OLEH :
NATASYA WULANDARI
1814201210
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan
arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
Indonesia.
2. Bapak Dr. rer. nat. Ikhwan Resmala Sudji, S.Si, M.Si, selaku Dekan Fakultas
3. Ibu Ns. Ida Suryati, M.Kep, selaku Ketua Prodi Pendidikan Ners Universitas
Perintis Indonesia.
4. Ibu Ns. Endra Amalia, M.Kep, selaku pembimbing I yang telah meluangkan
5. Ibu Ns. Yessi Andriani, M.Kep Sp Mat, selaku pembimbing II yang telah
i
6. Dosen dan staff pengajar Program Studi Pendidikan Ners Universitas Perintis
Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan bekal ilmu serta dukungan
7. Pihak sekolah MAN 1 Kota Bukittinggi dan semua pihak yang telah
8. Untuk yang tersayang kedua orang tua saya serta abang dan kakak saya yang
keluarga besar saya tercinta dan tersayang yang selalu memberikan dukungan
baik moril maupun secara materil serta do’a dan kasih sayang yang tak
9. Teman-teman seperjuangan yang sangat saya sayangi yang selalu ada dan
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari
rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
iii
2.2.4 Pencegahan Keputihan .........................................................................19
2.3 Pengetahuan ...................................................................................................21
2.3.1 Definisi Pengetahuan ............................................................................21
2.3.2 Tingkat Pengetahuan ............................................................................22
2.3.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan ........................................................23
2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ...............................24
2.3.5 Dasar-Dasar Pengetahuan .....................................................................25
2.4 Sikap ...............................................................................................................27
2.4.1 Definisi Sikap........................................................................................27
2.4.2 Struktur Sikap .......................................................................................27
2.4.3 Klasifikasi Sikap....................................................................................28
2.4.4 Karakterisitk Sikap ...............................................................................29
2.5 Motivasi .........................................................................................................30
2.5.1 Definisi Motivasi ..................................................................................30
2.5.2 Ciri-Ciri Motivasi..................................................................................30
2.5.3 Macam-Macam Motivasi ......................................................................31
2.6 Penelitian Terkait ...........................................................................................31
2.7 Kerangka Teori ..............................................................................................33
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS........................................34
3.1 Kerangka Konsep............................................................................................34
3.2 Definisi Operasional ......................................................................................35
3.3 Hipotesis..........................................................................................................36
BAB IV METODELOGI PENELITIAN ..........................................................38
4.1 Desain Penelitian ............................................................................................38
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................38
4.3 Populasi dan Sampel ......................................................................................39
4.4 Instrumen Penelitian ......................................................................................42
4.5 Prosedur Penelitian ........................................................................................43
4.6 Pengelolaan dan Analisa Data ........................................................................45
4.7 Etika Penelitian ..............................................................................................49
iv
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................51
5.1 Hasil Penelitian ..............................................................................................51
5.2 Pembahasan.....................................................................................................56
BAB VI PENUTUP..............................................................................................71
6.1 Kesimpulan.....................................................................................................71
6.2 Saran ...............................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR SKEMA
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2. Informed Concent
Lampiran 3. Kisi-Kisi Kuesioner
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Lampiran 5. Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 6. Analisa Data
Lampiran 7. Surat Layak Etik
Lampiran 8. Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian
Lampiran 10. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 11. Lembar Konsultasi
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menuju dewasa. Proses
berhubungan erat dengan perubahan aspek fisik dan psikis. Salah satunya
adalah perubahan aspek fisik yang ditandai dengan perubahan cepat pada
Usia remaja menurut WHO terbagi menjadi tiga, yaitu remaja awal, remaja
pertengahan, dan remaja akhir (Pujiningsih & Hadi, 2019). Berdasarkan hasil
data WHO 2010, masalah kesehatan reproduksi pada remaja putri yang buruk
sudah mencapai 33% dari jumlah total penyakit yang diderita oleh perempuan
Keputihan adalah gangguan klinis yang sering dikeluhkan oleh semua wanita.
Remaja putri yang baru memasuki masa pubertas dengan segala bentuk
perubahan pada diri mereka, masalah ini dapat berdampak negatif jika tidak
ditangani sejak dini. Tanda keputihan ini yaitu kondisi vagina saat
dibagi menjadi dua, yaitu keputihan fisiologis dan patologis. Keputihan yang
9
fisiologis terjadi pada kaum wanita yang pertama kali haid, biasanya terjadi di
akhir siklus haid. Keputihan yang patologis adanya infeksi bakteri, jamur, dan
dan berubah warna, bau yang menyengat, jumlahnya yang berlebihan dan
atau peradangan yang terjadi karena mencuci vagina dengan air kotor,
pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam vagina (Sari,
2018).
dipicu karena adanya aktivitas yang terlalu lelah, kelelahan ini ditandai
munculnya hanya diwaktu kondisi tubuh yang sangat lelah. Dampak yang
ditimbulkan dari keputihan yaitu infeksi, organ genetalia pada remaja putri
yang terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim. Infeksi ini bisa
disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus (Pujiningsih & Hadi, 2019).
satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya mengalami keputihan dua kali
atau lebih. Pada tahun 2017 hasil penelitian SDKI menunjukkan bahwa
10
juta jiwa remaja putri indonesia yang berusia 15-24 tahun, 83% pernah
sikap baik (15,4%), sikap cukup (51,3%), dan sikap kurang (33,3%). Hal ini
dorongan dalam dirinya baik disebabkan faktor dalam diri karena kurangnya
11
Setelah seseorang mengetahui tentang keputihan (penyebabnya, akibatnya,
mempunyai keyakinan yang kuat dan mempunyai motivasi kuat pula untuk
MAN 1 Kota Bukittinggi yaitu pada 10 orang siswi. Jawaban dari hasil
12
menjaga kebersihan alat kelamin dan tidak memakai pakaian dalam yang
ketat, jika tidak berkurang dan keputihan terus keluar maka penanganan lebih
1 Kota Bukittinggi”.
13
c. Diketahui distribusi frekuensi motivasi remaja putri tentang
14
1.5 Ruang Lingkup
penelitian ini dilakukan karena adanya kejadian keputihan pada remaja putri
tentang keputihan. Jumlah populasi sebanyak 183 orang dan jumlah sampel
motivasi yang mana di lakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih baik berbeda. Batasan
Hadi, 2019).
Remaja dalam bahasa latin yaitu “adolescere” yang berarti tidak hanya
tumbuh kearah kematangan fisik saja, tapi juga kematangan sosial dan
adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa remaja yaitu antara 10-
manusia, dan sering disebut masa pubertas (Maysaroh & Mariza, 2021).
16
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah proses
1) Remaja awal, yaitu usia 12 sampai 15 tahun. Pada masa ini adalah
fase yang sangat rentan, karena tahapan ini sangat awal. Biasanya,
yang terjadi pada diri mereka. Ketertarikan pada lawan jenis mulai
18 tahun. Masa ini ditandai dengan sikap yang sering kali memuji
3) Remaja akhir, yaitu pada usia 18 sampai 21 tahun. Ciri khas pada
orang lain.
17
2.1.3 Karakteristik Remaja
terhadap berbagai hal sehingga sering ingin mencoba hal yang baru.
primer dan ciri kelamin sekunder. Perubahan fisik yang terjadi pada
fisik ini disebut dengan ciri kelamin primer. Ciri kelamin sekunder
18
pembesaran buah dada, pinggul. Ciri kelamin sekunder pada remaja
pada saat atau sekitar satu periode tertentu dan jika berhasil akan
tugas-tugas berikutnya.
berlainan jenis
19
5) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
kehidupan keluarga
mengacu pada jumlah, besar, serta luas bersifat konkrit yang biasanya
ukuran kuantitatif dari fisik anak seperti tinggi dan berat badan,
20
kemampuan psikologis yang termanifestasi pada organ fisiologis.
organ-organ seks telah tumbuh san sikap, perasaan dan pemikiran telah
berkembang dalam arti telah ada. Ketertarikan dengan lawan jenis maka
pengertiannya.
keputihan, apalagi jika perawatan yang kurang baik akan menjadi faktor
2.2 Keputihan
para wanita. Masalah keputihan ini terjadi pada remaja yang perlu
21
menimbulkan penyakit yang serius jika dibiarkan saja. Keputihan masih
bisa dibilang batas normal selama berwarna bening atau jernih, tidak
berbau, tidak terasa gatal, dan jumlah yang tidak terlalu berlebihan.
Jika cairan berubah menjadi warna kekuningan atau hijau, berbau dan
terasa gatal, maka bisa menjadi keputihan yang tidak normal (Ilmiawati
berwarna bening, ada yang berbau dan tidak dan disertai rasa gatal.
