PRAKTIK
ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS
Rialike Burhan, SST, M.Keb
Visi
Misi
Modul asuhan kebidanan komunitas ini membahas tentang konsep mutu layanan
kebidanan dan kebijakan kesehatan yang terdiri dari 12 Kegiatan Belajar sesuai dengan
capaian pembelajaran.
melakukan analisis masalah dalam asuhan kebidanan di komunitas berbasis gender dengan
menggunakan kerangka analisis Harvard, kerangka Moser, gender analisis matrik, kerangka
kebidanan komunitas.
Dalam mempelajari Modul ini, mahasiswa diharapkan banyak membaca dan berlatih
berbagai materi yang disajikan, baik secara mandiri maupun berdiskusi bersama kelompok
Materi dalam modul ini disesuaikan dengan capaian pembelajaran yang ada dalam
tercapai.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Komunitas
Komunitas
DI KOMUNITAS
Pendahuluan
Referensi
Dasar Teori
KEGIATAN 2
DI KOMUNITAS
Pendahuluan
Referensi
Dasar Teori
KEGIATAN 3
Pendahuluan
antenatal di komunitas. Anda di sini tentunya sudah kompeten dengan melakukan asuhan
kebidanan komunitas. Sebelum memulai asuhan kebidanan, terlebih dahulu Anda harus
mengenali dan mengetahui apa saja aspek perindungan hukum bagi bidan di komunitas.
Untuk itu Anda harus mengidentifikasi apa saja aspek perlindungan hokum bagi bidan di
koumitas sesuai dengan standard pelayanan, kode etik bidan dan kewenangan bidan di
komunitas.
Referensi
Sofyan, Mustika.50 Tahun IBI : Bidan Menyongsong Masa Depan.2003.Jakarta : PP IBI
Bidan Indonesia.
Kesehatan.
perlindungan hokum bagi bidan di koumitas sesuai dengan standard pelayanan, kode etik
Dasar Teori
kebidanan akurat.
kepada pasien.
berkesinambungan.
2. Kode Etik
Kode etik merupakan suatu cirri profesi yang bersumber dari nilai-nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif
pengabdian profesi.
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan
dalam Kongres nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk
pelaksanaannya disahkan dalam rapat kerja nasional. IBI tahun 1991, kemudian
disempurnakan dan disahkan pada kongres nasional IBI ke XII tahun 1989. Sebagai
kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan dan BAB.
Secara umum kode etik tersebut berisi 7 BAB. Ke 7 BAB dapat dibedakan atas 7
bagian yaitu :
7. Penutup
peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat.
masyarakat.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
teknologi.
g. Penutup
Meliputi pada masa pra nikah termasuk remaja putrid, pra hamil, kehamilan,
b. Pelayanan kesehatan pada anak yaitu pada masa bayi, balita dan anak pra
sekolah, meliputi :
1) memberi imunisasi pada wanita usia subur, termasuk remaja putrid, calon
d. Memberikan pelayanan KB
2) Memberikan informasi.
1) Bidan menyediakan obat maupun obat suntik sesuai dengan ketentuan yang
sudah ditetapkan.
2) Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk
keperluan darurat.
KEGIATAN 4
Pendahuluan
Referensi
Dasar Teori
KEGIATAN 5
Pendahuluan
antenatal di komunitas. Anda di sini tentunya sudah kompeten dengan melakukan asuhan
antenatal. Sebelum memulai asuhan antenatal, terlebih dahulu Anda harus mengenali dan
mengetahui gambaran pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja Anda. Untuk itu
Anda harus mengumpulkan gambaran pelayanan kesehatan ibu dan anak meliputi jumlah ibu
kehamilan (K4), jumlah ibu hamil yang diberikan tablet besi, jumlah imunisasi TT, dan lain-
lain.
Referensi
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Essensial. 2008.
Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta
komunitas.
Dasar Teori
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan atau
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan
Persiapan
Praktik asuhan kehamilan antenatal di komunitas dimulai dengan pengkajian. Persiapan yang
harus Anda lakukan dalam mengkaji ibu hamil terdiri dari alat tulis untuk pencatatan
termasuk format pengkajian dan alat-alat pemeriksaan kehamilan. Jika asuhan dilakukan di
Polindes pastikan ruangan nyaman, tertutup, dan terang. Asuhan antenatal di rumah
disesuaikan dengan rumah klien. Alat-alat yang harus disiapkan adalah sebagai berikut:
2. alat tulis;
3. kit antenatal yang terdiri: tensimeter, stetoskop, termometer, timbangan, pita metlin,
1. Berikan salam dan sampaikan maksud serta tujuan Anda (jika klien bersedia untuk
dilakukan pemeriksaan, beri penjelasan prosedur dan buat persetujuan asuhan dengan
2. Lakukan Anamnesa meliputi: identitas ibu dan suami. Catat semua informasi tersebut
BIODATA:
Ibu Suami
terakhir
Keluhan Utama :
………………………………………………………………………………………..
(Quick check Tanda Bahaya Kehamilan : Ada/ Tidak )
Klien Mengalami
N Tidak
Pengetahuan
o Tahu Tahu Ya Tidak
1. Sakit kepala hebat
4. Riwayat menstruasi, riwayat kehamilan sekarang, HPHT, gerakan janin pertama kali
dirasakan, tanda bahaya dan penyulit kehamilan, keluhan umum lainnya, obat/jamu
yang pernah dan sedang dikonsumsi, keluhan BAK/BAB, dan kekuatiran khusus.
5. Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (jumlah kehamilan, jumlah
kelahiran, jumlah keguguran, riwayat kehamilan (gemeli, plasenta previa, dan lain-
lain), riwayat persalinan (spontan, section, forsep, vakum), berat bayi dan panjang
Komplika
si
BB
Hamil ke Tgl Lahir Umur Jenis Persalinan Jenis
Kehamilan normal/tindakan Penolong Kelamin Laktasi Komplikasi
Ibu Bayi Lahir
dikonsumsi dan kebiasaan makan, kebiasaan hidup sehat, beban kerja, tempat
persalinan dan kegawatdarutan, tanda bahaya kehamilan, persiapan menjadi ibu, hak
8. Lakukan Pemeriksaan fisik seperlunya (TTV, KU, BB, Lila, pemeriksaan obstetric,
dan genital jika perlu) dan penunjang jika ada indikasi (Hb dan Urine).
pendapat lain.
12. Melakukan edukasi sesuai kebutuhan ibu sesuai trimester kehamilan (seperti promosi
kehamilan, IMD, ASI ekslusif, Imunisasi TT, kebersihan diri, dan KB pascasalin).
13. Melakukan evaluasi tentang materi edukasi yang diberikan dan memberikan umpan
balik.
14. Memotivasi ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil minimal 4x dan 1 x dihadiri bersama
suami/ keluarga.
Format Pengkajian
Nama Pengkaji :
Bagaimana sistem kerja Bagaimana cara bidan untuk melakukan Bagaimana cara bidan melakukan
bidan di wilayah kerjanya?
kolaborasi dengan tenaga kesehatan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
lokasinya?
Program – program kesehatan apa Berapa banyak kader yang bekerja sama Adakah bekerja sama dengan
saja yang sedang dicanangkan bidan dengan ibu bidan? dukun yang terlatih maupun yang
◻ Ada, sebutkan: tidak terlatih? (jika ada)
◻ Ada, sebutkan:
Berapa banyak Jumlah kelahiran dan Data cakupan Apakah semua ibu hamil yang
kematian dalam 1 tahun terakhir
1. Kunjungan Ibu Hamil melakukan
1. Kelahiran :
kunjungan
◻ Kelahiran hidup:
K1 : mendapatkan tablet Fe?
◻ Kelahiran dengan
K4 : ◻ Ya, Berapa:
cacat bawaan :
◻ Tidak, alasan:
2. AKB :
◻ Kelahiran mati pada bayi
2. Kunjungan Neonatus
baru lahir :
◻ Kematian neonatus pada KN 1 :
Berapa Jumlah Persalinan yang
usia 0 - 28 harI: KN 2 : ditolong bidan?
KN 3 :
KF 2:
Jumlah bayi yang mendapatkan ASI
KF 3: Eksklusif?
Pelaksanaan P4K (stiker, ambulan, Jumlah Akseptor KB : Apakah ada kegiatan evaluasi
donor, suami siaga, tabulin, BPJS) Kondom : dalam pelayanan yang diberikan
Stiker : Pil : oleh bidan ?
Kasus rujukan dan penyebab dirujuk Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus Apakah ada komplikasi maternal
di wilayah bidan kebidanan (seperti kejadian campak, dan neonatal yang pernah ibu
polio, difteri, pertusis, hepatitis pada tangani ?
bayi ataupun wanita, tetanus Jika Ya, Jelaskan
neonatorum, IMS, dsb.)
Peran dan tanggung jawab bidan Bagaimana cara pendekatan Kendala yang dihadapi bidan dalam
dalam komunitas bidan di komunitas komunitas
KEGIATAN 6
Pendahuluan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan msyarakat yang
setinggi tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan
peri kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan
manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia
lanjut (manula), dan keluarga miskin.
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indicator status kesehatan masyarakat. Dewasa
ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data
survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 / 100.000 Kelahiran Hidup, AKB 34 /
1000 Kelahiran Hidup, AKN 19 / 1000 Kelahiran Hidup, AKABA 44 / 1000 Kelahiran Hidup.
Dalam upaya penurunan Angka Kemtian Ibu dan Anak Indonesia, sistim pencatatan dan
pelaporan merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai alat untuk memantau
kesehatan ibu daan bayi, bayi baru lahir, bayi dan balita, juga untuk menilai sejuh mana keberhasilan
program serta sebagai bahan untuk membuat perencanaan di tahun – tahun berikutnya, dengan
melaksanakan berbagai program KIA.
Agar pelaksanaan program KIA, aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA tetap
diharapkan menjadi kegiatan prioritas di tingkat kabupaten atau kota. Peningkatan mutu program KIA
juga dinilai dari besarnya ckupan program di masing – masing wilayah kerja.Untuk itu, besarnya
cakupan pelayanan KIA disuatu wilayah kerja perlu dipantau secara terus menerus, agar diperoleh
gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan.
Referensi
1. Dr. J. Syahlan. SKM, 1996, Kebidanan Komunitas, Yayasan Bina Sumber Daya
Kesehatan.
2. Depkes RI. 2000, Pemantauan Wilayah setempat Kesehatan Ibu dan Anak.
Dasar Teori