Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu :

Burdahyat, S.KM.,M.Kep.

Disusun Oleh :

Kelompok IV

1. Annisa Musliyanti 1910105489


2. Ika Sulastri 1910105500
3. Julia Gustina Sari 1910105503
4. Nisrina Jauza H 1910105514
5. Venizia Nursahidah 1910105531
6. Yulita Pajriani 1910105539

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SEBELAS APRIL

1
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala limpahan Rahmat, karunia serta Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Makalah ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA IBU HAMIL” ini kami susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan
Keluarga.

Tentunya tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
terselesainya makalah ini, maka dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan
terima kasih kepada : Burdahyat, S.KM.,M.Kep. Selaku Dosen Mata Kuliah
Keperawatan Keluarga Fakultas Ilmu Kesehatan Sebelas April Sumedang yang telah
memberikan arahan serta dukungan dalam menulis dan menyelesaikan makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang di miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Wabillahitaufiqwalhidayah Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Sumedang, 12 April 2022

Kelompok IV
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan peristiwa alamiah dimana terdapat pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauterine sejak konsepsi sampai permulaan persalinan.
Dalam proses kehamilan ibu memerlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk
mendeteksi adanya komplikasi dalam kehamilan. Pemerikasaan kehamilan minimal
empat kali selama hamil yaitu satu kali pada trimester I ( usia kehamilan 0-13
minggu ), satu kali pada trimester II ( usia kehamilan 14-27 minggu), dua kali
padatrimester III (usia kehamilan 28-40 minggu).
Kehamilan merupakan proses normal bukan patologis, tetapi normal dapat
menjadi patologis. Kondisi kehamilan dibedakan menjadi dua, yaitu ibu dengan
kehamilan risiko rendah dan ibu dengan kehamilan risiko tinggi. Ibu hamil risiko
tinggi merupakan kehamilan dengan komplikasi kehamilan, seperti perdarahan,
eklampsia, hidramnion, mempunyai riwayat kehamilan risiko tinggi sebelumnya
seperti : keguguran dan riwayat SC. Terdapat pula kriteria 4T, yaitu terlalu tua,
terlalu muda, terlalu banyak, terlalu dekat.
Keberhasilan program kesehatan ibu dapat dinilai melalui indikator utama
Angka Kematian Ibu (AKI). Kematian ibu dalam indikator ini didefinisikan sebagai
semua kematian selama periode kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan
oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab
lain seperti kecelakaan atau insidental. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah semua
kematian dalam ruang lingkup tersebut di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak
303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000
kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Jumlah kematian ibu yang dihimpun
dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan pada tahun
2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan
peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan

3
penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan
sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan
gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus.
Pembangunan keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga
berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Selain lingkungan yang sehat,
kondisi kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri juga merupakan salah satu
syarat dari keluarga yang berkualitas. Keluarga berperan terhadap optimalisasi
pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya melalui
pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga. Di dalam
komponen keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok rentan. Hal ini terkait
dengan fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang
pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak
menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan dan factor – factor yang mempengaruhi
pengetahuan Ibu Hamil ?
2. Bagaimana pendidikan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil ?
3. Bagaimana cara perawatankehamilan, tujuan perawatan kehamilan, dan factor
– factor yang mempengaruhi perawatan kehamilan?
4. Bagaimana tindakan perawatan kehamilan ?
5. Bagaimana pemeriksaan kehamilan dalan ntenatal Care (ANC) ?
6. Apa Tujuan dari asuhan pemeriksaan kehamilan ?
7. Apa saja asuhan yang diberikan kepada pemeriksaan kehamilan ?
8. Bagaimana Kunjungan pemeriksaan kehamilan
9. Apa saja dampak dari pemeriksaan kehamilan ?
10. Bagaimana tindakan perawatan diri selama kehamilan ?
11. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada ibu hamil ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan mengenai kehamilan dan mengetahui gambaran
asuhan keperawatan keluarga pada ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
1) Memahami tentang kehamilan dan factor – factor yang mempengaruhi
pengetahuan Ibu Hamil
2) Memahami dan mengidentifikasi bagaimana pendidikan kesehatan yang
diberikan pada ibu hamil
3) Memahami dan mengidentifikasi bagaimana cara perawatan kehamilan,
tujuan perawatan kehamilan, dan factor – factor yang mempengaruhi
perawatan kehamilan.
4) Memahami dan mengidentifikasi bagaimana tindakan perawatan kehamilan
5) Memahami dan mengidentifikasi bagaimana pemeriksaan kehamilan dalan
ntenatal Care (ANC).
6) Memahami dan mengidentifikasi tujuan dari asuhan pemeriksaan
kehamilan.
7) Memahami dan mengidentifikasi bagaimana Kunjungan pemeriksaan
kehamilan.
8) Memahami dan mengidentifikasi dampak dari pemeriksaan kehamilan.
9) Memahami dan mengidentifikasi bagaimana tindakan perawatan diri selama
kehamilan.
10) Memahami dan mengidentifikasi bagaimana Asuhan Keperawatan pada ibu
hamil.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah keluasan ilmu terapan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan Keluarga pada ibu hamil.
2. Manfaat Praktis
1) Ibu hamil
Menambah pengetahuan ibu hamil dalam menghadapi proses kehamilan.
2) Perawat
Memberikan masukan dalam membantu mengatasi kehamilan resiko tinggi
pada ibu hamil.
3) Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