1) Keputihan Fisiologis
22
fisiologis memiliki ciri-ciri yaitu berwarna beningm kadang-kadang
2) Keputihan Patologis
23
Keputihan patologis dilihat dari tanda adanya kelainan reproduksi
a) Kelelahan fisik
24
b) Ketegangan psikis
c) Kebersihan diri
25
pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan merupakan hal yang
dengan sikap yang baik dan tidak baik dalam hal pencegahan keputihan
sikap dan tingkah laku. Seseorang yang memiliki motivasi rendah tidak
26
dapat menimbulkan keputihan. Sedangkan agar motivasinya terbentuk
didalam diri remaja putri ini bisa diperoleh dari seing membaca melalui
media massa dan mendapatkan informasi dari orang tua nya tentang
2013) yaitu:
yaitu:
27
1) Menjaga kebersihan alat kelamin
kuman dari udara kedalam alat kelamin. Jamur, bakteri, dan parasit
28
menyebabkan kuman menginfeksi pengguna handuk tersebut, maka
5) Mengelola stres
2.3 Pengetahuan
29
menekankan pada pengalaman indrawi dan pengamatan atas segala
semata.
1) Tahu/Know
kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
2) Memahami/Komprehension
materi secara benar. Orang yang sudah paham terhadap objek atau
3) Aplikasi/Application
30
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan lain
4) Analisis/Analysis
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
sebagainya.
5) Sintesis/Synthesis
6) Evaluasi/Evaluation
31
Pengetahuan seseorang bisa diketahui dan diinterprestasikan dengan
dkk, 2019).
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
b) Pekerjaan
32
c) Umur
2) Faktor Internal
a) Faktor Lingkungan
b) Sosial Budaya
yang menjadi pengetahuan terdiri dari unsur yang mengetahui dan yang
1) Penalaran
mana yang indah dan mana yang jelek melalui proses penalaran
33
yang merupakan kegiatan berpikir mempunyai karakteristik
tertentu, yaitu:
2) Logika
yaitu:
individual.
bersifat khusus.
34
Sebagaimana yang disebutkan diatas bahwa salah satu faktor yang
2.4 Sikap
respons.
Struktur sikap ada tiga komponen menurut Putri Nicky (2016) yang
1) Komponen Kognitif
yang kontroversial.
35
2) Komponen Afektif
sikap. Rasa senang adalah hal yang positif, sedangkan rasa tidak
3) Komponen Konatif
1) Sikap Sosial
2) Sikap Individu
36
individual, mengingat pendidikan yang dibahas dalam kajian ini
beragam.
sikap itu sendiri, dimana setiap orang belum tentu mempunyai kekuatan
sikap yang sama. Keluasan sikap meliputi beberapa aspek objek sikap
sikapnya.
keputihan.
37
2.5 Motivasi
kekuatan derminan.
38
2.5.3 Macam-Macam Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
rangsangan dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
2. Motivasi Ekstrinsik
responden (51,2%).
39
Hasil penelitian Septinora (2016), responden memiliki sikap baik (15,4%),
sikap cukup (51,3%), dan sikap kurang (33,3%). Hal ini disebabkan oleh
dirinya baik disebabkan faktor dalam diri karena kurangnya pengetahuan atau
40
2.7 Kerangka Teori
ini kerangka teori yang digunakan sebagai dasar penelitian sebagai berikut:
Remaja
Keputihan
Ciri-ciri: Ciri-ciri:
- Berwarna bening - Timbul terus menerus
- Tidak berbau - Berwarna kuning atau hijau
- Jumlahnya sedikit - Berbau
- Tidak ada rasa gatal - Terasa gatal
Widayati (2021) Hasanah (2018)
Widayati (2021)
Meningkatnya Cara
Pencegahan
Pencegahan:
- Menjaga kebersihan alat kelamin
- Menjaga kebersihan pakaian dalam
- Menghindari penggunaan celana ketat
- Tidak bertukar handuk
Septinora (2016)
41
BAB III
Kerangka konsep adalah turunan dari kerangka teori yang telah disusun
membaca berbagai teori yang ada dan kemudian menyusun teorinya sendiri
antara konsep-konsep yang akan diukur dan diamati melalui penelitian yang
akibat dari variabel independen. Variabel dependen yang peneliti ambil yaitu
42
Adapun yang menjadi kerangka konsep pada penelitian ini yaitu faktor-faktor
Kota Bukittinggi tahun 2022 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
terukur dan siap untuk diolah dan dianalisis. Dengan definisi operasional
yang tepat maka batasan ruang lingkup penelitian atau pengertian variabel-
variabel yang akan diteliti menjadi lebih fokus (Masturoh dkk, 2018).
