Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

HIV DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK PNEUMOCYSTIS CARINII


PNEUMONIA
1. Pengertian (Definisi) Asuhan keperawatan pada pasien HIV dengan infeksi
oportunistik Pneumocystis Carinii Pneumonia
2. Asesmen Keperawatan 1. Batuk tidak berdahak
2. Sesak nafas
3. Pernafasan cepat
4. Lemah
5. Demam
3. Diagnosis Keperawatan 1. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
2. Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005)
3. Hipertermi (D.0130)
4. Defisit Nutrisi (D.0019)
5. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
4. Kriteria Evaluasi / 1. Pertukaran Gas (L.01003)
Nursing Outcome 1. Dipsneu menurun
2. Pola nafas membaik
3. Pola Nafas (L.01004)
1. Dipsneu menurun
2. Frekuensi nafas membaik
3. Kedalaman nafas membaik
1. Termoregulasi (L.14134)
1. Menggigil menurun.
2. Takikardi menurun.
3. Suhu tubuh membaik.
4. Konsumsi oksigen menurun.
5. Pucat menurun.
Status Nutrisi (L.03030)
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat
2. Serum albumin meningkat
3. Berat badan membaik
4. IMT meningkat
Toleransi Aktivitas (L.05047)
1. Frekuensi nadi meningkat
2. Saturasi oksigen meningkat
3. Tekanan darah membaik
4. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari – hari
meningkat
5. Perasaan lemah menurun
5. Intervensi Keperawatan Pemantauan respirasi (I.01014)
Observasi;
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
nafas
2. Monitor pola nafas
3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Monitor adanya produksi sputum
5. Monitor saturasi oksigen
Terapeutik;
1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Manajemen jalan nafas (I.01011)


Terapeutik;
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head
till, chin lift
2. Posisikan semi fowler dan fowler
3. Berikan minum hangat
4. Berikann oksigen, jika perlu
Kolaborasi;
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.

1. Manajemen hipertermia (I.15506)


Observasi;
1. Monitor suhu tubuh.
2. Monitor haluaran urin.
3. Monitor komplikasi akibat hipertermia, misal
kejang.
Terapeutik;
1. Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien.
2. Berikan cairan oral.
3. Berikan kompres pada permukaan tubuh.
4. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin.
Kolaborasi;
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Observasi;
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
4. Monitor asupan makanan
5. Monitor berat badan
6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik;
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
2. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Kolaborasi;
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
2. Kolaborasi pemberian medikasi seperti anti
emetik bila perlu
Manajemen energi (I.05178)
Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
menyebabkan kelemahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik
1. Lakukan rentang gerak aktif dan pasif
2. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau berjalan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
peningkatan asupan makanan
6. Informasi dan Edukasi Pemantauan respirasi;
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, bila perlu
Manajemen jalan nafas;
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
ada kontraindikasi
2. Ajarkan batuk efektif
Manajemen hipertermia;
1. Anjurkan tirah baring.
Manajemen Nutrisi;
1. Anjurkan posisi duduk bila perlu
Manajemen energi;
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan aktivitas secara bertahap
3. Ajarkan stategi koping untuk mengurangi
kelelahan
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilakukan tindakan / intervensi keperawatan (SIKI) dan
dibandingkan dengan hasil luaran keperawatan (SLKI) serta
dilakukan analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan (SDKI) yang telah ditetapkan sebelumnya.
8. Penelaah Kritis Komite Keperawatan
9. Kepustakaan Agustina, Dewi Rizki et al. 2017. Diagnosis dan tata laksana
pneumocystis carinii pneumonia (PCP) / pneumocystis
jirovecii pneumonia pada pasien HIV: sebuah laporan kasus.
Jakarta:JPDI UI

PDPI (2003). Pneumonia Komuniti: Pedoman Diagnosis dan


Penatalaksanaan di Indonesia.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai