Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi
bakteri, dan kelainan alat pencernaan yang memberikan gejala seperti gastroenteritis, konstipasi,
obstipasi maupun ulkus.

Penyakit hati merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi permasalahan di indonesia.
Ditinjau dari pola penyakit hati yang dirawat, secara umum mempunyai urutan sebagai berikut:
hepatitis virus akut, sirosis hati, kanker hati, abses hati.

Dari data tersebut ternyata sirosis hati menempati urutan kedua. Sirosis hati merupakan salah
satu penyakit hati kronis yang paling banyak ditemukan dimasyarakat dan merupakan stadium
terakhir dari penyakit hati menahun (Hadi S, 2000 dalam Stiphany, 2010).

Cedera pada struktur seluler dari hati menyebabkan fibrosis terkait dengan radang kronis dan
perubahan necrotic menghasilkan sirosis (Digiulio & Donna Jackson, 2014). Sirosis hepatis
adalah penyakit hati menahun (penyakit hati kronis) dan merupakan stadium akhir dari penyakit
hati kronis (Nurdjanah, 2009 dalam Sitompul, dkk, 2012).

Hepatitis telah menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh pola makan, kebiasaan
merokok, gaya hidup tidak sehat, penggunaan obat-obatan, bahkan tingkat ekonomi dan
pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini.

Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat
disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan,
alkohol, maupun parasit. Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan
perhatian serius di Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk yang besar serta kompleksitas
yang terkait. Selain itu meningkatnya kasus obesitas, diabetes melitus, dan hiperlipidemia,
membawa konsekuensi bagi komplikasi hati, salah satunya hepatitis (Wening Sari, 2008).

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
serta seluler yang khas (Bar, 2002).
TINJAUAN PUSTAKA

“ JURNAL PENELITIAN PENATALAKSANAAN PADA KASUS SIROSIS HEPATIS ”

1. Telaah jurnal Sirosis Hepatis “Gambaran Kualitas Hidup Penderita


Sirosis Hepatis di Poliklinik Penyakit Dalam dan Di Ruang Rindu A 1 &
2 di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2019”

Judul Jurnal
“Gambaran Kualitas Hidup Penderita Sirosis Hepatis di Poliklinik
Penyakit Dalam dan Di Ruang Rindu A 1 & 2 di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2019”
Tahun Terbit
2019
Penulis
Dwi Wahyuni Putri
Penelaah
Intan Putri Asih
Tanggal Telaah
17 maret 2021
Tujuan Penelitian
Tujuan utama di dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
kualitas hidup penderita sirosis hepatis di Poliklinik Penyakit Dalam
dan di Ruang Rindu A 1 & 2 di RSUP H. Adam Malik Medan
Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita sirosis hepatis
yang rawat jalan di poliklinik penyakit dalam dan rawat inap di Ruang
Rindu A 1&2 RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan januari – desember 2018
adalah 247 pasien (terdiri 104 pasien poliklinik penyakit dalam dan 143
pasien Ruang Rindu A 1 & 2 RSUP H.Adam Malik Medan. Sampel yang
digunakan adalah semua penderita sirosis hepatis Poli Penyakit Dalam dan
Ruang Rindu A 1 & 2 RSUP H. Adam Malik Medan. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui/ sebelumnya.
(Notoatmodjo, 2012).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan desain cross
sectional
Lokasi Penelitian
Poliklinik Penyakit Dalam dan di Ruang Rindu A 1 & 2 di RSUP H. Adam
Malik Medan
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian “Gambaran Kualitas Hidup Penderita Sirosis
Hepatis Di Poliklinik Penyakit Dalam & Ruang Rindu A 1&2 RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2019” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran Kualitas Hidup Penderita Sirosis Hepatis Di Poliklinik
Penyakit Dalam & Ruang Rindu A 1&2 RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2019 berdasarkan Umur memiliki kualitas hidup baik pada umur 41-60
tahun dan 20-40 tahun yaitu 1 responden (2,7%) dan kualitas hidup
kurang pada umur 41-60 yaitu 14 responden (37,8%).
2. Gambaran Kualitas Hidup Penderita Sirosis Hepatis Di Poliklinik
Penyakit Dalam & Ruang Rindu A 1&2 RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2019 berdasarkan Jenis Kelamin memiliki kualitas hidup baik dengan
jenis kelamin laki-laki yaitu 2 responden (5,4%) dan kualitas
hidup kurang pada jenis kelamin laki-laki yaitu 16 responden
(43,2%).
3. Gambaran Kualitas Hidup Penderita Sirosis Hepatis Di Poliklinik
Penyakit Dalam & Ruang Rindu A 1&2 RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2019 berdasarkan pendidikan memiliki kualitas hidup baik dengan
pendidikan SMP-SMA yaitu 1 responden (2,7%) dan kualitas hidup
kurang pendidikan SMA yaitu 13 responden (35,1%).
4. Gambaran Kualitas Hidup Penderita Sirosis Hepatis Di Poliklinik
Penyakit Dalam & Ruang Rindu A 1&2 RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2019 berdasarkan pekerjaan memiliki kualitas hidup baik dengan
pekerjaan PNS dan buruh yaitu 1 responden (2,7%) dan kualitas
hidup kurang pada pekerjaan buruh yaitu 8 responden (21,6%).
5. Gambaran Kualitas Hidup Penderita Sirosis Hepatis di Poliklinik
Penyakit Dalam & Ruang Rindu A 1&2 RSUP H. Adam Malik Medan Tahun
2019 memiliki kualitas hidup kurang yaitu sebanyak 25 responden
(67,6%).

