Anda di halaman 1dari 82

HUBUNGAN TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN KECEMASAN PADA

IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM PERSIAPAN PERSALINAN


DI PUSKESMAS PANCA KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2024

SKRIPSI

OLEH:

TATI HERMAWATI

NIM. 512023115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2024
HUBUNGAN TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN KECEMASAN PADA
IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM PERSIAPAN PERSALINAN
DI PUSKESMAS PANCA KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2024

Proposal Penelitian ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan


Pada Seminar Proposal Tanggal Maret 2024

Oleh :

Pembiming Utama

Evi Kusumahati, S.ST., M.Keb., Bdn


NPP. 2009200885028

Pembimbing Pendamping

Nike Arta Puspitasari,M.Tr.Keb


NPP. 2022010192118

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang
berjudul “Hubungan Tingkat Spiritualitas Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil
Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan Di Puskesmas Panca Kabupaten Bandung
Tahun 2024”. Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh ujian strata satu di Jurusan Ilmu Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
Penyusunan proposal skripsi ini dapat dilaksanakan dengan baik dalam waktu
yang sangat efisien semata-mata berkat adanya bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak yang sangat berarti besar bagi penulis. Oleh sebab itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Mulyanti,S.ST.,M.Keb.,Bdn. selaku Ka.Prodi Sarjanayang telah
memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan penyusunan proposal skripsi
pada semester akhir di Fakultas Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
2. Evi Kusumahati,S.ST.,M.Keb.Bdn, selaku Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktu dan bersabar dalam memberikan bimbingan,
motivasi, nasihat, dan arahan kepada penulis.
3. Nike Arta Puspitasari,S.ST.,M.Tr.Keb. Pembimbing Pendamping yang
telah banyak meluangkan waktu dan bersabar dalam memberikan
bimbingan, motivasi, nasihat, dan arahan kepada penulis.
4. Enok Erah, ibunda tercinta yang selalu memberi motivasi dan Do’a untuk
kelancaran proses belajar ananda di Fakultas Kebidanan Universitas
‘Aisyiyah Bandung.
5. Dudung Suryana, selaku suami yang selalu ada membantu tugas-tugasku
sebagai ibu rumah tangga yang syarat dengan kesibukan dan tugas-tugas
akademik, sangat besar dukungannya, selalu memotivasi dan memberikan
kekuatan spiritual kepadaku dalam menyelesaikan proposal skripsi.
6. H.Cecep Heryanto, SKM. Selaku kepala Puskesmas Panca yang selalu
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan program studi S1

iii
Kebidanan dan selalu memfasilitasi segala kebutuhan dalam menyelesaikan
tugas-tugas akademik dan selalu memberi semangat dalam menyelesaikan
proposal skripsi.
7. Ghazi Alghifari,S.Kep.Ners., Abyan Hibbul Aulia, Ghaida Radliatuzzahra,
Teguh Bela el-hakim , buah hatiku yang selalu membuatku tetap semangat
dalam menyelesaikan Tugas pendidikan Sarjana Kebidanan di Universitas
‘Aisyiyah Bandung.
8. Teman-teman angkatan 2023 yang telah banyak membantu dan
memberikan motivasi dalam proses penyusunan proposal skripsi.
9. Teman-teman se-profesi di Puskesmas Panca yang selalu mendukung dan
memotivasi dalam menyelesaikan tugas pendidikan Sarjana Kebidanan di
Universitas ‘Aisyiyah Bandung.
10. Seluruh civitas Akademika Jurusan Sarjana Kebidanan Fakultas Kebidanan
Unversitas ‘Aisyiyah Bandung atas semua dukungan yang telah diberikan.
11. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan proposal skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi hasil penelitian yang lebih baik.

Bandung, 2024

Penulis

DAFTAR ISI

iv
JUDUL SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.
DAFTAR GAMBAR / GRAFIK
DAFTAR ISTILAH
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................7
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 konsep kehamilan .......................................................................................10
2.1.1 Definisi Kehamilan ........................................................................10
2.1.2 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan ...........................................10
2.1.3 Perubahan Hormonal Dan Imunologi ............................................12
2.1.4 Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil ...........................................14
2.2 Konsep Spiritualitas ....................................................................................16
2.2.1 Definisi Spiritualitas ......................................................................16
2.2.2 Aspek Aspek Spiritualitas ..............................................................17
2.2.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Spiritualitas ..........................19
2.2.4 Konsep Spiritualitas Ibu Hamil ......................................................21
2.2.5 Manifestasi Perubahan Fungsi Spiritualitas ...................................22
2.2.6 Kebutuhan Spiritualitas Ibu Dalam Kehamilan .............................23
2.2.7 Cara Pengukuran Spiritualitas ........................................................24

v
2.2.8 Alat Ukur Spiritualitas ...................................................................25
2.3 Konsep Kecemasan ....................................................................................26
2.3.1 Definisi Kecemasan .......................................................................26
2.3.2 Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III ........................29
2.3.3 Respon Terhadap Kecemasan ........................................................31
2.3.4 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan ...........................33
2.3.5 Cara Pengukuran Kecemasan .........................................................35
2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................................35
2.5 Kerangka Konsep Pemikiran ......................................................................36
2.6 Hipotesa Penelitian .....................................................................................38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian .................................................................39
3.2 Populasi Dan Sample Penelitian ................................................................40
3.2.1 Populasi ..........................................................................................40
3.2.2 Sample ............................................................................................40
3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................................42
3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional Dan Skala Ukur .......................43
3.5 Alat Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data ............................................46
3.6 Cara Pengumpulan Data .............................................................................53
3.7 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data ........................................................55
3.8 Etika Penelitian ...........................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

WHO (World Health Organization) telah menjelaskan bahwa angka

kematian ibu menjadi 295.000 kematian dengan penyebab kematian ibu adalah

tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eclampsia),

pendarahan, infeksi postpartum, dan aborsi yang tidak aman, partus macet dan

sebab-sebab lain seperti kehamilan ektopik dan molahydatidosa (WHO, 2020).

Begitu pula hasil Long Form SP2020 menunjukkan angka kematian ibu di

Indonesia sebesar 189 yang artinya terdapat 189 kematian perempuan pada saat

hamil, saat melahirkan atau masa nifat per 100.000 kelahiran hidup (Januari,

2023). Angka Kematian Bayi di Indonesia menurun dari 26 / 1000 kelahiran

hidup berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 menjadi 16,85 / 1000 kelairan

hidup berdasarkan hasil Long Form SP2020. (WHO, 2020)

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memaparkan jumlah kematian ibu

per kabupaten / kota provinsi jawa barat periode bulan januari – juli 2020

sebanyak 1.649 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2019 pada periode yang

sama yaitu sebesar 1.575 kasus. (Badan Pusat Statistik Jabar, 2020)

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Nasional tahun 2020 Angka kejadian

kecemasan ibu hamil di Indonesia yang mengalami kecemasan berat mencapai

1
57,5% , cemas sedang 31,58% dan cemas ringan 28,07% di awal pandemic

covid-19 (Yuliani & Aini, 2020).

Prevalensi masalah tingkat kecemasan di Indonesia menurut Data Riset

Kesehatan Dasar pada tahun 2020 usia produktif (wanita >16 tahun) dan

hamil, sebanyak 12 juta penduduk mengalami gangguan psikiatri akibat dari

kehamilan itu, bahkan ada yang sampai menderita depresi, termasuk di

dalamnya kasus ibu hamil pada usia muda. Penelitian menemukan angka

insiden sebesar 15 kasus setiap 100 orang dalam populasi selama satu tahun.

(Yuliani & Aini, 2020)

Kehamilan merupakan massa sensitif bagi perempuan dalam siklus

kehidupannya. Masa awal kehamilan disebut trimester pertama yang dimulai

dari konsepsi sampai minggu ke-12 kehamilan, kehamilan trimester II adalah

keadaan saat usia gestasi janin mencapai usia 13 minggu hingga akhir minggu

ke-27 dan trimester III sering kali disebut sebagai periode menunggu, penantian

dan waspada mencakup minggu ke-29 sampai 42 kehamilan. Sebagian besar

ibu hamil trimester III akan berada dalam keadaan cemas, ibu akan merasa

khawatir terhadap proses persalinan yang akan dihadapinya. Perubahan

hoarmon sebagai dampak adaptasi tumbuh kembang janin pun

mengakibatkan perubahan fisik dan psikologis. Perubahan psikologis ini yang

menjadi faktor penyebab munculnya kecemasan. Disamping faktor lainnya

seperti usia ibu hamil, paritas ibu hamil, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,

2
dukungan keluarga, dukungan social, faktor lingkungan dan tingkat spiritualitas

ibu hamil. (Usni, 2020)

Perubahan-perubahan tersebut diatas, terkadang emosional ibu hamil

berubah-ubah. Mulai dari kecemasan ringan , sedang, berat hingga depresi /

stres. Hal ini mengarah pada perubahan psikologis ibu hamil, apalagi jika

disertai faktor-faktor yang mempengaruhi semakin beratnya beban yang

dirasakan oleh ibu hamil, misalnya faktor dukungan yang kurang dari suami /

keluarga, atau karena tingkat spiritualitas rendah sehingga sangat kurang

melakukan hubungan langsung (interaksi) dengan Tuhan Sang Pencipta, dan

akhirnya ibu merasa psimis / tidak percaya diri, ibu merasa sedih, ibu merasa

gelisah sampai mengalami susah tidur, tidak nafsu makan, atau merasa mual

yang berlebihan dan mengalami muntah-muntah. Keadaan ini akan

membahayakan kondisi ibu dan janinnya jika tidak segera mendapatkan

asuhan kebidanan yang bersifat holistic (menyeluruh ), artinya secara

komprehensif, yaitu selain untuk memenuhi kebutuhan kesehatan fisiknya, juga

untuk psikologisnya dengan bimbingan spiritualitas untuk menguatkan mental

ibu hamil. (Usni, 2020)

Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil trimester pertama dan

trimester ketiga cenderung mengalami kecemasan sedang dan berat, bahkan ada

yang mengalami depresi / stress.sedangkan pada trimester kedua, biasanya ibu

hamil hanya mengalami kecemsan ringan. Pada saat Trimester I biasanya

terjadi fluktuasi emosi sehingga dapat menyebabkan situasi tidak nyaman. Pada

3
Trimester II kondisi psikologis ibu hamil sudah mulai stabil karena sudah

mulai dapat beradaptasi. Dan pada Trimester III merupakan puncak

munculnya kecemasan ibu hamil sehubungan dengan semakin dekatnya masa

persalinan (Triasani, 2016). Kecemasan ibu akan rasa nyeri mules saat proses

persalinan atau mungkin karena ibu pernah memiliki riwayat persalinan

yang buruk pada waktu sebelumnya. Dijelaskan lagi bahwa kecemasan ini juga

akan terjadi karena factor lain yang mempengaruhi keadaan ibu hamil trimester

III, yakni itu adalah faktor internal dan faktor eksternal ibu (Monty, 2021).

Kecemasan menurut (Hall, 1980) adalah reaksi individu terhadap

ancaman ketidaksenangan dan perusakan yang belum dihadapinya. Kecemasan

itu merupakan kondisi psikologis seseorang yang penuh dengan rasa takut dan

khawatir karena sesuatu hal yang belum pasti terjadi, maka salah satu upaya

untuk menyelesaikan masalah ini bertujuan memperbaiki psikisnya (mental nya

/ jiwanya) yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu melalui

pendekatan asuhan kebidanan holistic Islami dengan ranah spiritualitas.

Menurut (NovoPsych, 2018) skala yang digunakan untuk mengukur kondisi

emosional negatif seseorang seperti depresi, kecemasan dan stress adalah

dengan metode HARS (Hamilton Anxiety Rating Scales) dan DASS

(Depression Anxiety Stress Scales). Dengan spiritualitas yang bersifat inklusif

artinya Islam yang bersifat terbuka / toleransi, dimana sikap toleransi

merupakan suatu sikap penghormatan akan kebebasandan hak setiap orang

untuk ber-agama (Muyasaroh et al.2020)

4
Tingkat spiritualitas seseorang sangat memberi pengaruh besar dalam

mencegah terjadinya kasus gangguan psikologis pada ibu hamil, karena

spiritualitas akan membawa seseorang pada kehidupannya yang merasa lebih

dekat dengan Tuhan atau Sang Pencipta. Hasil penelitian Anif Usni Faizah

(2016) dengan judul Hubungan antara spiritualitas dengan kecemasan pada

ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Ngesrep didapatkan hasil

bahwa tingkat spiritualitas terdapat korelasi dengan tingkat kecemasan ibu

hamil trimester III Prigravida, yakni didapatkan hasil p-value < 0,05 yang

artinya terdapat hubungan antara siritualitas dengan kecemasan ibu hamil.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu penelitian Anif Usni Faizah (2016)

meneliti kecemasan ibu hamil trimester III primigravida, sedangkan dalam

penelitian ini, peneliti akan meneliti hubungan tingkat spiritualitas dengan

kecemasan pada ibu hamil trimester III dalam persiapan persalinan.

Berdasarkan studi penelitian yang dilakukan di Puskesmas Panca dari

jumlah populasi ibu hamil trimester III sejumlah 60 orang, ada 30 orang ibu

hamil trimester III yang datang diperiksa ante natal care, dan mendapatkan

penanganan karena kecemasan dalam menghadapi proses persalinannya. Dari

30 orang itu diantaranya 12 orang ibu hamil yang mengalami kecemasan

dengan faktor yang berbeda-beda, yakni karena faktor usia < 20 tahun (usia

terlalu muda) dan usia terlalu tua (> 38 tahun), kasus lainnya adalah cemas

karena belum pernah melahirkan, ada primigravida 8 orang, dan 4 orang karena

sudah mengalami keguguran berulang tapi belum pernah melahirkan, selain itu

5
ada 6 orang ibu hamil trimester III yang mendapat penanganan kecemasannya

karena memiliki riwayat kehamilan buruk (preeklampsia), persalinan lama dan

riwayat persalinan section caesaria.

Berdasarkan paparan dan fenomena diatas peneliti tertatik unutk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Tingkat Spiritualitas dengan

Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Dalam Persiapan Persalinan Di

Puskesmas Panca Kabupaten Bandung Tahun 2024”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah utama

dalam penelitian ini adalah bagaimana Hubungan Tingkat Spiritualitas dengan

Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Dalam Persiapan Persalinan Di

Puskesmas Panca Kabupaten Bandung Tahun 2024.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Hubungan Tingkat

Spiritualitas dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Dalam

Persiapan Persalinan Di Puskesmas Panca Kabupaten Bandung Tahun 2024.

6
1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tingkat spiritualitas pada ibu hamil trimester III

dalam persiapan persalinan.

b. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III

dalam persiapan persalinan.

c. Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat spiritualitas dengan kecemasa

n pada ibu hamil trimester III dalam persiapan persalinan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dari hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis di

bidang kesehatan khususnya yang berkaitan dengan tingkat spiritualitas dan

kecemasan pada ibu hamil trimester III.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan literatur di perpusatakaan dan sebagai perbendaharaan teori

serta materi di puskesmas dalam melihat permasalahan yang jarang

diperhatikan terutama dalam pemenuhan kebutuhan spiritualitas ibu hamil

trimester III.

3. Bagi Ibu Hamil Trimester III

Memberikan pemahaman dan pengetahuan baru tentang bagaimana cara

menjaga mental health terutama kecemasan dengan melakukan aktifitas

spiritual terlebih pada kehamilan trimester III.

7
4. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan aktifitas keagamaan bersama

terutama pada ibu hamil mulai dari trimester I, II dan III dalam menatalaksana

tingkat kecemasan yang berlebih.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal ini terdiri dari :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan teori (mengenai tingkat spiritualitas dan kecemasan

ibu trimester III), hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipot

esis penelitian

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai rancangan penelitian, kerangka konsep, waktu dan

lokasi penelitian, teknik sampling dan sampel penelitian, variable penelitia

n, definisi operasional, pengumpulan data, prosedur penelitian, pengolaha

n dan analisis data serta etika penelitian

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan dari

hasil penelitian

8
5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran atau rekomendasi

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin

dalam kandungan yang disebabkan adanya pembuahan sel telur oleh sel

sperma yang terjadi di tuba Fallopi, mulai dari pembentukan embrio hingga

menjadi janin dan berkembang didalam Rahim, dan disertai perubahan

fisiologi dan psikologi pada tubuh seorang ibu. Kehamilan menurut QS.Al-

Mukminum ayat 12-14 adalah Tuhan menjadikannya air mani didalam tempat

yang kukuh (Rahim).Tuhan menjadikan dari air mani itu sesuatu yang

menggantung (darah), lalu sesuatu yang menggantung itu Tuhan jadikan

segumpal daging, lalu segumpal daging itu Tuhan jadikan tulang belulang,

lalu tulang belulang itu Tuhan bungkus dengan daging, kemudian Tuhan

menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah sebaik-baik

pencipta. (Fitriani, 2022)

2.1.2 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan

Peristiwa kehamilan selalu disertai adanya perubahan fisiologis,

perubahan psikologis dan perubahan hormon yang sangat drastis, dimana

fungsi hormon-hormon tersebut sangat berpengaruh dalam kelangsungan

10
proses kehamilan hingga persalinan. Masa kehamilan dibagi menjadi tiga

semester dalam kurun waktu 280 hari atau 40 minggu.

1) Pada kehamilan trimester I, berlangsung dalam 12 minggu pertama ke

hamilan. Perubahan fisiologis mulai terlihat adanya tanda pasti

kehamilan dan tanda tidak pasti kehamilan. Tanda tidak pasti seperti

pembesaran payudara, ada mual muntah (morning sickness), peningka

tana frekuensi buang air kecil, sembelit dan nyeri ulu hati (heartburn).

Perubahan lainnya yang merupakan tanda pasti kehamilan ialah terjad

inya amenorhoe karena perubahan hormone secara alami dalam keha

milan dan ditemukan hasil HCG Test positif karena terdapat hormone

dari pembentukan plasenta. Perubahan psikologis pun sering terjadi

pada trimester pertama, ibu hamil sering memperlihatkan perubahan

emosi yang naik turun, ibu merasa tidak nyaman, mudah tersinggung

dan cepat marah, ini terjadi akibat perubahan hormonal pada

kehamilan.

2) Pada kehamilan trimester II, berlangsung selama 15 minggu. Perubah

an fisiologis terlihat adanya bercak hitam pada wajah, garis gelap dari

pusar hingga kemaluan, serta munculnya stretch mark di area perut,

payudara, pantat dan paha. Tanda ini disebut striae gravidarum atau

cloasma graviarum. Perubahan lainnya adalah bertambah besarnya uk

uran perut karena uterus berisi janin, ada tanda Braxton Hicks, serviks

11
akan menjadi lebih lunak , adanya detak jantung janin dan gerakan jan

in, bertambahnya tinggi fundus uteri sesuai usia kehamilan.

3) Trimester kehamilan trimester III, berlangsung selama 13 minggu. Pa

da trimester ini sering terjadi perubahan pada musculoskeletal. Tubuh

berubah secara bertahap dari perubahan postur dan cara berjalan. Dist

ensi abdomen yang membuat pinggul condong ke depan, penurunan t

onus otot abdomen, dan bertambahnya beban. Ibu sering merasakan s

akit pada pinggang dan punggung, nafas terasa lebih pendek dari bias

anya, frekuensi bak lebih sering, terkadang ibu merasakan sakit pada

perut bagian bawah, sesekali ada kontraksi rahim tapi hilang lagi.

(Fitriani, 2022)

2.1.3 Perubahan Hormonal Dan Imunologi

Selama kehamilan ada beberapa hormonal yang sangat penting dan

berfungsi dalam kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan janin didalam

Rahim sampai datang proses persalinan, hormonal tersebut adalah :

1) Progesteron, merupakan hormone pada ibu hamil yang sudah lazim

bekerja pada tubuh perempuan saat tidak hamil, hormone ini menjaga

otot Rahim tetap rileks selama kehamilan berlangsung. Menjaga

ketebalan dinding Rahim selama janin berkembang dan menjaga

system kekebalan tubuh terhadap kehadiran janin di tubuh.

12
2) Estrogen sudah terdapat di tubuh wanita sebelum hamil. Namun kadar

nya akan meningkat secara signifikan sejak terjadi kehamilan. Kenaika

n kadar hormone ini memicu munculnya rasa mual, terutama pada trim

ester pertama, dan pada trimester kedua hormone ini turut andil dalam

pembesaran saluran susu di payudara, bagian puting ibu akan mengelu

arkan cairan kekuningan yang disebut colostrum. Hormone lainnya ya

ng akan meningkat pada ibu hamil trimester ketiga adalah kadar kortis

ol plasma akan meningkat tiga kali lipat dari keadaan normal. Peningk

atan ini terjadi akibat aktivitas plasenta yang menghasilkan hormone c

orticotripine releasing hormone (CRH). Hormone kortisol yang dilepa

skan oleh kelenjar adrenal akan berfungsi mengatur metabolism, lema

k, protein,dan karbohidrat.

3) Hormone prolaktine akan meningkat pula sebanyak 10-20 kali lipat pad

a masa kehamilan dan berfungsi menghasilkan produksi ASI yang meli

mpah.

4) Hormon oxytocin pada kehamilan trimester ketiga juga akan meningkat

pada masa persalinan, dan berfungsi merangsang kontraksi uterus sebag

ai power saat proses pesalinan, jika oxytocin bekerja maka akan

meningkatkan prostaglandin yang merangsang pergerakan otot Rahim

sebelum persalinan, dan selanjutnya hormone ini akan merangsang jari

ngan pada payudara untuk membantu produksi ASI pada saat ibu meny

usui bayinya. (Fitriani, 2022)

13
2.1.4 Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil

Psikologi ibu hamil diartikan sebagai periode krisis, saat terjadinya

gangguan dan perubahan identitas peran. (Wulan, 2022). Definisi krisis

merupakan ketidak seimbangan psikologi yang disebabkan oleh situasi atau

tahap perkembangan. Awal perubahan psikologis ibu hamil yaitu periode

syok, menyangkal, bingung, dan sikap menolak.(Wulan, 2022)

Perubahan psikologis yang terjadi pada sebagian ibu hamil trimester

pertama dan trimester ketiga cenderung mengalami kecemasan, sedangkan

pada trimester kedua ibu hamil cenderung menunjukkan penerimaannya

terhadap kehamilan. Perubahan psikologi ibu hamil itu terjadi karena

pengaruh hormonal yang berperan dalam proses kehamilan, biasanya karena

meningkatnya produksi hormone progesterone dan adanya dukungan

kerentanan daya psikis seseorang yakni kepribadian individu. Perubahan

psikologis ibu pada masa kehamilan antara lain perubahan emosional,

cenderung malas, sensitive, mudah cemburu dan meminta perhatian lebih.

(Adyani, 2023)

Gangguan psikologis pada ibu hamil perlu diwaspadai, adanya

kecenderungan ibu hamil mengalami kemunduran psikologis seperti depresi

dan stress. Keadaan ini dipengaruhi oleh factor-faktor lain, seperti factor

internal, factor eksternal, faktor support keluarga, factor substance abuse dan

factor partner abuse. Faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan psikologis

ibu selama masa kehamilan :

14
1) Faktor internal, yaitu penyebab gangguan psikologis ibu hamil yang ber

asal dari dalam diri individu, seperti contohnya ibu hamil yang tidak per

caya diri atau ibu merasa bersalah dan ibu merasa tidak memiliki kemam

puan dengan keadaan kehamilannya.

2) Faktor eksternal, yaitu penyebab gangguan psikologis ibu hamil yang ber

asal dari luar diri individu, factor ini biasanya akibat lingkungan social ib

u hamil, baik dari orang terdekatnya seperti suami dan keluarganya ataup

un kelompoknya.

Psikologis itu jiwa atau mental, yang senantiasa berkaitan dengan

spiritualitas, kata lainnya adalah prilaku kehidupan sehari-hari yang dikaitkan

pada keyakinan dan kesadaran akan kekuatan seseorang untuk mencari makna

dan tujuan kehidupan dirinya. Biasanya tergantung pada kehidupannya dalam

menjalankan agamanya. Psikologis spiritual adalah disiplin ilmu yang

memasukkan aspek spiritual dalam menjelaskan dinamika prilaku manusia

memahami arti hidupnya sekaligus memperoleh ketenangan lahir batinnya,

kondisi psikologis ibu selama masa kehamilan akan mempengaruhi

temperamen bayi (Adyani, 2023).Dampak psikologis pada ibu hamil trimester

III dapat mempengaruhi kejiwaan atau mental ibu hamil dalam persiapan

persalinan, ibu hamil akan merasa bersalah, merasa tidak berharga, merasa

tidak berarti, bersedih, kebingungan (stress), ketakutan (anxiety), emosional

dan lekas marah (Adyani, 2023)

15
2.2 Konsep Spiritualitas

2.2.1 Definisi Spiritualitas

Spiritualitas diartikan sebagai kesadaran dan keyakinan pada kekuatan

yang lebih tinggi atau energy yang menginspirasi seseorang untuk mencari

makna dan tujuan di luar dirinya kehidupan. Spiritualitas ialah mempercayai

terhadap Tuhan sebagai pencipta seluruh yang ada di alam semesta ini.

Spiritualitas mempunyai hubungan antara manusia dengan Tuhannya dengan

menggunakan alat atau instrument seperti rukun iman dan rukun islam. Terkait

dengan kesehatan, bahwa dengan semangat spiritualisme kita bisa terhindar

dari segala macam jenis penyakit, karena kita percaya adanya Allah yang bisa

menyembuhkan segala penyakit dan dapat juga menghindarkan kita dari

perasaan resah dan gelisah. (Pargament, 2013)

Menurut Gusti (2020) spiritualitas adalah keyakinan dalam diri

seseorang yang dapat mempengaruhi individu untuk menemukan makna dan

tujuan hidupnya. Spirtualitas merupakan salah satu aspek penting dalam

menyelesaikan masalah / problem kesehatan dan merupakan aspek pelayanan

kebidanan holistik karena pelayanan meliputi aspek bio, psiko, sosio dan

spiritual, tidak hanya pada fisiknya saja. Dalam Ilmu kebidanan perlu adanya

spiritual care yang merupakan aspek penting sebagai prosedur asuhan

kebidanan untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya. Spiritualitas itu

merupakan entitas yang ada dalam diri indiidu, yang berkaitan dengan Tuhan,

dan eksistensi diri sebagai bagian dari ekspresi.

16
2.2.2 Aspek – Aspek spiritualitas

Aspek spiritualitas itu meliputi aspek berhubungan dengan sesuatu yang

tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan, juga sebagai aspek

untuk menemukan arti dan tujuan hidup, serta dapat menyadari kemampuan

untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri. Aspek

spiritualitas terbangun atas Sembilan aspek utama berdasarkan Triasani D

(2016) adalah sebagai berikut :

a) Dimensi transcendental (transcendent dimension), individu meyakini

apa yang dirasakan dan apa yang dilihat. Hal ini berkaitan dengan

keyakinan kepada Tuhan agar dapat menjalin hubungan yang harmonis

melalui agama yang diyakininya.

b) Makna dan tujuan hidup (meaning and purpose in life), yakni pencarian

makna secara terus menerus mengenai tujuan hidup setiap individu.

c) Misi dalam hidup (mission of life), individu sadar dan tanggungjawab

terhadap hidup yang memiliki banyak kewajiban yang harus

diselesaikan.

d) Kesucian dalam hidup (sacredness of life), individu yakin bahwa

semua kehidupan dan seluruh hal dalam hidup adalah suci.

e) Nilai-nilai kebendaan (material values), seseorang menyadari bahwa hal

yang bersifat kebendaan bukanlah kepuasan dan kebahagiaan

tertinggi, namun kebahagiaan tertinggi itu berasal dari nilai spiritual.

17
f) Altruism (altruism) ialah sadar bahwa semua orang hidup dengan

saling berinteraksi terhadap orang lain serta yakin pada keadilan social.

g) Idealisme (idealism) ialah potensi positif dalam semua aspek kehidupan

seseorang perlu dihormati.

h) Kesadaran akan kemampuan tertinggi untuk berempaty (awareness of

high emphatic capacity) ialah mampu sadar secara dalam untuk

mengambil makna atas rasa sakit, penderitaan,serta kematian, bahwa

hidup itu memiliki nilai.

i) Manfaat spiritualitas (fruit of spirituality) ialah hubungan dengan diri

sendiri, orang lain, dana lam merupakan nilai spiritualitas yang bisa

diwujudkan.

Melemahnya spiritualitas dapat mengakibatkan individu kehilangan

potensi rohaninya, hilangnya pelindung jiwa ketika individu mengalami

tekanan psikologis, hilangnya rasa percaya diri, dan pada akhirna merasa

dirinya tidak mampu, akhirnya mengalami kecemasan yang tidak dapat

dikendalikan. Tingginya spiritualitas individu maka akan dapat mencegah

seseorang dari stressor dan membuat pikiran seseorang yang mengalami stress

masih dapat berfikir rasional dan mengingat Tuhan. Spiritualitas sejajar

horizontal dengan agama, saling mendukung, spiritualitas merupakan

kesadaran diri tentang asal, tujuan dan nasib. Agama merupakan kebenaran

mutlak dari kehidupan yang bersifat top-down diwarisi dari Kitab Suci atau

Nabi, dalam praktek prilaku sehari-hari.

18
2.2.3 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Spiritualitas

Menurut (Rohmatun, 2021) spiritualitas ini memiliki tingkatan tertentu,

dan keadaan spiritualitas individu itu dipengaruhi oleh beberapa factor, yakni :

a) Tahap Perkembangan

Dilihat dari jenis agama yang berbeda dan memiliki konsep spiritualitas

yang berbeda menurut usia individu, jenis kelamin individu, nilai-nilai

agama yang diyakini individu, dan kepribadian individu. Bahwa Tuhan

dekat dengan manusia dan saling terikat pada kehidupan, percaya bahwa

Tuhan selalu ikut serta dalam pertumbuhan dirinya dan mengatur

kehidupan dunianya dn meyakini bahwa Tuhan memiliki kekuatan

seagai cahaya.

b) Keluarga atau orang terdekatnya.

Proses pembelajaran spiritualitas dimulai sejak masa anak-anak

mempelajari mengenal Tuhan dan mengenal diri sendiri yang dimulai

dari orangtua. Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan yang

pertama memberikan pengalaman dalam mempersepsikan kehidupan di

dunia bersama orangtua dan saudaranya dalam perkembangan

spiritualitasnya.

c) Latar belakang etnik dan budaya

Merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi sikap, keyakinan, dan

nilai. Biasanya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritualitas

19
keluarganya sejalan etnik dan sosial budaya yang berlaku, spiritalitas

adalah pengalaman yang berbeda-beda dan unik bagi setiap individu.

d) Pengalaman hidup sebelumnya

Pengalaman negative atau positif dalam hidupnya dapat berpengaruh

pada spiritualitas individu. Tingkatan ujian dalam hidupnya yang akan

menjadi sumber tinggi atau lemahnya spiritualitas individu dalam

berinteraksi dengan Tuhan yang dianggap memiliki kekuatan sebagai

cahaya dalam kehidupannya dan akan meningkatkan kemampuan

koping teradap kecemasan.

e) Krisis dan Perubahan

Krisis dan perubahan mampu menguatkan spiritualitas seseorang

melalui tahapan rasa sakit, penderitaan, dan ancaman kematian.

Perubahan tersebut dapat menjadi pengalaman spiritual selain yang

bersifat fisik dan emosional.

f) Terpisah dari ikatan spiritualitas

Individu yang sedang memiliki masalah kesehatan seringkali

membuatnya kehilangann kebebasan pribadi dan system dukungan dari

kegiatan sehari-harinya. Misalnya karena sedang sakit maka

individu akan terpisah dari kegiatan keagamaan sehingga terjadi

perubahan pada fungsi spiritualitasnya.

g) Isu moral terkait dengan Terapi

20
Terdapat beberapa anggapan bahwa proses penyembuhan adalah cara

Tuhan untuk menunjukkan kebesaranNya, walaupun ada juga yang

menolak prosedur penanganan, karena prosedur penanganan

dipengaruhi oleh pengamalan ajaran agama.

h) Asuhan kebidanan yang kurang sesuai

Tenaga kesehatan (profesi Bidan) harus memiliki kemampuan

dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai kebutuhan klien dan

mampu memfasilitasi kebutuhan spiritualitas klien. Asuhan kebidanan

holistic Islami sebagai kerangka acuan untuk dapat melaksanakan

asuhan kebidanan sesuai kebutuhan klien.

2.2.4 Konsep Spiritualitas Ibu Hamil

Konsep Spiritualitas pada ibu hamil adalah konsep yang luas dengan

berbagai dimensi dan perspektif yang ditandai adanya perasaan keterikatan

(koneksitas) kepada sesuatu yang lebih kuat atau lebih besar (Tuhan) dari

dirinya, disertai dengan usaha pencarian makna dalam hidup sebagai

pengalaman yang bersifat universal dan menyentuh, untuk dapat mengatasi

masalah kejiwaan mengenai keadaan kehamilannya. Hal ini meliputi aspek

kognitif , pengalaman dan prilaku. Spiritualitas mempunyai hubungan antara

manusia dengan Tuhannya dengan menggunakan alat atau instrument

keagamaan (Gusti, 2020).

21
Pemenuhan kebutuhan spiritualitas pada ibu hamil trimester III

merupakan aspek yang penting harus dipenuhi. Hal ini dapat diwujudkan

dengan membaca kitab suci, berdo’a lebih banyak, meditasi, praktik ritual

sacral yang dianggap mampu memperkuat hubungan dengan Tuhan. Dapat

dikatakan bahwasanya spiritualitas bekerja bertentangan dengan stress yang

dialami ibu hamil yakni meningkatkan kesejahteraan psikologi sehingga

kesehatan ibu meningkat.

2.2.5 Manifestasi Perubahan Fungsi Spiritualitas

Terdapat perbedaan prilaku dan ekspresi dapat menjadi tanda adanya

perubahan pada spiritual klien baik adaptif maupun mal adaptif. Perubahan

tersebut ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :

a) Verbalisasi Distress

Individu akan mengekspresikan dengan verbal mengenai distress yang

dialaminya, manifestasi yang nampak biasanya bersikap subjektif,

tergantung pada keadaan individu, dalam hal ini diperlukaaan kepekaan

untuk mengetahui distress spiritual, misalnya individu yang melakukan

permintaan sebuah doa untuk menyelesaikan permasalahan fikirannya /

kecemasan yang dialaminya.

22
b) Perubahan Prilaku

Individu yang memiliki perasaan bersalah, emosinal, takut, depresi,

tidak percaya diri, kecemasan (anxiety), biasanya akan menunjukkan

perubahan prilaku yang ekstrim, juga dapat dilihat adanya perubahan

fungsi spiritualitas. Yaitu individu akan mengintrospeksi diri dan

mencari alasan terjadinya sesuatu hal tersebut, kemudian mencari fakta

yang dapat menjelaskan tentang situasi yang dialaminya.

2.2.6 Kebutuhan Spiritualitas Ibu Dalam Kehamilan

Kebutuhan spiritual ibu hamil pada trimester III dalam persiapan

persalinan merupakan aspek yang sangat penting dan berkontribusi dalam

menurunkan angka kematian ibu, karena dampak dari resiko gangguan

psikologis berupa kecemasan pada skala berat sebagai faktor utama terjadinya

persalinan lama atau persalinan dengan komplikasi. Kebutuhan spiritualitas

sejajar horizontal dengan prilaku kehidupan individu dalam menjalankan

syari’at agama yang diyakininya (Lestari,2021).

