KEPERAWATAN JIWA
Oleh :
190101009
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga akhirnya penyusunan proposal ini dapat berjalan
dengan lancar. Shalawat beserta salam dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah memberikan contoh dan suri tauladan bagi manusia untuk keselamatan
duni akhirat. Adapun judul skripsi ini “Hubungan Dukungan Sosial Dengan
Pariaman Tahun 2023”. Proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
masukan, bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat
2. Bapak H. Syahrul, SKM, M.Kes selaku ketua Studi STIkes Piala Sakti
3. Ibu Ns. Asfri Sri Rahmadeni, M.Kep selaku ketua Program Studi S1
i
4. Ibu Ns. Mechi Silvia Dora, S.Kep selaku pembimbing I yang terus
6. Dosen dan Staf di STIkes Piala Sakti Pariaman yang telah memberikan
7. Teristimewa pada kedua orang tua, keluarga, yang telah mendukung dan
memberikan dorongan baik moril maupun material dan doa yang selalu
Semoga saja bimbingan dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik
dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa proposal ini
jauh dari sempurna. Tanggapan, kritikan dan saran akan sangat berarti agar
terbentuknya sebuah pemikiran yang baru untuk kesempurnaan proposal ini. Akhir
kata semoga proposal ini dapat bermanfaat, tidak saja bagi peneliti tapi juga bagi
semua pembaca serta dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan di msa
mendatang.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vi
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................9
iii
2.2.5 Gejala gejala Kekambuhan....................................................................17
BABIII........................................................................................................................20
KERANGKA KONSEP............................................................................................20
BAB IV........................................................................................................................23
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................23
4.3.1 Populasi.................................................................................................24
4.3.2 Sampel...................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................30
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : 1 gambar
Lampiran : 3 kuesioner
v
BAB 1
PENDAHULUAN
kesehatan yang signifikan di dunia. Gangguan jiwa merupakan gangguan yang terjadi
pada otak yang ditandai dengan terganggunya perilaku, proses berpikir, emosi dan
persepsi yang ditandai dengan bentuk penyimpangan perilaku akibat terjadinya emosi dan
masalah kesehatan yang cukup serius dikarenakan jumlahnya yang terus mengalamai
Organization) 2022 terdapat 300 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan jiwa
seperti depresi, bipolar, demensia, termasuk 24 juta orang yang mengalami skizofrenia.
Dari data prevalensi skizofrenia tercatat relatif lebih rendah dibandingkan dengan data
Survey 2022, 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5
persen) remaja mengalami gangguan mental. Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang
pola prilaku atau sindrom, psikologi secara klinis terjadi pada individu berkaitan dengan
distres yang dia alami, misalnya gejala menyakitkan, penderita nyeri, kehilangan
1
2
kesehatan (Kemenkes) dilakukan 300.000 sampel rumah tangga (1,2 juta jiwa) di 34
Provinsi, 416 Kabupaten dan 98 Kota. Dari sejumlah data dan informasi kesehatan, poin
tentang gangguan jiwa mengungkap peningkaan proporsi cukup signifikan. Sebab jika
dibandingkan dengan riskendes 2013 naik 1,7% menjadi 7%. Artinya per 1.000 rumah
terdapat 7 rumah tangga yang ada odgj, sehingga jumlahnya diperkirakan sekitar 450 ribu
gangguan jiwa sebanyak 111.016 orang. Kota Padang berada di urutan pertama dari 19
penderita gangguan jiwa terbanyak di pelayanan kesehatan di kota Padang yaitu di Rumah
Sakit Jiwa Prof HB. Saanin Padang dengan jumlah kunjungan sebanyak 38.332 orang
kota Pariaman didapatkan bahwa dari seluruh puskesmas yang ada diwilayah kota
Pariaman didapatkan orang yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 197 orang, dan dari
data yang didapatkan kasus gangguan jiwa terbanyak terdapat pada wilayah kerja
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara
fisik menta, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu member
kontribusi bagi komunitasnya (UU No.18 tentang kesehatan jiwa, 2015). Keadaan
seseorang dikatakan sehat jiwa apabila mampu mengendalikan diri dalam mengahadapi
3
stressor dilingkungan sekitar dengan selalu berfikir positif dalam keselarasan tanpa
adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang mengarah
Dukungan sosial adalah salah satu faktor terpenting dalam memprediksi kesehatan
fisik dan kesejahteraan semua orang dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Kurangnya
kasus, dukungan sosial juga dapat memprediksi buruknya kesehatan fisik dan mental
seseorang (Clark, 2015). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Richmond (2020) dalam
jurnalnya mengemukakan bahwa dukungan sosial dapat menjadi faktor pelindung bagi
Dukungan sosial sangat diperlukan terutama untuk kesehatan fisik dan psikologis.