Kelebihan
Pada jurnal penelitian ini sudah dipaparkan dengan baik, jelas dan mudah
dipahami.
Kekurangan
pada jurnal penelitian ini belum terdapat saran bagi peneliti maupun
pembaca.

2. Telaah Jurnal Sirosis Hepatis “ Pelaksanaan Pengukuran Tanda - Tanda Vital Pada Pasien
Sirosis Hepatis Untuk Mencegah Hipertensi Portal”

Judul Jurnal
‘‘penatalaksanaan pengukuran tanda-tanda vital pada pasien sirosi hepatis untuk
mencegah hipertensi portal’’
Tahun Terbit
2019
Penulis
Zahri Darni , Siti Rahmah
Penelaah
Intan Putri Asih
Tanggal Telaah
17 maret 2021
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan
pengukuran tanda-tanda vital pada pasien sirosis hepatis untuk mencegah hipertensi
portal di RSUP Fatmawati.
Subjek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah pasien sirosis hepatis di RSUP Fatmawati Jakarta di
lantai VI Utara.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus (dua kasus)
dan menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan wawancara,observasi,dan studi
dokumentasi.
Lokasi Penelitian
Di RSUP Fatmawati
Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada studi kasus ini adalah risiko injuri: perdarahan tidak terjadi
yang menunjukkan pasien tidak mengalami hipertensi portal. Penelitian ini
merekomendasikan agar perawat dapat melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital yang baik dan tepat sehingga hipertensi portal dapat dicegah.

Hasil Penelitian

Kasus 1
Pasien berusia 60 tahun berasal dari suku Betawi, beragama Islam, pendidikan
terakhir SD, pekerjaan Ibu rumah tangga, pasien tinggal di Jl. H. Muslim No. 62 RT
007/RW10 Pondok Labu, Jakarta Selatan. Pasien masuk RSUP Fatmawati pada tanggal
24 Febuari 2019 di HCU dan masuk ke ruangan VI Utara tanggal 03 Maret 2019 dengan
diagnosa medis sirosis hepatis dan riwayat melena. Keluhan utama: pasien mengatakan
pusing, lemas, perut terasa penuh dan membesar. Pasien mempunyai riwayat hipertensi
sejak 2010. Pasien kontrol apabila ada keluhan pusing ke klinik dekat rumah dan
mendapatkan obat amlodipine 1x10 mg secara rutin tetapi pasien tidak patuh minum
obat. Pasien pernah dirawat dan mempunyai riwayat melena tahun 2012 dan minum obat
propanolol 3x10 mg tetapi tidak rutin minum obat. Pasien mengatakan keluarganya
memiliki sirosis hepatis yaitu suami dan menantunya.
Berat badan sebelum sakit 62 kg, berat badan saat ini 60 kg dengan tinggi badan
150 cm. irama nadi teratur, tingkat kesadaran composmentis, temperatur kulit dingin,
warna kulit pucat, konjungtiva anemis, sklera ikterik. Tidak ada edema pada tungkai atas
maupun bawah. Pasien mengatakan tidak mual dan tidak ada muntah, bising usus pasien
9 x/menit, pasien mengalami konstipasi (3 hari belum buang air besar), abdomen asites
dan tegang.
Hasil pemeriksaan laboratorium,
Hb: 11.0 g/dl (13.2-17.3)
Ht: 30 % (33-45%)
Eritrosit: 3,49 juta/ul (4.40-5.90)
Albumin: 2,60 g/dl (3,40-4,80)
Klorida(darah): 110 mmol/l (95-108).
Hasil USG abdomen: sirosis hepatis dengan micronoduler lesi dan asites massif disertai
splenomegali ringan. Contracted gall bladder dengan cholelithiasis dan cystitis. Organ-
organ lain dalam batas normal. Penatalaksanaan: Amlodipine
10 mg/24 jam, Propanolol 10/8 jam, Vipalbumin 1 gram/8 jam, Omeprazole
40mg/12 jam via IV bolus, diet hati 2 diet lunak.

