DISUSUN OLEH
YOGYAKARTA
2022
i
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
Sagita Fransiska
NIM: 202143027
Pembimbing I,
NIK 201550002
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan proposal
penelitian ini dengan judul “Hubungan Perilaku Caring Perawat terhadap
Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Santa Theresia Jambi”
dengan tepat waktu.
Proses penyusunan proposal ini dapat berjalan dengan lancar karena adanya
dorongan, motivasi dan bimbingan dari dosen dan juga orang-orang terdekat,
sehingga penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:
1. Ketua Stikes Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan izin,
memberikan segala bentuk dorongan, semangat dan fasilitas pada penulis
sehingga penulis mampu menyelesaikan dalam waktu yang tepat.
2. Sr. Therese Maura Hardjanti,CB.,MSN sebagai pembimbing 1 yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
proposal ini dengan benar-benar memahami secara detail semua Langkah-
langkahnya.
3. Seluruh Bapak dan ibu dosen Stikes Panti Rapih Yogyakarta yang telah
memberikan banyak bekal kepada penulis dalam berbagai bentuk keilmuwan.
4. Keluarga terdekat dan semua pihak yang telah membantu terlaksananya
penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala petunjuk, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca, agar dapat menunjang pengembangan dan
perbaikan penulisan selanjutnya.
Demikian proposal penelitian ini disusun, penulis berharap semoga hasil
penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan bermanfaat bagi
pembaca serta mohon kritik dan saran yang membangun bagi penulis yang dapat
menambah kesempurnaan isi dari proposal penelitian ini.
Penulis
iii
DAFAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8
2.1 Tinjauan Teori ............................................................................. 8
2.2 Teori Caring Jean Watson .......................................................... 10
2.3 Teori Caring Leinenger ............................................................... 13
2.4 Teori Caring Kristen M.Swanson ............................................... 14
2.5 Caring Dalam Keperawatan ........................................................ 18
2.6 Konsep Kepuasan Pasien ........................................................... 19
2.7 Kerangka Teori ........................................................................... 22
2.8 Kerangka Konsep ........................................................................ 23
2.9 Hipotesa ...................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24
3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 24
3.2 Definisi Opersional ..................................................................... 24
3.3 Populasi dan sampel .................................................................... 25
3.4 Tempat dan waktu Penelitian ...................................................... 26
3.5 Tekhnik dan instrumen pengumpulan data ................................. 26
3.6 Validitas dan Reabilitas .............................................................. 29
3.7 Etika Penelitian ........................................................................... 30
3.8 Pengolahan Data ......................................................................... 31
iv
3.9 Analisis Data ............................................................................. 32
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu layanan publik yang selalu diakses dan menjadi kebutuhan primer
masyarakat adalah layanan kesehatan di fasilitas-fasilitas kesehatan yang
merupakan salah satu fasilitas penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah
sakit sebagai salah satu tempat layanan kesehatan publik, berkembang menjadi
tempat dengan kompleksitas layanan yang tinggi, dengan ratusan macam obat,
ratusan test dan prosedur, terdapat alat dan teknologi, bermacam profesi dan non
profesi yang memberikan pelayanan ke pasien selama 24 jam secara terus-
menerus.
1
Maka, selain didorong oleh motif untuk memberikan layanan yang humanis,
rumah sakit selalu berusaha untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat demi
motif pertumbuhan finansialnya dari pemasukan biaya pasien yang dirawat atau
mendapat pelayanan kesehatan. Rumah sakit akan terus berusaha mengelola
seluruh sumber daya rumah sakit untuk menempatkan pasien sebagai pusat
layanannya.
Salah satu sumber daya manusia terpenting di rumah sakit adalah perawat, yang
selain karena jumlahnya yang dominan tetapi juga merupakan profesi yang
memberikan pelayanan yang konstan dan terus menerus selama 24 jam kepada
pasien. Kehadirannya dibutuhkan tidak hanya sebagai sosok yang memfasilitasi
pengobatan semata, namun terlebih sebagai pendamping yang merawat pasien
selama proses penyembuhan berlangsung.
