Anda di halaman 1dari 9

SATUAN CARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN TENTANG EDUKASI GIZI DENGAN BOOKLET “REMAJA SEHAT TANPA


ANEMIA” DI SMPN 2 KOTO GUNUNG

A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang terjadi di negara berkembang
dan negara maju, yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan pembangunan sosial ekonomi.
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai
normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Secara umum, penyebab utama
terjadinya anemia adalah defisiensi besi sehingga defisiensi zat besi dan anemia sering diartikan
sama. Diasumsikan 50% kasus anemia adalah defisiensi zat besi, tetapi proporsi tersebut dapat
bervariasi antar populasi dan wilayah tergantung kondisi daerah. Remaja putri adalah kelompok
populasi yang rawan terhadap defisiensi gizi khususnya defisiensi zat besi. Pada saat remaja putri
sedang dalam masa pertumbuhan puncak (peak growth) dibutuhkan zat besi yang lebih tinggi yaitu
kebutuhan basal tubuh dan pertumbuhan itu sendiri. Satu tahun setelah peak growth, remaja putri
biasanya akan mengalami haid pertama (menarche). Kebutuhan zat besi yang tinggi pada saat peak
growth akan menetap karena selanjutnya diperlukan untuk menggantikan zat besi yang hilang pada
saat menstruasi.

Anemia gizi besi dikalangan remaja jika tidak tertangani dengan baik akan berlanjut hingga
dewasa. Anemia pada remaja dapat meyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik, gangguan
perilaku serta emosional. Hal ini dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan sel
otak sehingga dapat menimbulkan daya tahan tubuh menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi
belajar terganggu, prestasi belajar menurun serta dapat menurunkan produktivitas.

Sebagai efek jangka panjang dari anemia, remaja putri sebagai calon ibu yang akan
melahirkan generasi penerus bangsa dikhawatirkan akan memberi kontribusi besar terhadap angka
kematian ibu, bayi lahir prematur, dan bayi dengan berat lahir rendah. Sebuah provinsi terdiri dari
daerah perkotaan (urban) dan daerah pedesaan (rural). Remaja yang tinggal di kedua wilayah
tersebut tentunya memiliki karakter yang berbeda. Terkait dengan akses informasi, remaja urban
lebih cepat melakukan akses terhadap informasi dibanding remaja yang tinggal di wilayah rural.
Wilayah perkotaan dan pedesaan berpengaruh terhadap suatu masalah gizi melalui mekanisme yang
berhubungan dengan ketersediaan fasilitas kesehatan maupun ketersediaan makanan. Sebuah
penelitian menunjukkan sebanyak 27,1% remaja yang berdomisili di pedesaan menderita anemia gizi
besi, sedangkan remaja di perkotaan sebesar 22,6%.

Pernyataan di atas melatar belakangi perlunya penyuluhan gizi tentang anemia pada remaja
putri untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia. Penyuluhan gizi diberikan pada
siswi SMP dengan harapan agar sedini mungkin remaja putri mengetahui tentang anemia karena
pada usia 13-15 tahun merupakan usia awal remaja putri masuk dalam usia rawan defisiensi Fe
(terjadi menstruasi pertama). Media pendidikan yang dipilih dalam penelitian ini adalah media
booklet dimana bertujuan untuk tetap mempertahankan minat baca siswi SMP selain itu booklet
disertai dengan gambar dan pemilihan warna yang menarik sehingga dapat mempermudah dalam
penyampaian informasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan penyuluhan tentang edukasi gizi dengan booklet “Remaja Sehat Tanpa Anemia”
terhadap pengetahuan tentang anemia pada siswi di SMP N 2 Koto Gunung.
2. Tujuan khusus (SMART)
1. Memberikan penyuluhan tentang edukasi gizi dengan booklet “Remaja Sehat Tanpa
Anemia”
2. Menjelaskan definisi anemia
3. Menjelaskan penyebab anemia
4. Menjelaskan tanda dan gejala anemia
5. Menjelaskan pengobatan anemia
6. Menjelaskan pemeriksaan anemia
C. Masalah Keperawatan
Masalah yang terjadi pada remaja terhadap anemia kurang nya asupan gizi yang baik
sehingga bisa menyebabkan anemia.
D. Rencana Kegiatan
1. Topik : Remaja Sehat Tanpa Anemia
2. Sasaran : siswa SMPN 2 koto gunung
3. Waktu : Senin, 6 Maret 2023
4. Tempat : SMPN 2 Koto Gunung
E. Materi
1. Pengertian
2. Tanda dan gejala
3. Penyebab
4. Pengobatan
5. Pemeriksaan anemia
F. Media dan Alat
Media yang digunakan leaflat dan ppt
G. Metode
Metode yang digunakan menggunakan ceramah, Tanya jawab, dan demonstrasi.
H. Kegiatan
No Tahap Kegiatan dan Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Waktu
1 Pembukaan o Memberi salam  Menjawab salam
(fase orientasi ) kepada  Memperhatikan dan
Waktu : 5 menit masyarakat menyimak apa yang
o Memperkenalkan dikatakan penyuluh
diri dan kontrak
waktu
 Menjelaskan
tujuan, manfaat
materi yang akan
disampaikan
2 Inti Menjelaskan  menyimak dengan
1. Pengertian seksama atas
2. Tanda dan gejala pemaparan materi yang
3. Penyebab dilakukan oleh
4. Pengobatan penyuluh
5. Pemeriksaan
anemia
3 Penutup  Mengevaluasi  Menjawab pertanyaan
pengetahuan tentang yang diberikan oleh
materi yang sudah penyuluh
dijelaskan dengan  Mendegarkan dengan
memberikan seksama
pertanyaan Menjawab salam
 Menyimpulkan
materi yang telah
dijelaskan kepada
audience
 Menutup pertemuan
dan memberi salam

