Anda di halaman 1dari 24

MODUL

PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS
Rialike Burhan, SST, M.Keb

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI DIV KEBIDANAN
VISI DAN MISI
PRODI DIV KEBIDANAN

Visi

Menghasilkan Bidan Unggul sebagai penggerak masyarakat dalam Deteksi Dini


Risiko Kebidanan Komunitas pada tingkat Nasional Tahun 2020

Misi

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembelajaran aktif dan


mampu menggerakkan masyarakat dalam Deteksi Dini Risiko Kebidanan.
2. Menghasilkan penelitian dalam lingkup pemberdayaan masyarakat dalam
Deteksi Dini Risiko Kebidanan di Komunitas.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
dalam Deteksi Dini Risiko Kebidanan di Komunitas
KATA PENGANTAR

Modul asuhan kebidanan komunitas ini membahas tentang konsep mutu layanan

kebidanan dan kebijakan kesehatan yang terdiri dari 12 Kegiatan Belajar sesuai dengan

capaian pembelajaran.

Setelah mempelajari Modul ini, mahasiswa diharapkan mampu menguasai

mengidentifikasi dan menyusun jaringan kerja Bidan di komunitas, Mengidentifikasi tugas

tambahan Bidan di Komunitas, Melakukan praktik manajerial asuhan, Pembuatan PWS

KIA/KB, melakukan Penggerakkan Peran serta Masyarakat (PSM) dan mengidentifikasi

bentuk bentuk PSM di masyarakat, Melakukan   Teknik-teknik pengumpulan data PRA,

melakukan analisis masalah dalam asuhan kebidanan di komunitas berbasis gender dengan

menggunakan kerangka analisis Harvard, kerangka Moser, gender analisis matrik, kerangka

pemberdayaan perempuan Sarah Longwe, membuat Asuhan kebidanan pada keluarga,

Membuat pendokumentasian asuhan kebidanan di komunitas, merancang program pelayanan

kebidanan komunitas.

Dalam mempelajari Modul ini, mahasiswa diharapkan banyak membaca dan berlatih

berbagai materi yang disajikan, baik secara mandiri maupun berdiskusi bersama kelompok

untuk mendapat gambaran dan penguasaan yang lebih luas.

Materi dalam modul ini disesuaikan dengan capaian pembelajaran yang ada dalam

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sehingga diharapkan capaian pembelajaran dapat

tercapai.

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

VISI DAN MISI PRODI DIV KEBIDANAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

