Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIK LABORATORIUM

TEKNOLOGI DALAM KEPERAWATAN


DETEKSI HIPERTENSI DENGAN APLIKASI “DETENSI”

Disusun oleh :

KELOMPOK 4
1. Maximilius Satria Mahardika 202143025
2. Regina Nanda Kesumaning Dewi 202143026
3. Sagita Fransiska 202143027
4. Siswo Prasetyo 202143028
5. Suwarni 202143029
6. Syafira Yuliana 202143030
7. Theresia Dewi Lina Lestari 202143031
8. Theresia Suryaningsih 202143032

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah
karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Praktik
Laboratorium Teknologi dalam Keperawatan mengenai “Deteksi Hipertensi
dengan Aplikasi Detensi”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat waktu. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Ibu Eva Marti, Ns., M.Kep , selaku dosen koordinator mata kuliah
Teknologi dalam Keperawatan.
2. Bapak Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep., Ns., M.N.Sc. (IC)
selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi dalam Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
guna menyempurnakan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini
bergunabagi para pembaca dan juga yang berkepentingan. Terimakasih.

Kelompok 4

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi yaitu meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten diatas
140/90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Infrodatin,2018). Penyebab hipertensi
bermacam-macam bisa berasal dari pola hidup,usia, dan keturunan. Ada
beberapa jenis hipertensi yaitu hipertensi primer dan esensial. Kedua jenis
hipertensi tersebut banyak diderita sehingga membutuhkan penanganan rutin.
Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk berusia ≥18
tahun di Indonesia mencapai angka 8,4%. Berdasarkan hasil pengukuran pada
penduduk usia ≥18 tahun di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun
2018 yaitu dari 25,8% mencapai 31,7% (Riskesdas,2018).

Komplikasi akibat hipertensi yang tidak segera di tangani adalah kerusakan


jantung, gagal jantung, dan stroke serta kematian (Kemenkes, 2017).
Komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar 9,4% kematian di seluruh dunia
setiap tahunnya.Hiprtensi menyebabkan setidaknya 45% kematian karena
penyakit jantung dan 51% kematian karena penyakit stroke. Kematian dengan
penyebab gangguan kardiovaskuler terutama penyakit jantung koroner dan
stroke diperkirkan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada
tahun 2030 (Infodatin,2017). Banyak faktor risiko sebagai penyebab penyakit
hipertensi. Adapun faktor risiko terjadinya hipertensi dapat dibedakan atas
faktor risiko yang tidak dapat diubah (seperti keturunan atau genetik, jenis
kelamin, dan umur) dan faktor risiko yang dapat diubah seperti kegemukan
atau obesitas, kurang olahraga atau aktivitas fisik, merokok ,stres, konsumsi
alkohol dan konsumsi garam. ( Sarumaha,2018).

Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam melaksanakan kontrol


hipertensi dan menunjang kesembuhan penyakit hipertensi diantaranya
adalah pengetahuan, sikap serta dukungan keluarga. Semakin

2
meningkat pengetahuan seseorang maka semakin meningkat pula
kepatuhannya, demikian juga sikap dan dukungan keluarga serta sarana
pendukungnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh faridah, Afiyanti, dan
Aditama (2021) tentang Pengaruh Aplikasi monitoring hipertensi terhadap
pengetahuan tentang hipertensi pada pasien hipertensi menunjukkan bahwa
penggunaan aplikasi terbukti efektif untuk mengontrol tekanan darah
melalui peningkatan pengetahuan tentang hipertensi, dan diet hipertensi. Dari
permasalahan tersebut penulis tertarik untuk menganalisis dan
mensimulasikan aplikasi berbasis android yaitu “Detensi” bagi masyarakat
melalui smartphone dimana aplikasi ini memudahkan pasien dalam
pencegahan hipertensi melalui skrining faktor resiko hipertensi
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana penggunaan aplikasi DETENSI dapat memudahkan pasien dalam
pencegahan hipertensi melalui skrining faktor resiko hipertensi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu menganalisis dan mensimulasikan penggunaan
aplikasi DETENSI.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mahasiswa mampu memahami definisi hipertensi, mengetahui penyebab
dan Faktor resiko Hipertensi, klasifikasi Hipertensi dan diet Hipertensi
1.3.2.2 Mahasiswa mampu menganalisis aplikasi DETENSI meliputi manfaat dan
cara menggunakan aplikasi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi tenaga kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dalam bidang
kesehatan khususnya mahasiswa keperawatan maupun praktisi di Rumah
Sakit untuk menambah pengetahuan dalam menganalisis dan
mensimulasikan aplikasi kesehatan berbasis android dalam melakukan
promosi kesehatan bagi masyarakat luas yang mampu membantu
mencegah hipertensi melalui skrining faktor resiko hipertensi, klasifikasi
hipertensi, diet hipertensi.

