Anda di halaman 1dari 4

A.

JUDUL
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Baby Blues Syndrome
Pada Ibu Post Section Caesaria
B. LATAR BELAKANG
Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung dan melahirkan
yang kemudian dapat menentukan kehidupan selanjutnya. Melahirkan bayi
merupakan suatu peristiwa penting yang sangat dinanti-nantikan oleh sebagian
besar perempuan dan menjadi seorang ibu membuat seorang perempuan merasa
telah berfungsi utuh dala menjalani kehidupannya. Sebagian ibu menganggap
bahwa masa –masa setelah melahirkan adalah masa – masa sulit yang akan
menyebabkan mereka tekanan secara emosional.
Sebagai wanita yang melahirkan untuk pertama kalinya kadang – kadang
mengalami baby blues, yang ditandai oleh keinginan menangis tanpa alasan,
merasakan kesedihan yang tak jelas, kekecewaan, dan ketidakpuasan emosional.
Baby blues atau post partum blues terjadi antara hari ketiga hingga kesepuluh
pasca persalinan. Emosi tersebut dapat bertahan lama pada sebagian wanita yang
menyebabkan timbulnya perasaan tidak sanggup, panic, dan ketakutan yang
sungguh- sungguh. Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab baby blues
syndrome adalah faktor paritas, hormonal, umur, dan latar belakang pasikososial.
Ariyanto (2009) menyebutkan babhwa dukungan social memainkan
peranan yang penting dalam kesehatan fisik dan kesehatan mental, baik itu
memelihara kesehatan maupun berfungsi sebagai pencegah stress. Dukungan
suami sebagai salah satu sumber dukungan keluarga sangat penting dan tidak bisa
diremehkan, dan yang tidak kalah penting dapat membangun suasana positif,
dimana istri merasakan hari –hari pertama yang melelahkan. Oleh sebab itu
dukungan atau sikap positif dari pasangan dan keluarga akan memberi kekuatan
tersendiri bagi ibu.
Saat ini angka kejadian baby blues atau postpartum blues di Asia cukup
tinggi dan bervariasi antara 26 – 85%, sedangkan di Indonesia kejadian baby blues
atau postpartum blues antara 50 – 70% dari wanita pasca persalinan (Munawaroh,
2008). Dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa kejadian melahirkan
section caesaria lebih beresiko mengalami baby blues syndrome daripada
postpartum normal, maka kepada ibu section caesaria perlu diberikan dukungan
fisik dan psikologis dalam pencegahan baby blues syndrome,dengan alasan lama
perawatan section caesaria.
C. TUJUAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga dengan kejadian baby blues, mengetahui peranan dukungan keluarga
terhadap kejadian baby blues syndrome pada ibu section caesaria, mengetahui
tingkat dukungan keluarga yang dimiliki oleh ibu post section caesaria, dan
untuk mengetahui prosentase kejadian baby blues syndrome pada ibu post
section caesaria.
D. METODE
Penelitian ini dilakukan pada 32 ibu yang melahirkan anak pertama, post section
caesaria selama 1 – 14 hari dan bersedia menjadi subyek penelitian di RSIA
Aisyiah Klaten. Alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data adalah skala
dukungan sosial dan skala baby blues syndrome adaptasi dari Edinburgh
Postnatal Depression Scale (EPDS). Adapun analisis data menggunakan product
moment.
E. ANALISIS PICO

Problem (P)

Sebagai wanita yang melahirkan untuk pertama kalinya kadang – kadang


mengalami baby blues, yang ditandai oleh keinginan menangis tanpa alasan,
merasakan kesedihan yang tak jelas, kekecewaan, dan ketidakpuasan emosional.
Baby blues atau post partum blues terjadi antara hari ketiga hingga kesepuluh pasca
persalinan. Emosi tersebut dapat bertahan lama pada sebagian wanita yang
menyebabkan timbulnya perasaan tidak sanggup, panic, dan ketakutan yang
sungguh- sungguh. Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab baby blues
syndrome adalah faktor paritas, hormonal, umur, dan latar belakang pasikososial.
Ariyanto (2009) menyebutkan babhwa dukungan social memainkan peranan
yang penting dalam kesehatan fisik dan kesehatan mental, baik itu memelihara
kesehatan maupun berfungsi sebagai pencegah stress. Dukungan suami sebagai salah
satu sumber dukungan keluarga sangat penting dan tidak bisa diremehkan, dan yang
tidak kalah penting dapat membangun suasana positif, dimana istri merasakan hari –
hari pertama yang melelahkan. Oleh sebab itu dukungan atau sikap positif dari
pasangan dan keluarga akan memberi kekuatan tersendiri bagi ibu.
Saat ini angka kejadian baby blues atau postpartum blues di Asia cukup tinggi
dan bervariasi antara 26 – 85%, sedangkan di Indonesia kejadian baby blues atau
postpartum blues antara 50 – 70% dari wanita pasca persalinan (Munawaroh, 2008).
Dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa kejadian melahirkan section
caesaria lebih beresiko mengalami baby blues syndrome daripada postpartum
normal, maka kepada ibu section caesaria perlu diberikan dukungan fisik dan
psikologis dalam pencegahan baby blues syndrome,dengan alasan lama perawatan
section caesaria.

Intervention (I)

Penelitian ini tidak dilakukan intervensi kepada responden, responden hanya mengisi
data mengenai skala dukungan sosial dan skala baby blues syndrome adaptasi dari
Edinburgh Postnatal Depression Acale (EPDS).

Compare (C )

Tidak ada pembanding atau intervensi lain

Outcome (O)

Pada penelitian ini menunjukkan hasil akhir adanya hubungan negative antara
dukungan keluarga dengan kejadian baby blues syndrome pada ibu post section
caesaria. Semakin tinggu dukungan keluarga yang diberikan, maka semakin rendah
kejadian kejadian baby blues syndrome pada ibu post section caesaria, sebaliknya
semakin rendah dukungan keluarga yang diberikan maka semakin tinggi kejadian
baby blues syndrome pada ibu post section caesaria. Dukungan keluarga berperan
terhadap kejadian baby blues syndrome pada ibu post section caesaria sebesar 19%
dan faktor lain sebanyak 81%.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, I. 2009. Hubungan Antara Efikasi Diri Dan Dukungan Sosial Dengan
Kecemsan Terhadap Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi UMS.

Munawaroh, H. 2008. Hubungan Paritas Dengan Kemampuan Mekanisme Koping


Dalam Menghadapi Postpartum Blues Pada Ibu Post Section Caesaria Di Bangsal
Mawar 1 Rsud Br. Moewardi Surakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Surakarta :
Fakultas Ilmu Kesehatan Ums.

Anda mungkin juga menyukai