Keberadaan seorang perawat yang dominan dan sentral dalam suatu layanan
kesehatan dibandingkan dengan sumber daya manusia lain di suatu rumah sakit
atau pusat layanan kesehatan dipaparkan oleh Doheny (dalam Wirentanus, 2019)
untuk menjalankan sejumlah peran layanan kesehatan. Perawat dengan sendirinya
juga menempati posisi yang penting dari suatu sistem layanan kesehatan karena
para perawat memberikan layanan kepada individu, keluarga dan komunitas.
Menurut Nsiah, Siakwa, and Ninnoni yang disitasi oleh Alsufyani, A. M.,
Aldawsari, A. A., Aljuaid, S. M., Almalki, K. E., & Alsufyani, Y. M. (2020)
memberikan penegasan bahwa perawat dapat berperan untuk menguatkan para
pasien, mengurangi tindakan medis yang tidak perlu, meredakan
ketidaknyamanan pasien, dan bahkan bertindak sebagai pelindung terhadap
layanan kesehatan yang tidak memadahi. Sejumlah bukti yang berhubungan
dengan optimalisasi perilaku caring seorang perawat mengindikasikan kompenen-
komponen esensial dalam praktik keperawatan. Penelitian oleh Hannan, dkk
(2019) menunjukkan bahwa praktik patient-centered care oleh tenaga kesehatan
terhadap pasien menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap kepatuhan pasien
2
untuk mengikuti proses pengobatan, meningkatnya kepuasan dan hasil
pengobatan yang memuaskan.
3
Dalam kondisi normal dan bukan karena pandemi atau suatu kasus khusus
lainnya, perilaku caring diaktualisasikan dalam bentuk kedekatan emosional dan
aktual untuk rasa saling percaya antara perawat dan pasien. Hal ini dapat dibangun
dengan komunikasi dan interaksi tanpa sekat-sekat antara pasien dan perawat
yang melibatkan: kontak fisik, mendengarkan dan memahami perawat baik secara
verbal maupun nonverbal, merawat dan mengobati, serta melayani kebutuhan
perawatan dan penyembuhan pasien secara langsung.
Aktualisasi perilaku caring seorang perawat dalam suatu masa atau kasus tertentu
yang menuntut tindakan emergensi yang berbeda dengan protokol khusus,
tentunya harus ditampilkan secara berbeda pula sesuai protokol yang membatasi
interaksi dan hubungannya dengan pasien yang dilayaninya. Bahkan dalam saat
kegentingan yang akut karena sakitnya, seorang perawat tidak bisa hadir secara
langsung di dekat pasien, termasuk mengambil sikap untuk berjarak demi
mencegah penularan infeksi, keselamatan pasien dan keselamatan tenaga
kesehatan. Padahal sebagai tenaga kesehatan terdekat bagi pasien, perawat akan
lebih dahulu mengetahui keadaan apa yang dirasakan pasien. Berbagai keluhan
fisik dan psikologis seperti kecemasan akan sakit yang dirasakan, mudah
tersinggung dan marah, dan kurang konsentrasi sangat membutuhkan perhatian,
kepekaan, dan sikap peduli dari perawat untuk menanggapi keluhannya.
Sementara berdasarkan data yang dirilis oleh www. statista.com. Dengan berbasis
data dari temuan survey oleh IPSOS 2019, tingkat kepuasan pasien sangatlah
bervariasi antar sejumlah negara. Responden dari Saudia Arabia dan Singapore
merupakan yang paling puas dengan layanan kesehatan di negaranya, sedangkan
4
Chile dan Colombia menjadi negara dengan layanan paling tidak memuaskan.
Secara keseluruhan, dari survey di 32 negara di dunia, tingkat kepuasan pasien
mencapai angka 34% saja, dengan 39% menyatakan tidak puas dan sisanya 26%
menyatakan netral.
Secara khusus, pada Rumah Sakit Santa Theresia Jambi yang selama ini belum
pernah dilakukan penelitian tentang perilaku caring perawat dan tingkat kepuasan
pasien hanya dilakukan sebatas survei saja tanpa pernah dilakukan penelitian lebih
lanjut. Sehingga, digerakkan oleh data-data tersebut penulis tertarik untuk
5
mengetahui secara khusus hubungan antara perilaku caring perawat terhadap
tingkat kepuasan pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Santa Theresia
Jambi, sebagai salah satu rumah sakit terkemuka di Kota Jambi.
6
1.4.1.2 Sebagai referensi akademis dalam meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan caring perawat dalam melayani pasien yang sedang menjalani
perawatan di Rumah Sakit Santa Teresia Jambi
1.4.2 Manfaat Bagi Praktisi
Bagi praktisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:
1.4.2.1 Rujukan pengambilan keputusan di tingkat pengambil kebijakan di
rumah sakit, yaitu: direksi dan pimpinan rumah sakit dalam meningkatkan
perilaku caring, khususnya di Rumah Sakit Santa Theresia Jambi.
1.4.2.2 Rujukan perilaku dan sikap caring bagi perawat dan tenaga kesehatan
lainnya di rumah sakit, khususnya di Rumah Sakit Santa Teresia Jambi.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
8
Watson (1985) menyebutkan bahwa praktik caring merupakan pusat keperawatan
dengan 2 (dua) alasan pokok. Pertama: caring sebagai dasar dalam kesatuan nilai
kemanusiaan yang universal antara lain kebaikan, kepedulian, dan cinta terhadap
diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian praktik dan perilaku caring menjadi
moralitas ideal keperawatan, yaitu keinginan untuk memberikan perawatan yang
tulus, kesungguhan untuk merawat, dan tindakan merawat (caring). Kedua: caring
merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, yang mendorong seorang
perawat professional untuk bekerja dengan lebih perhatian dan penuh tanggung
jawab kepada kliennya. Dengan alasan ini, praktik dan perilaku caring menjadi
penting terutama dalam praktik keperawatan karena seorang klien yang sedang
dirawat di rumah sakit sangat mengharapkan perhatian dan bantuan dari perawat
yang untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.
9
keperawatan profesional untuk meningkatkan mutu pelayanan yang dapat
memberikan kepuasan pada pasien dan keluarga.
10
Menurut Watson dalam Kusmiran (2015), faktor-faktor karatif meliputi:
2.2.1.1. Pembentukan Sistim Nilai Humanistik dan Alturistik, yaitu
menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien.
Perawat juga harus memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada klien.
2.2.1.2 Memberikan Kepercayaan-Harapan, yaitu memfasilitasi dan
meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik, membantu perilaku klien dalam
mencari pertolongan kesehatan.
2.2.1.3 Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar
menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat lebih
sensitif, murni dan bersikap wajar pada orang lain.
2.2.1.4. Mengembangkan hubungan saling percaya, yaitu memberikan informasi
dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yakni turut merasakan apa yang
dialami klien. Karakter yang diperlukan dalam faktor ini adalah: kongruen,
empati, dan kehangatan serta meneingkatkan kemampuan untuk menerima
ekspresi perasaan positif dan negatif dari klien.
2.2.1.5 Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan
dan perasaan klien.
2.2.1.6 Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan
keputusan. Perawat menggunakan metode proses keperawatan sebagai pola pikir
dan pendekatan asuhan kepada klien.
2.2.1.7 Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, dan
memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.
2.2.1.8 Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang
mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal
klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien.
2.2.1.9 Dukungan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Perawat perlu
mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan yang
paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ketingkat selanjutnya.
2.2.1.10 Pengembangan faktor eksternal bersifat fenomenologis agar
pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai.
11
2.2.2 Asumsi Dasar Teori Caring Watson terletak pada 7 asumsi dasar yang
menjadi kerangka kerja dalam pengembangan teori yaitu:
2.2.2.1 Caring dapat dilakukan dan dipraktikkan secara interpersonal.
2.2.2.2 Caring meliputi faktor-faktor karatif yang dihasilkan dari kepuasan
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
2.2.2.3 Caring yang efektif akan meningkatkan status kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
2.2.2.4 Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang
berdasarkan kondisi saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi di masa
depannya.
2.2.2.5 Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan
memberikan keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam
waktu yang telah ditentukan.
2.2.2.6 Caring bersifat health-hogenic daripada sekedar curing. Praktek caring
mengintegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk
meningkatkan kesehatan dan untuk membantu pasien yang sakit, dimana caring
melengkapi curing.
2.2.2.7 Caring merupakan inti dari keperawatan.
12
Berdasarkan Teori Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam
setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring diwariskan berdasarkan pengaruh
budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme copying terhadap
lingkungan tertentu bukan karena diwariskan oleh generasi sebelumnya.
2.2.3.4 Konsep tentang Keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring
ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
13
2.3.3. Humanistic caring, yaitu proses pemberian bantuan pada klien bersifat
kreatif, intuitif atau kognitif dan didasarkan pada filosofi, fenomenologi, perasaan
objektif maupun subyektif.
Teori Caring Swanson menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari proses
perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara
emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan
terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam
menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam
menjalani hidupnya.
14
mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring dalam
praktik keperawatan. Indikatornya adalah:
(1) Selalu punya rasa percaya diri yang tinggi;
(2) Mempertahankan perilaku yang siap memberikan harapan orang lain;
(3) Selalu berfikir realistis
(4) Selalu berada di sisi klien dan siap memberikan bantuan;
15
serta mengikutsertakan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan
dan menyamakan persepsi antara perawat dan klien. Dengan demikian, knowing
adalah penghubung dari keyakinan keperawatan terhadap realita kehidupan.
Indikatornya adalah:
(1) Mengetahui kebutuhan dan harapan pasien;
(2) Manfaat perawatan dan kejelasan rencana perawatan;
(3) Hindari persyaratan untuk bertindak, karena perawat peduli pasien;
(4) Tidak hanya mengerti kebutuhan dan harapan tetapi fokus pada merawat
yang benar atau efisien dan berhasil guna atau efektif.
2.4.1.3 Being with (Kehadiran), yaitu kehadiran diri perawat untuk pasien.
Perawat tidak hanya hadir secara fisik saja, tetapi juga melakukan komunikasi
membicarakan kesiapan/ kesediaan untuk bisa membantu serta berbagi perasaan
dengan tidak membebani pasien. Perawat juga hadir dengan berbagi perasaan
tanpa beban dan secara emosional bersama klien dengan maksud memberikan
dukungan kepada klien, memberikan kenyamanan, pemantauan dan mengurangi
intensitas perasaan yang tidak diinginkan. Being with perawat bisa diperlihatkan
dengan cara kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan serta
mempunyai sikap positif dan semangat yang dilakukan perawat, bisa membuat
suasana terbuka dan saling mengerti. Indikator saat merawat pasien adalah:
(1) Kehadiran kontak dengan pasien
16
(2) Menyampaikan kemampuan merawat
(3) Berbagi perasaan
(4) Tidak membebani pasien
17
2.4.1.5 Enabling (Memampukan) yaitu memampukan atau memberdayakan
klien, perawat memberikan informasi, menjelaskan memberi dukungan dengan
fokus masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan menghasilkan alternatif
pemecahan masalah agar klien mampu melewati masa transisi dalam hidup yang
belum pernah dialaminya sehingga bisa mempercepat penyembuhan klien ataupun
supaya klien mampu melakukan tindakan yang tidak biasa dilakukannya.
Subdimensi dari enabling antara lain:
(1) Validating, memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
(2) Informing, menyampaikan informasi yang berhubungan dengan peningkatan
kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
(3) Supporting, memberi dukungan kepada klien untuk mencapai
kesejahteraan/well being sesuai kapasitas sebagai perawat.
(4) Feedback, memberikan umpan balik kepada klien atas usahanya mencapai
kesembuhan/well being.
(5) Helping patients to focus generate alternatives, membantu klien agar selalu
fokus dan ikut dalam program peningkatan kesehatannya baik tindakan
keperawatan maupun tindakan medis.
Perilaku caring keperawatan merupakan sikap peduli dari seorang atau suatu tim
perawat yang memudahkan pasien untuk mencapai peningkatan kesehatan dan
pemulihan. Perilaku tersebut merupakan bentuk kepedulian, permberian perhatian
18
yang khusus kepada orang lain, pengirmatan atas harga diri dan kemanusiaan,
serta komitmen untuk mencegah terjadinya status kesehatan yang memburuk,
memberi perhatian dan menghormati orang lain (Nursalam, 2014 dalam Kusmiran
2015).
Jean Watson secara khusus menyebutkan bahwa perilaku caring adalah esensi
dari keperawatan yang membedakan perawat dengan profesi lain yang
mendominasi serta mempersatukan tindakan-tindakan keperawatan (Kusmiran,
2015). Sedemikian esensialnya sehingga perilaku caring seorang perawat
menjadi kunci sukses bagi perawat dalam menjalankan profesinya untuk
mensintesa semua kejadian yang berhubungan dengan klien, mampu menganalisa,
mengintepretasikan, mempunyai kata hati, dan mengerti apa yang terjadi terhadap
masalah yang dihadapi klien (Rinawati, 2012).
Arde Jr. (2017) yang mengajukan The Consonance Theory of Patient Satisfaction
membatasi konsep kepuasan pasien pada sejumlah konsep utama sebagai berikut:
Pertama, Ekspektasi Layanan Kesehatan adalah standar pribadi yang ditetap oleh
pasien terkait layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan layanan kesehatan
yang dibutuhkan oleh pasien, persepsi pasien layanan kesehatan yang ideal dan
pengalaman perawatan kesehatan yang dialami sebelumnya oleh pasien. Kedua,
Perawatan Kesehatan Individual adalah tindakan perawatan yang diberikan oleh
perawat berdasarkan asesmen yang dibuatnya terhadap kebutuhan dan pilihan
19
pasien. Tindakan tersebut terikat pada: 1) situasi klinis, yaitu reaksi pasien secara
pribadi terhadap aspek-aspek klinis dari perawatan mereka, 2) situasi kehidupan
personal, yaitu latar belakang dan isu-isu personal yang mungkin dimiliki oleh
pasien, 3) tingkat kontrol keputusan atas perawatan yang mampu dan ingin
dicapai oleh pasien.
20
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pasien adalah hasil penilaian dalam bentuk respon emosional (perasaan
senang dan puas) pada pasien karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam
menggunakan dan menerima pelayanan perawat.
Keberhasilan rumah sakit tidak hanya terletak pada kelengkapan fasilitas yang
diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan sumber daya manusia merupakan
elemen yang berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang dihasilkan dan
dipersepsikan pasien. Bila elemen tersebut diabaikan maka dalam waktu yang
tidak lama, rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi oleh calon
pasien. Pasien akan beralih ke rumah sakit lainnya yang memenuhi harapan
pasien, karena pasien adalah pusat layanan dan asset asset yang sangat berharga
dalam mengembangkan industri rumah sakit.
Penelitian Ling Liu dan Jinming Fang (2019) merumuskan bahwa ada 3 (tiga)
faktor potensial yang mewakili alasan-alasan esensial dari kepuasan pasien.
Pertama: Faktor Kualitas Layanan Medis, termasuk di dalamnya kualitas
teknologi medis dan kemampuan layanan tenaga medis. Kedua: Faktor Biaya
Layanan Medis yang mewakili akses ekonomi pasien yang merupakan faktor
krusial yang mempengaruhi pilihan layanan medis oleh pasien. Ketiga: Faktor
Kenyamanan Layanan Medis yang meliputi aksibilitas layanan dan aksesibilitas
jarak. Hal ini menggambarkan bahwa kemampuan kualitas teknologi dan layanan
tenaga medis menjadi yang utama bagi pasien untuk merasakan kepuasan atas
21
layanan pemulihan dan penyembuhan yang didapatkannya di suatu fasilitas
layanan kesehatan.
22
2.8 Kerangka Konsep Penelitian
Perilaku Caring
Aktualisasi perilaku caring kepada
pasien dalam bentuk layanan kuratif
dan karatif
Variabel Cofounding:
Umur, Pengalaman,
Pendidikan, Pekerjaan, Jenis
Kelamin,hari rawat
2.9 Hipotesa
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
24
(4) Doing for (Melakukan)
(5) Enabling Kriteria
(Memampukan dan Baik: >75%
memberdayakan klien) Cukup: 56-75%
Kurang: 0 - 55
(Ardyatama, 2018)
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat selama bulan Mei - Juni
2022 di ruang rawat inap Rumah Sakit Santa Theresia Jambi yang rata-rata jumlah
pasien rawat inap setiap bulannya sebanyak 155 orang. Terdiri dari 3 ruang rawat
inap keperawatan yaitu Ruang Bulian, Ruang Tembesu dan Ruang Meranti.
Adapun klasifikasi ruangan ini merawat pasien berdasarkan tingkatan kelas rawat
inap. Ruang Bulian merupakan ruang perawatan kelas Super VIP dan VIP
sebanyak 17 tempat tidur, Ruang Tembesu merupakan ruang perawatan kelas 1
dan kelas 2 yang terdiri dari 40 tempat tidur serta Ruang Meranti yang merupakan
ruang perawatan kelas 3 yang terdiri dari 30 tempat tidur. Berdasarkan data
jumlah kunjungan selama Januari s.d. Maret 2022 maka dari ketiga ruangan
25
tersebut ditentukan sampel berdasarkan rata-rata kunjungan rawat inap sebesar
155 pasien per bulan.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Arikunto, yaitu bila objek
populasi lebih besar dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10 – 15 %
responden. Dalam hal ini sampel yang digunakan oleh peneliti adalah 22
responden( 15%) dengan pembagian sampel per ruangan berdasarkan tingkat
kepadatan populasi ruangan inap. Dalam hal ini berdasarkan jumlah kunjungan
terbesar maka ditentukan besarnya sampel untuk ruangan Bulian sebanyak 5
responden, untuk ruangan Tembesu sebanyak 10 responden dan untuk ruangan
Meranti sebanyak 7 responden.
26
3.5.1.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi dari penelitian ini adalah:
(1) Responden yang baru dirawat di ruang rawat inap kurang dari 3
(tiga) hari.
(2) Tidak bersedia menjadi subjek penelitian
(3) Pasien yang mengalami penurunan kesadaran
(4) Usia kurang dari 17 tahun
Kuisioner penelitian terdiri dari tiga kategori data yaitu data demografi,
pernyataan tentang perilaku caring perawat dan kepuasan pasien. Kuisioner
tentang perilaku caring perawat diadabtasi dari kuisioner Caring behavior
Inventory dan Kuisioner Kepuasana Pasien di adaptasi dari kuisioner patient
Catisfaction with nursing care quality questionnaire dari penelitian Laschinger,
McGillis, Pedersen &Almost,2005)
27
sering, kadang-kadang, Jarang, tidak pernah. Adapun interpretasi penilaian, untuk
pertanyaan positif : Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Jarang = 2, Tidak
pernah = 1.
Jumlah Nomor
N0. Parameter pernyataan pernyataan
1. Mengetahui (Knowing) 4 1,2,3,4
2. Kehadiran (Being With) 4 5,6,7,8
3. Melakukan (Doing for) 4 9,10,11,12
4. Memungkinkan (Enabling for) 4 13,14,15,16
5. Mempertahankan Kepercayaann 4 17,18,19,20
(Maintaining beliefe)
1. Kemampuan 1,2,3,4 4
2. Sikap 5,6,7 3
28
3. Penampilan 8,9,10 3
4. Perhatian 11,12,13,14 4
5. Tindakan 15,16,17 3
29
3.7 Etika Penelitian
Penelitian Kesehatan sangatlah terikat dengan moral dan kode etik yang
membatasinya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 4 prinsip dari
penelitian.
30
3.8 Pengolahaan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan
program komputer dan dianalisis. Tahapan pengolahan dan analisis data sebagai
berikut :
31
3.8.4 Processing (Entry)
Setelah dilakukan kode, dan dilakukan cleaning, data yang terkumpul kemudian
dimasukkan kedalam program komputer untuk dianalisa dengan menggunakan
program komputer yang sesuai.
3.8.5 Tabulasi
Data yang telah diolah dan dianalisis, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan
diagram untuk mempermudah dalam membaca hasil penelitian.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Spearman Rank Correlation
dan dibantu dengan program SPSS. Sebab data yang berskala ordinal digunakan
untuk mencari hubungan dan mencari hipotesis antara dua variabel. yaitu
hubungan antara perilaku caring perawat dan kepuasan pasien dalam pelayanan
perawatan. Uji korelasi Spearman Rank (Rho) merupakan cara mengukur tingkat
atau eratnya hubungan antara dua variabel yang skala ordinal. Kesimpulan yang
diambil pada uji Spearman adalah: 1. Kesimpulan untuk menerima H1 Jika nilai
sig < 0,05 maka H1 diterima, ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring
perawat dan kepuasan pasien dalam pelayanan perawatan.
