RATNAWATI
P07224422335
A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, remaja mampu memahami tentang anemia
serta dapat mengenali dan mencegahnya.
B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan konseling orang tua anak dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian anemia pada remaja
b. Menjelaskan penyebab terjadinya anemia
c. Menyebutkan gejala-gejala anemia
d. Menjelaskan dampak-dampak yang terjadi pada penderita anemia
e. Memberitahu cara mencegah anemia
C. Materi
Terlampir
D. Metode
Ceramah dan Diskusi
E. Media
Lembar balik dan leaflet
F. Kegiatan Konseling
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 2 min 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan/memperhatikan
2. Menjelaskan maksud dan 2. Mendengarkan/
tujuan memperhatikan
3. Kontrak waktu penyuluhan 3. Merespon/menyetujui
4. Melakukan apersepsi 4. Menjawab/merespon
2. Kegiatan inti 15 min 1. Menjelaskan pengertian anemia 1. Mendengarkan/memperhatikan
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan/memperhatikan
penyebab terjadinya
anemia 3. Merespon / bertanya
3. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
bertanya 4. Mendengarkan/memperhatikan
4. Memberikan reward positif dan
menjawab pertanyaan yang
diajukan peserta 5. Mendengarkan/memperhatikan
5. Menyebutkan gejala-gejala
anemia 6. Mendengarkan/memperhatikan
6. Menjelaskan dampak-dampak
yang terjadi pada penderita
anemia 7. Mendengarkan/memperhatikan
7. Memberitahu cara
mencegah anemia 8. Merespon/bertanya
8. Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya 9. Merespon/ memperhatikan
9. Memberi reward positif dan
menjawab pertanyaan peserta
3. Penutup 3 min 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan/
penyuluhan memperhatikan
2. Melakukan evaluasi sumatif 2. Merespon/ menjawab
dengan mengajukan beberapa
pertanyaan pada peserta
3. Melakukan refleksi perasaan 3. Merespon/ menjawab
peserta
G. Evaluasi
1. Pra Kegiatan
Sebelum dilakukan kegiatan semuanya dipersiapkan dengan matang mulai
dari tempat hingga media.
2. Proses
Kegiatan berlangsung dengan baik dan tepat waktu, peserta antusias dan
mendengarkan dengan baik.
3. Hasil
Dilakukan uji dengan penggunakan Pre test dan Post test.
KONSEP TEORI
ANEMIA PADA REMAJA
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Hemoglobin adalah salah satu
komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen
dan menghantarkannya keseluruh jaringan tubuh.
Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya.
Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara
lain kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel darah
merah/eritrosit.
B. Patofisiologi Anemia
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi
(feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya
kapasitas pengikatan zat besi. Tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat
besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang
diubah menjadi darah dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum.
Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb.
Gejala anemia defisiensi besi dibagi menjadi dua, yaitu tanda dan gejala anemia
defisiensi besi tidak khas serta tanda dan gejala anemia defisiensi besi yang khas.
Tanda dan gejala anemia defisiensi besi tidak khas hampir sama dengan anemia pada
umumnya yaitu cepat lelah atau kelelahan karena simpanan oksigen dalam jaringan
otot kurang sehingga metabolisme otot terganggu; nyeri kepala dan pusing
merupakan kompensasi dimana otak kekurangan oksigen karena daya angkut
hemoglobin berkurang; kesulitan bernapas, terkadang sesak napas merupakan gejala,
dimana tubuh memerlukan lebih banyak lagi oksigen.
D. Diagnosis Anemia
Menurut WHO dalam jurnal Kemenkes RI (2018), Penegakkan diagnosis
anemia dilakukan dengan pemeriksaaan aboratorium kadar hemoglobin/Hb
dalam darah. Hal ini sesuai dengan Permeknes Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat. Rematri dan
WUS menderita anemia bila kadar hemoglobin darah menunjukkan nilai
kurang dari 12 g/dL.
Tabel Klasifikasi Anemia menurut Kelompok Umur
Non Anemia (g/dL)
Anemia
Populasi
(g/dL) Ringan Sedang Berat
Anak 6 – 59 bulan 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 < 7.0
Anak 5 – 11 tahun 11.5 11.0 – 11.4 8.0 – 10.9 < 8.0
Anak 12-14 tahun 12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 < 8.0
Perempuan tidak hamil ( ≥ 12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 < 8.0
15 tahun )
Remaja putri 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 < 7.0
Laki-laki ≥ 15 tahun 13 11.0 – 12.9 8.0 – 10.9 < 8.0
Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016
DAFTARA PUSTAKA
Briawan, D. 2014. Anemia Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Jakarta : EGC.
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Program Pencegahan dan Penanggulangan
Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS) Jakarta: Kemenkes
RI.
WHO. 2011. Guideline: Intermittent Iron and Folic Acid Supplementation in
Menstruating Women. Geneva: World Health Organization.
PRE TEST
1. Anemia adalah:
a.Kondisi Wanita yang sering pusing
b.Keadaan medis dimana sel darah merah di bawah nilai normal<12 gr%
post test
1. Anemia adalah:
a.Kondisi Wanita yang sering pusing
b.Keadaan medis dimana sel darah merah di bawah nilai normal<12 gr%