Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KASUS PNEUMONIA PADA ANAK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
Vira Ramalia Putri 220110170128
Muntiq Jannatunna’im 220110170129
Fathi Dieni Hanifah 220110170130
Muhammad Musthafa Rasyid N. 220110170131
Firmansyah Danukusumah 220110170132
Annisa Nur Syafitri 220110170133
Liza Rizki Amalia 220110170134
Hilwah Nurul Arafah 220110170135
Salsa Syifa 220110170136
Irny Fredlia 220110170137
Gerald Betharayoga G. 220110170138
Istikomah 220110170139
Khalishah Salsabila 220110170140
Rosdiana Sari 220110170141
Aliffa Azwadina 220110170142

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Makalah Kasus Pneumonia pada Anak” ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen Keperawatan Anak yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dan diajukan untuk
memenuhi standar proses pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan Anak.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi
perbaikan di hari kemudian. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan inspirasi bagi para pembaca.

Jatinangor, 15 Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ....................................................................Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan .................................................................................Error! Bookmark not defined.
1.3 Rumusan Masalah ...............................................................Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat ................................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
2.1 Definisi, etiologi pneumonia ................................................................................................ 6
2.2 Patofisiologi pneumonia ...................................................................................................... 7
2.3 Patomekanisme dari tanda dan gejala pneumonia ............................................................... 7
2.4 Pemeriksaan diagnostik pada pneumonia ............................................................................ 8
2.5 Terapi pada klien dengan pneumonia .................................................................................. 9
2.6 Cara-cara pencegahan pneumonia ..................................................................................... 10
2.7 Pengkajian fokus pada klien dengan pneumonia ............................................................... 11
2.8 Asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia serta EBP pada rencana intervensi
keperawatan anak dengan pneumonia ....................................................................................... 11
2.9 Peran perawat anak pada asuhan keperawatan terkait dengan pengobatan dan pendidikan
kesehatan pada keluarga. ........................................................................................................... 16
BAB III PENUTUP .......................................................................Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan .........................................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran ...................................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................Error! Bookmark not defined.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi Zaskia, usia 9 bulan dengan BB 8,6 Kg (BB dua minggu yang lalu 8,9 kg).
Menurut ibunya, sudah satu minggu klien batuk pilek, demam dan anak tampak lemas. Ibu
juga mengatakan satu minggu ini anak menetek kurang kuat. Ibu mengatakan sebelumnya
anaknya memang sering batuk pilek, dan di rumah suami dan bapak mertua nya perokok dan
sering merokok di dalam ruang TV. Ibu mengatakan kadang kesal untuk menasehati kedua
nya agar berhenti merokok. Hasil pemeriksaan fisik : HR=110 x/menit, RR=48 x/menit,
S=39oC, suara nafas ronchi +/+, pernafasan cuping hidung (+), terdapat retraksi intercostal
dan subclavia. Pemeriksaan laboratorium : Hb = 11,5 gr%, leukosit = 15.000/mm3. Pada
pemeriksaan foto thoraks: terdapat bercak infiltrat pada lobus kanan. Hasil pemeriksaan
AGD: pH = 7,33, PaO2 = 60 mmHg, PCO2 = 60 mmHg. Saat ini klien mendapatkan terapi
obat: Amoxicillin 3 x 300 mg i.v, Ambroxol 3 x ½ cth, Paracetamol 3 x ½ cth.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana definisi dan etiologi pneumonia?
b. Bagaimana patofisiologi pneumonia pada kasus Bayi Zaskia?
c. Bagaimana patomekanisme dari tanda dan gejala pneumonia?
d. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada pneumonia dari kasus Bayi Zaskia?
e. Bagaimana terapi pada klien dengan pneumonia?
f. Bagaimana cara-cara pencegahan pneumonia?
g. Bagaimana pengkajian fokus pada klien dengan pneumonia?
h. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia?
i. Bagaimana peran perawat anak pada asuhan keperawatan terkait dengan pengobatan
dan pendidikan kesehatan pada keluarga?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dan etiologi pneumonia.
b. Untuk mengetahui patofisiologi pneumonia pada kasus Bayi Zaskia.
c. Untuk mengetahui patomekanisme dari tanda dan gejala pneumonia.
d. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada pneumonia dari kasus Bayi Zaskia.