Kasus 2
Pasien berusia 36 tahun berasal dari suku Jawa, beragama Islam, dan
pendidikan terakhir SLTP. Pasien sebelumnya bekerja sebagai buruh pabrik cat,
klien tinggal di Jl. Mandor Tajir Rt 002/Rw 06 Depok. Pasien masuk RSUP
Fatmawati tanggal 12 Maret 2019 dengan diagnosa medis sirosis hepatis ecausa
hepatitis B. Keluhan utama, pasien mengatakan pusing, lemas, tidur terganggu.
Pasien mempunyai penyakit hepatitis B tahun 2016 dan pernah mengalami
hematemesis melena tahun 2018 dan mendapatkan obat propanolol 3x10 mg dan
rutin minum obat setiap hari. Pasien mengatakan tidak ada dari keluarganya
yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien.
Berat badan sebelum sakit 60 kg, berat badan saat ini 59 kg dengan tinggi
badan 165 cm. Irama nadi teratur, tingkat kesadaran composmentis, temperatur
kulit hangat, warna kulit ikterik dan pucat, konjungtiva anemis, sklera ikterik,
tidak ada edema pada tungkai atas maupun bawah, tidak ada muntah, bising usus
11 x/menit, pasien tidak diare, konstipasi, BAB hitam, abdomen pasien lembek.
Hasil pemeriksaan laboratorium
Hb: 5,9 g/dl (13.2-17.3),
Ht: 23 % (33-45%),
leukosit: 2,0 ribu/ul (5.0-10.0),
Eritrosit: 3,53 juta/ul (4.40-5.90)
Trombosit: 66 ribu/ul (150-440),
PT:16,3 detik (11,5-14,5 detik).
Hasil EEG: Varises esofagus potensial berdarah. Gastropati hipetrensi portal.
Penatalaksanaan: propanolol 10/8 jam, Omeprazole 20 mg/12 jam, Spirorolceton 100
mg/24 jam, diet hati 2 diet lunak.
Kelebihan
Pada jurnal penelitian ini sudah dipaparkan baik,jelas,spesifik dan mudah dipahami
Kekurangan
Pada jurnal penelitian ini belum terdapat saran dari peneliti dan pembaca.

3. Telaah Jurnal Sirosis Hepatis ‘‘Asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatis dalam
pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman: nyeri ’’

Judul Jurnal
‘‘Asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatis dalam pemenuhan kebutuhan rasa
aman nyaman: nyeri ’’
Tahun Terbit
2020
Penulis
Fandina Sawitri, Fakhrudin Nasrul Sani
Penelaah
Intan Putri Asih
Tanggal Telaah
17 maret 2021
Tujuan Penelitian
dilakukan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada
pasien sirosis hepatis dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman.
Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah salah satu pasien yang mengalami sirosis hepatis dalam
pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman nyeri.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif dengan menggunakan metode
pendekatan studi kasus.
Lokasi Penelitian
Di IGD RSUD Dr. Moewardi
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 3 hari dalam pemberian terapi musik
selama 30 menit dilakukan sehari satu kali untuk menurunkan skala nyeri pasien sirosis
hepatis terjadi penurunan skala nyeri pasien dari skala 5 (nyeri sedang) menjadi skala 3
(nyeri ringan). Hasil tersebut dapat dijadikan referensi dalam menurunkan skala nyeri
pasien sirosis hepatis menggunakan terapi non farmakologis yaitu terapi musik.
Kelebihan
Pada jurnal penelitian ini sudah dipaparkan secara spesifik
Kekurangan
Pada jurnal penelitian ini menggunakan bahasa yang tidak mudah untuk dimengerti