3
1.4.2 Bagi masyarakat luas
Makalah ini diharapkan dapat memberi gambaran pencegahan hipertensi
dengan skrining faktor resiko hipertensi, klasifikasi hipertensi, upaya
pencegahan, serta diet hipetensi melalui aplikasi berbasis android.

4
BAB 2
KONSEP TEORI HIPERTENSI

2.1 Definisi Hipertensi


Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih (Brunner & Suddart, 2014). Menurut Nuarif (2013)
hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten.
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit kardiovaskuler
aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Peningkatan tekanan
darah yang berkepanjangan merusak pembuluh darah di organ target (jantung,
ginjal, otak, mata)

2.2 Penyebab Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
2.2.1 Hipertensi Esensial ( Primer )
Hipertensi dimana penyebabnya tidak diketahui namun banyak faktor yang
mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf
simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Natrium (Na),
obesitas, merokok dan stress. Tekanan darah tinggi dapat terjadi apabila
resistensi perifer dan/ atau curah jantung juga meningkat sekunder akibat
peningkatan stimulasi simpatik,reabsorbsi natrium ginjal, peningkatan
aktifitas sistem renin-angiotensin-aldosteron, penurunan vasodilatasi
arteriol atau resistensi terhadap kerja insulin
2.2.2 Hipertensi Sekunder
Hipertensi yang diakibatkan karena penyakit ginjal atau penggunaan
kontrasepsi hormonal. Hipertensi ini dicirikan dengan peningkatan tekanan
darah disertai penyebab spesifik, seperti penyempitan arteri renalis,
penyakit parenkim renal, hiperaldoterinism, medikasi tertentu, kehamilan,
dan koarktasi aorta.
2.3 Klasifikasi Hipertensi
Menurut Nuarif (2013) secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan
yaitu:

5
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg

1 Optimal < 120 < 80

2 Normal 120-129 80-84

3 High normal 130-139 85-89

4 Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140 - 159 90-99

Grade 2 (sedang) 160 – 179 100-109

Grade 3 (berat) 180-209 100-119

Grade 4 (sangat berat) > 210 > 120

2.4 Manifestasi Klinis


2.4.1 Pemeriksaan fisik dapat mengungkap bahwa tidak ada abnormalitas selain
peningkatan tekanan darah.
2.4.2 Mengeluh sakit kepala, pusing
2.4.3 Lemas, Kelelahan
2.4.4 Sesak nafas
2.4.5 Gelisah
2.4.6 Mual, muntah
2.4.7 Epistaksis
2.4.8 Kesadaran menurun

2.5 Faktor Resiko Hipertensi


Banyak faktor fisiko sebagai penyebab penyakit hipertensi. Adapun faktor
risiko terjadinya kejadian hipertensi dapat dibedakan atas faktor risiko yang
tidak dapat diubah (seperti keturunan atau genetik, jenis kelamin, dan umur)
dan faktor risiko yang dapat diubah (seperti kegemukan atau obesitas, kurang
olahraga atau aktivitas fisik, merokok,stres, konsumsialkohol dan konsumsi
garam). Hipertensi dapat dikendalikan dengan pengobatan farmakologi dan

6
non-farmakologi. Pengobatan farmakologi merupakan pengobatan
menggunakan obat anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah
(Sarumaha & Diana, 2018).