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

pendidikan, berbagai riset dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan

kesehatan pada ruang lingkup kebidanan, sehingga asuhan kebidanan yang

diberikan harus mencakup pemenuhan aspek kebutuhan kesehatan fisik dan

psikologis yang didasari spiritualitas agama yang diyakininya.

23
Asuhan Kebidanan yang dibutuhkan saat ini adalah Asuhan Kebidanan

Holistik yang menggunakan ranah keagamaan sebagai tolak ukur yang dapat

meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan yang komprehensif , yaitu

pelayanan asuhan kebidanan dapat menyelesaikan permasalahan kesehatan

fisiknya, psikologinya, dan spiritualitasnya .

2.2.7 Cara Pengukuran Spiritualitas

Keadaan Spiritualitas seseorang dapat diukur menggunakan 16

indikator untuk menghitung tingkat spiritualitas, 16 indikator itu adalah :17

1) Merasakan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa.

2) Merasakan mempunyai hubungan dengan semua kehidupan.

3) Merasakan kegembiraan ketika beribadah sehingga tidak merasakan

kekhawatiran dalam kehidupan sehari-hari.

4) Menenmukan kekuatan dalam agama dan spiritualitas.

5) Menemukan kenyamanan dalam agama dan spiritualitas.

6) Merasakan kedamaian bathin yang mendalam atau kerukunan.

7) Meminta pertolongan kepada Tuhan di tengah aktifitas sehari-hari.

8) Merasakan dibimbing oleh Tuhan ditengah aktifitas sehari-hari.

9) Merasakan cinta kepada Tuhan secara langsung.

10) Merasakan cinta Tuhan melalui orang lain.

11) Merasa kagum dengan ciptaan Tuhan.

12) Merasa bersyukur atas karunia yang diterima.

24
13) Merasa peduli tanpa pamrih untuk orang lain.

14) Menerima orang lain bahkan ketika mereka melakukan hal yang

dianggap salah.

15) Merasa ingin lebih dekat dengan Tuhan

16) Seberapa dekat dengan Tuhan

Jika seseorang mengalami atau merasakan hal tersebut setiap hari, maka

dapat dikatakan bahwa tingkat spiritualitas seseorang tersebut tinggi, jika

seseorang merasakannya kadang-kadang maka dapat dikatakan bahwa tingkat

spiritual seseorang tersebut sedang, dan jika seseorang jarang merasakan hal

tersebut maka dapat dikatakan bahwa tingkat spiritualitas seseorang rendah.

2.2.8 Alat Ukur Spiritualitas

Untuk pengukuran tingkat spiritualitas setiap individu dapat dilakukan

dengan pengisian kuisioner DSES (Daily Spiritual Experience Scale). Pada

kala ukur DSES telah ditetapkan nilai untuk masing-masing kolom jawaban

pada setiap pertanyaan. Terdapat 15 pertanyaan dengan total score 90. Adapun

klasifikasi hasil dari score tersebut dapat dikategorikan menjadi tingkat

spiritualitas rendah jika scorenya 15-40, tingkat spiritualitas sedang jika

scorenya 41-65, dan tingkat spiritualitas tinggi jika scorenya 65-90. Selain itu

terdapat satu pertanyaan tambahan yang digunakan untuk mengukur

kedekatan individu dengan Tuhan (Russel, 2006).

25
2.3 Konsep Kecemasan

2.3.1 Definisi Kecemasan

Kecemasan berasal dari Bahasa Latin (anxius) dan dari Bahasa

Jerman (anst) artinya suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek

negatif dan rangsangan fisiologis. Gusti (2021) menjelaskan teori kecemasan

dalam 5 (lima) teori, yakni berdasarkan teori psikoanalitik, teori interpers

onal, teori prilaku, teori biologik dan teori eksternal / teori keluarga.

Teori psikoanalitik memiliki ciri adanya konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian, antara id dan superego. Id mewakili

dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego

mencerminkan hati nurani yang dikembangkan oleh sosial budaya Teori

prilaku dalam kecemasan ini menunjukkan adanya sikap frustasi yang

mengganggu dan menggambarkan kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkannya (Ardiansyah, 2022).

Kecemasan merupakan unsur psikologi yang menggambarkan perasaan,

keadaan emosional seseorang saat menghadapi kenyataan hidupnya.

Kecemasan yang terjadi sejak awal kehamilan merupakan keadaan yang tidak

bisa dihindari, rasa cemas bisa dialami oleh ibu hamil karena adanya

perubahan fisik dan psikologis, juga peningkatan hormonal dalam kehamilan

yang berfungsi dalam kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan janin

sampai nanti dilahirkan itu salah satunya yang mendominasi terjadinya

kecemasan pada ibu hamil.

26
Kecemasan (anxiety) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak

didukung oleh situasi. Kehamilan dapat merupakan sumber stressor

kecemasan, terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya. Kecemasan

menurut (Muyasaroh et al.2020) adalah kondisi psikologis seseorang yang

penuh dengan rasa takut dan khawatir, dimana perasaan takut dan khawatir

akan sesuatu hal yang belum pasti akan terjadi.

Kecemasan menurut American Psychological Association (APA) dalam

(Muyasaroh et al. 2020) bahwa kecemasan selama kehamilan itu dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Kecemasan pada kehamilan trimester I

Ibu hamil memperlihatkan perubahan emosional seperti mengeluh

sakit kepala, mual-mual, ada muntah, sering marah, cepat lelah dan

kurang nafsu makan. Perubahan emosional ini disebabkan karena

meningkatnya hormonal progesterone dan estrogen.

2) Kecemasan pada kehamilan trimester II

Ibu hamil pada trimester kedua, ibu mengalami kecemasaan akan

pertumbuhan dan perkembangan janinnya didalam Rahim, adanya

perubahan pada fisiknya, ibu mulai merasakan gerakan janin,

mendengar detak jantung janin pada saat memeriksakan

kehamilannya dan merasa kurang percaya diri dengan perubahan pada

tubuhnya, ibu merasa tubuhnya tidak sebaik waktu sebelum hamil.

3) Kecemasan pada kehamilan trimester III

27
Ibu hamil pada trimester ketiga merupakan periode klimaks

menghadapi masalah kecemasan, mulai dari kecemasasn tingkat

rendah , tingkat sedang sampai kecemasan tingkat tinggi. Trimester

ketiga ini disebut juga sebagai masa penantian dengan penuh

kewaspadaan. Ketakutan dengan rasa nyeri pada proses persalinan,

perasaan cemas dalam menerima tanggungjawab baru sebagai ibu,

perasaan cemas karena ketidakmampuan merawat bayinya, kecemasan

juga bisa terjadi pada ibu hamil dengan riwayat persalinan lalu dengan

resiko tinggi. Kecemasan ibu pada trimester ketiga merupakan salh

satu bentuk ketidaksiapan mental yang tampak saat ibu menghadapi

persalinan. Maka dari itu praktisi medis harus mempunyai peran yang

penting dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang

mencakup bio-psiko-sosio dan spiritual. Pelayanan kesehatan bukan

hanya mencakup pada fisiknya saja, namun tenaga kesehatan harus

mampu memberikan pelayanan dalam hal spiritual untuk kesiapan

mental seorang ibu hamil pada persiapan persalinan yang didalamnya

termasuk pelayanan antenatal care.

28
2.3.2 Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III

Dari hasil penelitian yang dilakukan (Usni, 2017) ditemukan bahwa

tingkat kecemasan itu tergantung dari kepatuhan ibu hamil dalam melakukan

pemeriksaan antenatal care secara teratur. Ketika seorang calon ibu

melakukan kunjungan antenatal care maka di situ lah calon ibu akan

mendapatkan informasi mengenai janinnya dan kondisi ibunya, sehubungan

dengan Deteksi Dini komplikasi atau resiko yang mungkin akan terjadi, dan

ibu berprilaku sehat. Dari hasil antenatal care ini maka tenaga kesehatan akan

dapat mengidentifikasi tingkat kecemasan seorang ibu hamil trimester III

dalam persiapan persalinan melalui hasil wawancara atau anmnesa pada

pengkajian awal pemeriksaan kehamilan.

Tingkat kecemasan ibu hamil trimester III ini diklasifikasikan menjadi 4

tingkat kecemasan, menurut Peplau, dalam (Muyasaroh et al, 2020) yaitu :

1) Kecemasan Ringan

Kecemasan ini dapat memotivasi belajar menghasilkan

pertumbuhan serta kreatifitas. Biasanya kecemasan ini berhubungan

dengan kehidupan sehari- hari dan individu masih dapat melakukan

interaksi secara normal atau sewajarnya.

2) Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang sering memperlihatkan respon fisiologi dan

memperlihatkan respon kognitif menyempit, individu akan fokus pada

apa yang diperhatikannya. Sehingga individu dengan kecemasan

29
sedang akan mengalami perhatian yang selektif dan dapat melakukan

sessuatu yang lebih terarah.

3) Kecemasan Berat

Pada keadaan ini individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu

yang terinci dan spesifik, dan tidak dapt berfikir tentang hal lainnya.

Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi individu. Tanda dan

gejala kecemasan berat diantaranya adalah persepsinya sangat kurang,

berfokus pada hal yang detail, rentang perhatian sangat terbatas, tidak

dapat berkonsentrasi dalam menyelesaikan masalah serta tidak dapat

belajar secara efektif.

4) Cemas Berat

Kecemasan pada tingkat panic berhubungan dengan ketakutan dan

terror mengenai suatu kondisi saat itu. Individu tidak dapat melakukan

sesuatu walaupun dengan pengarahan (edukasi). Panik menyebabkan

koordinasi motorik buruk, hipotensi, berespon terhadap nyeri, stimulus

eksternal menurun, aliran darah ke otot skeletal menurun sehingga

kemampuan berhubungan dengan orang lain pun menurun. Individu

biasnya kehilangan pemikiran yang rasional dan tidak mampu

memecahkan masalah dengan disertai adanya perubahan prilaku. Jika

ini terjaadi pada ibu hamil dalam persiapan persalinan maka akan

membahayakan keselamatan ibu dan janinnya.

30
Gambar 1.2 Rentang Respon Kecemasan

(sumber : Andriansyah, 2022)

(Adaptif) (Maladaftif)

Adaptasi Kecemasan Kecemasan Kecemasan Panik

Ringan Sedang Berat

2.3.3 Respon Terhadap Kecemasan

Setiap masalah kesehatan pada individu, baik itu yang berkaitan

dengan fisik maupun psikologis, berdasarkan Heriati (2022) dapat

diidentifikasi respon individu terhadap kecemasan itu meliputi respon

fisiologis, prilaku, kognitif dan afektif, penjelasannya sebagai berikut :

a. Respon Fisilogis individu terhadap kecemasan;

Pada system kardiovaskuler , mengenai cemas adalah dengan adanya p

alpitasi, jantung berdebar-debar, adanya peningkatan atau penurunan t

ekanan darah, rasa mau pingsan, dan denyut nadi menurun. Pada syste

m pernafasan, nafas cepat dan dangkal, terasa tekanan pada dada, pem

bengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik (terengah-engah). Pada

neuromuskuler, adanya reflex yang meningkat, reaksi kejutan, koordin

asi motoric buruk, dan ada gerakan-gerakan yang tidak terkontrol. Pad

a system gastrointestinal, terlihat adanya reaksi mual, diare, tidak nafs

31
u makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, dan pada traktus urinarius

reaksinya sering BAK. Kalau pada kulit, responnya dapat berupa waja

h kemerahan, kulit berkeringat dingin, dan kulit wajah terlihat pucat.

b. Respon Prilaku

Respon prilaku pada individu yang mengalami kecemasan adalah

munculnya ketegangan fisik, gelisah, gugup, bicara cepat dan kurang

terkoordinasi, mudah mendapatkan ciddera, menarik diri dari

hubungan interpersonal dan menghindar dari masalah.

c. Respon Kognitif

Respon kognitif yang terjadi biasanya individu dengan kecemasan

sulit berkonsentrasi, sering lupa, salah dalam memberikan penilaian,

terdapat hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas menurun,

bingung, waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektifitas,

takut kehilangan control, takut pada gambaran visual, dan takut

kematian.

d. Respon Afektif

Respon afektif adalah respon yang menunjukan mudahnya terganggu,

tidak sabar, gelisah dan tegang, ketakutan serta gugup.

