Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG ANEMIA PADA REMAJA

Satuan Acara Penyuluhan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik

Asuhan Kebidanan pada Remaja dan Pranikah Berpusat pada Perempuan Di

Program Studi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Clinical Instructor:

Hj. Ade Markonah, S.ST.

Disusun Oleh:

Muza Baturrohmah

P20624821066

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, karena

ridho dan kehendak-Nya saya dapat menyelesaikan “Satuan Acara Penyuluhan

tentang Anemia pada Remaja”

Shalawat serta salam semoga tetap Allah SWT curah limpahkan kepada

junjungan kita, nabi besar nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita

sebagai umatnya dari zaman penuh kegelapan menuju zaman yang terang

benderang seperti saat ini.

Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik Asuhan

Kebidanan pada Remaja dan Pranikah Berpusat pada Perempuan. Dalam

penyusunan laporan ini tentulah tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang telah

saya hadapi, namun berkat dukungan dan dorongan serta semangat dari orang-

orang terdekat, sehingga saya mampu menyelesaikannya dengan tepat waktu.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Hj. Ani Radiati, S. Pd, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Tasikmalaya

2. Nunung Mulyani, APP, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Tasikmalaya

3. Dr. Meti Widya Lestari, SST, M. Keb selaku Ketua Program Studi

Profesi Bidan Tasikmalaya

4. Hj. Ade Markonah, S.ST. selaku clinical instructor di Puskesmas

Watubelah.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena

terbatasnya pengetahuan kami. Kami berharap semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi saya dan juga pembaca

sekalian.

Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin

Cirebon, September 2021

Penulis

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG ANEMIA PADA

REMAJA
Pokok Bahasan : Anemia pada Remaja

Sasaran : Remaja Putri SMP An-Nashr

Hari/Tanggal : Rabu, 22 September 2021

Waktu : 14.00 – 14.15 (15 menit)

Tempat : Puskesmas Watubelah

Nama Penyuluh : Muza Baturrohmah

A. Tujuan Penyuluhan

1. Secara umum

Setelah menerima pendidikan kesehatan remaja putri di SMP An-Nashr

dapat memahami, mengetahui tentang anemia pada remaja putri dan dapat di

aplikasikan pada kehidupan sehari-hari.

2. Secara khusus

Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 15 menit remaja putri di

SMP An-Nashr mampu:

a. Menjelaskan pengertian anemia menurut bahasanya sendiri.

b. Menyebutkan minimal 4 faktor yang dapat menyebabkan anemia.

c. Menyebutkan minimal 4 tanda dan gejala anemia.

d. Menyebutkan minimal 2 dampak anemia bagi remaja.

e. Menyebutkan minimal 3 faktor yang mempengaruhi kadar hb remaja putri.

f. Menyebutkan minimal 2 cara mencegah anemia.

g. Menyebutkan minimal 4 dalam hal mengkonsumsi tablet tambah darah.

h. Menyebutkan minimal 3 pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif.


B. Materi (terlampir)

1. Menjelaskan pengertian anemia.

2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab anemia.

3. Menjelaakan tanda dan gejala anemia.

4. Menjelaskan dampak anemia bagi remaja.

5. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kadar hb remaja putri.

6. Menjelaskan cara mencegah anemia.

7. Menjelaskan yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet tambah

darah.

8. Menjelaskan pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif.

C. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Diskusi/Tanya Jawab

D. Media

Poster

E. Setting Tempat Penyuluhan

Keterangan : = penyuluh

= peserta
= Media

Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media


Kegiatan
1. Pembukaan 1 menit 1. Membuka/memulai kegiatan Menjawab -
dengan mengucapkan salam. salam,
2. Memperkenalakan diri. mendeng
3. Menjelaskan maksud dan tujuan arkan dan
pendidikan kesehatan. memeper
4. Kontrak waktu. hatikan
2. Penyajian 10 1. Menjelaskan pengertian anemia. Mendengar Poster
Menit 2. Menjelaskan faktor- faktor yang kan dan
menyebabkan anemia. memper
3. Menjelaakan tanda dan gejala hatikan
anemia.
4. Menjelaskan dampak anemia bagi
remaja.
5. Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi kadar hb remaja
putri.
6. Menjelaskan cara
mencegah anemia.
7. Menjelaskan yang perlu
diperhatikan dalam
mengkonsumsi tablet
tambah darah.
8. Menjelaskan pengaruh
Anemia terhadap
kemampuan kognitif.
3. Evaluasi 3 menit 1. Tanya jawab Bertanya dan -
2. Menanyakan kembali menjaw
ab
pertany
aan
4. Penutup 1 menit 1. Kesan pesan Mengulang -
2. Salam penutup pokok-pokok
materi dan
menjawab
salam
penutup

F. LAMPIRAN

1. Materi penyuluhan.

2. Poster.

Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Anemia

Anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga

kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup ditandai dengan gambaran sel
darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh)

transferin menurun, mampu ikat besi total (TIBC) meninggi dan cadangan besi

dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama

sekali.

Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah

merah dalam sirkulasi, dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah

merah, peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau

mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan.

Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau

jumlah eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal. Anemia

didefinisikan sebagai keadaan di mana level Hb rendah karena kondisi

patologis. Anemia adalah suatu penyakit di mana kadar hemoglobin (Hb)

dalam darah kurang dari normal.

B. Faktor Penyebab Anemia

1. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis.

2. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan

remaja, kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan yang

sangat cepat disertai dengan penambahan volume darah yang banyak, tentu

akan meningkatkan kebutuhan besi.

3. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi di

negara yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang

dan latar belakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan mereka


sangat terbatas mengenai diet/ asupan yang banyak mengandung zat besi.

4. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,

dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat

besi tidak terpenuhi.

5. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan

makanan. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang

diekskresi, khusunya melalui feses (tinja).

Menurut Handayani dan Haribowo (2018), pada dasarnya gejala anemia

timbul karena dua hal berikut ini:

1. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat

dibawa oleh darah kejaringan.

2. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.

C. Tanda dan gejala anemia

Ada beberapa gejala umumnya antara lain ; 5 L (lemah, letih,lesu, lelah,

lalai), warna kulit yang pucat, mata berkunang - kunang, peka terhadap

cahaya, pusing, nafas pendek, lidah kotor, kuku sendok, selera makan turun,

sakit kepala (biasanya bagian frontal). Defisiensi zat besi mengganggu

proliferasi dan pertumbuhan sel, yang utama adalah sel dari sum-sum tulang,

setelah itu sel dari saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan gejala anemia

defisiensi besi terlokalisasi pada sistem organ ini:

1. Atropi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena

papil lidah menghilang.


2. Stomatitis angularis (cheilosis); adanya peradangan pada sudut mulut

sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.

3. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklhloridia.

4. Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson); kesulitan dalam menelan,

pada defisiensi zat besi jangka panjang.

5. Koilonikia (kuku berbentuk sendok); karena pertumbuhan lambat dari

lapisan kuku.

6. Koilonychia; kuku sendok (spoon nail ), karena pertumbuhan lambat dari

lapisan kuku, kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical danmenjadi

cekung sehingga mirip seperti sendok.

7. Menoragia; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.

8. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.

D. Dampak Anemia bagi Remaja

1. Dapat menurunkan semangat, konsentrasi dan prestasi belajar.

2. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.

3. Menurunkan kemampuan fisik dan kebugaran.

4. Mengakibatkan muka pucat.

5. Rentan terkena infeksi karena kekebalan tubuh yang kurang.

6. Menurunkan fungsi dan daya tahan turun.

E. Faktor yang mempengaruhi kadar hb remaja putri

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Hb turun pada remaja :


1. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi.

2. Kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi.

3. Penyakit yang kronis, misalnya TBC, Hepatitis, dsb.

4. Pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba teratur menjadi

kurang teratur, misalnya sering terlambat makan atau kurang tidur.

5. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan.

F. Pencegahan Anemia

1. Meningkatkan konsumsi makanan sehari-hari yang banyak mengandung

zat besi. Bahan makanan nabati seperti : bayam, daun pepaya, daun katuk,

tempe, tahu, jambu, jeruk, tomat dan bahan makanan hewani seperti :

daging, ikan, telur.

2. Mengobati penyakit yang dapat menyertai anemia, misalnya : malaria, TBC,

cacingan.

3. Minum suplementasi zat besi misalnya : tablet tambah darah (Fe).

G. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah

1. Minumlah tamblet tambah darah (Fe) dengan air putih, jangan minum TTD

dengan teh, susu, ataupun kopi karean dapat menurunkan penyerapan zat

besi dalam tubuh sehingga manfaatnya berkurang.

2. Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan draah tinggi ataupun

kebanyakan darah.
3. Jangan merasa takut jika terjadi gejala-gejala ringan seperti perut terasa

tidak enak, mual-mual, susah air besar, tinja berwarna hitam . Hal ini seperti

itu tidak berbahaya.

4. Agar tidak terjadi gejala sampingan, minumlah tablet tambah darah setelah

makan malam (menjelang tidur).

5. Akan lebih baik jika setelah minum tablet tambah darah disertai dengan

makan buah yang mengandung vitamin C.

6. Simpan tablet tambah darah di tempat yang kering dan terhindar dari

sinarmatahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan setelah

dibuka sebaiknya bungkusnya ditutup kembali dengan rapat.

7. Tablet tambah darah yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum.

H. Pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif

Kognitif dalam konteks ilmu psikologi didefinisikan secara luas

mengenai kemampuan berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang

mengakibatkan seseorang memperoleh pengertian. Kemampuan

berkonsentrasi terhadap suatu rangsang dari luar, memecahkan masalah,

mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu kejadian yang

telah lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri.

Fungsi kognitif antara lain:

1. Taraf inteligensia yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah

dan berbagai bidang kehidupan antara lain pergaulan sosial, teknis,

perdagangan, pengaturan rumah tangga.


2. Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misal

matematika, bahasa asing.

3. Organisasi kognitif menunjukkan materi yang sudah dipelajari, disimpan

dalam ingatan secara sistematis atau tidak.

4. Kemampuan berbahasa.

5. Daya fantasi, mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif, dan

sosial.

6. Gaya belajar.

7. Teknik atau cara belajar secara efisien dan efektif.

8. Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya berlangsung demi

meningkatkan makna kehidupan manusia. Bukti penelitian menyokong

bahwa besi memegang peranan penting dalam perkembangan sistem saraf

pusat. Bila terjadi deplesi besi selama proses perkembangan susunan saraf

terutama pada masa bayi akan mengakibatkan gangguan kognitif yaitu

kontrol motorik, memori, dan perhatian, rendahnya prestasi sekolah,

meningkatnya problem tingkah laku dan disiplin.

Lampiran 2

Poster Edukasi Anemia


DAFTAR PUSTAKA

1. Adriani, M., & Wirjatmadi, B. 2018. Peran Gizi Dalam Status

Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

2. Bakta, I.M. 2017. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC.

3. Almatsier, S. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.

4. Briawan, D. 2017. Anemia Pada Remaja Putri. Jakarta: ECG.

5. Fatmah. 2018. Gizi Untuk Anemia Pada Remaja. Bandung: Lubuk Agung.

Anda mungkin juga menyukai