Secara keseluruhan, tampak bahwa dukungan sosial yang positif dan berkualitas tinggi
psikopatologis yang terkait dengan masalah yang dihadapi seseorang. Berbeda dengan
dukungan sosial yang rendah, dukungan sosial yang tinggi muncul untuk penyangga atau
melindungi seseorang terhadap dampak dari penyakit mental dan fisik. (Ozbay, 2017)
mempengaruhi kejadian dan efek stress. Kurangnya dukungan sosial masyarakat akan
memperburuk kondisi seseorang. Beberapa efek negatif yang ditimbulkan bisa terjadi
karena dukungan sosial tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pada pasien, sumber
dukungan memberikan contoh buruk pada individu, dan pasien menganggap dukungan
tersebut tidak diperlukan sehingga individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu
4
(sarafino, 2016)
Kekambuhan gangguan jiwa adalah suatu peristiwa dimana gejala gangguan jiwa
atau gangguan jiwa yang timbul dari gangguan jiwa kronis sebelumnya timbul kembali.
Diperkirakan 50% pasien gangguan jiwa kronis kambuh dalam tahun pertama dan 70%. di
tahun kedua. Kekambuhan biasanya terjadi ketika hal buruk terjadi pada orang dengan
masalah kesehatan mental, seperti diusir oleh keluarganya sendiri (Suripto, 2016).
gangguan jiwa pada pasien yang sudah lama dinyatakan bebas dari gejala gangguan.
perawatan baik rawat inap maupun rawat jalan dengan jangka waktu yang cukup lama.
Pasien gangguan jiwa yang telah menjalani terapi atau yang sudah dipulangkan
(2018) pasien yang sedang mengalami rawat jalan dan telah kembali ke dalam masyarakat
apabila dukungan dari masyarakat tidak ada, maka akan beresiko untuk mengalami
kekambuhan.
dengan penderita gangguan jiwa. Menurut penelitian Larry (2017), untuk orang-orang
masyarakat memandang rendah pasien gangguan jiwa dan memilih tidak berteman dengan
mereka.
5
Menurut Canadian Institute For Health Information (CIHI, 2012) secara khusus ,
orang-orang yang mengalami gangguan jiwa cenderung melaporkan lebih sedikit teman-
menyebabkan penderita kerap kali mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari
masyarakat dan bahkan dari keluarga penderita sendiri. Perlakuan yang didapatkan oleh
penderita ganguan jiwa saperti diskriminasi, mereka terisolasi, bahkan dikucilkan, padahal
penderita gangguan jiwa berhak mendapatkan hak-hak mereka sebagai manusia dan dapat
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahmayani
(2018) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara dukungan
ada hubungan antara dukungan penilaian dengan pencegahan kekambuhan pada penderita
gangguan jiwa (p=0,021). tidak ada hubungan antara dukungan instrumental dengan
pencegahan kekambuhan pada penderita gangguan jiwa (p= 0,062). ada hubungan antara
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ekayamti (2021) dengan hasil
penilaian terhadap tingkat kekambuhan dengan nilai p=0,001 (p0,05), dan terdapat
6
Kesehatan kota Pariaman didapatkan bahwa dari seluruh puskesmas yang ada diwilayah
kota Pariaman terdapat sebanyak 197 orang yang mengalami ganguan jiawa, dan dari
wilayah kerja puskesmas Pariaman didapatkan data paling banyak yang mengalami
gangguan jiwa yaitu sebanyak 69 orang, (Dinkes Kota Pariaman,2022). Untuk lebih
Table 1.1
Jumlah kasus gangguan jiwa di kota Pariaman
Tahun 2022
No Puskesmas Kasus ODGJ
1 Kuraitaji 19
2 Marunggi 21
3 Pariaman 69
4 Naras 31
5 Sikapak 14
6 Padusunan 24
7 Air santok 19
Jumlah 197
Sumber : Dinkes Kota Pariaman
Menurut data yang peneliti lakukan di puskesmas pariaman terdapat 69 orang yang
mengalami gangguan jiwa dan data gangguan jiwa yang paling banyak terdapat didesa
jiwa.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut dimasa
yang akan datang, khususnya bagi yang ingin meneliti tentang hubungan
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa dan mampu memahami lebih jelas
TINJAUAN PUSTAKA
oleh mereka yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang
diri, atau segala bentuk dukungan yang diterima individu dari individu atau
kelompok lain.
