Kelas 3A
Kelompok 2 :
Dewa Bagus Prasetya 2820173005
Dhidan Agyl Rahmanu W. 2820173007
Meyyana Rita Rahmawati 2820173023
Nia Afrianti 282017302
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Penyakit Pneumonia” ini dengan baik
dan mampu diselesaikan dalam tepat waktu. Kami juga berterima kasih kepada
Wiwi kustio P, A.Kep,Spd.MPH selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak
yang telah membantu kami dalam revisi makalah kami sehingga makalah ini dapat
kami selesaikan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam mengetahui secara
detail mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan Penyakit Pneumonia.
Semoga makalah ini dapat dipahami, serta berguna bagi kami sendiri dan
pembaca.Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami meminta kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini kedepannya.Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................................v
BAB I PENGERTIAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Pengertian....................................................................................................................3
B. Faktor Predisposisi.......................................................................................................2
C. Faktor Presipitasi..........................................................................................................2
D. Patofisiologi.................................................................................................................2
E. Patway..........................................................................................................................4
F. Manifestasi Klinis........................................................................................................5
G. Klasifikasi....................................................................................................................5
H. Pemeriksaan Penunjang................................................................................................6
I. Penatalaksaan Medis....................................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................7
A. Pengkajian....................................................................................................................7
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................8
C. Rencana Keperawatan..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pneumonia…………………………………………………………… 1
iv
DAFTAR TABEL
Table 1. Nursing Care Plan Gangguan Pertukaran Gas………………………... 9
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit yang paling mematikan didunia bagi anak yang berusia
dibawah 5 tahun dibanding diare, malaria, HIV/AIDS, maupun campak adalah
pneumonia sehingga mendapatkan julukan sebagai pembunuh anak nomor 1
(the number one killer of children). Di Negara berkembang begitu banyak
anak yang meninggal karena pneumonia. Meskipun dapat dihindari, namun
pneumonia hanya mendapatkan sedikit perhatian dari masyarakat global
(Kemenkes RI, 2010).
Pneumonia adalah suatu penyakit radang akut pada sistem pernafasan
yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Pneumonia disebabkan oleh
mycoplasma, virus, jamur, aspirasi benda asing, dan bacteria. Menurut
Wonodi, dkk, (2012) dalam Irma et al, (2016), beberapa faktor penyebab yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus pneumonia pada balita yaitu
faktor nutrisi, faktor lingkungan serta riwayat penyakit yang pernah diderita.
Tanda dan gejala klinis ialah demam disertai gangguan pada kebutuhan
oksigenasi, misalnya batuk berdahak dan tidak berdahak, dan juga dapat
menyebabkan sesak dimana sesak merupakan gejala utama dari pneumonia,
serta gambaran foto thoraks/dada yang menunjukkan infiltrat paru akut.
(IDAI, 2016).
Tanda klinis sederhana dari pneumonia menurut World Health
Organization (WHO) adalah napas cepat, napas sesak, sianosis, dan terdapat 2
bahaya yang membutuhkan rujukan segera agar mendapatkan perawatan yang
maksimal (Kemenkes RI, 2010). Dalam proses perawatan, masalah
keperawatan yang sering muncul adalah gangguan kebutuhan oksigenasi yaitu
ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan pola napas, dan
1
gangguan pertukaran gas. Oleh karena itu, dibutuhkannya penatalaksanaan
yang cepat pada penderita pneumonia (Suriadi & Yuliani, 2010).
United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) memaparkan bahwa pada tahun 2016, dalam 35 detik
terdapat 1 anak yang meninggal dunia akibat Infeksi Saluran Napas Bawah
(ISNBA) dalam bentuk pneumonia. Terdapat beberapa penyakit yang 3
menyebabkan kematian utama pada anak berusia dibawah lima tahun yaitu
pneumonia tercatat 900.000 yang merupakan 16% dari total kematian anak
balita sebagian besar korbannya berusia dibawah 2 tahun, diare (14%), infeksi
lain (9%), malaria (8%), dan noncomunicable disease (4%) (UNICEF, 2018).
Data dan profil kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun
2016, menemukan penderita pneumonia pada balita di Indonesia tercatat
503.738 jiwa (57,84 %) dan jumlah kematian 551 jiwa (0,11%). Di Sulawesi
Tenggara penderita pneumonia pada balita mencapai 3.106 jiwa (0,62%).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan asuhan keperawatan anak dengan pneumonia
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menggambarkan pengkajian keperawatan pada pasien
pneumonia pada anak.
b. Mampu menggambarkan diagnosa keperawatan pada pasien
pneumonia pada anak.
c. Mampu menggambarkan intervensi keperawatan pada pasien
pneumonia.
d. Mampu menggambarkan implementasi keperawatan pada pasien
pneumonia.
e. Mampu menggambarkan evaluasi keperawatan pada pasien
pneumonia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
2
Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang terjadi
pada masa anak-anak dan sering terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul
sebagai penyakit primer dan dapat juga akibat penyakit komplikasi
(H. Nabiel,2014).
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru
yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA).