I. Struktur organisasi
Ketua pelaksana : Zelin Putri Agustin
 Moderator : melati
 Fasilitator : SMPN 2 koto Gunung
 Penyaji : Shafa
 Notulis : nadila safira
 Dokumentasi: neora agustin

J. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
 Kontrak waktu dengan masyarakat telah dilakukan sebelum waktu penyuluhan
dimulai,dimana dimulai pada jam 10.00 WIB
 Audience diberikan kertas absensi yang dimana mereka mengisinya 15 menit sebelum
acara dimulai
 Tempat dan peralatan sesuai dengan yang sudah di rencanakan sebelumnya yaitu di
ruangan yang telah disediakan dengan media penyuluhan yaitu (Laptop & leaflet)
yang sudah ada.

b. Evaluasi proses
 Penyuluhan berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan dari luar maupun dalam
 Sebelum melakukan penyuluhan penyaji terlebih dahulu memperkenalkan dirinya
kepada audiance yang dimana mereka begitu antusias juga.
 Penyaji terlebih dahulu menanyakan kepada audience apakah apakah bapak/ibu tau
tentang pentingnya mengathui anemia dalam kehidupan sehari-hari
 Pada sesi tanya jawab penyaji menanyakan beberapa pertanyaan kepada audience
untuk mengetahui apakah mereka sudah mengerti atas apa yang dijelaskan tadi dan
dengan bagusnya beberapa audience menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
penyaji tadi.

Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya edukasi tentang anemia
diharapkan 60 % sasaran penyuluhan mampu :
1. Menjelaskan Kembali peengertian anemia
2. Menyebutkan dan menjelaskkan Kembali tatanan anemia
3. Menyebutkan dan menjelaskan Kembali 50 % indicator anemia di tingkat
remaja
4. Menjelaskan Kembali remaja dalam menjegah terjadinya anemia