oleh orang lain yang berarti seperti keluarga, teman, saudara, dan rekan
9
10
Raudatussalamah, 2015).
Beberapa bentuk dukungan sosial menurut Cohen & Hoberman ( Isnawati &
a. Appraisal Support
b. Tangiable support
Yaitu bantuan yang nyata yang berupa tindakan atau bantuan fisik dalam
menyelesaikan tugas.
atau harga diri individu atau perasaan seseorang sebagai bagian dari
d. Belonging support
rasa kebersamaan.
11
a. Emotional Support
keadaan stress.
b. Esteem Support
stress karena tuntutan tugas yang lebih besar daripada kemampuan yang
dimilikinya.
d. Informational Support
yang dihadapi.
a. Penarikan diri dari orang lain, disebabkan karena harga diri yang rendah,
meminta bantuan.
b. Melawan orang lain, seperti sikap curiga, tidak sensitif, tidak timbal
terus menerus, menganggu orang lain, berpakaian tidak pantas, dan tidak
Dukungan sosial mempunyai tiga jenis manfaat menurut Taylor (dalam king,
2012), yaitu:
Masyakat dapat memberikan barang dan jasa dalam situasi yang penuh
b. Infomasi
c. Dukungan emosional
Dalam situasi stress individu sering kali menderita emosional, yang dapat
individu yang menerima dukungan sosial dari orang lain, individu tersebut
menyesuaikan diri dalam keadaan atau masalah yang dialami (Amylia &
Surjaningrum, 2019).
sosial dapat dipersepsi bahwa dukungan sosial tersebut tidak diterima dengan
baik, dan individu tersebut tidak merasakan efek yang baik, dikarenakan
kurang tepat dengan apa yang dibutuhkan individu tersebut (Rokhmatika &
Darminto,2015).
gejala-gejala gangguan jiwa pada pasien yang sudah lama dinyatakan bebas
Menurut Kaliat (2015), pasien yang tidak minum obat secara teratur
sesegera mungkin.
V). Menurut salah satu tokoh yakni Kaliat, memaparkan beberapa tanda
diri kembali menurun (bau badan, kuku kotor, rambut kusut, dan kulit
kotor)
melamun, mulai tidak aktif bergerak dan pasif, komunikasi kembali tidak
c. Secara sosial meliputi, menarik diri dari lingkungan dan orang sekitar,
yakni:
16
a. Klien
jadwal minum obat mulai tidak teratur sudah sangat mungkin akan
skizofrenia sangat sulit untuk minum obat secara teratur karena adanya
b. Penanggung jawab
sakit. Dan ketika gejala kesembuhan mulai meningkat pihak rumah sakit
gejala gangguan.
c. Keluarga
d. Lingkungan masyarakat
kekambuhan, yakni:
a. Overextention
b. Restricted Conciousnes
depresi.
c. Disinhibition
berlebihan.
d. Psychotic Disorganization
Gejala awal dari suatu kekambuhan adalah gejala yang nampak terlihat
pada seorang penderita, biasanya penderita akan berprilaku yang lain dari
biasanya, dibandingkan dengan pada saat dinyatakan sembuh. Gejala awal ini
(Wediodinigrat, 2016)
a. Tegang
keras, tidak peduli pada keadaan, tidak lagi kooperatif, tidak mau minum
b. Mudah Marah
Marah tanpa sebab yang pasti, biasanya dengan merusak barang, merusak
c. Sulit Konsentrasi
tugas yang diberikan, juga perawatan tubuhnya jika dibantu tidak mau.