2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

32
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dibagi 2 bagian, yaitu :

1) Faktor internal, yaitu penyebab gangguan psikologis ibu hamil

yang berasal dari perasaan dan fikiran ibu hamil sendiri. Ibu akan

merasa takut dengan rasa nyeri persalinan. Keadaan ini

dipengaruhi pula oleh factor lain, seperti status pendidikan, usia

ibu hamil, pengalaman kehamilan atau persalinan, dan tingkat

spiritual ibu hamil. Faktor internal lain adalah meningkatnya

hormone kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal yang akan

dilepaskan ke dalam darah dan dialirkan ke seluruh tubuh. Kadar

hormone kortisol meningkat dalam darah akan mengakibatkan

tekanan darah tinggi, kadar gula darah meningkat, dan terjadi

stress (kecemasan). Jika terjadi stress pada seorang ibu hamil maka

kortisol akan meningkat sebesar 29%. Dan 71% peningkatan

kortisol itu disebabkan faktor lain, yaitu karena hipertensi

gestasional.

Hormon kortisol disebut juga hormone stress yang berperan

meningkatkan kewaspadaan. Biasanya kadar kortisol naik pada

pukul 08.00-09.00 (pagi), kemudian pukul 12.00-13.00 (siang) dan

terakhir 17.30-18.30 (sore).

2) Faktor eksternal, yaitu penyebab gangguan psikologis ibu hamil

yang berasal dari luar diri individu, yang termasuk pada faktor

eksternal adalah sebagai berikut :

33
a) Status pernikahan, ibu hamil akan merasa cemas karena

kehamilannya belum diharapkan sehubungan usia pernikahan

yang sangat dekat.

b) Status pekerjaan (social ekonomi), ibu merasa cemas karena

status ekonomi belum mapan akan berdampak pada

pemenuhan nutrisi ibu selama masa tumbuh kembang janin

dalam kandungannya.

c) Status Pendidikan ibu hamil, tingkat pengetahuan ibu dapat

melakukan koping (proses mengatasi stress) dalam

menghadapi kecemasan selama masa kehamilan.

d) Lingkungan keluarga (social budaya) yakni dukungan social

yang buruk dari lingkungan keluarga dapat mengakibatkan

kecemasan tingkat sedang atau tingkat berat pada ibu hamil.

e) Factor trauma, ialah keadaan ibu dengan riwayat penyakit,

riwayat persalinan lalu yang buruk dan cerita rumor orang lain

tentang persalinan itu sendiri dapat berkontribusi dalam

meningkatkan kecemasan ibu hamil pada trimester ketiga

dalam persiapan persalinan.

2.3.5 Cara Pengukuran Kecemasan

Sebagai skala pengukuran kecemasan yang telah baku yaitu skala

HARS (Hamilton Rating Scale for Anxiety) dan DASS (Depression Anxiety

34
Stress Scales). Diantara skala pengukuran DASS dan HARS skala

pengukuran DASS memiliki cakupan yang lebih kompleks daripada

skala pengukuran HARS karena memiliki instrument penilaian lebih

banyak dan mencakup dipresi, ansietas, dan stress. Pada skala pengukuran

DASS terdapat 42 instrumen penelitian yang dapat di aplikasikan pada

individu termasuk ibu hamil. Pada skala DASS telah dikelompokkan

instrument untuk pengkajian depresi, kecemasan, dan stress. Pada hasil

pengisian akan diberikan Skoring berdasarkan instrument masing-masing.

Dari hasil skoring tersebut akan dapat ditarik kesimpulan tentang tingkat

kecemasan Individu tersebut yaitu depresi dari tingkat normal , ringan,

sedang, parah, dan sangat parah. Serta pada tingkat stress akan dapat ditarik

kesimpulan normal, ringan, sedang, parah dan sangat parah.

2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian mengenai hubungan spiritualitas dengan ibu hamil ini sudah

pernah dilakukan oleh Anif Usni Faizah pada tahun 2016 dan mendapatkan

hasil yang valid (relevan) sesuai dengan judul dan tujuan peneliti,

bentuknya skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Spiritualitas dengan

Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida di Puskesmas Ngesrep”.

2.5 Kerangka Konsep Pemikiran

Berdasarkan (Sugiyono, 2017) bahwa kerangka konsep itu merupakan

ringkasan dari tinjauan pustaka yang dapat menghubungkan dengan garis

35
yang sesuai dengan variabel yang akan diukur (diamati) melalui sebuah

penelitian yang akan dilakukan.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pemikiran

Konsep Spiritualitas Perubahan Psikososial pada Ibu


Hamil Trimester III

Faktor Yang Mempengaruhi :

 Tahap perkembangan Konsep Kecemasan


 Dukungan keluarga
 Budaya dan etnik
 Pengalaman hidup
 Krisis dan perubahan Faktor Yang Mempengaruhi :
 Jauh dari ikatan
spiritualitas  Faktor internal
 Isu moral  Faktor eksternal
 Asuhan kebidanan

= Tidak Di teliti

= Diteliti

Kehamilan

36
Perubahan Fisiologis : Perubahan Psikologis :
1. Morning sickness 1. Emosional, cepat marah dan cepat
2. Perut membesar tersinggung
2. Ngidam, mual-mual, muntah
3. Amenorhoe
3. Merasa tidak percaya diri, merasa
4. HCG Test Positip
tidak mampu menerima
5. Tanda Braxton Hicks
tanggungjawab sebagai ibu
6. Tanda Chadwix
4. Perasaan menolak dengan peran
7. Pergerakan janin dan adanya
baru sebagai ibu
detak jantung janin
5. Mengalami kecemasan pada
8. Mammae membesar dan
trimester 1
berisi air susu / colostrum 6. Mengalami kecemasan pada
9. Perubahan distensi punggung trimester ketiga dalam persiapan
persalinan

Dipengaruhi :
KECEMASAN

Dipengarui
Kecemasan mengakibatkan :
1. Kemunduran kodnitif
Faktor Internal :
Faktor Eksternal :
SPIRITUALITAS dan berprilaku
1. Fikiran Ibu irasional
1. Status 2. Persalinan Lama dan
hamil sendiri
pendidikan komplikasi hipertensi
2. Perasaan ibu Spiritualitas :
2. Usia pernikahan gestasional
hamil sendiri
3. Social ekonomi 1. Spiritualitas sedang
3. Nilai 2. Spiritualitas Tinggi
3. Janin BBLR
4. Dukungan 4. Janin distress
spiritualitas 3. Dukungan orang
keluarga terdekat 5. Ibu mengalami
ibu (ikhlas terdekat 4. Asuhan kebidanan stress / depressi
menerima)
5. Lingkungan holistic islami
(social budaya)

Evaluasi Hasil : Kecemasan berkurang, ibu dapat beradaptasi dengan perubahan


keadannya dan persalinan spontan/lancar tanpa komplikasi.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya harus dibuktikan

terlebih dahulu. Pengujian adalah proses melakukan uji untuk mengetahui

37
kebenaran sehingga pengujian hipotesis adalah proses melalui uji dugaan

sementara untuk mengetahui kebenaran. Adapun hipotesis yang akan diujikan

dalam penelitian ini adalah : (Sugiyono, 2017)

Ha : Ada hubungan antara tingkat spiritualitas dengan kecemasan ibu hamil

trimester III dalam persiapan persalinan

H0 : Tidak Ada hubungan antara tingkat spiritualitas dengan kecemasan ibu

hamil trimester III dalam persiapan persalinan

BAB III

METODE PENELITIAN

38
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah analitic korelational.

Salah satu teknik statistik dalam penelitian yang digunakan untuk

menganalisis hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih yang

bersifat kuantitatif, bahwa adanya perubahan sebuah variabel disebabkan atau

akan diikuti dengan perubahan variabel lainnya (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini juga merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

bersifat objektif dengan instrument kuesioner dan wawancara terstruktur

dalam pengumpulan data-datanya, kemudian data tersebut akan di analisis dan

di uji dengan menggunakan pengujian statistik. Pendekatan yang dilakukan

yaitu dengan pendekatan cross sectional, yang merupakan desain penelitian

pada teknik pengumpulan data dari banyak individu pada satu waktu pada

jenis populasi tertentu baik untuk variabel independen maupun untuk variabel

dependen dengan tidak mempengaruhi variabel manapun.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Dalam penelitian kuantitatif, populasi adalah semua individu yang

menjadi sumber pengambilan sampel, yang terdiri atas obyek / subyek

yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

39
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017).

Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III yang datang

melakukan pemeriksaan antenatal care di Puskesmas Panca. Berdasarkan

buku catatan Kohort Ibu pemeriksaan ibu hamil K4 di Puskesmas Panca

pada periode tahun 2023 yang tertulis sebanyak 149 orang terhitung bulan

Februari dan Maret 2024.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subyek penelitian (Sugiyono, 2017). Peneliti akan menggunakan

rumus Slovin, yakni sebagai berikut :

N
n=
1 + N (d 2)
Keterangan :

Nn : Besar sampel

N : Jumlah populasi

Dd : Tingkat ketepatan yang diinginkan (0,1)

Metode Perhitungan :

149
n=
1 + 149 (0,1 2 )
149
n=
1+ 149 (0,1)
149
n=

40
1 + 1,49
149
n=
2,49
n = 59,8
n = 60 orang responden

Berdasarkan rumus di atas,maka jumlah sampel dalam penelitian ini

diketahui sebanyak 60 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan Cross Sectional yaitu mengumpulkan data dari sekelompok

orang pada satu waktu untuk menganalisis karakteristik dan hubungan

(Sugiyono, 2017).

Peneliti dalam pengumpulan data akan menggunakan dua kriteria,

yaitu kriteria eksklusi dan kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria

dimana subyek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang

memenuhi syarat sebagai sampel, sedangkan kriteria eklusi itu yang

merupakan ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat digunakan sebagai

sampel (Notoatmojo, 2012).

Penelitian ini akan menggunakan Purposive Sampling yang mana

jumlah dari responden ditentukan berdasarkan jumlah kebutuhan sample

yang telah ditentukan yakni sebanyak 60 responden.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

41
Penelitian ini akan dilakukan di Pusesmas Panca, dengan alasan bahwa di

Puskesmas Panca adalah salah satu Puskesmas yang cukup tinggi

kontribusi angka kematian ibu dan Bayi nya. Adapun penyebab tingginya

angka kematian Ibu dan Bayi di wilayah kerja Panca Kecamatan Pacet ini

diantaranya karena kehamilan dengan tingkat kecemasan sedang dan

berat, sehingga sering terjadi persalinan lama, kehamilan dengan

hipertensi atau pre-eklampsia dan masa persalinan dengan foetal distress

karena kecemasan ibu menghadapi persalinan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan yaitu bulan April

sampai Mei 2024, mulai dari pengambilan data pada ibu hamil trimester

III.

3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Ukur

1) Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas / variabel independen ini merupakan variabel yang

menjadi sebab atau yang mempengaruhi adanya variabel dependen.

42
Tingkat Spiritualitas dalam penelitian ini sebagai variabel bebas

(variabel independen).

b. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat / variabel dependen yang merupakan variabel yang

menjadi akibat dari variabel bebas / variabel independen. Yakni

kecemasan ibu hamil trimester III sebagai variabel terikat / variabel

dependen.

2) Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Definisi operasional merupakan penjelasan maksud dari istilah yang

menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan

dilaksanakan.Definisi operasional ini berisi penjelasan mengenai istilah-

istilah yang digunakan dalam penelitian. Definisi operasional adalah

salah satu informasi ilmiah untuk mengetahui bagaimana caranya

melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan

konsep yang sama. Dalam penelitian kuantitatif menggunakan definisi

operasional untuk perumusan variabel-variabelnya.

Berdasarkan jenis skala pengukuran data, data kuantitatif

dikelompokan dalam empat jenis yang berbeda dalam jenis dan

sifatnya, yaitu Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala Interval dan Skala

Rasio. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Ordinal.

Tabel 3.1 Definisi operasional, variabel penelitian dan skala ukur

43
Variabel Definisi Hasil
No Alat Ukur Cara Ukur
Penelitian Operasional Ukur
1 Tingkat Spiritualitas Alat ukur yang digunakan Berdasarkan Ordinal
Spiritualitas merupakan adalah kuesioner yang berisi skala skoring
keyakinan pada 16 pertanyaan, Kuesionernya dari kuesioner
kekuatan yang dengan menggunakan skala spiritualitas
lebih tinggi DSES dengan 15 akan di
yang pertanyaan menggunakan kategorikan
menginspirasi pilihan jawaban “SK” menjadi :
seseorang (Sering Kali) atau > 1 kali a. Tingkat
untuk mencari sehari, “S” (Setiap hari) atau spiritualitas
makna dan 1 kali sehari, “HS” (Hampir Rendah
tujuan Setiap hari) atau 5-6 kali jika
hidupnya. Hal seminggu , “K” (Kadang- skoring
ini berasal kadang) atau 3-4 kali nilai
dari dalam diri seminggu, “J” (Jarang) atau 15-40.
sendiri yang 1-2 kali seminggu, “HTP” b. Tingkat
menghubungka (Hampir Tidak Pernah) atau spiritualitas
n orang tersebut < 1 kali per minggu. Sistem Tinggi
dengan Tuhan, penilaian yang digunakan sedang
dengan diri yaitu : jika
sendiri dan “SK” :6 skoring
lingkungan “S” :5 nilai 41-65.
sekitar. “HS” :4 c. Tingkat
“K” :3 spiritualitas
“J” :2 tinggi jika
“HTP” : 1 skoring
Satu pertanyaan merupakan nilai 66-90.
pertanyaan tentang Pada
kedekatan individu dengan pertanyaan
TUHAN. tentang
kedekatan
dengan
Tuhan , tidak
dilakukan
transformasi
sehingga

44
jawaban
merupakan
jawaban asli
dari responden,
yaitu
sedekat
mungkin
diberikan skor
4, sangat
dekat diberi
skor 3 , agak
dekat diberi
skor 2, dan
sama sekali
tidak dekat
diberi skor 1.
2 Kecemasan Kecemasan Alat ukur yang digunakan Pengkategorian Ordinal
merupakan adalah kuesioner DASS, di dasarkan
kondisi karena kuesioner ini pada patokan
psikologis merupakan kuesioner baku kuesioner
seseorang yang untuk mengukur tingkat DASS yang
penuh dengan kecemasan, stress dan telah ada, yaitu
rasa takut dan depresi. Pada kuesioner ini :
khawatir karena terdapat 14 untuk mengukur a) Normal : 0-
sesuatu hal yang kecemasan. Setiap 7
belum terjadi pertanyaan akan diberikan b) Ringan : 8-
atau karena nilai : 9
pengalaman a. 0 : tidak pernah c) Sedang :
baru yang b. 1 : kadang-kadang 10-14
belum pernah c. 2 : sering d) Parah :
dialami d. 3 : sering sekali 15-19
sebelumnya , Sangat parah
yang disertai jika skor > 20
gejala gelisah ,
tidak percaya
diri, merasa diri
tidak mampu ,

45
susah tidur,
tidak nafsu
makan , bahkan
merasa sesak
nafas / sulit
bernafas.

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan beberapa sarana alat tulis

kantor seperti pena, kertas dan komputer beserta printernya sebagai media

lainnya adalah kuesioner yang akan digunakan pada saat pengumpulan

data dari sampel yang akan diteliti. Kuesioner yang disediakan adalah

kuesioner untuk mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat,

kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan untuk responden yang

harus dijawab pada saat pengumpulan data. Jawaban dari kuesioner

tersebut akan diolah oleh peneliti kemudian data yang sudah diolah akan

dianalisis oleh peneliti, sehingga akan menghasilkan informasi yang

baru tentang penelitian yang akan dilakukan.

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan 3 kuesioner sebagai

berikut :

a. Kuesioner A

Kuesioner A berisi pertanyaan mengenai data-data biografi

responden, seperti Nama, Usia, Tingkat Pendidikan, pekerjaan suami,

46
Agama, Alamat, Pengetahuan tentang resiko kehamilan, masalah

kehamilan, lingkar lengan atas, rata-rata pendapatan keluarga per

bulan dan status anak (riwayat kehamilan/persalinan lalu).

b. Kuesioner B

Kuesioner B merupakan kuesioner yang berisi pertanyaan

terkait dengan tingkat spiritualitas seseorang. Kuesioner ini akan

menggunakan kuesioner DSES atau Daily Spiritual Experience Scale.

Kuesioner ini benar-benar dirancang untuk mengidentifikasi skala

spiritual seseorang sehingga dapat terlihat bagaimana persepsi

seseorang terhadap hubungannya dengan Tuhan dalam kehidupan

sehari-harinya. Kuesioner untuk mengidentifikasi tingkat spiritual ini

yterdiri dari 15 pertanyaan positif (favorable) dan satu pertanyaan dari

responden tentang kedekatannya dengan Tuhan.

Lima belas pertanyaan merupakan pertanyaan dengan jawaban

sering kali dalam sehari atau > 1 kali sehari, setiap hari atau 1 kali

sehari, hamper setiap hari atau 5-6 kali seminggu, kadang-kadang atau

3-4 kali seminggu, jarang atau 1-2 kali seminggu, hamper tidak pernah

atau < 1 kali seminggu. Pada setiap jawaban akan diberikan skoring

dengan rentang 6-1 mulai dari sering kali dalam sehari atau > 1 kali

sehari sampai hamper tidak pernah atau < 1 kali sehari. Nilai total dari

ke lima belas pertanyaan tersebut maksimal adalah 90 dan minimal 15

dengan kategori sebagai berikut :

47
1) Nilai 15-40 : tingkat spiritualitas rendah

2) Nilai 41-65 : tingkat spiriualitas sedang

3) Nilai 66-90 : tingkat spiritualitas tinggi

Selain ke lima belas pertanyaan tersebut, dalam kuesioner ini

terdapat satu pertanyaan yang merupakan pertanyaan dari responden

tentang kedekatannya terhadap Tuhan atau Sang Pencipta. Dari

pernyataan ini akan dihasilkan distribusi frekuensi tentang kedekatan

responden dengan Tuhan atau Sang Pencipta dengan jawaban sedekat

mungkin, sangat dekat, agak dekat, dan sama sekali tidak dekat. Pada

pernyataan ini akan diberikan skoring dari rentang 1 – 4 dari rentang

sedekat mungkin sampai sama sekali tidak dekat. Satu pernyataan ini

tidak dilakukan transformasi dan merupakan jawaban asli dari

responden.

c. Kuesioner C

Kuesioner C ini berisi kuesioner untuk mengukur kecemasan

seseorang. Kuesioner C akan menggunakan kuesioner DASS atau

Depression Anxiety Stress Scales dimana pertanyaannya adalah

mengenai kecemasan. Untuk dapat mengidentifikasi tingkat

kecemasan seseorang ada 14 pertanyaan, dan seluruh pertanyaan itu

akan menggunakan jawaban tidak sesuai atau tidak pernah, agak sesuai

atau kadang-kadang, sesuai atau sering, dan sangat sesuai atau sering

kali. Jawaban dari pertanyaan tersebut akan diberikan skoring dengan

48
rentang 0-3 mulai dari tidak sesuai atau tidak pernah hingga sangat

sesuai atau sering kali.

Kecemasan dapat dibagi menjadi 5 kelompok tingkatan kecemasan

sesuai hasil skoring pada jawaban kuesioner, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2 tingkatan kecemasan berdasarkan skoring DASS

Tingkat Kecemasan

Normal 0–7

Ringan 8–9

Sedang 10 – 14

Parah 15– 19

Sangat Parah > 20

2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Dalam sebuah penelitian mengumpulkan fakta dan data-data yang

terkumpul valid, reliabel, dan akurat adalah merupakan instrument yang

dapat dipertanggungjawabkan, maka harus dilakukan uji validitas dan

reabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat

ukur yang digunakaan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Uji

validitas juga digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya

suatu kuesioner (Ghozali, 2009). Instrumen tersebut akan valid jika

49
mampu mengukur apa yang diinginkan secara tepat. Dalam uji

validitas terdapat uji content validity dan construct validity.

Content validity adalah merupakan salah satu konsep pengujian

kelayakan instrument penelitian oleh ahli. Content validity

dilakukan kepada ahli di bidangnya. Construct validity merupakan

uji yang digunakan untuk mengetahui bahwa instrumen kuesioner

benar-benar telah mewakili variabel yang diukur dan memastikan

setiap konstruksi pertanyaan telah memiliki hubungan yang erat

antara yang satu dengan yang lainnya.

Uji validitas dalam penelitian menggunakan rumus Pearson

Product Moment, yaitu:

n·(∑xy ) – (∑x )( ∑y )

r=

√ (n· ∑ x2 - (∑x )2 ).( n· ∑ y 2 – (∑y )2 )

Keterangan :
r : koefisien korelasi suatu butir / item
n : jumlah subjek
x : skor butir / item
y : skor total
Instrumen dikatakan valid apabila hasil perhitungan r ( rhitung ) jika

dibandingkan dengan nilai r tabel lebih besar r hitung yang nilai r

tabel adalah 0,361 (n=30) pada α 5%.

50
Pada penelitian ini tidak akan dilakukan uji validitas kuesioner

karena DASS 42 telah teruji validitasnya secara internasional.

Menurut Lovibond (1995) dalam Crawfword dan Henry (2003)

dalam jurnalnya yang berjudul “DASS : Normative data dan latent

structure in large non clinicalsampel” DASS memiliki tingkat

discriminant validity. Pada kuesioner DASS jika ada kuesioner yang

invalid akan tetap digunakan karena kuesioner ini merupakan

kuesioner baku.

Sementara pada kuesioner DSES juga tidak dilakukan uji

validitas karena kuesioner ini telah banyak dipakai dan diterjemahkan

ke dalam Bahasa Indonesia. Kuesioner ini telah digunakan oleh Anif

Usni Faizah dengan responden ibu hamil trimester III dan dilakukan

uji validitas dengan hasil bahwa seluruh kuesioner adalah valid. Dan

hasil uji validitasnya dinyatakan valid dengan n=30 dan tingkat

signifikansi 5% adalah 0,625.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur konsistensi kuesioner yang merupakan indicator dari

variabel atau konstruk pada penelitian. Kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan tersebut

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006) .

51
Kemudian data yang diperoleh akan di analisis menggunakan

teknik tertentu.

Dalam melakukan uji realiabilitas menggunakan Alpha chrobach,


yakni :
k ∑ Si2
α= 1-
k–1 St 2
Keterangan :
α = Koefisien reliabilitas yang dicari
k = Mean kuadrat antar subjek
∑ Si2 = Mean kuadrat kesalahan
St2 = Variansi Total
Koefisien α berada dalam rentang 0 – 1,00, semakin tinggi

koefisien reliabilitas atau mendekti 1,00 berarti instrument penelitian

semakin reliabel. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila nilai

Alpha Cronbach’s > 0,60.

Pada uji reliabilitas kuesione DASS tidak akan dilakukan

pengujian karena kuesioner ini telah berlaku secara internasional dan

memiliki nilai reliabilitas 0,91 yang diolah menggunakan Alpha

Cronbach’s. selain itu, Anif Usni Faizah dalam penelitiannya yang

berjudul Hubungan Spiritulaitas dengan kecemasan pada Ibu Hamil

Primigrvida Tahun 2016 telah melakukan uji reliabilitas kuesioner

DASS pada pada 68 ibu hamil dengan nilai reliabilitas 0,932.

52
Pada uji reliabilitas kuesioner DSES telah dilakukan oleh Anif

Usni Faizah pada ibu hamil primigravida trimester III dengan kasus

kecemasan dan didapatkan hasil Alpha Cronbach’s 0,915. Sehingga

dapat dikatakan bahwa kuesioner ini reliabel.

3.6 Cara Pengumpulan Data

Perangkat penting dalam suatu penelitian adalah pengumpulan data

dan fakta tentang fenomena yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data

dapat dilakukan dengan wawancara, pengamatan, dan pengisian kuesioner

yang baku oleh responden. Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan

data-data dengan pengisian kuesioner tentang spiritualitas dan tentang

kecemasan bagi responden yang termasuk sampel untuk penelitian ini.

Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam pengumpulan data

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Peneliti akan membuat pengajuan ijin penelitian kepada Kepala Dina

s Kesehatan Kabupaten Bandung untuk pengambilan data awal penel

itian dengan surat pengantar dari Fakultas Kebidanan Universitas ‘Ai

syiyah Bandung.

2. Penelitian datang ke Puskesmas Panca untuk melakukan

pengambilan data awal penelitian.

53
3. Peneliti membuat ethical yang menyatakan bahwa rencana kegiatan

penelitian yang tergambar telah dilakukan kajian dan telah memenuhi

kaidah etik sehingga penelitian layak untuk dilaksanakan.

4. Peneliti selanjutnya membuat pengajuan ijin penelitian dan

pengabilan data kepada Dekan atau Pembantu Dekan I Fakultas

Kebidanan Universitas “Aisyiyah Bandung.

5. Peneliti memberikan surat yang telah dibuat kepada pihak Dinas

Kesehatan Kabupaten Bandung dengan rujukan kepada Puskesmas

Panca.

6. Peneliti memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian

kepada kepala Puskesmas Panca dan Kepala Ruang KIA Puskesmas

Panca agar diberikan persetujuan dalam pengambilan data.

7. Pengambilan data dari responden akan dilakukan peneliti secara

personal kepada ibu hamil trimester III yang datang diperiksa ke Poli

KIA Puskesmas Panca dan door to door secara langsung. Dalam hal

ini peneliti dibantu oleh 2 orang enumerator yang sebelumnya

sudah diberikan penjelasan dan persamaan persepsi terkait pengisian

kuesioner.

8. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian agar responden

paham dan tidak mengalami kebingungan.

9. Setelah responden menyatakan paham dan bersedia menjadi

responden, maka peneliti memberikan surat pernyataan persetujuan

54
menjadi responden agar ditandatangani oleh responden sebagai bukti

persetujuan.

10. Peneliti memberikan kuesioner yang digunakan dalam penelitian

kepada responden dan mendampingi responden dalam mengisi

kuesioner yang diberikan.

11. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti menarik

kuesioner dan melakukan pengecekan kembali apakah data yang

dibutuhkan telah lengkap dan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

12. Peneliti melakukan pengolahan, penyusunan, dan penyajian data

sesuai dengan yang didapatkan.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah selesai pengumpulan data, peneliti akan melakukan pengolahan

pada data yang telah didapatkan. Pengolahan data akan menggunakan

rumus tertentu sehingga akan didapatkan hasil sesuai dengan apa yang

diinginkan. Adapun teknik pengolahan data tersebut akan

menggunakan cara sebagai berikut :

a. Penyuntingan Data (Editing)

Editing merupakan proses dalam pekerjaan redaksi yang sifatnya me

mper timbangkan setiap materi publikasi secara substansial serta up gr

55
ading teknis se hingga diharapkan kuesioner yang kembali kepada pen

eliti akan lengkap.

b. Pemberian Kode (Coding)

Tahapan selanjutnya setelah editing yaitu memberikan kode atau

tanda tertentu,

sehingga akan ada perubahan dari bentuk kalimat atau huruf

menjadi angka

dengan tujuan untuk mempermudah kerja dan pembacaan hasil

pengumpulan

data dan mudah menentukan langkah-langkah logis dalam

membuat sebuah

program kerja selanjutnya.

c. Pemilihan (Sorting)

Sorting ini merupakan proses mengurutkan data atau memilah data

sesuai kategori yang dibutuhkan dalam penelitian, misalnya

mengelompokan data berdasarkan tingkatan kasusnya, seperti tingkat

spiritualitas dan jenis-jenis kecemasan pada ibu hamil trimester III.

d. Memasukkan Data (Entry Data)

Memasukkan data adalah termasuk pekerjaan yang bersifat

administratif yang berguna sebagai informasi ke dalam database

computer sesuai urutan coding

56
yang telah dibuat sebelumnya. Data akan tersimpan dan digunakan

sebagai bahan dasar pada suatu penelitian.

e. Melakukan Analisa Data (Analysis)

Analisa data merupakan proses sistematis untuk menguraikan,

menginterpretasikan, dan mengolah data agar diambil kesimpulan

yang berharga. Langkah kritisnya adalah mengubah data mentah

menjadi informasi yang berguna. Dari hasil analisa data ini dapat

menentukan prioritas pemecahan masalah suatu fenomena yang

diteliti.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisis univariate ini suatu pekerjaan analisis data terhadap satu

variabel secara mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan

dengan variabel lainnya. Hal ini digunakan untuk mendeskripsikan

karakteristik dan variabel independen yang dalam, yaitu tingkat

spiritualitas pada ibu hamil trimester III. Keseluruhan data yang ada

di kuesioner akan diolah dan disajikan dalam bentuk table distribusi

frekuensi dan persentase dari setiap variabel penelitian. Distribusi

dari setiap variabel akan dihitung dengan menggunakan rumus :

f
P= x 100 %
N

57
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi
100 : Bilangan tetap
N : Jumlah subjek
Pada analisa ini, peneliti akan menganalisa data demografi

responden yaitu usia, tingkat pendidikan, faktor risiko kehamilan,

pekerjaan suami, pendapatan keluarga, status anak, spiritualitas dan

kecemasan.

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat ini digunakan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau terdapat korelasi. Peneliti mengidentifikasi

hubungan tingkat spiritualitas dengan kecemasan pada ibu hamil

trimester III. Untuk analisisnya akan menggunakan rumus Chi-Square

karena rumus ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar

variabel ordinal. Rumus Chi-Square adalah sebagai berikut :

( 0 – E)2
X2= ∑
E
Keterangan :
X2 :
Hasil Chi-Square
0 : Jumlah observasi
:
E Jumlah harapan
Nilai E : Jumlah sebaris X jumlah sekolom (jumlah db = ( b – 1) (k –

1)

58
db merupakan derajat bebas, k merupakan kolom, dan b

merupakan baris.

Pengambilan keputusan yang akan dilakukan menggunakan rumus

Chi-Square ini dengan melihat nilai Asymp. Sig (p value < 0,05).

Apabila nilai Asymp. Sig < 0,05 maka Ha diterima yang berarti

terdapat hubungan antara dua variabel.

Syarat uji chi-square adalah tidak boleh ada kolom yang kosong,

sampel harus banyak, dan sampel acak. Namun jika pada pengolahan

data syarat uji chi-square tidak terpenuhi peneliti akan menggunakan

uji Fisher exsac. Yaitu dilakukan uji alternative yang dapat

digunakan jika hasil dari uji chi-square tidak memenuhi persyaratan.

3.8 Etika Penelitian

Menurut (Notoatmojo, 2012) Etika Penelitian merupakan seperangkat

aturan dan prinsip-prinsipetik yang disepakati bersama menyangkut hubungan

antara peneliti di satu sisi dan semua yang terlibat dalam penelitian atau

partisipan penelitian di sisi yang lain. Etika Penelitian adalah aturan yang

dipegang oleh peneliti dalam melakukan riset dan oleh karenanya para peneliti

harus mengetahui serta faham tentang etika sebelum melakukan penelitian.

a) Prinsip Etika Penelitian

Berdasarkan penjelasan buku yang sama (Jumanta, 2021), beberapa

prinsip etika penelitian , yaitu :

59
 Menghormati harkat dan martabat manusia

 Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

 Menghormati keadilan dan inklusivitas

b) Etika penelitian yang akan dipenuhi

1. Otonomi

Otonomi dalam psikologi pengembangan dan bioetika adalah

kapasitas untuk membuat keputusan sebagai pemberian hak individu

untuk menerima atau menolak menjadi responden. Jika individu

bersedia menjadi responden maka individu tersebut akan diberikan

formulir informed consent sebagai persetujuan tertulis sebelum

dilakukannya penelitian.

2. Benefience ( mengutamakan kepentingan orang lain )

Prinsip penelitian memiliki makna yang besar dan bermanfaat

untuk responden yang diteliti. Penelitian yang akan dilakukan adalah

untuk mengidentifikasi hubungan tingkat spiritualitas dengan

kecemasan pada ibu hamil trimester III, diharapkan penelitian ini

dapat memberikan gambaran pada ibu hamil tentang spiritualitas dan

kecemasan, jika Ha diterima, maka mereka mendapatkan salah satu

alternatif menurunkan kecemasan menggunakan spiritualitas.

3. Nonmalefience ( tidak merugikan / tidak membahayakan )

60
Penelitian ini dilakukan dengan tidak membahayakan

responden, baik fisik maupun psikologisnya. Dalam penelitian ini

responden diminta kesediaannya untuk mengisi kuesioner.

4. Confidentiality integrity (jaminan kerahasiaan)

Dalam penelitian ini peneliti wajib menjaga data-data pribadi

responden, caranya dalam mengisi kuesioner, responden hanya

menggunakan nama inisial saja.

5. Veracity (penuh dengan kebenaran)

Penlitian ini dilaksanakan kepada responden hingga dapat

memberikan penjelasan tentang manfaat, dampak, dan apa yang akan

didapatkan oleh responden secara jujur penuh dengan kebenaran.

6. Justice (keadilan dan kesamaan hak)

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti harus

memperlakukan sama dan adil. Semua responden diminta mengisi

kuesioner yang sudah disediakan peneliti dan responden mendapatkan

perlakuan yang sama dan adil.

DAFTAR PUSTAKA

61
Adyani, Kartika. 2023. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Pada
Ibu Selama Kehamilan : Literature Review. The Indonesian Journal Of
Health Promotion (MPPKI, 2023 Vol.6 No.6)
Al Qur’an surat Al Muminun ayat 12-14 dan Al Baqoroh ayat 3
Ardiansyah, dkk. 2022. Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Jurnal Kependidikan
Vol.7 No.1: 25-31
Badan Pusat Statistika Jawa Barat. 2020. Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun
2020.
Data Primer. Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
Fitriani, Aida, Dkk. 2022. Buku Ajar Asuhan Kehamilan DIII Kebidanan Jilid III. PT.
Mahakarya Citra Utama Group
Gusti, I Agung. 2020. Hubungan Tingkat Spiritualitas Dengan TIngkat Kcemasan
Pada Keluarga Pasien. Community Of Publishing Nursing Vol.8 No.1
Hall, Calvin. S. 1980. Suatu Pengantar ke dalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud. Pustaka
Sarjana PT. Pembangunan.
Hamilton M.The assessment of anxiety states by rating. Br J Med Psychol
1959;32:50–55.
Heriati, dkk. 2022. Pengaruh Terpi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan Intra
Operatif Pada Pasien Spinal Antestsi. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Lestari, Ni Komang Putri (2021) GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
PSIKOLOGIS DAN SPIRITUAL PADA IBU HAMIL DI MASA
PANDEMI DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGASEM 1 TAHUN
2021. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan
2021.
Monty, P Satiadarma. 2021. Optimalisasi Kesejahteraan Psikologi Pada Masa
Pandemi. Lembaga Publikasi Ilmiah Universitas Tarumanagara.
Muyasaroh. et al. (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam
Menghadapi Pandemi Covid-19. Lembaga Penelitian dan Pengabdian