“ JURNAL PENELITIAN PENATALAKSANAAN PADA KASUS HEPATITIS ”

1. Telaah Jurnal Hepatitis “Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Hepatitis Di Rumah


Sakit Umum Daerah Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri”

Judul Jurnal
“Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Hepatitis Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri”
Tahun Terbit
2020
Penulis
Henni Tri Hayati, Lusia Murtisiwi
Penelaah
Intan Putri Asih
Tanggal Telaah
17 maret 2021
Tujuan Penelitian
bertujuan agar pengetahuan dan sikap pasien hepatitis lebih baik sehingga mampu
mengantisipasi penularan penyakit hepatitis.
Subjek Penelitian
Penelitian ini diperoleh sebanyak 53 pasien dengan karakteristik pasien didominasi
berjenis kelamin laki-laki (58,5%), usia 46-55 tahun (45,3%), pendidikan sedang tingkat
SMA (49,1%) dan pekerjaan swasta/wiraswasta (54,7%)
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif.
Lokasi Penelitian
RSUD dr Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia paling banyak yaitu 46-55 tahun sebanyak 24
orang (45,3%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningtyas, et al, (2017)
bahwa responden terbanyak terkena hepatitis berusia 46-55 tahun sebanyak 30 orang
(32,97%). Hepatitis dapat menyerang semua golongan umur karena penurunan daya
tahan tubuh (Himawan, 2012). Pada usia ini mempunyai tingkat mobilitas cukup tinggi
sehingga kurang berhati-hati dalam hal berperilaku hidup bersih dan sehat (Pertiwi,
2013). Pekerjaan responden paling banyak adalah swasta sebanyak 29 orang (54,7%).
Menurut data Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Wonogiri (2017), penduduk
Kabupaten Wonogiri bekerja pada sektor perdaganagan sebanyak 20,28%, sektor
industri 13,64%, sektor jasa 14,43%, dan sektor lainnya (pertambangan, konstruksi,
angkutan) sebesar 11,11%. Rendahnya tingkat pengetahuan pasien mengenai faktor
risiko dan penularan hepatitis yaitu 55,35%, disebabkan karena beberapa faktor yaitu
dari faktor karakteristik responden meliputi jenis kelamin responden terbanyak yaitu
pada laki-laki di mana laki-laki lebih rendah kesadarannya tentang kesehatan. Usia
responden didominasi pada kelompok umur 45-55 tahun. Pada usia ini mempunyai
tingkat mobilitas cukup tinggi sehingga kesadaran untuk memperhatikan.kesehatan juga
minim. Pendidikan responden paling banyak adalah berpendidikan sedang, mayoritas
pasien yang datang ke rumah sakit berasal dari desa dan berpendidikan menengah.
Mayoritas responden mendapatkan informasi mengenai hepatitis hanya dari petugas
kesehatan, sehingga minimnya informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan
responden.
Namun Pengetahuan pasien tentang penyakit hepatitis di RSUD dr. Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri diperoleh skor rata – rata 15,88 atau sebesar 47,2% ,
termasuk kategori cukup.
Kelebihan
Pada jurnal penelitian ini sudah dipaparkan baik,jelas,spesifik dan mudah dipahami
Kekurangan
Pada jurnal penelitian ini belum terdapat saran dari peneliti dan pembaca.

2. Telaah Jurnal Hepatitis B Kronik “Pengaruh Riwayat Medis Pasien Terhadap Kejadian Hepatitis
B Kronik Di Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”