K. Lampiran Materi
TINJAUAN MATERI

A. definisi anemia
Anemia adalah menurunnya massa eritrosit yang menyebabkan ketidakmampuannya
untuk memenuhi kebutuhan oksigen ke jaringanperifer. Secara klinis, anemia dapat
diukur dengan penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit, namun
yang paling sering digunakan adalah pengujian kadar hemoglobin (Bakta, 2015).
Anemia atau kekurangan sel darah merah yaitu suatu kondisi dimana jumlah sel darah
merah atau hemoglobin (protein yang membawa oksigen) dalam sel darah merah berada
di bawah normal.Sel darah merah itu sendiri mengandung hemoglobin yang berperan
untuk mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkan ke seluruh bagian tubuh.
(Hasdianah & Suprapto, 2016).
B. penyebab anemia
Menurut (Hasdianah & Suprapto, 2016) Penyebab umum dari anemia antara lain :
kekurangan zat besi, pendarahan, genetik, kekurangan asam folat, gangguan sumsum
tulang. Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :
a Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun,
talasemia.
b Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan
nutrisi.
c Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohnya akibat perdarahan akut, perdarahan
kronis, menstruasi, trauma Penyebab anemia dapat di bagi menjadi dua yaitu penyebab
secara langsung maupun tidak langsung :
1. Penyebab secara langsung Penyebab langsung ini merupakan faktor-faktor yang
langsung mempengaruhi kadar hemoglobin pada seseorang meliputi :
a. Menstruasi pada remaja putri Menstruasi yang dialami oleh remaja putri
setiapbulannya merupakan sala satu penyebab dari anemia. Keluarnya darah dari
tubuh remaja pada saat menstruasi mengakibatkan hemoglobin yang terkandung
dalam sel darah merah juga ikut terbuang, sehingga cadangan zat besi dalam
tubuh juga akan berkurang dan itu akan menyebabkan terjadinya anemia (Dodik,
2014).
b. Intake makanan yang tidak cukup bagi tubuh. Faktor ini berkaitan dengan asupan
makanan yang masuk ke dalam tubuh.Seperti anemia defiensi besi yaitu
kekurangan asupan besi pada saat makan atau kehilangan darah secara lambat atau
kronis.Zat besi adalah komponen esensial hemoglobin yang menutupi sebagaian
besar sel darah merah.Tidak cukupnya suplai zat besi dalam tubuh yang
mengakibatkan hemoglobinnya menurun. Kekurangan asam folat dalam tubuh
dapat ditandai dengan adanya peningkatan ukuran eritrosit yang disebabkan oleh
abnormalitas pada proses hematopoeisis (Hasdianah & Suprapto, 2016)
c. Gaya hidup seperti sarapan pagi. Sarapan pagi sangatlah penting bagi seorang
remaja karena dengan sarapan tenaga dan pola berfikir seorang remaja menjadi
tidak terganggu.Ketidak seimbangan antara gizi dan aktifitas yang dilakukan.
Remaja dengan status gizi yang baik bila beraktifitas berat tidak akan ada keluhan,
dan bila status gizi seorang remaja itu kurang dan selalu melakukan aktifitas berat
maka akan menyebabkan seorang remaja itu lemah, pucat, pusing kepala, karena
asupan gizi yang di makan tidak seimbang dengan aktifitasnya (Yuni & Erlina,
2015).
d. Infeksi dan parasit Infeksi dan parasit yang berkontribusi dalam peningkatan
anemia adalah malaria, infeksi HIV, dan infeksi cacing.Di daerah tropis, infeksi
parasit terutama cacing tambang dapat menyebabkan kehilangan darah yang
banyak, karena cacing tambang menghisap darah.Defisiensi zat gizi spesifik
seperti vitamin A, B6, B12, riboflavin dan asam folat, penyakit infeksi umum dan
kronis termasuk HIV/AIDS juga dapat menyebabkan anemia.Malaria khususnya
Plasmodium falciparum juga dapat menyebabkan pecahnya sel darah merah.
Cacing seperti jenis Trichuris trichiura dan Schistosoma haematobium dapat
menyebabkan kehilangan darah (Nestel,2012).
2. Penyebab tidak langsung Penyebab tidak langsung ini merupakan faktor-faktor
yang tidak langsung mempengaruhi kadar hemoglobin pada seseorangmeliputi :
a. Tingkat pengetahuan Pengetahuan membuat pemahaman seseorang tentang
penyakit anemia beserta penyebab dan pencegahannya menjadi semakin baik.
Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik akan berupaya mencegah
terjadinya anemia seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat
besi guna menjaga kadar hemoglobin dalam kondisi normal.
b. Sosial ekonomi Sosial ekonomi berkaitan dengan kemampuan suatu keluarga
dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Keluarga dengan tingkat ekonomi tinggi akan mudah memberikan
pemenuhan kebutuhan asupan makanan bagi keluarganya dengan makanan yang
memenuhi gizi seimbang, namun hal berbeda jika permasalahan tersebut dialami
oleh keluarga dengan ekonomi rendah, sehingga seringkali jumlah makanan yang
dipentingkan sementara kualitas dengan pemenuhan kebutuhan gizi seimbang
kurang mendapat perhatian
C. tanda dan gejala anemia
Gejala anemia yang paling umum adalah tubuh cepat merasa lelah dan terlihat
pucat serta sering mengeluh kedinginan. Beberapa gejala lainnya yang mungkin terjadi,
antara lain:

 Selalu merasa mudah marah.


 Sakit kepala.
 Mengalami masalah sulit berkonsentrasi atau berpikir.
 Sembelit.
Selanjutnya, akan muncul kondisi seperti berikut ini apabila penyakit berkembang
semakin parah:

 Warna biru hingga putih pada mata.


 Kuku menjadi rapuh.
 Muncul keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan
makanan (kondisi ini disebut juga “pica”).
 Pusing ketika berdiri.
 Warna kulit pucat.
 Sesak napas.
 Lidah terasa sakit.
D. pengobatan anemia
Pengobatan berfokus pada penyebab yang mendasari terjadinya penyakit ini.
Masalah kesehatan ini sering kali terjadi karena tidak tercukupinya jumlah zat besi,
vitamin B12, dan folat. Jadi, sebagian besar cara penangannya berfokus pada konsumsi
suplemen. Meski begitu, pada beberapa kondisi, pengidap mungkin membutuhkan injeksi
B12 karena tidak mampu diserap dengan baik dari saluran pencernaan. 

Sementara itu, beberapa pilihan pengobatan lainnya adalah:

 Transfusi darah
 Pemberian obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh.
 Pemberian obat dengan tujuan untuk memperbanyak sel darah dalam tubuh,
seperti suntikan eritropoietin.

E. pemeriksaan anemia
Pengecekan anemia dapat dilakukan dengan memeriksa kadar hemoglobin merupakan hal
yang sering dilakukan oleh setiap laboratorium. Pemeriksaan hemoglobin dapat dilakukan
melalui beberapa metode menggunakan metode sahli, cyanmetglobin, hematologi
analyzer.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai