Dosen Pembimbing
Oleh Kelompok 4
4. Nurkhasanah 1780200009
T.A 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkah
dan rahmat-Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tentang “Trend dan issue keperawatan maternitas dan
Evidance based dalam keperawatan maternitas”. Dengan harapan makalah ini
dapat membantu mahasiswa/i dalam mempelajari mata kuliah Keperawatan
Maternitas.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka pengembangan dasar ilmu keperawatan maternitas yang
berkaitan dengan trend dan issue keperawatan . Selain itu tujuan dari
penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
trend dan issue keperawatan maternitas secara meluas. Sehingga besar harapan
kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi
pengembang wawasan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan
masih perlu perbaikan serta penyempurnaan, baik dari segi materi maupun
pembahasan. Oleh sebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
ikut memberikan sumbangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kelompok 4
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1. Pengertian Konsep Keperawatan Maternitas
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister,
1990). Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990). Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan
professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan
psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga,
dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra
pelayanan. (Reede, 1997)
4
kemungkinan dua kali untuk memperoleh bayi dengan BBLR. Hal tersebut
seharusnya dapat diturunkan dengan perawatan prenatal yang adekuat yang
berfokus pada kesehatan dan penurunan faktor risiko, sehingga kondisi
tersebut dapat memperbaiki hasil akhir dari kehamilan.
b. Upaya Safe Motherhood
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di negara berkembang. Kematian wanita usia subur di negara miskin
sekitar 25%-50%, dan hal ini berkaitan dengan masalah kehamilan. Kematian
saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda.
Lebih dari 50% kematian yang berkaitan dengan kondisi tersebut di Negara
berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan tehnologi tinggi yang ada serta
biaya yang relatif rendah. Perhatian dunia untuk dapat menurunkan angka
kematian ibu sebagai tolak ukur kemampuan untuk memberikan pelayanan
menyeluruh dan bermutu diwujudkan dengan melakukan beberapa pertemuan
diantaranya: tahun 1990 World Summit For Children di New York
mengharapkan agar dapat menurunkan angka kematian ibu dan perinatal 50%
dari jumlah kematian tahun 1990.
Perawatan ibu hamil berfokus pada perawatan wanita hamil dan keluarganya
pada seluruh tahap kehamilan dan kelahiran, termasuk masa empat minggu
pertama setelah bayi lahir. Selama periode prenatal, perawat memberi perawatan
pada ibu hamil dan juga memberikan pendidikan kesehatan untuk membantu klien
dan keluarganya dalam menghadapi persalinan. Upaya yang dilakukan perawat ini
berpotensi membuat perbedaan yang signifikan, bukan saja dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan bayinya, tetapi juga kesehatan masyarakat.
1. Trends dan Issue keperawatan maternitas berbasis komunitas
Banyak kita temui dimasyarakat ibu hamil maupun ibu nifas mengalami
kesulitan dalam merawat diri sendiri pada saat hamil maupun merawat bayi
setela melahirkan, sebagai seorang perawat yang berkompeten dalam bidang
maternitas kita wajib membantu kesulitan yang dialami oleh ibu hamil
maupun ibu nifas. Ada beberapa kesulitan yang dialami oleh para bumil
maupun ibu nifas diantaranya :
a. Ketidaktahuan ibu hamil tentang makanan apa yang harus dikonsumsi
pada saat hamil.
5
Langkah kongkrit yang harus kita lakukan jika menemukan hak tersebut
kita bisa melakukan kegiatan pendidikan kesehatan mengenai makanan
yang baik dikonsumsi ibu pada saat hamil
b. Kebingungan ibu nifas jika ASI tidak keluar
Masalah ini sangat sering menimpa ibu dengan kelahiran anak pertama,
kita disini sebagai perawat bisa membantu ibu tersebut untuk
mengeluarkan ASI nya salah satu caranya yaitu dengan perawatan
payudara dan pijat oksitosin
2. Trend dan isuue keperawatan maternitas tentang spesialisasi perawatan
Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di
Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara
yang telah berkembang banyak teknologi modern yang bisa membantu para
petugas kesehatan dalam mengiringi kehamilan serta persalinan pada ibu.
Tekhnologi dan cara-cara baru yang berkembang saat ini adalah diantaranya :
a. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB
generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini
bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur
5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmatologi dan
Toksikologi UGM. ( WWW.KOMPAS.COM )
b. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air,
manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang
berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga
akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama
persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan
jalan lahir akan lebih cepat.(http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air)
c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang
berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini
janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang
sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog ). Alat USG ini bahkan
dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya
teknologi 3 dan 4 dimensi menjadi pelengkap bila di duga janin dalam
keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir
sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail
6
kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca
secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk
meningkatkan ketepatan diagnosa.
d. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan
perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat
tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone
adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung
progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai
progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai
profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan
karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak
memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat
antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan
manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala
kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur
keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya.
Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu
mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
7
Di Indonesia ada bermacam-macam asuransi yang disediakan oleh pemerintah
diantaranya :
a. Jampersal/Jaminan persalinan (khusus untuk ibu melahirkan)
Program Jaminan Persalian (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan
persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan
bayi baru lahir. Jampersal diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil yang
belum memiliki jaminan persalinan. Sasaran yang dijamin Jampersal
antara lain:
1) Ibu hamil
2) Ibu bersalin
3) Ibu nifas (sampai 42 hari setelah melahirkan)
4) Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)
Adapun jaminan pembiayaannya meliputi :
a) Pemeriksaan kesehatan
b) Pertolongan persalinan
c) Pelayanan nifas
d) Pelayanan KB pasca persalinan
e) Pelayanan bayi baru lahir
Peserta program Jampersal adalah seluruh ibu hamil yang belum memiliki
jaminan persalinan (tidak tertanggung di dalam kepesertaan ASKES,
Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek dan asuransi lainnya). Pelayan yang
didapat oleh peserta Jampersal meliputi:
8
2.3. Evedence based practice Keperawatan
Evidence Based Practice (EBP) adalah proses penggunaan bukti-bukti terbaik
yang jelas, tegas dan berkesinambungan guna pembuatan keputusan klinik dalam
merawat individu pasien. Dalam penerapan EBP harus memenuhi tiga kriteria
yaitu berdasar bukti empiris, sesuai keinginan pasien, dan adanya keahlian dari
praktisi.
1. Model EBP
a. Model Stetler
Model Stetler dikembangkan pertama kali tahun 1976 kemudian diperbaiki
tahun 1994 dan revisi terakhir 2001. Model ini terdiri dari 5 tahapan dalam
menerapkan Evidence Base Practice Nursing.
1) Tahap persiapan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah atau isu
yang muncul, kemudian menvalidasi masalah dengan bukti atau
landasan alasan yang kuat.
2) Tahap validasi. Tahap ini dimulai dengan mengkritisi bukti atau jurnal
yang ada (baik bukti empiris, non empiris, sistematik review),
kemudian diidentifikasi level setiap bukti menggunakan table “level of
evidence”. Tahapan bisa berhenti di sini apabila tidak ada bukti atau
bukti yang ada tidak mendukung.
3) Tahap evaluasi perbandingan/ pengambilan keputusan. Pada tahap ini
dilakukan sintesis temuan yang ada dan pengambilan bukti yang bisa
dipakai. Pada tahap ini bisa muncul keputusan untuk melakukan
penelitian sendiri apabila bukti yang ada tidak bisa dipakai.
4) Tahap translasi atau aplikasi. Tahap ini memutuskan pada level apa
kita akan melakukan penelitian (individu, kelompok,organisasi).
Membuat proposal untuk penelitian, menentukan strategi untuk
melakukan diseminasi formal dan memulai melakukan pilot projek.
5) Tahap evaluasi. Tahap evaluasi bisa dikerjakan secara formal maupun
non formal, terdiri atas evaluasi formatif dan sumatif, yang di
dalamnya termasuk evaluasi biaya.
b. Model IOWA
Model IOWA diawali dengan adanya trigger atau masalah. Trigger bisa
berupa knowledge focus atau problem focus. Jika masalah yang ada
menjadi prioritas organisasi, maka baru dibentuklah tim. Tim terdiri atas
dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain yang tertarik dan paham dalam
9
penelitian. Langkah berikutnya adalah minsintesis bukti-bukti yang
ada.Apabila bukti yang kuat sudah diperoleh, maka segera dilakukan uji
coba dan hasilnya harus dievaluasi dan didiseminasikan.
2. Pentingnya EBP
Mengapa EBP penting untuk praktik keperawatan :
a. Memberikan hasil asuhan keperawatan yang lebih baik kepada pasien
b. Memberikan kontribusi perkembangan ilmu keperawatan
c. Menjadikan standar praktik saat ini dan relevan
d. Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan
e. Mendukung kebijakan dan rosedur saat ini dan termasuk menjadi
penelitian terbaru
f. Integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting untuk
meningkatkan kualitas perawatan pada pasien.
3. Hambatan Untuk Menggunakan EBP
Hambatan dari perawat untuk menggunakan penelitian dalam praktik sehari-
hari telah dikutip dalam berbagai penelitian, diantaranya (Clifford &Murray,
2001) antara lain :
a. Kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek
b. Kesulitand alam mengubah praktek
c. Kurangnya dukungan administratif
d. Kurangnya mentor berpengetahuan
e. Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian
f. Kurangnya pendidikan tentang proses penelitian
g. Kurangnya kesadaran tentang praktek penelitian atau berbasis bukti
h. Laporan Penelitian/artikel tidak tersedia
i. Kesulitan mengakses laporan penelitian dan artikel
j. Tidak ada waktu dalam bekerja untuk membaca penelitian
k. Kompleksitas laporan penelitian
l. Kurangnya pengetahuan tentang EBP dan kritik dari artikel
m. Merasa kewalahan
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur
(WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas,
antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi
secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
3.2. Saran
Marilah kita bersama- sama belajar dengan sungguh- sungguh di dalam
dunia pendidikan tinggi keperawatan supaya menghasilkan tenaga
keperawatan professional yang mampu mengadakan pembaharuan dan
perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan
kehidupan profesi keperawatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika:
Jakarta.
Candy. (2 juli 2011). Issu dan trend keperawatan maternitas. Di peroleh 18 april
2013, dari http://candy-myblogger.blogspot.com/2011/07/issue-dan-trend-
keperawatan-maternitas.html
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis:
Mosby.
Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders
Company.
Pastakyu. (22 januari 2010). Makalah keperawatan maternitas. Di peroleh 23 april
2013, dari http://pastakyu.wordpress.com/category/makalah-keperawatan-
maternitas/
12