62
Masyarakat (LP2M) Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (Unugha)
Cilacap
Notoatmodjo 2012. Metodologi Penelitian Ilmiah. Jakarta
Novopsych. (2018) Deoression Anxiety Stress Scale- Long Form (DASS-42)
Pargament, K. I. (2013). Spirituality as an Irreducible Human Motivation and
Process. International Journal for the Psychology of Religion, 23, 271-281.
Profil Kesehatan Jawa Barat 2021
Rohmatun, Siti. 2021. Gambaran Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan
Spiritual Care Pada Pasien Hemodialisa.
Russell D'souza, Kuruvilla George. 2006. Spirituality, Religion and Psychiatry: Its
Application to Clinical Practice. Journal Neuroscience, Neurology &
Psychiatry. Sage Journal.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta
Triasani, D., & Hikmawati, R. (2016). Hubungan Kecemasan Ibu Hamil. Terhadap
Kejadian Preeklamsia Di. RSUD Majalaya Kabupaten Bandung. Jurnal
Ilmiah Kesehatan
Usni, Anif Faizah dkk. 2017. Hubungan Antara Spiritualitas Dengan Kecemasan pada
Ibu Hamil Primigravida Trimester III Di Puskesmas Ngesrep. Jurnal Ilmu
Kesehatan. Semanticsholar.org
WHO. 2020. Prevalensi Kematian Ibu Tahun 2021
WHO. 2021. Prevalensi Angka Kematian Bayi Tahun 2020
Wulan, Tanty. 2022. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. CV Feniks Muda Sejahtera
Yuliani, Diki Retno 2020. Kecemasan Ibu Hamil Dan Ibu Nifas Pada Masa Pandemi
Covid-19 Di Kecamatan Baturaden Tahun 2020. Jurnal Sains Kebidanan
Vol.2 No.2 November 2020

63
LAMPIRAN

64
Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden (Informed Consent)

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yang Terhormat
Calon responden penelitian

Dengan hormat, saya bertanda tangan di bawah ini


Nama : Tati hermwati
NIM : 512023115

Adalah mahasiswi Sarjana Kebidanan Fakultas Kebidanan Universitas


‘Aisyiyah Bandung yang sedang melakukan menyelesaikan tugas akhir berupa
penelitian. Adapun penelitian yang akan saya lakukan adalah penelitian yang
betermakan tingkat spiritualitas dengan tingkat kecemasan ibu trimester III dalam
persiapan persalinan. Peneliti akan mengajukan beberapa pertanyaan dengan
kuesioner, dan peneliti akan merahasiakan setiap informasi yang diberikan oleh
responden dan informasi tersebut hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian. Keikutsertaan saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila ada
pertanyaan yang kurang jelas atau saudara ingin menanyakan sesuatu, maka saudara
dapat menanyakan langsung kepada peneliti.
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas perhatian dan kesediaan
saudara menjadi responden, saya mengucapkan terimakasih.

Peneliti

Tati Herrmawati

65
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

JUDUL PENELITIAN : HUBUNGAN TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN

KECEMASAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM PERSIAPAN

PERSALINAN DI PUSKESMAS PANCA TAHUN 2024

INSTANSI PELAKSANA :

SARJANA 1 FAKULTAS KEBIDANAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

BANDUNG

Persetujuan Setelah Penjelasan

(INFORMED CONSENT)

Yth. Calon Responden


Dengan Hormat

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama : Tati Hermawati
NIM : 512023115

adalah salah satu mahasiswa Program Studi Sarjana 1 Kebidanan di Fakultas


Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Bandung yang akan melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Tingkat Spiritualitas dengan Kecemasan Pada Ibu
Hamil Trimester III dalam Persiapan Persalinan di Puskesmas Panca”.
Bersama dengan ini saya bermaksud memohon kesediaan saudara untuk
menjadi responden pada penelitian saya.

66
Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak ada unsur
paksaan, dan tidak akan berpengaruh pada hal-hal yang merugikan saudara.
Apabila saudara bersedia menjadi salah satu reponden, peneliti mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab
pertanyaan yang ada pada kuesioner. Saya mengharapkan kejujuran saudara
dalam memberikan jawaban demi obyektifitas jawaban. Jika ada informasi /
pertanyaan yang belum jelas terkait penelitian ini maka saudara dapat
menghubungi peneliti.
Demikian penjelasan dari saya, atas partisipasi dan kerjasama yang
diberikan, peneliti mengucapkan terima kasih. Setelah menerima informasi
dan memahami penjelasan peneliti, dengan ini saya menyatakan

SETUJU / TIDAK SETUJU*)

Untuk menjadi responden / sampel penelitian ini.

Bandung, ………………..2024
Saksi : Nama Lengkap :
Nama Lengkap : Alamat :
Alamat :

Keterangan :
*)Untuk di coret salah satunya

Lampiran 5. Lembar Kuesioner Data Demografi Responden

67
KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER A (DATA DEMOGRAFI)

Nomor Responden : (diisi oleh peneliti)


Hari / Tanggal :

Petunjuk 1 :
Isilah masing-masing pernyataan dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan
saudara.

Inisial :
Usia :
HPHT :

Petunjuk 2 :
Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan saudara yang
sebenar-benarnya.

1. Pendidikan Terakhir :
Tidak Tamat SD Tamat SMA/SMK/ Aliyah
Tamat SD Tamat Perguruan Tinggi/Diploma
Tamat SMP/MTs
2. Agama :
Islam Hindu
Kristen Budha
Katholik Lain-lain,sebutkan………………
3. Status Kehamilan (Janin) :

68
Kehamilan Sangat diinginkan Kehamilan Tidak diinginkan
Kehamilan Tidak diinginkan namun telah dapat diterima
4. Pekerjaan suami :
Pensiunan Buruh Harian Lepas
PNS Wirausaha / Dagang
TNI / POLRI Karyawan
Petani Nelayan
5. Pendapatan rata-rata keluarga per bulan :
Lebih dari Rp. 3.500.000,-
Rp. 2.500.000,- – Rp. 3.500.000,-
Rp. 1.500.000,- – Rp. 2.499.999,-
Kurang dari Rp. 1.499.999,-
6. Jika saudara beragama Islam, berapa sering saudara melaksanakan Sholat Wajib
dalam sehari :
Selalu
Terkadang jika ingat dan ada waktu
Tidak pernah
7. Jika saudara beragama Islam, berapa sering saudara melaksanakan Sholat Sunnah
dalam sehari :
Setiap hari ada sholat Sunnah yang dikerjakan
Terkadang jika ingat dan ada waktu
Tidak pernah
8. Jika saudara beragama Islam, berapa sering saudara membaca Al-Qur’an dalam
sehari :
Setiap saat
Setiap hari
Tidak pernah
Terkadang jika ingat dan ada waktu

69
9. Jika saudara beragama selain Islam, seberapa sering saudara datang ke tempat
ibadah :
Selalu
Tidak pernah
Terkadang jika ingat dan ada waktu

Petunjuk 3 :
Data diisi oleh petugas pengambil data.
Isilah data kosong di bawah ini setelah dilakukan pemeriksaan pada responden.

1. Pada usia 36 minggu kepala / bagian terendah janin didalam rahim telah masuk PAP
(pintu atas panggul) :
Sudah masuk PAP Belum masuk PAP
2. Tinggi Badan :
3. Tekanan Darah :
4. Haemoglobin / Hb :
5. Lingkar Lengan :
6. Riwayat Penyakit : Ada Tidak Ada
7. Riwayat Komplikasi kehamilan / persalinan yang lalu :
Hipertensi pada Kehamilan (pre eclampsia)
Keguguran berulang (keguguran lebih dari 2 kali pada kehamilan pertama)
Kehamilan Kembar
Persalinan Lama
Ketuban Pecah Dini
Placenta previa
Retensio Plasenta
Malposisi janin (Sungsang / Lintang /Placenta menumbung)
Kehamilan dengan IUGR
Persalinan dengan Bayi disabilitas / kelainan congenital

70
Kesimpulan kategori resiko kehamilan :
Ibu hamil dengan resiko ringan Ibu hamil dengan resiko sedang
Ibu hamil dengan resiko berat Komplikasi resiko tinggi

71
Lampiran 6. Lembar Kuesioner DSES

KUESIONER B
DAILY SPIRITUAL EXPERIENCE SCALE (DSES)
(SKALA PENGALAMAN SPIRITUAL SEHARI-HARI)

Petunjuk pengisian :
1. Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan kondisi
yang anda alami sehari-hari. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri anda dengan
cara memberi tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang telah disediakan
Dalam pemberian jawaban tidak ada jawaban yang salah.
3. Semua jawaban yang anda berikan adalah benar jika sesuai dengan
pendapat atau kondisi yang anda alami.
Alternatif (pilihan ) jawaban :
SK S HS K J HTP
( 1X / (3 -4 X /
No. Pertanyaan (> (5-6 X / (1 -2 X / (< 1 X /
HARI MINGGU
1X/HARI) MINGGU) MINGGU) MINGGU)
) )
Saya merasakan
1
kehaditan Tuhan
Saya merasakan
mempunyai
2
hubungan dengan
semua kehidupan
3 Ketika saya
beribadah atau
diwaktu lain
ketika
berhubungan
dengan Tuhan,
saya merasakan
kegembiraan
sehingga saya
keluar dari

72
kekhawatiran
sehari-hari.
Saya menemukan
kekuatan dalam
4
agama atau
spiritualitas saya
Saya menemukan
kenyamanan
5 dalam agama
atau spiritualitas
saya
Saya merasakan
kedamaian batin
6
yang mendalam
atau kerukunan
Saya meminta
bantuan Tuhan
7
ditengah aktifitas
sehari-hari
Saya merasa
dibimbing oleh
8 Tuhan ditengah
aktivitas sehari-
hari
Saya merasakan
cinta Tuhan
9
kepada saya
secara langsung
Saya merasakan
cinta Tuhan
10 kepada saya
melalui orang
lain
Saya merasa
kagum dengan
11
karya ciptaan
Tuhan
Saya merasa
bersyukur atas
12
berkat-berkat
yang saya terima
13 Saya merasa

73
peduli tanpa
pamrih untuk
orang lain
Saya menerima
orang lain bahkan
ketika mereka
14
melakukan hal-
hal yang saya
anggap salah
Saya ingin lebih
dekat dengan
15
Tuhan atau dalam
kesatuan ILahi

74
Lampiran 7. Lembar Kuesioner Kecemasan
KUESIONER C
DEPRESSION ANXIETY STRESS SEALES (DASS)
Bagian kecemasan
Petunjuk pengisian :
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan pernyataan yang mungkin sesuai
dengan pengalaman ibu dalam menghadapi situasi hidup sehati-hari. Terdapat empat
pilihan jawaban yang disediakan untuk pernyataan yaitu :
0 : Tidak pernah
1 : Kadang-kadang
2 : Lumayan sering
3 : Sering kali.
Selanjutnya, anda diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda
centing (√ ) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman anda
selama mengalami kehamilan ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah,
karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri anda yang sesungguhnya, yaitu
berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran anda.
No Aspek Penelitian 0 1 2 3
1. Mulut terasa kering
2. Merasa gangguan dalam bernafas (nafas cepat, sulit
bernafas
3. Kelemahan pada anggota tubuh
4. Cemas yang berlebihan dalam suatu situasi namun
bisa leg ajika hal / situasi itu berakhir
5. Kelelahan
6. Berkeringat (missal : tangan berkeringat) tanpa
stimulasi oleh cuaca maupun latihan fisik
7. Ketakutan tanpa alasan yang jelas
8. Kesulitan dalam menelan
9. Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa
stimulasi oleh latihan fisik
10. Mudah panic
11. Takut diri terhambat oleh tugas-tugas yang tidak
biasa dilakukan
12. Ketakutan
13. Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin
menjadi panik dan memperlukan diri sendiri
14. Gemetar / pergerakan tanpa disadari

75
Lampiran 8. Surat Permohonan Ijin Pengkajian Data Awal ke Puskesmas Panca
Lampiran 9. Lembar Ijin Pengkajian Data Awal dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung

76

Anda mungkin juga menyukai