Oleh :
Mengetahui
Pembimbing Institusi I
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, kelompok REMAJA
mampu mengetahui pentingnya pengetahuan Anemia pada remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan kelompok
REMAJA mampu :
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
2. Sound
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan
1. Memulai penyuluhan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Apersepsi : 3. Menjawab
- Menanyakan tentang
definisi Anemia pada
remaja
- Menanyakan gejala
Anemia
- Menanyakan faktor
resiko Anemia pada
remaja
- Menanyakan
penatalaksanaan
Anemia pada remaja
2. 15 Menit Pelaksanaan
1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Menyimak
Anemia pada kehamilan
2. Faktor resiko anemia pada 2. Menyimak
kehamilan
3. Penatalaksanaan Anemia pada 3. Menyimak
kehamilan
4. Memberikan kesempatan untuk 4. Aktif bertanya
bertanya
5. Menjawab pertanyaan peserta 5. Mendengarkan
3. 5 Menit Penutup
1. Menyimpulkan materi yang 1. Menjelaskan
disampaikan oleh penyuluh
2. Memberikan leaflet 2. Menerima
3. Mengevaluasi peserta atas 3. Menjelaskan
penjelasan yang disampaikan
dan penyuluh menanyakan
kembali mengenai materi
penyuluhan
4. Salam penutup 4. Menjawab salam
G. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : 1. Dya Sustrami, S.Kep.,Ns.,M.Kes
2. Dhian Satya R, S.Kep.,Ns.,M.Kep
3. Ns. Sukma Ayu C.K., M.Kep., Sp.Kep.J
4. Lela Nurlela, S.Kep.,M.Kes
5. Penyaji :1. Hindayatus S
2. Brahmayda W
3. Moderator : Nadya Wahyu
4. Observer : Yosep Yudi C
5. Notullen : Agung Prasetia A
6. Fasilitator : Hardilani Pritasari
H. Job Description
1. Penyaji
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan Anemi pada
Remaja
b. Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa
memahami hal-hal tentang isi, makna, dan maksud dari
penyuluhan
2. Moderator
a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara
b. Membuka dan menutup acara
c. Mengatur waktu penyajian sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
a. Membantu kelancaran acara penyuluhan
b. Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji
c. Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan
4. Observer dan notulen
a. Mengamati jalannya acara penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan peserta
c. Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal
hingga akhir
5. SETTING TEMPAT
Keterangan:
: Observer : Audience
: Fasilitator : Pemateri
MATERI PENYULUHAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
dibawah normal akibat kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial yang
diperlukan dalam pembentukan serta produksi sel-sel darah merah tersebut.
Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling sering terjadi. Menurut
WHO, ambang batas kadar hemoglobin normal pada wanita usia 11 tahun keatas
adalah 12 gr/dl.
Anemia adalah penyebab kedua terkemuka didunia dari kecacatan dan dengan
demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius global (WHO,
2014).
B. Gejala Anemia
Gejala umum anemia menurut Wulandari (2015) berupa :
1. Badan lemah
2. Lesu
3. Cepat lelah
4. Mata berkunang- kunang
5. Telinga berdenging
C. Dampak
1. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
2. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak
mencapai optimal.
3. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
4. Mengakibatkan muka pucat.
D. Faktor Resiko Anemia pada Kehamilan
Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah
2011):
Politik yang tidak stabil akan berdampak pula terhadap status gizi
2. Konsumsi Gizi
kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi
serta mengetahui faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi. Secara prinsip,
cara konsumsi yang baik adalah hal yang mudah. Caranya memilih makanan
yang mengandung zat gizi esensial, serta, dan energi tanpa kelebihan lemak,
gula, dan garam (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI,
2007:114). Terdapat dalam semua jenis sayuran misalnya sayuran hijau, kacang-
besi heme hampir semua terdapat dalam makanan hewani antara lain daging,
3. Kebiasaan Makan
secara otomatis dan tidak direncanakan. Karena kebiasaan pada umumnya sudah
yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terus terjadi pada usia
remaja. Mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan berbagai zat
gizi dan dampak tidak dipenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap
banyak besi dan wanita membutuhkan lebih banyak lagi untuk mengganti zat
tentang makanan jajanan yang sebaiknya dibeli di sekolah. Dalam satu segi jajan
mempunyai aspek positif dan dalam segi lainnya jajan juga bisa bermakna
negatif.
pengetahuan pada umumnya dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat
terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya,
ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan individu untuk bertindak
Akses terhadap makanan dalam hal uang atau barang penukar merupakan
2007). Tingkat pendidikan juga masuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan
beli makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).
6. Penyakit Infeksi
Atas (ISPA), diare serta kehilangan darah karena infeksi parasit (malaria dan
melalui udara, utamanya pada udara tertutup seperti dalam rumah yang pengap
dan lembab. Secara sistemik penderita TBC akan mengalami demam yang
berlangsung pada waktu sore dan malam hari, disertai keringat dingin dan
berlangsung terus menerus selama tiga minggu atau lebih disertai dahak dan atau
7. Aktivitas Fisik
Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas tubuh meningkat
sehingga kebutuhan zat gizinya juga meningkat. Kebutuhan energi yang tinggi
aktivitas fisik, remaja yang kurang aktif dapat menjadi kelebihan BB atau
mungkin obesitas, walaupun asupan energy lebih rendah dari kebutuhan energy
mineral yang lebih tinggi, ini bisa tercapai dengan mengkonsumsi diet gizi
seimbang. Suplemen vitamin dan mineral tidak diperlukan kecuali suplemen zat
8. Pola Menstruasi
Pada wanita, terjadi kehilangan darah secara alamiah setiap bulan. Jika darah
yang keluar selama menstruasi sangat banyak maka akan terjadi anemia
defisiensi besi. Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam dinding rahim
menarche dimulai saat pubertas kira-kira umur 9 tahun dan paling lambat 16
tahun, berhenti waktu hamil atau menyusui dan berakhir saat menopause. Rata-
rata menstruasi berlangsung 4-5 hari. Namun ada juga yang mengalami hanya 3
cukup luas bagi beberapa wanita dan pada wanita yang sama. Siklus menstruasi
yang normal berkisar antara 21-40 hari, dan siklus menstruasi disebut tidak
normal jika kurang dari 21 hari atau lebih dari 40 hari (Elizabeth J. Corwin,
2000).
9. Layanan Kesehatan
terlayani dengan baik dalam program kesehatan anak tradisional ataupun dalam
bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama sumber
pangan hewani yang kaya zat besi (besi heme) dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan AKG. Selain itu juga perlu meningkatkan sumber pangan
nabati yang kaya zat besi (besi non-heme), walaupun penyerapannya lebih
rendah dibanding dengan hewani. Makanan yang kaya sumber zat besi dari
hewani contohnya hati, ikan, daging dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu
dihambat oleh zat lain, seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat.
Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih zat gizi
Penambahan zat gizi dilakukan pada industri pangan, untuk itu disarankan
Indonesia antara lain tepung terigu, beras, minyak goreng, mentega, dan beberapa
snack. Zat besi dan vitamin mineral lain juga dapat ditambahkan dalam makanan
yang disajikan di rumah tangga dengan bubuk tabur gizi atau dikenal juga
Pada keadaan dimana zat besi dari makanan tidak mencukupi kebutuhan
terhadap zat besi, perlu didapat dari suplementasi zat besi. Pemberian
suplementasi zat besi secara rutin selama jangka waktu tertentu bertujuan
untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan perlu dilanjutkan untuk
Darah (TTD) pada rematri dan WUS merupakan salah satu upaya
dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia dan meningkatkan cadangan
D. P. Kirana and A. Kartini, “Hubungan Asupan Zat Gizi dan Pola Menstruasi
dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA N 2 Semarang,” Artik.
Penelit., p. 21, 2015.
D. Suryani, R. Hafiani, and R. Junita, “Analisis Pola Makan Dan Anemia Gizi
Besi Pada Remaja Putri Kota Bengkulu,” J. Kesehat. Masy. Andalas, vol.
10, no. 1, p. 11, 2017.