Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Disusun oleh :
Mirhamsyah
(P07220219103)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALTIM
PRODI PENDIDIKAN NERS
TAHUN 2021/2022
A. DEFINISI
Definisi dari bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi atau usia kehamilan.
Berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia / IDI (2014), BBLR yaitu bayi berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa maemandang masa gestasi dengan catatan
berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir.
(Saputra,2014)
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram (Arief dan Weni, 2016) Bayi berat lahir rendah (BBLR) Acuan
lain dalam pengukuran BBLR jugaterdapatpada PedomanPemantauan
Wilayah Setempat (PWS)gizi.Dalam pedoman tersebut bayi berat lahir rendah
(BBLR) bayi yang lahir dengan beratkurang dari 2500 gram diukur pada saat
lahir atau sampai hari ke tujuh Setelah lahir (Putra,2012).

B. ETIOLOGI
Menurut Proverawati dan Sulistyorini (2010), berikut ini faktor-faktor
yang berhubungan dengan bayi BBLR secara umum yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Ibu
a. Mengalami komplikasi kehamilan, seperti: anemia sel berat,
pendarahan ante partum, hipertensi, preeklamsia berat, eklampsia,
infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal) dan
menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
HIV/AIDS, TORCH.
b. Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia
< 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
c. Kehamilan ganda (multi gravida)
d. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek
e. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
2. Keadaan Sosial Ekonomi
a. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi
b. Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat
c. Keadaan gizi yang kurang baik
d. Pengawasan antenatal yang kurang
e. Kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang
tidak sah, yang ternyata lebih tinggi bila dibandingkan bayi yang
lahir dari perkawinan yang sah.
3. Sebab Lain
a. Ibu perokok
b. Ibu peminum alkohol
c. Ibu pecandu obat narkotik
d. Penggunaan obat antimetabolik
4. Faktor Janin
a. Kelainan kromosom (Trisomy autosomal)
b. Infeksi janin kronik
c. Disautonomia familial
d. Radiasi
e. Kehamilan ganda/kembar (Gameli)
f. Aplasia pankreas
5. Faktor Plasenta
a. Berat plasenta berkuran atau berongga atau keduanya
b. Luas permukaan berkurang
c. Plasentitis vilus (bakterial, virus dan parasite)
d. Infark
e. Tumor (Koriongioma, Mola hidatidosa)
f. Plasenta yang lepas
g. Sindrom plasenta yang lepas
6. Faktor Lingkungan
a. Bertempat tinggal di daratan tinggi
b. Terkena radiasi
c. Terpapar zat beracun

C. PATOFISIOLOGI
Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat
untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim. Secara umum bayi
berat badan lahir rendah ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan atau prematur dan disebabkan karena dismaturitas. Biasanya hal
ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh faktor ibu, komplikasi hamil, komplikasi
janin, plasenta yang menyebabkan suplai makanan ibu ke bayi berkurang.
Faktor lainnya yang menyebabkan bayi berat badan lahir rendah yaitu faktor
genetik atau kromosom, infeksi, kehamilan ganda, perokok, peminum
alkohol,dan sebagainya (Mochtar, 2012).
Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang,bayi
prematur cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus
diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal
E. PATHWAY

FAKTOR IBU FAKTOR JANIN FAKTOR PLACENTA

- Penyakit genetik - Kehamilan ganda - Tumor

- Infeksi akut - Gangguan - Infark

- Nefritis akut - Kormosom - Pelepasan plasenta

BBLR

Dia Matur
Pre Matur

Alat tubuh
belum
berfungsi

Fungsi pernafasan yang Pusat panas


imatur imatur
BBL < 2500 gr

Pertumbuhan dinding dada belum


Ketebalan lemak berkurang Suhu meningkat
sempurna

Kurangnya daya tahan tubuh


Hipotermia (D.0131)
Pola Nafas Tidak Efektif
(D.0005) Resiko infeksi (D.0142)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal/perinatal ).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan ).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari,
dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada
awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah.