5
Memperkuat teori yang sudah ada dan mendukung penelitian selanjutnya
khususnya diruang lingkup keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga pada ibu hamil.
4) Penulis
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan dan menyusun
asuhan keperawatan keluarga pada ibu hamil
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditujukan
untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat. Pendidikan kesehatan
memiliki tujuan yaitu terjadinya perubahan perilaku yang dipengaruhi banyak
faktor diantaranya adalah sasaran pendidikan, pelaku pendidikan, proses
pendidikan dan perubahan perilaku yang diharapkan (Setiawati, 2008).

Menurut Susilo (2011), menyatakan dalam pelaksanaan pendidikan


kesehatan dikenal adanya 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu:

a) Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya pendidikan kesehatan
sesungguhnya adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) sebagai komponen dari masyarakat.

b) Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain- lain) maupun
pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan
lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa.

c) Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-
bidang lain yang berkaitan serta mereka yangdapat memfasilitasi atau
menyediakan sumber daya.

2.2 Ibu Hamil


Ibu hamil adalah seorang ibu yang mengalami kehamilan atau konsepsi
yang dimulai dari awal kehamilan sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan
normal adalah 280 hari atau 40 minggu, di hitung dari hari pertama haid
terakhir dan dapat dilihat tanda pasti hamil yaitu ada gerakan janin dalam
rahim (terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin),
terdengar denyut jantung janin (didengar dengan stetoskop laenec, alat
kardiotokografi atau EKG dan alat Doppler, dilihat dengan ultrasonografi,
pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen melihat kerangka janin,
ultrasonografi (Aprillia, 2010).

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda


Bahaya Kehamilan menurut Saifuddin, 2014 adalah sebagai berikut :

a. Umur
Adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih
dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi
kedewasaannya.

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir


seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Dua sikap tradisional mengenai
jalannya perkembangan selama hidup, salah satunya adalah Semakin
tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan
semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya.

b. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan
etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

Ibu yang hamil lebih dari satu kali (multigravida) memiliki


pengalaman lebih dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan
dibandingkan dengan ibu yang baru pertama kali hamil
(primigravida), dengan hal ini graviditas merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam deteksi dini tanda
bahaya kehamilan.

c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan
nafkah atau pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan kegiatan
atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih sedikit
untuk memperoleh informasi.

Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak


waktu dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya
memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga
pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang.

d. Pendidikan
Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh
seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu
cita-cita tertentu. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar
sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
orang tersebut menerima informasi.

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang cenderung untuk


mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media
massa. Sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah akan
menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai
yang baru diperkenalkan. Ketidaktahuan dapat disebabkan karena
pendidikan yang rendah, seseorang dengan tindakan pendidikan
terlalu rendah akan sulit menerima pesan, pesan dan informasi yang
disampaikkan.