Judul Jurnal
“Pengaruh Riwayat Medis Pasien Terhadap Kejadian Hepatitis B Kronik Di Rsup Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar”
Tahun Terbit
2019
Penulis
Faisal
Penelaah
Intan Putri Asih
Tanggal Telaah
17 maret 2021
Tujuan Penelitian
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh berbagai riwayat medis pasien terhadap
kejadian hepatitis B kronik.
Subjek Penelitian
Populasi studi kelompok kasus adalah semua pasien yang pernah periksa HBsAg
dan/atau dirawat (rawat jalan atau rawat inap) dengan hasil diagnosa hepatitis B kronik
(HBsAg positif lebih dari enam bulan) di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
periode bulan Januari 2015 sampai September 2015. Populasi studi kelompok kontrol
adalah semua pasien yang pernah periksa HBsAg dan/atau dirawat (rawat jalan atau
rawat inap) dengan hasil pemeriksaan HBsAg negatif di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar periode bulan Januari 2015 sampai September 2015.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan mix method antara
kuantitatif sebagai pendekatan utama menggunakan desain studi case-control dan
pendekatan kualitatif dengan indepth interview.
Lokasi Penelitian
Di RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Hasil Penelitian
Hasil analisis bivariat dengan uji Chisquare pada tingkat kemaknaan 95%
terbukti bahwa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian hepatitis B
kronik adalah riwayat keluarga penderita hepatitis (aOR=7,4 pada 95%CI=2,44-
22,54). Adapun beberapa variabel lainnya yang terbukti tidak berpengharuh
secara statistik yaitu, riwayat transfusi darah (p=0,494), riwayat vaksinasi
hepatitis B (p=0,496), riwayat operasi (p=0,855), dan riwayat hemodialisis
(p=0,246). Diharapkan untuk selanjutnya dilakukan penelitian terkait faktor
risiko lainnya yang berpengaruh terhadap kejadian hepatitis B kronik.
Kelebihan
Pada jurnal penelitian ini sudah dipaparkan baik,jelas,spesifik dan mudah dipahami
Kekurangan
Pada jurnal penelitian ini belum terdapat saran dari peneliti dan pembaca.

3. Telaah Jurnal “Evaluasi Terapi Pada Pasien Hepatitis B Di Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta ”
Judul Jurnal
‘‘Evaluasi terapi pada pasien hepatitis B di RSUP Dr.SARDJITO Yogyakarta ’’
Tahun Terbit
2017
Penulis
Rahmannisa Wikan Trisnaningtyas, Chynthia Pradiftha Sari, Ndaru Setyaningrum
Penelaah
Intan Putri Asih
Tanggal Telaah
17 maret 2021
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran terapi, kesesuaian, hasil terapi
dan pengaruh kesesuaian terhadap hasil terapi pada pasien hepatitis B di Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta.
Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah pasien dengan diagnosa hepatitis B di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif observasional dengan
rancangan cross sectional (potong lintang) dengan ijin komite etik FK UGM Yogyakarta.
Lokasi Penelitian
Di RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
Hasil Penelitian
H Pasien mendapat 26,88% terapi suportif, 3,75% terapi antiviral, dan 69,37% terapi
lain- lain. Terapi yang diberikan kepada pasien hepatitis B 100% sesuai guideline PPHI
2009. Keberhasilan terapi pasien hepatitis B sebesar 80,22% 19,78% meninggal akibat
penyakit penyerta.
Kelebihan
Pada jurnal penelitian ini sudah dipaparkan , jelas dan spesifik
Kekurangan
Pada jurnal penelitian ini sedikit menggunakan bahasa yang tidak mudah untuk
dimengerti .
 TREND DAN ISSUE TENTANG HEPATITIS
Penyakit Hepatitis telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Sekitar 2 miliar penduduk
dunia pernah terinfeksi virus Hepatitis B dan lebih dari 350 juta orang menderita Hepatitis B
kronik, yang mengakibatkan tingginya peluang terkena sirosis (pengerasan organ hati),
kegagalan hati, dan kanker hati. Diperkirakan 1 juta orang meninggal setiap tahunnya karena
akibat sirosis dan kanker hati. Sementara Hepatitis C telah menyerang sekitar 130 - 170 juta
orang di dunia dan menyebabkan lebih dari 350 ribu kematian.
Di Indonesia diperkirakan 13 juta orang menderita hepatitis B dan 7 juta orang menderita
Hepatitis C. Drai jumlah itu, sekitar 50% berpotensi menjadi penyakit hepatitis kronis, bila tidak
diobati secara baik maka 10% diantaranya dapat menjadi liver Fibrosis sebagai cikal bakal
kanker hati.
KESIMPULAN

Penyakit hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, tak terkecuali di


Indonesia. Penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh virus yang menyebar melalui darah dan
cairan tubuh ini terdiri dari Hepatitis A, B, C, D, dan E. Kelimanya menjadi perhatian besar,
karena beban penyakit dan kematian yang ditimbulkan berpotensi mewabah serta menyebar.
Hepatitis A dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa yang ditularkan secara fecal
oral dan lazimnya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut, dan dapat
sembuh dengan baik. Sementara, hepatitis B, C, dan D jarang ditularkan secara parenteral.
Ketiga jenis hepatitis tersebut bila kronis dapat menimbulkan sirosis hingga kanker hati,
serta yang lebih parahnya adalah menyebabkan kematian. 

Anda mungkin juga menyukai