KEGIATAN BELAJAR 1 : Mengidentifikasi dan Menyusun Jaringan Kerja Bidan Di

Komunitas

KEGIATAN BELAJAR 2: Mengidentifikasi dan Menyusun Jaringan Kerja Bidan Di

Komunitas

KEGIATAN BELAJAR 3 : Mengidentifikasi Aspek Perlindungan Hukum Bagi Bidan Di

Komunitas Sesuai Dengan Standar Pelayanan, Kode Etik Bidan

dan Kewenangan Bidan Di Komunitas

KEGIATAN BELAJAR 4 : Mengidentifikasi Tugas Tambahan Bidan Di Komunitas

KEGIATAN BELAJAR 5 : Melakukan Praktik Manajerial Asuhan

KEGIATAN BELAJAR 6 : Pembuatan PWS KIA/KB

KEGIATAN BELAJAR 7 : Melakukan    Penggerakkan Peran Serta Masyarakat (PSM) dan

Mengidentifikasi Bentuk-Bentuk PSM di Masyarakat

KEGIATAN BELAJAR 8 : Melakukan   Teknik-Teknik Pengumpulan Data PRA

KEGIATAN BELAJAR 9: Melakukan Analisis Masalah Dalam Asuhan Kebidanan Di

Komunitas Berbasis Gender Dengan Menggunakan Kerangka

Analisis Harvard, Kerangka Moser, Gender Analisis Matrik,

Kerangka Pemberdayaan Perempuan Sarah Longwe

KEGIATAN BELAJAR 10 : Membuat Asuhan kebidanan pada Keluarga

KEGIATAN BELAJAR 11 : Membuat Pendokumentasian Asuhan Kebidanan di Komunitas

KEGIATAN BELAJAR 12 : Merancang Program Pelayanan Kebidanan Komunitas


KEGIATAN 1

MENGIDENTIFIKASI DAN MENYUSUN JARINGAN KERJA BIDAN

DI KOMUNITAS

Pendahuluan

Referensi

Objektif Perilaku Siswa

Dasar Teori
KEGIATAN 2

MENGIDENTIFIKASI DAN MENYUSUN JARINGAN KERJA BIDAN

DI KOMUNITAS

Pendahuluan

Referensi

Objektif Perilaku Siswa

Dasar Teori
KEGIATAN 3

MENGIDENTIFIKASI ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN

DI KOMUNITAS SESUAI DENGAN STANDAR PELAYANAN,

KODE ETIK BIDAN DAN KEWENANGAN BIDAN DI KOMUNITAS

Pendahuluan

Mahasiswa DIV Kebidanan yang berbahagia, selamat bertemu di praktik asuhan

antenatal di komunitas. Anda di sini tentunya sudah kompeten dengan melakukan asuhan

kebidanan komunitas. Sebelum memulai asuhan kebidanan, terlebih dahulu Anda harus

mengenali dan mengetahui apa saja aspek perindungan hukum bagi bidan di komunitas.

Untuk itu Anda harus mengidentifikasi apa saja aspek perlindungan hokum bagi bidan di

koumitas sesuai dengan standard pelayanan, kode etik bidan dan kewenangan bidan di

komunitas.

Referensi
Sofyan, Mustika.50 Tahun IBI : Bidan Menyongsong Masa Depan.2003.Jakarta : PP IBI

Musbir, Wastidar.Etika danKode Etik Kebidanan.2003.Jakarta : pengurus Pusat Ikatan

Bidan Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. Buku 1 : Standar Pelayanan Kebidanan.2000.Jakarta Departemen

Kesehatan.

Objektif Perilaku Siswa


Setelah mempelajari topik ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi apa saja aspek

perlindungan hokum bagi bidan di koumitas sesuai dengan standard pelayanan, kode etik

bidan dan kewenangan bidan di komunitas.

Dasar Teori

1. Standar Pelayanan Kebidanan

Standar pelayanan kebidanan terdiri dari 8 standar yaitu:

a. Standar I : Falsafah dan Tujuan

Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan

pelayanan serta organisasi pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas

pelayanan yang efektif dan efisien.    

b. Standar II : Administrasi dan Pengelolaan

Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan pelayanan,

standar pelayanan, prosedur tetap dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan

pelayanan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktek pelayanan

kebidanan akurat.

c. Standar III : Staf dan Pimpinan

Pengelolaan pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan Sumber

Daya Manusia, agar pelayanan kebidanan berjalan efektif dan efisien.

d. Sumber IV : Fasilitas dan Peralatan

Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanan

kebidanan sesuai dengan tugasnya dan fungsi institusi pelayanan.

e. Standar V : Kebijaksanaan dan Prosedur


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam penyelenggaraan

pelayanan dan pembinaan personil menuju pelayanan yang berkualitas.

f. Standar VII : Standar Asuhan

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan / manajemen

kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan

kepada pasien.

g. Standar VIII : Evaluasi dan Pengendalian mutu

Pengelola  pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan dalam

evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang dilaksanakan secara

berkesinambungan.

2. Kode Etik

Kode etik merupakan suatu cirri profesi yang bersumber dari nilai-nilai

internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif

suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan

pengabdian profesi.

Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan

dalam Kongres nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk

pelaksanaannya disahkan dalam rapat kerja nasional. IBI tahun 1991, kemudian

disempurnakan dan disahkan pada kongres nasional IBI ke XII tahun 1989. Sebagai

pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa

kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan dan BAB.

Secara  umum kode etik tersebut berisi 7 BAB. Ke 7 BAB dapat dibedakan atas 7

bagian yaitu :

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat.


2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya.

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri,

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air.

7. Penutup

Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya adalah :

a. Kewajiban terhadap klien dan masyarakat

1) Setiap bidan senantiosa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan

sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat

dan martabat kemanusiaan yang uth dan memelihara citra bidan.

3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada

peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga

dan masyarakat.

4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan

klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di

masyarakat.

5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan

kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan indentitas yang sama

sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan

pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.


b. Kewajiban terhadap tugasnya

1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien,

keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang

dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai wewenang

dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan

mengadakan konsultasi atau rujukan.

3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau

dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh Pengadilan atau

diperlukan sehubungan kepentingan klien.

c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.

1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan tean sejawatnya untuk

menciptakan suasana kerja yang serasi.

2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik

terhadap sejawat maupun tenaga kesehatan lainnya.

d. Kewajiban bidan terhadap profesinya.

1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra

profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan

pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan

kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan

kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri.


1) Setiap bidan harus memelihara kesejahteraannya agar dapat melaksanakan

tugas profesinya dengan baik.

2) Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah nusa, bangsa dan tanah air.

1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan

ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam

pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.

2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisi dan menyumbangkan

pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan

pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

g. Penutup

Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati

dan mengamalkan kode etik bidan Indonesia.

3. Kewenangan Bidan Komunitas.

Wewenang bidan dalam memberikan pelayanan di komunitas yaitu :

a. Meliputi kepada wanita

Meliputi pada masa pra nikah termasuk remaja putrid, pra hamil, kehamilan,

persalinan, nifas dan menyusui.

b. Pelayanan kesehatan pada anak yaitu pada masa bayi, balita dan anak pra

sekolah, meliputi :

1) Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan.

2) Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir.


3) Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif

4) Pemantauan tentang balita.

c. Beberapa tindakan termasuk dalam kewenangan bidan antara lain :

1) memberi imunisasi pada wanita usia subur, termasuk remaja putrid, calon

pengantin dan bayi.

2) Memberikan suntikan kepada penyulit kehamilan, meliputi oksitosin

sebagai pertolongan pertama sebelum dirujuk.

3) Melakukan tindakan amniotomi pada kala aktif dengan letak belakang

kepala dan diyakini bayi dapat lahir pervagina.

4) KBI dan KBE untuk menyelamatkan jiwa ibu.

5) Ekstraksi vakum pada bayi dengan kepala di dasar panggul.

6) Hipotermi pada bayi baru lahir

7) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia.

d. Memberikan pelayanan KB

e. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian.

f. Kewajiban bidan dalam menjalankan kewenangannya seperti :

1) Meminta persetujuan yang akan dilakukan.

2) Memberikan informasi.

3) Melakukan rekam medis.

g. Pemberian uterotonika saat melakukan pertolongan persalinan.

h. Pelayanan dan pengobatan kelainan ginekologi ringan.

i. Penyediaan dan penyerahan obat-obatan :

1) Bidan menyediakan obat maupun obat suntik sesuai dengan ketentuan yang

sudah ditetapkan.
2) Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk

keperluan darurat.

KEGIATAN 4

MENGIDENTIFIKASI TUGAS TAMBAHAN BIDAN DI KOMUNITAS

Pendahuluan

Referensi

Objektif Perilaku Siswa

Dasar Teori
KEGIATAN 5

MELAKUKAN PRAKTIK MANAJERIAL ASUHAN

NAMA KETERAMPILAN : ASUHAN ANTENATAL CARE

Pendahuluan

Mahasiswa DIV Kebidanan yang berbahagia, selamat bertemu di praktik asuhan

antenatal di komunitas. Anda di sini tentunya sudah kompeten dengan melakukan asuhan

antenatal. Sebelum memulai asuhan antenatal, terlebih dahulu Anda harus mengenali dan

mengetahui gambaran pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja Anda. Untuk itu

Anda harus mengumpulkan gambaran pelayanan kesehatan ibu dan anak meliputi jumlah ibu

hamil, jumlah pemeriksaan kehamilan/ANC yang pertama (K1), jumlah pemeriksaan

kehamilan (K4), jumlah ibu hamil yang diberikan tablet besi, jumlah imunisasi TT, dan lain-

lain.

Referensi

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal

Essensial. 2008.

Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta

Kemenkes RI. Praktik Kebidanan Komunitas. 2018

Objektif Perilaku Siswa


Setelah mempelajari topik ini mahasiswa diharapkan mampu melakukan asuhan antenatal di

komunitas.

Dasar Teori

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan atau

tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya

berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan

mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan

memberikan ASI, serta pemulihan kesehatan reproduksi wanita secara wajar.

Persiapan

Praktik asuhan kehamilan antenatal di komunitas dimulai dengan pengkajian. Persiapan yang

harus Anda lakukan dalam mengkaji ibu hamil terdiri dari alat tulis untuk pencatatan

termasuk format pengkajian dan alat-alat pemeriksaan kehamilan. Jika asuhan dilakukan di

Polindes pastikan ruangan nyaman, tertutup, dan terang. Asuhan antenatal di rumah

disesuaikan dengan rumah klien. Alat-alat yang harus disiapkan adalah sebagai berikut:

1. format pengkajian ibu hamil, Buku KIA;

2. alat tulis;

3. kit antenatal yang terdiri: tensimeter, stetoskop, termometer, timbangan, pita metlin,

leanek/dopler, bengkok, sarung tangan;

4. lembar balik, leaflet (untuk promosi kesehatan kehamilan).


Pelaksanaan

1. Berikan salam dan sampaikan maksud serta tujuan Anda (jika klien bersedia untuk

dilakukan pemeriksaan, beri penjelasan prosedur dan buat persetujuan asuhan dengan

lembar informed consent).

2. Lakukan Anamnesa meliputi: identitas ibu dan suami. Catat semua informasi tersebut

di dalam format pengkajian.

BIODATA:

Ibu Suami

Nama :................................... ...................................

Umur :................................... ...................................

Suku/Bangsa : ................................... ...................................

Agama : ................................... ....................................

Pendidikan : ................................... ....................................

Pekerjaan : ................................... ....................................

Penghasilan :……………………. ………………………

Alamat : .................................. ...................................

Nomor HP : .................................... ....................................


3. Kemudian setelah itu tanyakan Keluhan utama saat ini dan tanda bahaya sejak ANC

terakhir

Keluhan Utama :
………………………………………………………………………………………..
(Quick check Tanda Bahaya Kehamilan : Ada/ Tidak )
Klien Mengalami

N Tidak
Pengetahuan
o Tahu Tahu Ya Tidak
1. Sakit kepala hebat

2. Pandangan mata kabur

3. Mual dan muntah berlebihan

4. Nyeri ulu hati

5. Gerakan janin berkurang

6. Nyeri perut bagian bawah

7. Keluar cairan per vaginam (darah maupun air)


8. Perdarahan terus menerus

9. Bengkak pada ekstremitas

4. Riwayat menstruasi, riwayat kehamilan sekarang, HPHT, gerakan janin pertama kali

dirasakan, tanda bahaya dan penyulit kehamilan, keluhan umum lainnya, obat/jamu

yang pernah dan sedang dikonsumsi, keluhan BAK/BAB, dan kekuatiran khusus.

5. Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (jumlah kehamilan, jumlah

kelahiran, jumlah keguguran, riwayat kehamilan (gemeli, plasenta previa, dan lain-

lain), riwayat persalinan (spontan, section, forsep, vakum), berat bayi dan panjang

bayi, kondisi bayi, Komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas.


Persalinan Nifas

Komplika
si
BB
Hamil ke Tgl Lahir Umur Jenis Persalinan Jenis
Kehamilan normal/tindakan Penolong Kelamin Laktasi Komplikasi
Ibu Bayi Lahir

6. Kemudian lakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang status

perkawinan, respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan, penggunaan alat

kontrasepsi, dukungan keluarga, pengambil keputusan dalam keluarga, gizi yang

dikonsumsi dan kebiasaan makan, kebiasaan hidup sehat, beban kerja, tempat

penolong persalinan yang diinginkan, dan penghasilan keluarga

7. Tanyakan pengetahuan ibu meliputi: ketidaknyamanan kehamilan tiap TM, persiapan

persalinan dan kegawatdarutan, tanda bahaya kehamilan, persiapan menjadi ibu, hak

anak, perawatan BBL, dan sebagainya

8. Lakukan Pemeriksaan fisik seperlunya (TTV, KU, BB, Lila, pemeriksaan obstetric,

dan genital jika perlu) dan penunjang jika ada indikasi (Hb dan Urine).

9. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah didapatkan.

10. Menjelaskan kepada kien tentang penyebab masalah/keluhan yang dialami.


11. Memberikan kesempatan pada ibu untuk menanyakan kembali atau menyampaikan

pendapat lain.

12. Melakukan edukasi sesuai kebutuhan ibu sesuai trimester kehamilan (seperti promosi

persalinan normal dan persiapan kelahiran/kegawatdarutan, cara mengkonsumsi obat

serta memungkinkan efek samping, mendiskusikan persiapan kelahiran,

kegawatdaruratan (P4K), gizi seimbang, KB, persiapan persalinan, kegawatdaruratan,

gizi seimbang kehamilan, tanda bahaya kehamilan, hubungan seksual selama

kehamilan, IMD, ASI ekslusif, Imunisasi TT, kebersihan diri, dan KB pascasalin).

13. Melakukan evaluasi tentang materi edukasi yang diberikan dan memberikan umpan

balik.

14. Memotivasi ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil minimal 4x dan 1 x dihadiri bersama

suami/ keluarga.

15. Menyepakati pertemuan berikutnya, termasuk menjelaskan bahwa klien diminta

berkunjung ke bidan/faskes apabila sewaktu-waktu ada keluhan.

Format Pengkajian

Nama Pengkaji :

FORMAT PENGKAJIAN DATA TINGKAT BIDAN DESA / KELURAHAN

PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

Bagaimana sistem kerja Bagaimana cara bidan untuk melakukan Bagaimana cara bidan melakukan
bidan di wilayah kerjanya?
kolaborasi dengan tenaga kesehatan rujukan ke fasilitas kesehatan yang

lainnya? lebih tinggi dan di mana sajakah

lokasinya?
Program – program kesehatan apa Berapa banyak kader yang bekerja sama Adakah bekerja sama dengan
saja yang sedang dicanangkan bidan dengan ibu bidan? dukun yang terlatih maupun yang
◻ Ada, sebutkan: tidak terlatih? (jika ada)
◻ Ada, sebutkan:

◻ Tidak ada ◻ Tidak ada

Berapa banyak Jumlah kelahiran dan Data cakupan Apakah semua ibu hamil yang
kematian dalam 1 tahun terakhir
1. Kunjungan Ibu Hamil melakukan
1. Kelahiran :
kunjungan
◻ Kelahiran hidup:
K1 : mendapatkan tablet Fe?
◻ Kelahiran dengan
K4 : ◻ Ya, Berapa:
cacat bawaan :
◻ Tidak, alasan:
2. AKB :
◻ Kelahiran mati pada bayi
2. Kunjungan Neonatus
baru lahir :
◻ Kematian neonatus pada KN 1 :
Berapa Jumlah Persalinan yang
usia 0 - 28 harI: KN 2 : ditolong bidan?
KN 3 :

3. Kunjungan Nifas Jumlah Inisiasi Menyusu Dini di


KF1 : bidan ?

KF 2:
Jumlah bayi yang mendapatkan ASI
KF 3: Eksklusif?

◻ Kematian bayi pada usia 28 4. Imunisasi BCG : Apakah ibu melakukan


hari – 12 bulan: HB : DPT : pertolongan persalinan dengan
Polio : Campak : patograf dan berapakah yang resti?
3. AKI :

Pelaksanaan P4K (stiker, ambulan, Jumlah Akseptor KB : Apakah ada kegiatan evaluasi
donor, suami siaga, tabulin, BPJS)  Kondom : dalam pelayanan yang diberikan
 Stiker :  Pil : oleh bidan ?

 Ambulan :  Suntik 1 bulan :


 Donor :  Suntik 3 bulan :
 Suami siaga :  IUD :
 Implant : Apakah bidan mengikuti kegiatan
 Tabulin :
 MOW : pelatihan khusus untuk
 BPJS :
meningkatkan kompetensi?
 MOP :

Kasus rujukan dan penyebab dirujuk Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus Apakah ada komplikasi maternal
di wilayah bidan kebidanan (seperti kejadian campak, dan neonatal yang pernah ibu
polio, difteri, pertusis, hepatitis pada tangani ?
bayi ataupun wanita, tetanus Jika Ya, Jelaskan
neonatorum, IMS, dsb.)

Apa saja penyakit yang sering


diderita warga sekitar khususnya
cakupan kebidanan?

Peran dan tanggung jawab bidan Bagaimana cara pendekatan Kendala yang dihadapi bidan dalam
dalam komunitas bidan di komunitas komunitas

Harapan bidan Isu terkini yang ada di wilayah


terhadap praktik komunitas kerja
kebidanan di masa yang akan datang

Tanggapan Saudara terhadap situasi pelayanan kesehatan di wilayah Saudara

KEGIATAN 6

PEMBUATAN PWS KIA/KB

NAMA KETERAMPILAN : PEMBUATAN

Pendahuluan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan msyarakat yang
setinggi tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan
peri kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan
manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia
lanjut (manula), dan keluarga miskin.
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indicator status kesehatan masyarakat. Dewasa
ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data
survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 / 100.000 Kelahiran Hidup, AKB 34 /
1000 Kelahiran Hidup, AKN 19 / 1000 Kelahiran Hidup, AKABA 44 / 1000 Kelahiran Hidup.
Dalam upaya penurunan Angka Kemtian Ibu dan Anak Indonesia, sistim pencatatan dan
pelaporan merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai alat untuk memantau
kesehatan ibu daan bayi, bayi baru lahir, bayi dan balita, juga untuk menilai sejuh mana keberhasilan
program serta sebagai bahan untuk membuat perencanaan di tahun – tahun berikutnya, dengan
melaksanakan berbagai program KIA.
Agar pelaksanaan program KIA, aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA tetap

diharapkan menjadi kegiatan prioritas di tingkat kabupaten atau kota. Peningkatan mutu program KIA

juga dinilai dari besarnya ckupan program di masing – masing wilayah kerja.Untuk itu, besarnya

cakupan pelayanan KIA disuatu wilayah kerja perlu dipantau secara terus menerus, agar diperoleh

gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan.

Referensi

1. Dr. J. Syahlan. SKM, 1996, Kebidanan Komunitas, Yayasan Bina Sumber Daya
Kesehatan.
2. Depkes RI. 2000, Pemantauan Wilayah setempat Kesehatan Ibu dan Anak.

Objektif Perilaku Siswa

Dasar Teori

Anda mungkin juga menyukai