Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ANEMIA” PADA PASIEN Ny.S


DI RUANG KENANGA RSUD SLEMAN

Oleh :
DUANTI FRENDA KUMARA
2820173008

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Satuan Acara Penyuluhan “Anemia” pada pasien Ny.S di Bangsal


Kenanga RSUD Sleman ini disusun guna memenuhi tugas individu PKK KMB 2,
disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat: Bangsal Kenanga RSUD Sleman

Praktikan,

(Duanti Frenda Kumara)


NIM.2820173008

Mengetahui,

Pembimbing Lahan (CI) Pembimbing Akademik

( ) (Septiana Fathonah, M.Kep)


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Anemia


Sub Pokok Bahasan : Anemia
Sasaran : Pasien Ny.S
Hari/Tanggal :
Waktu : Pukul WIB
Tempat : Bangsal Kenanga RSUD Sleman
Penyuluh : Duanti Frenda Kumara

I. Pendahuluan
Dalam dunia keperawatan banyak sekali penyakit yang dapat kita
temui baik penyakit yang menular maupun tidak menular seperti muntaber,
cacar air, hepatitits maupun penyakit tidak menular seperti anemia,
hipertensi, stroke dan lain-lain.
Perlu diketahui penyakit yang sering diderita orang lain khususnya
remaja wanita adalah anemia atau kekurangan sel darah merah dalam
tubuh. Kekurangan sel darah tubuh atau yang sering kita sebut anemia
merupakan keadaan dimana kadar zat merah darah atau hemoglobin (Hb)
lebih rendah dari nilai normal karena kekurangan zat besi. Menurut WHO
(2000), indikator anemia pada anak usia 5-11 tahun adalah < 11,5 g/dl,
sedangkan indikator anemia pada anak usia 12-14 tahun adalah < 12,0
g/dl. Penyakit ini dapat disebabkan oleh hal lain seperti menstruasi,
pendarahan, kelainan antibodi, dan masih banyak lagi.
Karena penyakit anemia disebabkan banyak hal, tidak ada satupun
wilayah di dunia bebas dari penyakit anemia. Anemia pada remaja putri
sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut World Health Organization
(WHO, 2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Bahkan Amerika
Serikat yang merupakan negara maju mempunyai prevalensi defisiensi
besi sekitar 9-11% wanita tidak hamil usia 16-49 tahun dan 2-5%
diantaranya menderita anemia defisiensi besi (ADB) (Scholletal., 2005).
Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2%
yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Kemenkes RI,
2013). Indonesia memiliki prevalensi anemia pada wanita tidak hamil usia
reproduktif mencapai 33,1%, lebih tinggi dari prevalensi anemia di dunia
(WHO, 2008). Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi
anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14
tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun
(Kemenkes RI, 2014).
Prevalensi anemia secara nasional setelah disesuaikan untuk
kelompok perempuan, laki-laki dan anak-anak (adjusted for group) adalah
sebesar 14,8% (menurut acuan SK Menkes) dan 11,9% (menurut acuan
Riskesdas Tahun 2007). Terdapat 20 provinsi yang mempunyai prevalensi
anemia lebih besar dari prevalensi nasional,salah satunya termasuk Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan angka prevalensi sebesar 15% (menurut
acuan SK Menkes) dan 9,8% (menurut acuan Riskesdas) (Departemen
Kesehatan RI, 2008). Hasil penelitian Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
dan Fakultas Kedokteran UGM tahun 2012 menunjukkan bahwa 34% dari
280 remaja putri/siswi SMA mengalami anemia. Hal ini disebabkan
banyak terjadi kesalahpahaman mengenai diet di kalangan remaja
(Pemerintah Kota Jogja, 2013). Data terbaru menurut Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia gizi besi secara nasional
pada remaja usia 13-18 tahun sebesar 22,7%. Data-data tersebut
mengindikasikan bahwa anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia, khususnya di Yogyakarta.
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012
menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu
hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18
tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Wanita
mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri
(Kemenkes RI, 2013).
Karena presentase penderita anemia sangatlah tinggi, kita sebagai
perawat harus melakukan berbagai macam peranan untuk menurunkan
prosentase anemia salah satunya dengan memperhatikan nutrisi dan
memberikan terapi kepada pasien yang mengalami penyakit anemia. Peran
perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan terapi kepada pasien
anemia adalah membantu pelaksanaan diet terapi seperti diet Tingi Kalori
Tinggi Protein (TKTP) sesuai dengan derajat anemia yang diderita.
Berdasarkan hal tersebut, maka mahasiswa dalam hal ini menyusun
makalah mengenai diet sebagai terapi pada penyakit anemia.

II. Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan, pasien mampu


mengtahui tentang Anemia
III. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit,
pasien dapat menjelaskan tentang :
a. Pengertian anemia
b. Penyebab anemia
c. Tanda gejala anemia
d. Cara pencegahan anemia
e. Pengobatan anemia
IV. Strategi Pelaksanaan :
a. Metode : Ceramah dan diskusi
b. Media : Leaflet
c. Garis besar materi : - pengertian anemia
- penyebab anemia
- tanda gejala anemia
- Cara pencegahan anemia dan pengobatan anemia

V. Proses Pelaksanaan
No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Metode
Kegiatan / Peserta
Waktu
1. Pembukaan  Mengucapkan Mendengarkan Ceramah
(5 Menit)
salam dan
 Memperkenalkan memperhatikan
diri
 Menyampaikan
tujuan
penyuluhan
 Menyampaikan
pokok-pokok
materi yang akan
disampaikan
2. Penyajian Pelaksanaan : Mendengarkan Ceramah
(5 menit) a. Penyampaian
dan dan
materi :
memperhatikan diskusi
 Pengertian
Anemia
 Penyebab
Anemia
 Tanda gejala
anemia
 Cara
pencegahan
dan
pengobatan
anemia
b. Tanya jawab dan
evaluasi
c. Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
dan menanyakan
kembali hal-hal
yang sudah
dijelaskan.

3. Penutup  Menyampaikan Menyampaikan Ceramah


(5 Menit) kesimpulan pertanyaan dan
 Memberi salam
memperhatikan
penutup
jawaban yang
diberikan

VI. Evaluasi Penyuluhan


Penyuluh melakukan evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan
kepada Keluarga Klien tentang materi yang telah disampaikan
diantaranya:
1. Sebutkan pengertian Anemia
2. Sebutkan Penyebab Anemia
3. Sebutkan Tanda gejala Anemia
4. Cara pencegahan dan pengobatan anemia

Lampiran Materi
A. Pengertian
Anemia atau kurang darah adalah keadaan dimana sel darah merah
atau jumlah hemoglobin/Hb berada dibawah normal. Seorang
dikatakan anemia jika Hb <12g/Dl pada wanita dan <13g/dL pada laki-
laki.
B. Penyebab

1. Rendahnya asupan zat gizi yang penting untuk membentuk Hb


2. Perdarahan, misalnya infeksi usus karna cacingan, hemoroid dan
trauma/luka
3. Malaria
4. Penderita infeksi kronis
C. Tanda dan gejala
1. 5L yaitu lemah, letih, lesu, lelah dan lunglai
2. Pusing ( trauma ketika berdiri secara tiba-tiba atau saat beraktivitas )

3. Sesak nafas

4. Gejala lebih lanjutnya adalah kelopak, bibir, lidah, kulit serta tangan
yang pucat

D. Cara pencegahan anemia


1. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi contohnya daging
merah, hati, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau dan buah kering.

2. Jangan minum teh saat makan, jika ingin minum teh lakukan 1-2 jam
setelah makan

3. Vitamin B12, contohnya susu dan kedelai

4. Vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi contohnya jeruk,


nanas, jambu biji, papaya, mangga. dll.

E. Pengobatan

1. Transfusi darah

2. Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang membuat lebih


banyak sel darah

3. Suplemen zat besi, seperti daging merah, hidangan laut, bayam serta
sayuran hijau lainnya selain itu vitamin C juga dapat membantu tubuh
menyerap zat besi

4. vitamin B12, seperti telur, susu, keju, ikan

5. asam folat, seperti hati sapi, telur, sari jeruk

6. dan minum air putih yang banyak

Anda mungkin juga menyukai