Dengan gejala batuk dengan disertai sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius sperti virus bakteri dan mycoplasma, berupa radang paru-paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran
radiologis (Fida & Maya,2015).
Pneumonia adalah peradangan akut pada paru, bronkeolus,
respiratorius dan alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga
dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru (Fida
& Maya,2015).
Pneumonia adalah perdangan paru dimana asinus tensi dengan cairan,
atau tanpa disertai infiltrasi sel radang didalam dinding alveolus dan rongga
intertisium (Sujono & Suharsono,2010).
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agens infeksius dan infeksi bakteri (Smeltzer & Bare2011).
Gambar 1
Sumber:Wahyu,2017
3
A. Faktor Predisposisi
Menurut Marni (2014), Faktor predisposisi terjadinya pneumonia
adalah aspirasi, gangguan imun, septikemia, malnutrisi, campak, petusisi,
penyakit jantung bawaan, kontaminasi perinatal, gangguan bersihan mucus
seperti pada fibrosis, kistik, benda asing atau disfungsi silier
B. Faktor Presipitasi
Menurut Corwin (2010), sebagian besar Penyakit pneumonia karena
bakteri yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:
1. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.
2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.
3. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis,
ryptococosis, pneumocytis carini.
Terjadinya penularan berkaitan pula dengan jenis kuman, misalnya
reaksi melalui droplet sering disebabkan oleh streptococcus pneumonia,
melalui selang infus oleh staphylococcus aureus.
C. Patofisiologi
Pneumonia keradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa
anak-anak dan sering terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul sebagai
penyakit primer dan dapat juga akibat komplikasi atau disebabkan bakteri,
virus (Lichenstein R,2009).
Bakteri penyebab pneumonia akan terhisap dan masuk ke paru perifer
melalui saluran nafas menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, yang
mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman. Bakteri menyebabkan
respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan
infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag.
Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada
foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan
dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal
ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang
terjadi pada bronkiolitis. Pneumonia dapat terjadi juga akibat menghirup bibit
2
penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru.
Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan
oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-
batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga
gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir)
tersebut keluar (Lichenstein R,2009).
3
D. Patway
Meluas ke Radang
seluruh pada parenkim
E. Manifestasi Klinis
obus
tandagas,
Gg pertukaran gejala pneumonia Menurut (Marni,2014) yaitu
panas
a. Gejala klinik tergantung dari penyebab pneumonia
tinggi, istirahat tidur, cemass
b. Keluhan utama berupa batuk (80%)
konsolidasi c. Nyeri dada ( tampak sangat sakitPekak ronkhi
dan berkeringat )
d. Demam tinggi pada 5-10 hari pertama
e. Sesak nafas
f. Produksi sputum Peningkatan cairan alveolus
Paru padat seperti hati
F. Klasifikasi
Menurut H. Rampengan (2009), klasifikasi pneumonia adalah :
a. Berdasarkan klinis dan epidemiologi.
1. Pneumonia yang di dapat masyarakat (CAP) disebabkan
pneumokokus.
2. Pneumonia yang dapat di RS (Hospital Acquaired Pneumonia /
Nosokomial Pneumonia) biasanya disebabkan bakteri gram negative
dan angka kematian lebih tinggi.
3. Pneumonia aspirasi disebabkan oleh infeksi kuman
4. Pneumonia berulang, terjadi bila punya penyakit penyerta.
b. Berdasarkan kuman penyebab
1. Pneumonia bakterialis / topical, dapat terjadi pada semua usia.
2. Pneumonia atipikal, sering mengenai anak dan dewasa muda dan
disebabkan oleh mycoplasma, clamidia dan coxlella
3. Pneumonia karena virus, sering pada bayi dan anak.
4. Pneumonia karena jamur, sering disertai infeksi sekunder terutama
pada orang dengan daya tahan lemah dan pengobatannya lebih sulit.
c. Berdasarkan prediksi infeksi.
1. Pneumonia lobaris mengenal satu lobus atau lebih, disebabkan karena
obstruksi bronkus, misalnya aspirasi benda asing, proses keganasan.
2. Bronkopneumonia adanya bercak-bercak infiltrate pada paru dan
disebabkan oleh virus atau bakteri.
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Ikawati Z (2011) pemeriksaan penunjang penyakit pneumonia yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium, sputum gram dan kultur sputum dengan
sampel adekuat
b. Pemeriksaan darah, leukositosis.
c. Radiologi.
d. Bronkostopi untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
e. Sinar x mengidentifikasi distribusi structural ( misal: lobar, bronchial);
dapat juga menyatakan abses.
H. Penatalaksaan Medis
5
Menurut Ikawati Z (2011) Penatalaksaan pneumonia adalah :
a. Antibiotic di berikan sesuai penyebabnya.
b. Ekspektoron yang dapat dibantu dengan postural drainase.
c. Rehidrasi yang cukup dan adekuat.
d. Latihan nafas dalam dan batuk efektif sangat membantu.
e. Oksigenasi sesuai dengan kebutuhan dan yang adekuat.