2.6 Komplikasi yang terjadi pada Hipertensi


2.6.1 Jantung
Jantung dapat dirusak oleh tekanan darah tinggi yang lama tidak
diobati.pada awalnya jantung dapat beradaptasi dengan peningkatan kerja
otot hingga membesar untuk memompa darah lebih kuat,namun lama
kelamaan pompa jantung akan macet sehingga tidak dapat lagi mendorong
darah untuk beredar ke Seluruh tubuh dan sebagaian darah akan
menumpuk pada jaringan sehingga zat gizi dan oksigen diangkut oleh
pembuluh darah.persoalan akan timbul bila halangan atau kelainan di
pembuluh darah yang berarti kurangnya suplai oksigen dan zat gizi untuk
menggerakkan jantung secara normal.
2.6.2 Ginjal
Hipertensi yang berkelanjutan akan mengakibatkan penebalan pada
pembuluh darah pada ginjal sehingga mengganggu mekanisme
pembentukan urin.proses pembentukan urin dalam ginjal akan terganggua
akibat plak yang terbentuk.salah satu gejala utama kerusakan ginjal yang
disebabkan oleh tekanan darah tinggi adalah berkurangnya kemampuan
filtrasi ginjal (Maulana,2008).
2.6.3 Stroke
Hipertensi menyebabkan tekanan lebih besar pada pembuluh darah
sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan mudah pecah.pada
kasus seperti itu,pembulu darah akan pecah akibat lonjakan tekanan darah
yang terjadi secara tiba-tiba.pecahnya pembuluh darah di otak akan
menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigen
dan zat gizi yang dibawa melalui pembuluh darah menjadi kekurangan dan
akhirnya mati (Maulana,2008)

7
2.7 Pencegahan Hipertensi
Menurut Kemenkes tahun 2019 pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan
cara CERDIK, yaitu:
2.7.1 Cek kesehatan secara berkala
Setiap orang dewasa harus memeriksakan tekanan darahnya secara
rutin. Jika tekanan darahnya tinggi, segera berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sebagian
penderita hipertensi dapat mengontrol tekanan darahnya dengan
melakukan perubahan gaya hidup saja, namun sebagian lainnya
memerlukan tambahan obat.
2.7.2 Enyahkan asap rokok
2.7.3 Rajin aktivitas fisik
Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30
menit perhari minimal 5x/minggu.
2.7.4 Diet seimbang
Batasi konsumsi gula < 50 gram( 4 sdm per hari). Mengurangi
konsumsi garam < 5 gram (jangan melebihi 1 sendok teh perhari).
Batasi makanan olahan cepat saji, batasi daging berlemak dan minyak
goring. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran.
2.7.5 Istirahat cukup
2.7.6 Kelola stres
Apabila sudah menderita hipertensi, maka kendalikan dengan menerpakan
PATUH. PATUH merupakan singkatan dari:
2.7.1 Periksa kesehatan secara rutin dan mengikuti anjuran dokter.
2.7.2 Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
2.7.3 Tetap menjaga kebiasaan makan dan gizi seimbang.
2.7.4 Upayakan aktifitas yang aman bagi hipertensi.
2.7.5 Hindari asap rokok, konsumsi alkohol maupun zat karsinogenik
lainnya.
Pada penderita hipertensi biasakan untuk menyiapkan obat hipertensi yang
dapat digunakan sewaktu-waktu. Pengendalian tekanan darah secara teratur
dapat mencegah tekanan darah yang tidak terkontrol.

8
BAB 3
SOLUSI MASALAH HIPERTENSI

Kemajuan tehnologi telah menawarkan solusi masalah hipertensi kepada


masyarakat dengan cara yang mudah dan dapat digunakan setiap saat melalui
perangkat android. Dengan memasang aplikasi DETENSI pada perangkat
handphone masyarakat dapat mengetahui faktor risiko hipertensi yang ada pada
diri sendiri sekaligus akan mendapatkan saran yang diperlukan untuk mengatasi
risiko tersebut.
Berikut cara menggunakan aplikasi DETENSI:
1. Download dan instal aplikasi melalui play store, berikut tampilan aplikasi
DETENSI:

9
2. Lakukan pendaftaran dengan mengisi nama, jenis kelamin dan tanggal
lahir. Setelah pendaftaran, akan muncul pilihan menu dalam aplikasi
sebagai berikut:

10
3. Cek faktor risiko, dalam menu ini akan muncul 16 pertanyaan yang harus
dijawab, kemudian aplikasi akan melakukan skoring dari jawaban yang
telah diberikan serta menyimpulkan jawaban dan muncul saran secara
otomatis untuk tindakan yang perlu dilakukan.