4
e. Untuk mengetahui terapi pada klien dengan pneumonia.
f. Untuk mengetahui cara-cara pencegahan pneumonia.
g. Untuk mengetahui pengkajian fokus pada klien dengan pneumonia.
h. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia.
i. Untuk mengetahui peran perawat anak pada asuhan keperawatan terkait dengan
pengobatan dan pendidikan kesehatan pada keluarga.

1.4 Manfaat
a. Menambah wawasan mengenai pneumonia.
b. Menjadi sumber analisa kasus pneumonia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi, etiologi pneumonia


Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk,
demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam (Kemenkes RI). Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang biasa terjadi
pada bayi di awal masa anak-anak dan secara klinis dapat terjadi sebagai penyakit primer
(Hockenberry & Wilson). Pneumonia adalah infeksi jaringan paru-paru (alveoli) yang
bersifat akut. Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan
fisik dari paru-paru, maupun pengaruh tidak langsung dari penyakit lain. Bakteri yang biasa
menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan
virus yang menyebabkan pneumonia adalah adenoviruses, rhinovirus, influenza virus,
respiratory syncytialvirus (RSV) dan para influenza virus.
Pneumonia dapat didefinisikan menurut lokasinya di paru-paru yaitu pneumonia
lobar yang terjadi di satu bagian lobus atau paru-paru, pneumonia interstitial terjadi pada
jaringan interstisial di dalam septa alveolar dan interstitium peribronchovaskular dan
bronchopneumonia cenderung tersebar di seluruh paru-paru.
Etiologi pneumonia dibedakan menjadi
a. Menurut mikroorganisme yang menginfeksi
- Virus sering menginfeksi pada anak-anak. Pneumonia yang disebabkan oleh
virus lebih sebentar dari bakteri
- Bakteri yang sering menginfeksi yaitu bakteri s. pneumonia bakteria
- Fungi : masalah kesehatan kronis, sistem kekebalan tubuh lemah, terpapar
jamur tertentu dari tanah atau kotoran burung
- Protozoa (pneumokisitis pneumonia) yang disebabkan oleh pneumocystis
jiirovecii
b. Berdasarkan sumber antigen
- Comunmunity acquired yaitu diperoleh dari luar sarana pelayanan kesehatan
: Streeptococcus pneumonia, Mycoplasma pneumonia, Hemophilus

6
influenza, Legionella pneumophila, chlamydia pneumonia, anaerob oral,
adenovirus, influenza tipe A dan B
- Hospital acquired diperoleh dari lingkungan pelayanan kesehatan : basil
usus gram negative (E. coli, Klebsiella pneumonia), Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus, anaerob oral.
c. Aspirasi yang menyebabkan peningkatan bakteri dan kuman yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan bawah

2.2 Patofisiologi pneumonia


Proses bronchopneumonia dimulai dari akibat inhalasi mikroba yang ada diudara,
aspirasi organisme dari nasofaring atau penyebaran hematogen. Selain itu juga berhasilnya
kuman pathogen seperti virus, bakteri, jamur, mycoplasma dan benda asing masuk kesaluran
pernafasan yaitu ke bronkus sehingga terserap ke paru perifer yang menyebabkan reaksi
jaringan berupa udema, yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman. Bagian paru
yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya serbukan sel PMN (poli
morfonuklear), fibrin, eritrosit, cairan edema dan kuman di alveoli. Proses ini termasuk
dalam stadium hepatisasi merah, sedangkan stadium hepatisasi kelabu adalah kelanjutan
proses infeksi berupa deposisi fibrin ke permukaan pleura. Ditemukan pula fibrin dan
leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang cepat. Dilanjutkan stadium resolusi,
dengan peningkatan jumlah sel makrofag di alveoli, degenerasi sel dan menipisnya fibr in,
serta menghilangnya kuman (Mansjoer, 2000).