43
No Nama Definisi Cara Alat Skala Hasil
Variabel Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
44
Tabel 3.1 : Definisi Operasional
3.3 Hipotesis
berdasarkan pada teori yang belum dibuktikan dengan data atau fakta.
1 Kota Bukittinggi
45
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana
untuk umum.
46
4.2.2 Waktu Penelitian
4.3.1 Populasi
(Masturoh dkk, 2018). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah
4.3.2 Sampel
sebagai berikut:
N
n=
1+N (d 2 )
Keterangan :
N = Besar Populasi
47
n = Besar Sampel
(Nursalam, 2008)
Jadi jumlah sampel yang diambil :
N
n=
1+N (d 2 )
183
n=
1+183(0,12 )
183
n=
1+183(0, 01 )
183 183
n= =
1+1, 83 2,83 =64 orang
Sampling:
48
Jumlah Siswa masing- masing kelas
n= xJumlah sampel
Seluruh Siswa kelas 10 di MAN 1 Kota Bukittinggi
o
20
x64
1. X IPA 1 20 orang 183 7
27
x64
2. X IPA 2 27 orang 183 10
24
x64
3. X IPA 3 24 orang 183 9
20
x64
4. X IPA 4 20 orang 183 7
16
x64
5. X IPS 1 16 orang 183 5
23
x64
6. X IPS 2 23 orang 183 8
16
x64
7. X IPS 3 16 orang 183 5
20
x64
8. X PK 1 20 orang 183 7
17
x64
9. X PK 2 17 orang 183 6
Jumlah 64
49
penelitian ini sampel harus memiliki kriteria penelitian yang telah
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
50
dalam sebuah sampel. Dan populasi tersebut kemudian dibagi ke
oleh peneliti.
angket atau kuesioner. Metode tes, instrumennya yaitu soal tes, tetapi metode
Instrumen atau alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah angket
51
Prosedur pengumpulan data yang dikumpulkan oleh peneliti diperoleh
melalui metode-metode dan instrumen tertentu (Siyoto & Sodik, 2015). Alat
yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu kuesioner
dengan sumber datanya adalah orang atau responden. Cara pengumpulan data
KESBANGPOL Bukittinggi.
Wakil Kurikulum.
7) Pada tanggal 2 Juli 2022 peneliti meminta surat izin penelitian ke bagian
administrasi kampus.
52
9) Penelitian dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 29 juli dan 1
agustus 2022.
11) Selanjutnya peneliti melakukan cabut lot dengan cara acak sederhana
kelasnya.
Concent).
14) Setelah itu peneliti membagikan kuesioner pada siswi yang telah dipilih.
pengisian kuesioner.
telah diisi oleh siswi dan mengucapkan terima kasih kepada siswi
tersebut.
53
19) Selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan
sistem komputerisasi.
terlebih dahulu. Atau data yang telah dikumpulkan dibaca sekali lagi
2) Coding (Pengkodean)
tanda, symbol kode bagi tiap-tiap data. Dimana data tersebut dapat
54
a) Kuesioner kejadian keputihan jika tidak terjadi keputihan diberi
pengolahan data.
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setuju (TS) diberi
nilai 2, Setuju (S) diberi nilai 3, dan Sangat Setuju (SS) diberi
nilai 4.
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setuju (TS) diberi
nilai 2, Setuju (S) diberi nilai 3, dan Sangat Setuju (SS) diberi
nilai 4.
55
4) Entry (Memasukkan Data)
1) Analisis Univariat
56
Variabel penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:
f
p= x 100 %
n
Keterangan:
p: Nilai Persentase
n: Jumlah Responden
2) Analisis Bivariat
hipotesis bila didalam populasi tersebut terdapat dua atau lebih kelas
aspek etika harus diperhatikan. Penelitian ini akan dilakukan uji layak etik
57
sebelum dilakukan perlakuan kepada responden. Berdasarkan etik penelitian
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau inisialnya saja.