E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan prematuritas murni
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan
lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan
suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen,
mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan
dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan
belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan
permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas
harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator
maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg adalah 35 derajat
celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-
34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang
berisi air panas, sehingga panan badannya dapat dipertahankan.
b. Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna,
lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan
kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB
sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum
bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan
menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih
lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi
sedikit, tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan
makanan yang paling utama,sehingga ASI lah yang paling
dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI
dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan
atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan
cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan terus
dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/ hari.
c. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya
tahan tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih
kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh
karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan
antenatal sehinggatidak terjadi persalinan prematuritas
( BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
2. Penatalaksanaan dismaturitas (KMK)
a. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uterina serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya
dengan pemeriksaan ultra sonografi.
b. Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix
atau laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
c. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
d. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan
bayi SMK.
e. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan
menderita aspirasi mekonium.
f. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan danbila
frekwensi lebih dari 60 x/ menit dibuat foto thorax.

F. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas klien : nama, no MR. umur, alamat, penaggung jawab,
tanggal masuk rumah sakit,
b. Riwayat kesehatan:
1) Riwayat kesehatan sekarang : berat badan bayi kurang
dan 2500 gram, rambut tipis clan hams, penampilan
rapuh, kulit merah sampai merah muda dengan vena
dapat dilihat, rambut tipis dan halus, lanugo pada
punggung dan wajah, sedikit atau tidak ada bukti lemak
subkutan, kepala lebih besar dan tubuh, kartilago telingan
berkembang buruk, sedikit keriput hams pada telapak
tangan dan kaki. Pada wanita klitoris menonjol, pada
laki-laki skrotum belum berkembang, tidak
menggantung, dan testis tidak menurun.
2) Riwayat kesehatan dahulu : pada ibu didapat kekurangan
nutrisi, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alcohol atau
narkoba, karena adanya penyakit kronis atau akut, dan
atau gangguan proses persalinan.
3) Riwayat kesehatan keluarga : kemungkinan tidak banyak
ditemukan penyakit keturunan dan keluarga yang
membahayakan.
c. Pemeriksaan fisik bayi:
1) Pengukuran umum :
Lingkar kepala < persentil ke-1 0 atau > persentil ke-
90,Berat badan lahir < persentil ke-lO atau > persentil
ke-90,
2) Tanda-tanda vital :
Suhu : Flipotermia, Hipertermia
Frekuensi : bradikardia-frekuensi istirahat dibawah 80
sampai 100 denyutlmenit, takikardi-frekuensi kira-kira
160 sampai 180 denyut/ menit, irama tidak teratur.
Pernafasan : takipnea-frekuensi dibawah 60 kali.menit,
apnea >15-20 detik
TD : tekanan sistolik pada manset 6 sampai 9 mmHg
kurang dan tekanan diektremitas atas
3) Kulit :
Ikterik berlanjut khususnya pada 24 jam pertama, kulit
memucat, sianosis umum, pucat, keabu-abuan, turgor
kulit buruk, ruam, pustule/lepuli, bereak coklat terang.
4) Kepala :
Sutura menyatu, pelebaran sutura dan fontanel.
5) Mata :
Warna merah muda dan iris, rabas purulen, tidak ada
reflek merah, pupil dilatasi atau kontniksi, tidak ada
reflek pupil atau komea, ketidakmampuan mengikuti
objek atau cahaya terang kegaris tengali, sciera biru dan
kuning, katarak congenital.
6) Telinga:
Penempatan telinga terlalu rndah, tidak adanya reflek
kejut (moro) sebagai respon terhadap bunyi keras,
abnormalitas pinna minor dapat menjadi tanda dan
berbagal sindrom.
7) Hidung :
Kanal tidak paten, rabas nasal kental dan berdarah,
pelebaran cuping hidung, sekresi nasal berlebihan atan
tersumbat, tidak ada septum, batang hidung datar.
8) Mulut dan tenggorokan:
Bibir sumbing, palatutum terbelah, lidah
besar;menjulur;atau kesalahan posisi posterior dan
lidah, saliva berlebihan atau meneteskan air hun,
ketidakmamupan untuk menelan selang nasogastnik,
dagu kecil dan tertarik kebelakang.
9) Leher :
Lipatan kulit yang berlebihan atau berselaput, tahanan
terhadap fleksi, tidak adanya leher tonik.
10) Dada :
Depresi sternum, retraksi dada dan ruang interkontal
selama pernafasan, kemerahan dank eras dsekitar
putting, putting berjarakjauh.
11) Paru-paru :
Dada naik sementara abdomen turun, menetap mengi,
penurunan bunyi nafas, takipnea.
12) Jantung :
Mumur, sianosis menetap.
13) Abdomen :
Distensi abdomen, penonjolan setempat, distensi vena,
bising usus tidak ada, abdomen cekung, tali umbilicus
hijau.
14) Genitalia :
Wanita : pembesaran klitoris dengan meatus uretra pada
bagian ujung, labia menyatu, tidak berkemih dalam 24
jam, massa pada labia.
Pria : hipospadia, epispadia, testis tidak dapat diraba
dalam skrotum, tidak ada urinasi dalam 24 jam, massa
dalam skrotum.
d. Pengkajian Bayi
1) Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama
tidur sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernafasan
Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelali
kelahiran cesaria atau persentasi bokong. Pola nafas
diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron
dan dada dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang
mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping
hidung.
3) Makanan cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram: kurang dan 2500
gr menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian
nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus
diberi infus, Beri minum dengan tetes ASI/ sonde
karena refleks menelan BBLR belum sempurna,
kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120 - 150m1/kg
BB/hari.
4) Berat badan Kurang dati 2500 gram
5) Suhu, BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab
itu suhu tubuhnya harus dipertahankan
6) Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit
tampak mengkilat dan kering