Pendidikan dasar atau pendidikan yang paling rendah dimiliki


oleh masyarakat Indonesia yaitu bila tamat SMP (sederajat)
berdasarkan ketentuan pendidikan dasar sembilan tahun, serta
pendidikan tinggi yaitu apabila seseorang menamatkan pendidikan
SMA (sederajat) ke atas.

e. Sumber Informasi
Sumber informasi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang, dengan kemajuan teknologi yang cukup pesat, semua
informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat, sehingga dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Faktor informasi
yang diterima secara berulang-ulang serta motivasi yang dimiliki
untuk memperoleh informasi tersebut akan meningkatkan
pengetahuan seseorang untuk sesuatu hal.

Penyebaran informasi melalui media, memberikan potensi


kepada masyarakat untuk bertindak, menurut Notoatmodjo, 2011,
sumber informasi dapat dikelompokan menjadi;

1) Media cetak seperti: surat kabar, koran, majalah, tabloid, dan


buku
2) Media elektronik, sepersti: radio, televisi, dan internet
3) Media lain, seperti: petugas kesehatan secara langsung, teman
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, bila seseorang
banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai
pengetahuan yang lebih luas.

2.3 Pendidikan Kesehatan Bagi Ibu Hamil


Menurut Kemenkes RI (2014), pendidikan kesehatan yang diberikan
pada ibu hamil merupakan tanggung jawab pemberi asuhan kesehatan.
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal (Kusmiyanti, 2009).

Menurut Kemenkes RI (2014), pendidikan kesehatan pada ibu hamil


berupa konseling (temu wicara) yang dilakukan pada setiap kunjungan
antenatal yang meliputi :

a. Kebutuhan akan nutrisi

Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk


pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga
kesehatan sebaiknya melakukan upaya untuk memberikan pendidikan
tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut.
b. Pakaian
Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria sebagai
berikut : nyaman, longgar dan tidak tebal.

d. Kebutuhan kebersihan diri (personal hygiene)Mandi, sikat gigi, keramas,


perawatan kuku
e. Persiapan Laktasi
Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ibu dapat sukses
dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan
menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil
menjalaninnya.
f. Pengenalan tanda-tanda bahaya secara dini Memberikan ibu pengetahuan
tanda bahaya kehamilan meliputi : perdarahan prevaginam, sakit kepala
hebat, pengelihatan kabur, bengkak pada muka dan tangan, nyeri abdomen
hebat, gerakan janin tidak terasa.

2.4 Perawatan Kehamilan


Perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Depkes RI, 2010).
Perawatan kehamilan merupakan suatu program berkesinambungan selama
kehamilan, persalinan, kelahiran, dan nifas yang terdiri atas edukasi, scrining,
deteksi dini, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi yang bertujuan untuk
memberikan rasa aman dan nyaman, sehingga ibu mampu merawat bayi
dengan baik (Sosroatmodjo, 2010).

2.5 Tujuan perawatan kehamilan


Menurut Mansjoer (2005), tujuan perawatan kehamilan adalah
memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi; meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental
dan sosial ibu dan bayi; mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
kompliksi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit
secara umum.

