi Beta Kappa

Wattimena, Maria. 2008. Thesis: Analisis


Penerapan Standar Asuhan Persalinan
Normal (APN) oleh Bidan di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong
Papua Barat Tahun 2008 (Studi
Kualitatif). Semarang: Universitas
Diponegoro

Wexley KN, & Yukl GA. (2005). Perilaku


organisasi dan psikologi personalia,
Jakarta: Bina Aksara

Wursanto. 2011. Dasar-Dasar Manajemen


Personalia. Jakarta: Dian Pustaka

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 301

Anda mungkin juga menyukai