3) Confidentiality (Kerahasiaan)
tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh
orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas
58
seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu,
4) Justice (Keadilan)
Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan ikut
59
BAB V
Dari penelitian yang telah dilakukan pada remaja putri sebanyak 64 orang
Pada Remaja Putri Di MAN 1 Kota Bukittinggi tahun 2022. Penelitian ini
sesuai dengan kondisi remaja putri pada saat itu tanpa pengaruh dan paksaan
60
1) Kejadian Keputihan
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Keputihan Pada Remaja
Putri Di MAN 1 Kota Bukittinggi Tahun 2022
2) Faktor Pengetahuan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Pencegahan Keputihan Di MAN 1 Kota Bukittinggi Tahun 2022
61
3) Faktor Sikap
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Pencegahan
Keputihan Di MAN 1 Kota Bukittinggi Tahun 2022
lebih dari separuh (51,6%) memiliki sikap yang kurang baik di MAN
4) Faktor Motivasi
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Motivasi Remaja Putri Tentang
Pencegahan Keputihan Di MAN 1 Kota Bukittinggi Tahun 2022
62
5.3.2 Analisis Bivariat
Tabel 5.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Keputihan Pada
Remaja Putri Di MAN 1 Kota Bukittinggi Tahun 2022
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 64 remaja putri terdapat 30
2022 dengan OR (Odds Ratio) 12,833 artinya remaja putri yang kurang baik
63
pengetahuannya berpeluang 12,833 kali berisiko untuk mengalami kejadian
Tabel 5.6
Hubungan Sikap Dengan Kejadian Keputihan Pada Remaja
Putri Di MAN 1 Kota Bukittinggi Tahun 2022
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 64 remaja putri terdapat 31
remaja putri yang memiliki sikap baik yang tidak mengalami keputihan
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan sikap dengan Kejadian
64
Tabel 5.7
Hubungan Motivasi Dengan Kejadian Keputihan Pada Remaja
Putri Di MAN 1 Kota Bukittinggi Tahun 2022
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 64 remaja putri terdapat 27
remaja putri yang memiliki motivasi baik yang tidak mengalami keputihan
5.4 Pembahasan
65
1) Distribusi Frekuensi Kejadian Keputihan Pada Remaja Putri Di
yang tidak sehat sehingga bisa terkena infeksi jamur, bakteri dan
kuman lainnya.
66
berubah menjadi warna kuning dan kehijauan, berbau dan gatal
pada remaja putri ini biasanya terjadi pada saat menjelang haid dan
keputihan, jika motivasi remaja putri baik akan ada keinginan yang
67
menjaga kebersihan organ genetalianya sehingga tidak terjadinya
keputihan.
berlebihan.
68
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Munthe, 2021), bahwa
sumber informasi baik media massa, media cetak dan orang tua.
69
Menurut asumsi peneliti pada faktor pengetahuan dapat
diperoleh dari orang tua, karena dari orang tua bisa menambah
70
3) Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Pencegahan
lebih dari separuh (51,6%) memiliki sikap yang kurang baik di MAN
ini juga sejalan dengan penelitian (Sari, 2018), diketahui bahwa dari
maka hal ini dapat diketahui bahwa dengan sikap yang baik terhadap
71
tertentu sehingga sikap dapat diukur karena bisa melihat sikap
72
memiliki motivasi rendah sebesar 53 responden (61,6%) dan
kurang .
akan lebih baik lagi, karena jika keputihan dibiarkan saja akan
73
menimbulkan penyakit yang serius kedepannya. Remaja putri yang
74
berpengetahuan baik tentang keputihan, ini kemungkinan
75
Menurut analisis peneliti pada remaja putri yang memiliki
hal ini disebabkan karena masih banyak remaja putri yang tidak
rambut kelamin satu kali dalam sebulan karena remaja putri masih
76
(p>0,05) artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat
kurang baik.
77
melakukan suatu tindakan dan perilaku. Sikap seseorang bisa
dipengaruhi oleh diri sendiri dan orang lain atau bisa jadi seseorang
kesehatan reproduksinya.
salah satu hal penting karena dengan sikap baik yang ditunjukkan
keputihan seorang remaja putri memiliki sikap yang baik maka akan
setelah buang air besar maupun air kecil karena jika tissue
78
sehingga terjadinya keputihan. Serta sikap dalam membasuh daerah
79
disimpulkan bahwa semakin rendah motivasi remaja putri maka akan
pencegahan keputihan.
80
keputihan, baik dalam perawatan maupun cara menghindari
kurang baik, ini disebabkan masih ada remaja putri yang masih
didapatkan dari iklan yang ada ditelevisi, maka dari itu remaja putri
81
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
3. Lebih dari separuh remaja putri memiliki sikap kurang baik tentang
4. Lebih dari separuh remaja putri memiliki motivasi kurang baik tentang
82
6.2 Saran
dijadikan untuk referensi awal dari sudut pandang yang berbeda dalam
83