2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan kehamilan


a. Pengalaman dengan kehamilan sebelumnya.
b. Harapan budaya dan personal.
c. Kesehatan sebelum hamil dan kesiapan biofisik untuk melahirkan anak.
d. Status sosial ekonomi.
e. Usia ibu dan status berpasangan atau tidak berpasangan.
f. Tingkat pendidikan.
g. Tersedianya sumber-sumber.
2.7 Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan suatu kondisi yang dialami oleh wanita
hamil, dimana wanita dengan beberapa masalah tersebut bisa terancam
kehamilannya dan persalinan yang berbahaya. Selama kehamilan seorang ibu
mengalami perubahan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan yang normal,
dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama
kehamilannya.
Diperlukan kunjungan ke tenaga kesehatan agar ibu mendapat banyak
informasi tentang kondisi normal ibu hamil ataupun ketidaknyamanan yang
merupakan tanda bahaya dalam kehamilan. Bahaya kehamilan dapat terdeteksi
jika ibu sering memeriksakan kehamilannya. Karena pada setiap kunjungan
antenatal akan diperiksa kondisi ibu dan janin untuk mengenali tanda bahaya
dalam kehamilan tiap trimesternya. Tanda bahaya dalam kehamilan jika tidak
terdeteksi akan menyebabkan kematian pada janin dan ibu.
2.8 Tindakan Perawatan Kehamilan
Menurut Bloom yang dijabarkan oleh Notoadmodjo (2007), Sikap adalah
kecendrungan untuk bertindak (Praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam
tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu sarana dan
prasarana.
Tindakan merupakan perbuatan nyata atau aktivitas hasil dari pengaruh faktor
internal dan eksternal individu yang didukung dengan kondisi yang
memungkinkan tampilnya tindakan secara nyata. Pengukuran tindakan dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
pengukuran tindakan dilakukan dengan pengamatan, dan secara tidak langsung
dilakukan dengan wawancara. Praktek atau tindakan mempunyai beberapa
tingkatan, antara lain :
1) Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil.
2) Respons terpimpin, yakni melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang
benar.
3) Mekanisme, yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu
dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan
4) Adopsi, merupakan praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.
Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran
dari tindakan tersebut. Tindakan perawatan kehamilan merupakan perbuatan
yang dilakukan untuk merawat kehamilan mencakup pemeriksaan kehamilan
dan perawatan diri selama kehamilan diharapkan dapat memelihara kesehatan
ibu dan janinnya sehingga meningkatkan kesehatan ibu hamil dan mengurangi
komplikasi pada kehamilan.

2.9 Pemeriksaan Kehamilan dalam Antenatal Care (ANC)


Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan terhadap ibu hamil dengan
mempersiapkan sebaik-baiknya fisik, mental ibu dalam kehamilan, persalinan
dan post partum sehingga selalu dalam keadaan sehat dan normal, oleh karena
itu pelayanan atau asuhan pemeriksaan kehamilan merupakan cara penting
untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi sedini mungkin bila ada kelainan pada ibu hamil.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu
maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan
yang memperhatikan kualitas pelayanan medis yang diberikan. Agar dapat
melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik, mental
ibu, sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal sangat
berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya.
2.10 Tujuan asuhan pemeriksaan kehamilan
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama kehamilan. Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang
secara normal.

2.11 Asuhan yang diberikan kepada pemeriksaan kehamilan


Pemeriksaan kehamilan berdasarkan standar pelayanan 7 T, yaitu:

a. Timbang berat badan


b. Ukur tekanan darah
c. Ukur tinggi vundus uteri
d. Pemberian imunisasi TT lengkap
e. Pemberian tablet besi selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular seksual
g. Temu wicara
2.12 Kunjungan pemeriksaan kehamilan
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan
yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan.
Setiap ibu hamil resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena
itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal.
Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu). Satu kali
kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28). Dua kali kunjungan
selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 minggu dan sesudah minggu ke
36). Pada setiap kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasi yang
sangat penting yaitu:
1. Kunjungan trimester pertama
Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa dan
melakukan tindakan pencegahan anemia kekurangan zat besi dan mendorong
perilaku yang sehat (gizi, kebersihan, istirahat, olahraga, seks dan
sebagainya).
2. Kunjungan trimester kedua
Informasi yang penting pada trimester kedua sama dengan trimester pertama
hanya ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre-eklamsia (tanya ibu
tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi, edema,
periksa untuk mengetahui proteinuria).
3. Kunjungan trimester ketiga
Sama seperti pada trimester kedua hanya ditambah dengan palpasi abdominal
untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
2.13 Dampak dari pemeriksaan kehamilan (antenatal care)
Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya
dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Sehingga bila ANC
tidak dilakukan sebagaimana mestinya maka akan mengakibatkan dampak:
1. Ibu hamil akan kurang mendapat informasi tentang cara perawatan
kehamilan yang benar.
2. Tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini.
3. Tidak terdeteksinya anemia kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan
saat persalinan.
4. Tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan komplikasi selama kehamilan
serta penyakit karena genetik seperti diabetes, hipertensi, atau cacat
kongenital. Sehingga bila tidak ditangani atau bila tidak dilakukan screening
sejak awal, akan mengakibatkan komplikasi pada saat hamil atau pada saat
persalinan yang akan mengarah kepada kematian baik ibu maupun janin.
2.14 Tindakan Perawatan Diri Selama Kehamilan
1. Pengertian perawatan diri
Perawatan diri didefenisikan sebagai cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan diri mereka.