d. Gangguan Tidur
Penderita sulit memulai tidur, nampak gelisah, mata terlihat merah, kondisi
tubuh lesu, karena kurang tidur. Kondisi ini akan bertambah buruk ketika
e. Gelisah
Kegelisahan penderita mula mula tidak tampak, akan terlihat jelas seiring
f. Malas
Yang dimaksud malas adalah malas perawatan diri ( malas mandi, gosok
gigi, menyisir rambut, dsb) dan malas beraktifitas ( tidak mau mengerjakan
g. Curiga
KERANGKA KONSEP
Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah dipaparkan kerangka teori dalam penelitian
Skema 3.1
Kerangka teori
20
21
Keterangan : Diteliti
Tidak diteliti
pemberian dukungan sosial adalah penarikan diri dari orang sekitar, melawan orang
yang dapat diberikan berupa bantuan yang berupa nasehat (Appraisal support),
bantuan nyata yang berupa tindakan (Tangiable support), dukungan yang diberikan
orang lain (Self esteem support), menunjukkan perasaan diterima (Belogin support).
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmojo, 2016). Kerangka konsep adalah suatu model konseptual yang
melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan dianggap perlu untuk
melengkapi dinamika situasi atau hal yang akan diteliti. Penyusun kerangka konsep
akan membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu, dan
22
membantu peneliti dalam menhubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya
variable independen dan dependen. Variable independen adalah variable yang menjadi
sebab timbulnya atau berubahnya variable dependen. Variable independen yang akan
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen yang akan diteliti
Skema 3.2
Kerangka konsep
penelitian. Oleh karena itu maka dari peneliti dituntu kemampuannya untuk dapat
METODOLOGI PENELITIAN
utama untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif yang
Pariaman.
Wilayah kerja Puskesmas Pariaman dan di rencanakan mulai pada bulan juli
24
25
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
yang ada. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan 10%,
sampel.
Kriteria sampel :
26
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner, yang mempunyai dua
skala likert, (1) Tidak pernah , (2) Kadang , (3) Sering, (4) Selalu. Digunakan
terpilih yang sesuai dengan perilaku dan telah diuji reabilitas serta validasinya
memberikan respon dengan Ya diberikan skor 1 dan jawaban tidak diberi skor
0 (Hidayat, 2018).
Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara dan
Pariaman.
Pariaman.
Pengolahan data adalah kegiatan merubah atau membuat seluruh data yang
dikumpulkan menjadi suatu bentuk yang dapat disajikan, dianalisa dan ditarik
1. Editing
2. Coding
"coding" yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka
3. Entry data
4. Tabulating
berbagai kategori
5. Cleaning
distribusi frekuensi.
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini data yang telah
30
Rumus persen.
P = f × 100%
Keterangan:
keluarga. Kedua variabel masuk ke dalam skala yang sama yaitu skala
Likert. Uji analisis pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. uji
(ρvalue 0,05), sehingga jika ρ value ˂ 0,05 maka hasil secara statistik
“bermakna” , dan jika ρ value ˃ 0,05 maka hasil hitungan secara statistic
EN-web.pdf.
Clark M.C. (2015). Relations Between Social Support and Physical Health. Diperoleh
clark.html\
Dorlan. Kamus Kedokteran. Dorlan Editor Hunawati Hartanto. Edisi 29. Jakarta:
EGC. 2016
Johnson, L & Lundstrom,O. (2013). Social support in bipolar disorder: its relevance
Health 5(2):129-37.
Keliat. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta : EGC.
2015
32
33
Larry J.S. (2017). Shunned: desccrimination Against People with Mental Illness. Am
J Psychiatry. 164:1272-1273.
Cipta
Ozbay,F , Douglas C. Johnson, PhD& Southwick, MD. (2017). Social Support and
4(5): 35-40
Richmond, BC. (2018). Maintaining your mental health. Canadian mental health
association.
Sarafino, E.P. (2016). Health Psychology Biopcsycio Social Interaction 4th edition.
https://rsjlawang.com/news/detail/497/memahami-kekambuhan-pada-odgj
34
Topic:http://who.int//topics/schizoprenia/en/