11
Hasil cek faktor risiko:

12
4. Klasifikasi hipertensi, menu ini akan menampilkan informasi klasifikasi
tekanan darah.

5. Index Masa Tubuh, menu ini akan menampilkan tentang penghitungan


Index Masa Tubuh dengan memasukkan data berat badan dan tinggi badan
kemudian klik hitung, maka secara otomatis skor index masa tubuh dan
saran akan muncul dalam layar.

13
14
6. Diet Hipertensi, menu ini akan menampilkan informasi tentang diet untuk
pasien hipertensi. Contoh tampilan diet hipertensi dalam menu ini:

15
16
7. Layanan Kesehatan Terdekat, menu ini akan menampilkan fasilitas
layanan kesehatan terdekat dari alamat tempat tinggal dan diperlukan
untuk mengaktifkan lokasi pada handphone.
8. Data skor risiko dan index masa tubuh yang tersimpan dapat dilakukan
update sesuai dengan perubahan kondisi dengan klik ubah data.

17
BAB 4
PENUTUP

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit kardiovaskuler


aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun di Indonesia penderita hipertensi
mengalami peningkatan dari tahun 2018. Kepatuhan dalam melaksanakan kontrol
hipertensi yang menunjang kesembuhan penyakit hipertensi dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya pengetahuan, sikap serta dukungan keluarga.
Semakin meningkat pengetahuan seseorang maka semakin meningkat pula
kepatuhannya, demikian juga sikap dan dukungan keluarga serta sarana
pendukungnya.
Pada saat ini teknologi berkembang sangat pesat. Salah satu kemajuan teknologi
tersebut ialah teknologi informasi yang merambah ke berbagai bidang
kehidupan manusia. Salah satu kemajuan teknologi informasi merambah pada
bidang kesehatan seperti kedokteran dan keperawatan. Kemajuan dalam bidang
kesehatan ini berkembang dengan begitu pesat sehingga banyak temuan-temuan
yang didapatkan dengan bantuan teknologi informasi baik dalam bidang
pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan
dari ilmu kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi akan
menjadi peluang dan mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat dalam meningkatkan status kesehatannya. Salah satu inovasi yang
dilakukan adalah dengan pembuatan aplikasi berbasis android. Aplikasi yang
dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengetahui faktor resiko terjadinya
hipertensi salah satunya adalah DETENSI.
Aplikasi DETENSI menawarkan solusi masalah hipertensi kepada masyarakat
dengan cara yang mudah dan dapat digunakan setiap saat melalui perangkat
android. Dengan memasang aplikasi DETENSI pada perangkat handphone
masyarakat dapat mengetahui faktor risiko hipertensi yang ada pada diri sendiri
sekaligus akan mendapatkan saran yang diperlukan untuk mengatasi risiko
tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Faridah, I., Afiyanti, Y., & Aditama, D. (2021). Pengaruh aplikasi monitoring

hipertensi (MH) terhadap pengetahuan tentang hipertensi dan tekanan darah

pada pasien hipertensi. Nusantara Hasana Journal, 1(7), 98-106.

Infodatin (2017). hipertensi. jakarta: kementrian kesehatan republik indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). riset kesehatan (riskesdas)

2016. jakarta : badan penelitian dan pengembangan kesehatan departemen

kesehatan republik indonesia

Kemenkes Direktorat Promosi kesehatan, 2019. Cegah Hipertensi, Kenali Gejala

dan Bagaimana Mengatasinya. Jakarta. https://promkes.kemkes.go.id/cegah-

hipertensi-kenali-gejala-dan-bagaimana-mengatasinya

Lemone Priscilla.Karen M Burke.Gerene Bauldoff.(2018).buku ajar keperawatan

medikal bedah. jakarta : egc.

Riset Kesehatan Dasar (2018). Laporan riset kesehatan dasar.jakarta: badan

penelitian dan pengembangan kesehatan departemen kesehatan republik

Indonesia.

Sarumaha, E. K., & Diana, V. E. (2018). Faktor risiko kejadian hipertensi pada

usia dewasa muda di UPTD Puskesmas Perawatan Plus Teluk dalam

Kabupaten Nias Selatan. Jurnal Kesehatan Global, 1(2), 70-77.

19

Anda mungkin juga menyukai