2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif (D.0005) berhubungan dengan
maturitas pusat pernafasan,keterbatasan perkembangan otot,
penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b. Hipotermia (D.0131) berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Resiko infeksi (D.0142) berhubungan dengan pertahanan
imunologis yang kurang.
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Kriteria Hasil Intervensi
Pola Nafas Tidak Efektif Pola Nafas (L.1004) Manajemen jalan nafas (I.01011)
(D.0005) Kriteria hasil : Observasi :
Definisi : - Dispenea - Monitor pola nafas (frekuensi ,kedalaman ,
Inspirasi atau ekspirasi yang - Penggunaan otot bantu nafas usaha nafas)
tidak memberikan ventilasi - Pemanjang fase ekspirasi - Monitor bunyi nafas tambahan
adekuat. - Frekuensi nafas (mis,gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
DS : - Kedalaman nafas kering)
- Dispenia - Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
- Ortopnea Terapeutik :
DO : - Pertahankan jalan nafas dengan head-tilt dan
- Penggunaan otot chin-lift (jaw-thrust jika curiga servikal)
bantu pernafasan - Posisikan semi-fowler atau fowler
- Fase ekspirasi - Berikan oksigen,jika perlu
memanjang - Lakukan hiperoksigenisasi sebelum
- Pola nafas abnormal penghisapan endotrakeal
- Pernafasan cuping Edukasi :
hidung - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
- Tekanan ekspirasi tidak kontraindikasi
menurun - Ajarkan teknik batuk efektif
- Tekanan inspirasi
menurun
- Ekskursi dada
berubah
- Kapasitas vital
menurun
- Pernafasan pursed-lid
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Kriteria Hasil Intervensi
Resiko Infeksi (D.0142) Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (I.14539)
Definisi : Kriteria Hasil : Observasi :
Beresiko mengalami pen - Demam - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
-ingkatan terserang - Kemerahan sistemik
organisme patogenik - Nyeri Terapeutik :
DS : - - Bengkak - Batasi jumlah pengunjung
DO : - - Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
- Anjurkan meningktkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningjkatkan cairan
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Kriteria Hasil Intervensi
Hipotemia (D.0130) Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipotermia (I.14507)
Definisi : Kriteria Hasil : Observasi :
Suhu tubuh berada dibawah - Menggigil - Monitor suhu tubuh
rentang normal tubuh - Kejang - Identifikasi penyebab hipotermia
DS : - - Kulit merah - Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
DO : - Pucat Terapeutik :
- Menggigil - Takikardi - Sediakan lingkungan yang hangat
- Kulit teraba dingin - Lakukan penghangatan pasif (mis.
- Hipoksia Selimut,menutup kepala,pakaian tebal)
- Suhu tubuh dibawah - Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis.
nilai normal Perawatan metode kanguru,selimut
- hipoglikemia hangat,kompres hangat)
- Lakukan penghangatan aktif internal
(mis.infus cairan hangat,oksigen
hangat,lavase peritoneal dengan cairan
hangat)
Edukasi :
- Anjurkan makan/minum hangat
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylinn. E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/ Bay., Jakarta:


EGC.

Proverawati, Sulistyorini,. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta:


Nuha Medika

Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1990. Ilmu Kesehatan Anak. III.
Jakarta: FKUI.

Wong, Dona. L. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta:


EGC.

Anda mungkin juga menyukai