2. Tujuan perawatan diri selama hamil


Program perawatan prakonsepsi yang komperhensif berpotensi membantu
wanita yang ingin hamil dengan cara mengurangi risiko, mendorong gaya
hidup sehat, dan meningkatkan kesiapan menerima kehamilan. Asuhan
prenatal dimulai segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan. Perawatan
ini dapat dilakukan dalam beberapa hari setelah terlambat menstruasi,
terutama bagi mereka yang menginginkan kehamilannya dan terapi bagi
semua wanita secara umum sebaiknya jangan lebih dari saat terlambat
menstruasi kedua kali. Tujuan utama tindakan ini adalah :

- Menentukan status kesehatan ibu dan janin


- Menentukan usia gestasi janin
- Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan obstetrik

3. Jenis-jenis perawatan diri selama kehamilan


a. Nutrisi pada Wanita Hamil
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan dengan
kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk
pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40%
digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya 60% digunakan untuk
pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 11-
13 kg. Asupan makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna untuk:
1) Pertumbuhan dan perkembangan janin
2) Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
3) Sumber tenaga

Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang
dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang
mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangunan, pengaturan dan
pelindung.

1) Sumber Tenaga (Sumber energi)


Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori per hari
sekitar 15% lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori
dalam sehari. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan
lemak.
2) Sumber Pembangunan
Sumber zat pembangunan dapat diperoleh dari protein yang
dianjurkan sekitar 800 gram / hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70%
dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan.

3) Sumber Pengatur dan Pelindung


Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air,
vitamin, dan mineral, sumber ini dibutuhkan untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses
metabolisme tubuh.

Asupan makanan harian yang dianjurkan National Research Council

Untuk Wanita sebelum hamil dan wanita hamil.


Zat Gizi Tidak Hamil
Hamil
Kilokalori 2200 2500
Protein (g) 55 60
Vitamin larut dalam lemah
A (µg) 800 800
D (µg) 10 10
E (mg) 8 10
K (µg) 55 65
Vitamin larut-air
C (mg) 60 70
Folat (µg) 180 400
Niasin (mg) 15 17
Riboflafin (mg) 1.3 1.6
Tiamin (mg) 1.1 1.5
Pirodiksin B6 (mg) 1.6 2.2
Kobalamin B12 (µg) 2.0 2.2
MINERAL 1200 1200
Kalsium (mg) 1200 1200
Iodium (µg) 150 175
Besi (mg besi fero) 15 30
Magnesium (mg) 280 320
Seng (mg) 12 15

b. Aktifitas dan Istirahat


Secara umum, wanita hamil tidak harus membatasi olahraga, asalkan
tidak mengalami kelelahan atau berisiko cedera bagi diri ataupun bagi
janinnya. Olahraga dan kebugaran tubuh selama kehamilan pantas
mendapat perhatian khusus. Sewaktu tubuh wanita hamil bertambah
besar dan berat badan akan bertambah, olahraga teratur membantu
mempertahankan kesehatan dan kenyamanan.
c. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin yang mengakibatkan kemungkinan besar cacat
bawaan dan terjadinya abortus. Kebiasaan merokok merupakan salah
satu penyebab berbagai gangguan pada janin. Diantaranya, peningkatan
resiko keguguran pada trimester awal, pendarahan trimester akhir,
gangguan, pertumbuhan janin sampai kecacatan jadi selain itu ibu tidak
boleh merokok, ibu pun tidak boleh merokok. Ibu pun tidak boleh
menjadi perokok pasif karena dampaknya sama saja. Merokok
merupakan salah satu isu penting sangat bagis dicermati saat kehamilan
karena efek yang muncul diakibatkan merokok adalah kelahiran BBLR,
persalinan preterm, kematian perinatal.
d. Aktifitas Seksual
Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang tidak
dapat ditawar tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang hamil.
Kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual. Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari,
bila terdapat keguguran berulang atau mengancam kehamilan dengan
tanda infeksi, dan pendarahan.

Anda mungkin juga menyukai