32
koefisien korelasi (r) positif (r > 0) berarti terdapat hubungan yang positif dan
searah. Artinya bila terjadi kenaikan pada variabel X, maka akan diikuti kenaikan
variabel Y, atau jika terjadi penurunan pada variabel X maka akan diikuti
penurunan variabel Y. Koefisien korelasi (r) negatif (r < 0) berarti apabila terjadi
kenaikan X maka akan diikuti oleh penurunan pada variabel dependen. Jika
koefisien korelasi (r) positif (r > 0) berarti terdapat hubungan yang positif dan
searah. Artinya bila terjadi kenaikan pada variabel X, maka akan diikuti kenaikan
variabel Y, atau jika terjadi penurunan pada variabel X maka akan diikuti
penurunan variabel Y. Koefisien korelasi (r) negatif (r < 0) berarti apabila terjadi
kenaikan X maka akan diikuti oleh penurunan pada variabel Y atau sebaliknya
apabila terjadi penurunan pada variabel X maka akan diikuti oleh kenaikan pada
variabel nilai Y.
33
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Evita Muslima Isnanda. (2020). Sistem Penilaian Kinerja Perawat Pelaksana
Berbasis Carinng. Banyumas: Pena Persada.
Yuliawati, Ade Lisna. (2012). Gambar Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien
di Ruang Rawat Inap Umum RS DR H. Marzoeki Mahdi Bogor. (Skripsi,
Universitas Indonesia). Depok. Https....
Alsufyani, Abdulaziz M., Aldawsari, Abdulaziz A., Aljuaid, Sayer M., Almaki,
Khalid E., Alsufyani, Yasir M. (2020). Quality of Nursing Care in Saudi
Arabia: Are Emphaty, Advocacy and Caring Importance Attributes for
Nurses. Nurse Media Journal of Nursing, 10 (3), 2020, 244-259. DOI:
10.14710/nmjn.v10i3.32210.
34
Martensson, Sophie., Hodges, Eric A., Knutsson, Susanne., Hjelm, Carina.,
Brostrom, Anders., Swanson, Kristen M., & Bjork, Maria. (2020). Caring
Behaviour Coding Scheme Based on Swanson's Theory of Caring -
Development and Testing Among Undergraduate Nursing Students.
Scandinavian of Caring Sciences. DOI: 10.111/scs.12927. Retrieved from
http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:lnu:diva-99615
Karaca, Anita & Durna, Zehra. (2019). Patient Satisfaction with the Quality of
Nursing Care. 535-545. DOI: 10.1002/nop2.237. Retrieved from
wileyonlinelibrary.com/journal/nop2.
Wuwung, Edgar Ch. Q., Gannika, Lenny., Karundeng, Michael. (2020) Perilaku
Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien. Jurnal Keperawatan Volume 8
No. 1 (Febbruari 2020). 113-120.
Coleman, Phil. (2021). Validity and Reliability within Qualitative Research in the
Caring Sciences. International Journal of Caring Sciences, Volume 14,
Issue 3, 2014-2045. Retrived from
www.internationaljournalofcaringsciences.org.
35
Lampiran 1 kuisioner
2. Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2.Perempuan
3. Lama dirawat
1. 3-4 Hari
2. 5-6 Hari
3. > 7 Hari
4. Pendidikan
1. Tidak Sekolah 4. SMA
2.SD 5. Pendidikan Tinggi
3. SMP
36
Kuisioner Caring Perawat
Kuesioner yang digunakan oleh peneliti berdasarkan alih bahasa dari kuesioner
Caring Behavior Inventory (CBI-24)
Petunjuk pengisian:
Beri tanda check (✓) di kolom yang sesuai dengan kondisi Anda
SL : Selalu
S : Sering
KD : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak pernah
No. Pernyataan SL SR KD JR TP
1 Perawat memberikan pengobatan
/perawatan secara tepat
2 Perawat mengetahui cara
memberikan IV, memasang alat-
alatseperti infus
3 Perawat mampu menggunakan
alat secara kompeten misalnya
mampu menggunakan mesin
nebulator.
4 Perawat menunjukkan rasa
empati atau mengidentifikasi
masalah pasien (perawat
menanyakan apa yang
dirasakan pasien, apa yang bisa
dibantu)
5 Perawat mendengarkan keluhan,
perasaan dan masukan pasien
dengan penuh perhatian
37
6 Perawat berbicara dengan pasien
7 Perawat menganjurkan pasien
untuk memanggil jika ada
masalah
8 Perawat menemui pasien selama
baik dibutuhkan atau tidak
(minimal 2x selama dinas)
9 Perawat melayani pasien sebagai
seorang individual dan
menghormati hak-hak pasien,
menghargai keinginan pasien.
10 Perawat sabar dan tak kenal
lelah dalam merawat pasien
11 Perawat merespon secara cepat
terhadap panggilan pasien.
12 Perawat membantu mengurangi
rasa sakit pasien
13 Perawat meringankan keluhan
pasien.
14 Perawat memberikan instruksi
atau mengajari pasien tentang
penyakit dan terapinya.
15 Perawat membantu pasien untuk
meningkatkan perilaku sehat
(sepertimengedukasi perawatan
mandiri)
16 Perawat mengiku tsertakan
pasien dan keluarga dalam
perawatan.
17 Perawat memberikan dukungan
kepada pasien seperti
memberikan motivasi kepada
pasien supaya sembuh, memberi
pujian kepada pasien untuk
38
mampu memberikan
perawatan mandiri
18 Perawat penuh percaya diri
dihadapan pasien
19 Perawat menunjukkan
pengetahuan dan kemampuan
yang profesional
20 Perawat memberikan informasi
dengan penuh keyakinan.
39
Kuisioner Kepuasan Pasien
40
8. Perawat memperhatikan keluhan pasien
Ya
Kadang-kadang
Tidak
41
Tidak
16. Perawat selalu memantau atau mengobservasi keadaan pasien secara rutin
Ya
Kadang-kadang
Tidak
17. Perawat selalu menjaga kebersihan rumah sakit
Ya
Kadang-kadang
Tidak
18. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya
diri?
Ya
Kadang-kadang
Tidak
19. Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu berhati-haTI?
Ya
Kadang-kadang
Tidak
20. Setelah melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai kembali
keadaan anda?
Ya
Kadang-kadang
Tidak
42
LEMBAR KONSULTASI PRAKTIKUM MK
METODOLOGI PENELITIAN
Hari/ Tanda
No Materi Konsultasi Saran Pembimbing Tangan
Tanggal
Pembimbing
43
- Cari jurnal / hasil-hasil
penelitian yang sama tentang
caring dan jurnal tentang
kepuasan pasien untuk menjadi
pembanding.
- Karena teori caring yang
dominan memakai teori dari
Watson maka dianjurkan untuk
mencari jurnal yang berasal
dari amerika cari 1 atau 2
jurnal.
- Prevalensi caring dimulai dari
lingkup internasional,
kemudian prevalensi nasional
baru lingkup rumah sakit.
- Untuk pengertian caring dapat
dipindahkan ke BAB 2.
- Tujuan khusus dipisahkan
antara tingkat pengetahuan dan
tingkat keterampilan, jangan
digabung.
- Mempharafrasekan masa
pandemic covid bisa diubah
menjadi caring dalam situasi
ke emergencian. Sehingga bisa
dipakai dimasa/situasi lain
selain pandemic.
- Dalam penulisan manfaat
penelitian agar lebih diperinci
lagi.
44
3. Minggu, BAB 1 - Perbaikan kalimat – kalimat
3April 2022
Revisi Latar Belakang . yang rancu di paragraph 1
Pukul 17.00 alinea 1.
sd 17.15 WIB
Bukti link : - Cari jurnal penelitian terbaru
https://meet.google.co tentang teori Swanson
m/zqh-kgnb-mtz - Perbaiki cara penulisan citasi
pada halaman 4. Sesuai dengan
kaidah yang berlaku
- Penulisan kalimat “advokasi,
empati dan caring merupakan
kompenen-komponen esensial
dalam praktik keperawatan”
pada halaman 4 menjadi rancu
agar diperbaiki.
45
5. Senin, 4 April BAB 3 Menanyakan cara penentuan
2022 (Via WA Chat) populasi dalam penelitian, apakah
pasien dan perawat bisa dijadikan
sebagai populasi? Saran: populasi
hanya 1 saja yaitu pasien sebagai
populasi. Hubungan bisa kelihatan
maka hanya pasien saja yang akan
dijadikan sebagai populasi.
46
Pukul : 17.30 Link gmeet: ditambahi untuk tinjauan Pustaka,
WIB sd
https://meet.google.co belum tergambarnya konsep
18.10WIB
m/nhn-vzrm-hgm keperawatan professional dalam
tinjauan teoritis. Survey kepuasan
pasien berdasarkan survey
keperawatan professional. Bisa
dilengkapi untuk proposal
penelitian. Untuk proposal
Metodologi penelitian sudah bisa
di perbaiki dan ACC dikumpul.
47