2.3 Patomekanisme dari tanda dan gejala pneumonia


a. Inflamasi : peradangan ditandai dengan leukosit yang tinggi dan terdapat bercak
infiltrate pada lobus kanan dalam foto torax.
b. Gangguan pola napas ditandai dengan adanya napas ronchi yang muncul karena
produksi lendir meningkat kemudian terakumulasi sehingga menghambat jalan napas,
terdapat pernafasan cuping hidung dan retraksi intercostal dan subclavial. Hasil
pemeriksaan AGD : PaO2 60 mmHg, PCO2 60 mmHg (Normal: PaO2 80-100 mmHg,
PCO2 35-45 mmHg).
c. Tidak nafsu makan karena adanya sumbatan pada pernafasan sehingga dia malas untuk
menyusui dan lebih memilih untuk bernafas daripada makan.

7
d. Membrane permukaan alveolus mengecil sehingga butuh otot tambahan dan
menyebabkan RR meningkat (RR normal : 30-40 , HR Normal 80-140).
e. Pemenuhan nutrisi yang terganggu ditandai dengan berat badan yang menurun dan
kurang dari berat badan yang seharusnya.
f. Demam dengan suhu diatas nilai normal yaitu 39𝑜 C.
g. Terdapat batuk dan pilek dari seminggu yang lalu.

2.4 Pemeriksaan diagnostik pada pneumonia


a. Pemeriksaan Fisik
Data Nilai Normal Interpretasi
BB : 8,6 kg dari 8,9 (2 8.8 kg Rendah dan
miggu yang lalu) menurun
HR : 110x/menit 115x/menit Bradikardi
RR : 48x/menit 30 - 40x/menit Takipnea
Suhu : 39ºC 35.5ºC – 37.5ºC Hipertermi
Pernafasan cuping hidung Tidak ada pernafasan Abnormal
(+) cuping hidung
Retraksi Intercostal dan Tidak ada retraksi Abnormal
Subclavia intercostal dan subclavia
pada saat bernafas.

b. Pemeriksaan Radiologis
Pada kasus bayi zaskia, pemeriksaan radiologis yang telah dilakukan adalah
pemeriksaan foto thoraks dimana terdapat bercak infiltrat pada lobus kanan dan
seharusnya pada orang normal tidak terdapat bercak tersebut.

c. Pemeriksaan Laboratorium
Data Nilai Normal Interpretasi
Hb : 11,5 gr% 12 gr% Hb rendah
Leukosit : 15.000/mm3 9.000 – 12.000/mm3 Leukosit naik

d. Pemeriksaan Bakteriologis

8
Pemeriksaan bakteriologis, bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi
nasotrakeal/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronkoskopi, atau
biopsi.

e. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus dapat berupa Analisis Gas Darah (AGD) untuk menilai
tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen
Data Nilai Normal Interpretasi
pH : 7,33 7,35 – 7,45 Rendah (Asidosis)
PaO2 : 60 mmHg 80 – 100 mmHg Rendah (Hipoksia)
PCO2 : 60 mmHg 35 – 45 mmHg Tinggi

f. Pemeriksaan lainnya :
- Pemeriksaan suara nafas
- Pemeriksaan X-Ray pada bagian dada untuk mendiagnosa pneumonia atau untuk
mengidentifikasi komplikasi dari pneumonia
- Pemeriksaan darah. Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa kasus,
tekanan parsial karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut
menunjukkan asidosis respiratorik.
- Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur darah untuk
mengetahui adanya S. pneumonia.