6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut Astuti, Widya Harwina (2010), pengkajian mengenai pneumonia
yaitu :
1. Identitas Klien
Lakukan pengkajian pada identitas pasien dan isi identitasnya, yang
meliputi: nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,
tanggal pengkajian.
2. Keluhan Utama
Sering menjadi alasaan klein untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah Sesak napas, batuk berdahak, demam, sakit kepala, ny dan
kelemahan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Penderita pneumonia menampakkan, sesak napas, pilek batuk dengan
dahak yang kental dan sulit dikeluarkan, badan lemah, ujung jari terasa
dingin pengobatan yang dilakukan di rumah dan penyakit yang menyertai
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu (RKD)
Penyakit yang pernah dialami oleh pasien sebelum masuk rumah sakit,
kemungkinan pasien pernah menderita penyakit sebelumnya seperti :
asthma, alergi terhadap makanan, debu, TB dan riwayat merokok.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
Riwayat adanya penyakit pneumonia pada anggota keluarga yang lain
seperti : TB, Asthma, ISPA dan lain-lain.
6. Pengkajian Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea,
Takipnue, dispnenia progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot
aksesori, pelebaran nasal.
Tanda :
- Sputum: merah muda, berkarat atau purulen.
- Perkusi: pekak datar area yang konsolidasi.
- Premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
- Gesekan friksi pleural.
7
- Bunyi nafas menurun tidak ada lagi area yang terlibat, atau napas
bronkial
- Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku.
7. Pengetahuan tentang penyakit
Pengetahuan pasien atau keluarga/pengalaman terkena penyakit
pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang
dilakukan.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), diagnosa keperawatan yang muncul
adalah :
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Ketidakseimbangan
Ventilasi Perfusi
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan Mukus
berlebihan
3. Hipertermi Berhubungan dengan Proses penyakit
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Kurang Sumber pengetahuan
8
C. Rencana Keperawatan
Rencana Asuhan keperawatan menurut ,Nurarif & Kusuma (2015) adalah :
9
sinosis dan spneu( mampu 7. Edukasi ke pasien cara tarik
mengeluarkan sputum, nafas dalam dan batuk
mampu bernafas dengan efektik.
8. Kolaborasi dengan dokter
mudah, tidak ada pursed
untuk pemberian obat
lips
Tanda tanda vital dalam
rentang normal
10
dan mampu bernafas bagaimana cara tarik nafas
dengan mudah dalam dan batuk efektif
Tidak ada pusrsed lips 9. Kolaborasi dengan dokter
Frekuensi nafas dalam
untuk pemberian nebulizer
rentang normal 10. Kolaborasi dengan dokter
Tidak ada suara nafas
dalam pemberian fisiotrapi
tambahan
dada
Pasien mampu
mengidentifikasi dan
factor yang dapat
menghambat jalan nafas
11
Hipertermi Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor Tanda-tanda Vital 1) Mengetahui tanda-
2. Lakukan kompres hangat
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 tanda vital dari pasien
pada pasien
Proses penyakit masalah hipertemi dapat 2) Mempercepat dalam
3. Anjurkan kepada pasien
(00007) teratasi dengan kriteria hasil : penurunan panas
untuk minum air putih
Suhu tubuh dalam rentang 3) Mencegah terjadinya
4. Kolaborasi dengan dokter
normal dehidrasi
pemberian obat antipiretik
Nadi dan RR dalam
4) Membantu untuk
rentang normal
menurunkan panas
Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
pusing
Defisiensi pengetahu Setelah dilakukan tindakan ke 1. Identifikasi kemungkinan 1) Agar pasein tidak
an berhubungan perawatan selama .. X ... penyebab, dengan cara yang cemas dengan
dengan Kurang diharapkan masalah Defisiensi tepat kondisinya
2) Agar pasien mau
Sumber pengetahuan Pengetahuan dapat teratasi de 2. Kaji tingkat pengetahuan
menjalankan program
(00126) ngan kriteria hasil : klien tentang proses penyakit
pengobatan
Klien dan keluarga yang spesifik.
penyakitnya
menyatakan pemahaman 3. Jelaskan patofisiologi dari
3) Agar pasien mampu
tentang penyakit, kondisi, penyakit dan dan bagaimana
beristirahat dengan
prognisis dan program hal ini berhubungan dengan
vukup
12
pengobatan anatomi dan fisiologi, dengan 4) Untuk menurunkan
Klien dan keluarga cara yang tepat keadaan pasien.
mampu melaksanakan 4. Gambarkan tanda dan gejala
prosedur yang dijelaskan yang biasa muncul pada
secara benar penyakit, dengan cara yang
Klien dan keluarga tepat
mampu menjelaskan 5. Gambarkan proses penyakit,
kembali apa yang dengan cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim 6. Sediakan informasi pada
kesehatan lainnya klien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat
13
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Widya Harwina. 2010.Asuhan Keperawatan Anak dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: TIM
H. Rampengan. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Cetakan I. Tahun 2009
Marni. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Pernapasan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Ridha, Nabiel H 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Riyadi, Sujono, S.Kep,M.Kes dan Suharsono, S.kep.Ns. 2010. Asuhan pada anak
sakit. Yogyakarta : Gosyen Publishing
14