2.5 Terapi pada klien dengan pneumonia


- Farmakologi : Pemberian Antibiotik, Amoxicillin 3 x 300 mg i.v, Ambroxol 3 x ½ cth
untuk pengenceran dahak , Paracetamol 3 x ½ cth untuk demam, infeksi dan nyeri,
- Non farmakologi : nebulasi dan fisioterapi dada, terapi oksigen yang dilakukan setelah
jalan napas bersih, langkah terakhir yaitu dengan suction.

a. Terapi Antibiotik
Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri
atau virus yang masuk ke saluran napas klien dan mencegah terjadinya komplikasi.
Terapi antibiotik ini harus sesuai dengan resep dokter
b. Terapi Oksigen
9
Terapi ini digunakan untuk mempertahankan saturasi oksigen pada pasien. Selain
itu juga untuk membantu pasien yang kesulitan bernapas dengan ditandai adanya
pernapasan menggunakan cuping hidung
c. Hidrasi.
Tingkat pernapasan pada pasien pneumonia meningkat karena terjadinya
peningkatan beban kerja yang dipicu oleh pernapasan dan demam. Oleh karena itu,
pasien dapat dehidrasi sehingga dibutuhkan hidrasi cairan untuk memenuhi kebutuhan
cairan pasien.

2.6 Cara-cara pencegahan pneumonia


a. Perlu dilakukan perbaikan gizi ibu agar tidak melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah sehingga tidak menyebabkan resiko pneumonia pada anak.
b. Menyeimbangkan nutrisi pada anak agar mendapatkan daya tahan tubuh yang baik
maka nutrisi tubuh pada anak harus baik dan salah satunya dengan memberikan ASI
eksklusif dan vitamin A yang berfungsi dalam diferensiasi sel.
c. Menjauhkan anak dari polusi dan asap rokok. Karena asap rokok mengandung zat
berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan epitel silia dan meningkatkan aktifitas
fagosit sistem paru. Asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif juga dapat
memendekan silia sehingga tidak bisa mengeluarkan mukosa dan tertahan di dalam
tubuh.
d. Lingkungan rumah jangan terlalu padat dan sirkulasi udara harus baik. Agar
mikrobakteria yang terdapat di udara bisa keluar.
e. Lingkungan keluarga harus sehat agar tidak menularkan penyakit ke anak.
f. Dilakukan imunisasi PCV.
g. Menjauhkan bayi dari penderita batuk.
h. Membiasakan pola hidup bersih dan sehat baik dari lingkungan, makanan dan keluarga
yang berada di dekat anak.

2.7 Pengkajian fokus pada klien dengan pneumonia


a. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan batuk
b. Keluhan Sekarang : Demam, batuk pilek, lemas, bayi menete kurang kuat

10
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Suami dan bapak mertua merupakan perokok aktif yang
sering merokok di dalam rumah
d. Pemeriksaan pada pneumonia :
1. Fisik
Inspeksi : pernapasan cuping hidung
Perkusi : Dullness
Auskultasi : Wheezing, ronchi
Palpasi : Tactile vocal fremitus terdapat banyak getaran bagian punggung
2. Data penunjang
- Pemeriksaan sputum
- Pemeriksaan radiologi

2.8 Asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia serta EBP pada rencana
intervensi keperawatan anak dengan pneumonia
a. Diagnosa Keperawatan
ANALISA DATA
Symptoms Etiologi Masalah
DS: Infeksi saluran atas Bersihan jalan napas tidak
- Ibu bayi Zaskia mengatakan efektif
sudah satu minggu klien Peningkatan jumlah bakteri
batuk pilek atau virus pada bronkus
- Ibu bayi Zaskia mengatakan
anaknya memang sering Proses peradangan
batuk pilek dan di rumah (inflamasi)
suami dan bapak mertuanya
perokok dan sering Peningkatan sekret
merokok di dalam ruang
TV
DO:
- Hasil pemeriksaan suara
nafas ronchi (+/+)

11
- Tanda-tanda vital
RR: 48x/menit
- Pernafasan cuping hidung
(+)
- Terdapat retraksi intercostal
dan subclavia pada bayi Z.

DS: Infeksi saluran napas Gangguan pertukaran gas


- Ibu mengatakan anak bawah
tampak lemas
DO: Aktivasisel mast dan
- Pemeriksaan AGD : basophil di alveolus
pH = 7,33
PaO2 = 60 mmHg Melepaskan reseptor
PCO = 60 mmHg kimiawi (histamin,
- Pemeriksaan laboratorium : bradikinin)
Hb = 11,5 gr%
- Pemeriksaan foto thoraks : Vasodilatasi
Terdapat bercak infiltrat
pada lobus kanan Peningkatan membran
kapiler

Eksudat plasma
keinterstisial

Edema alveoli

Penurunan Difusi O2

12
DS: Infeksi saluran atas Hipertermi
- Ibu mengatakan bayi Z.
Demam dan anak tampak Peningkatan jumlah bakteri
lemas atau virus pada bronkus
- Ibu juga mengatakan satu
minggu ini anak menetek Proses peradangan
kurang kuat (inflamasi)
DO:
- Tanda-tanda vital Suhu: Peningkatan sekret
390C
- Pemeriksaan laboratorium Aktivasi prostaglandin
Leukosit = 15.000/mm3
Rangsang set point di
hypothalamus akibat proses
inflamasi (peradangan)

DS: Kerusakan parenkim paru Ketidakseimbangan


- Ibu mengatakan satu nutrisi kurang dari
minggu ini anak menetek Gangguan pada komponen kebutuhan tubuh
kurang kuat volume ventilasi
DO:
- BB : 8,6 Kg Tubuh mengkompensasi
- RR : 48 x/menit dengan cara menaikan
frekuensi nafas

Usaha napas menjadi ekstra


dan pasien terlihat sesak

Anak menetek kurang kuat

13
Diagnosa Keperawatan :
1) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d peningkatan sekret
2) Gangguan pertukaran gas b.d penurunan difusi O2
3) Hipertermi b.d proses inflamasi
4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kemampuan menetek
kurang kuat

b. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Bersihan jalan napas Mengembalikan - Rencanakan dan berikan - Dengan perencanaan dan
tidak efektif b.d fungsi normal jalan terapi obat sesuai indikasi pemberian obat yang
peningkatan sekret nafas klien - Lakukan fisioterapi dada tepat dapat membantu
(Frekuensi, irama, - Atur tempat tidur klien mempercepat proses
kedalaman senyaman mungkin penyembuhan.
pernafasan dalam dengan posisi head up - Dengan dilakukan
rentang normal.) fisioterapi dada akan
mempermudah
pengeluaran secret/
cairan eksudat yang
menyumbat jalan nafas.
- Posisi yang nyaman
dapat meningkatkan
inspirasi maksimal,
meningkatkan
pengeluaran sekret untuk
memperbaiki ventilasi.

2. Gangguan Mengatasi defisit - Beri terapi oksigen dengan - Pemberian terapi oksigen
pertukaran gas b.d oksigenasi pada cara yang tepat. dapat membantu
penurunan difusi O2 klien - Pantau GDA dan oksimetri pemenuhan kebutuhan

14
Pertukaran gas nadi. oksigen pada klien.
menjadi adekuat. - Tinggikan kepala dan - Pemantauan GDA dan
lakukan perubahan posisi oksimetri nadi dapat
dengan cukup sering. membuat tenaga
- Monitor frekuensi, kesehatan mengetahui
kedalaman, dan kebutuhan oksigen klien
kemudahan pernapasan sudah terpenuhi atau
belum.
- Tindakan tersebut dapat
mempermudah klien
untuk menarik nafas
dengan baik.
- Dengan monitoring,
keadaan umum klien
dapat diketahui

3. Hipertermi b.d Mengembalikan - Kolaborasi dalam - Pemberian antipiretik


proses inflamasi suhu tubuh klien pemberian antipiretik dapat membantu proses
dalam keadaan (paracetamol) penurunan suhu (panas)
normal (Tidak - Memberikan kompres air pada klien
panas), dengan hangat untuk merangsang - Dengan dilakukan
rentang suhu 36- penurunan panas atau kompres, akan terjadi
370C. demam perpindahan panas secara
konduksi dan dengan
kompres air hangat akan
membuat pembuluh darah
berdilatasi.

15
4. Ketidakseimbangan Memenuhi - Lakukan monitoring - Monitoring dapat
nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi status gizi klien membantu dalam
kebutuhan tubuh b.d klien (klien - Pemasangan selang OGT mengetahui status gizi
kemampuan menetek menunjukkan nafsu apabila terjadi
kurang kuat makan meningkat kekurangan
dan berat badan - Pemasangan selang
stabil) OGT dapat membantu
suplai nutrisi untuk
tubuh klien

2.9 Peran perawat anak pada asuhan keperawatan terkait dengan pengobatan dan
pendidikan kesehatan pada keluarga
a. Edukator : Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar tidak merokok di dekat
anak, berikan penkes kepada ibu bagaimana posisi yang tepat untuk anak, fisioterapi
dada, dan terapi nebulizer dan juga pemberitahuan kepada ibu tentang penggunaan
antibiotik. Juga memberikan penkes kepada ibu agar mematuhi jadwal imunisasi.
b. Kolaborator : perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk penanganan
lebih lanjut pada anak.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk,
demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam (Kemenkes RI). Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, pajanan
bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, maupun pengaruh tidak langsung dari
penyakit lain. Pneumonia dapat didefinisikan menurut lokasinya di paru-paru, yaitu
pneumonia lobar dan pneumonia interstitial. Pneumonia lobar adalah pneumonia yang terjadi
di satu bagian lobus atau paru-paru, sedangkan pneumonia interstitial terjadi pada jaringan
interstisial di dalam septa alveolar dan interstitium peribronchovaskular serta
bronchopneumonia cenderung tersebar di seluruh paru-paru.
Pneumonia dapat dicegah dengan cara memperbaiki gizi ibu, menyeimbangkan
nutrisi pada anak, menjauhkan anak dari polusi dan asap rokok, serta masih banyak lainnya.
Selain itu, terapi pada klien dengan pneumonia dapat dilakukan secara farmakologi maupun
non-farmakologi. Peran perawat anak pada asuhan keperawatan terkait dengan pengobatan
dan pendidikan kesehatan pada keluarga adalah sebagai edukator dan kolaborator. Sebagai
edukator perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar tidak merokok di
dekat anak, juga memberikan penkes kepada ibu agar mematuhi jadwal imunisasi. Sebagai
kolaborator perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk penanganan lebih
lanjut pada anak.

3.2 Saran
Kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan kesehatan menjadi prioritas untuk terus
ditingkatkan guna menciptakan pelayanan terpadu pencegahan dan penanganan kasus
pneumonia pada anak, terutama usaha bersama yang sesuai dan tepat dalam pengkajian
diagnosa yang bersumber dari berbagai macam etiologi, perawatan dan pengobatan
maksimal, serta edukasi kesehatan bagi orang tua sang anak dan keluarga.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M., Buthcer Howard K., Dochterman, Joanne M., Wagner, Cheryl M. 2016.
Nursing Intervension Classification (NIC), Ed. 6. Yogyakarta: Moco Media.

Herdman, T. Heather., Kamitsuru, Shigemi. 2015. NANDA Internasional Inc. Diagnosis


Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Ed. 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedotekteran EGC.

Moohead, Sue., Johnson, Marion., Maas, Meridean L., Swanson, Elizabeth. 2016. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Ed. 5. Yogyakarta: Moco Media.

Ridha, H. Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Qadrijati, I., Nikmah, A., & Rahardjo, S. S. (2018). Indoor Smoke Exposure and Other Risk
Factors of Pneumonia among Children Under Five in Karanganyar, Central Java.
Journal of Epidemiology and Public Health, 03(01), 25–40.

Wong, D, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

18

Anda mungkin juga menyukai