PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini terjadi karena hipertensi termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan,
sehingga pasien merasa jenuh untuk minum obat (Widyastuti et al, 2019). Efek
banyak adalah stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal yang selain membebani
ekonomi keluarga juga memiliki angka kematian yang tinggi (Nuraini, 2015).
1
Data World Health Organization (WHO) angka prevalensi hipertensi di
peningkatan dari 600 juta pada tahun 2008 menjadi 1 miliar pada tahun 2013
(WHO, 2013).
Papua Barat (5,2%), dan Riau (6,1%). Kenaikan prevalensi tertinggi terdapat di
Sulawesi Barat, yakni (9,6%) pada 2013 dan penurunan prevalensi terbanyak
dengan pencegahan pasien hipertensi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin
komponen yang penting dalam pengobatan, terlebih pada penyakit kronis yang
2
kepatuhan diantaranya adalah pengetahuan, motivasi dukungan keluarga, dan
pasien terhadap pengobatan munculnya efek samping obat, harga obat yang tidak
Minahasa Tenggara”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penenilitian ini
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Molompar.
Molompar.
puskesmas Molompar.
Molompar.
D. Manfaat Penelitian
masyarakat.
4
2. Bagi Institut Pendidikan
pengobatan hipertensi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Defenisi
Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut
jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung dan fase diastolik 90 menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung
2. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan JNC VII, tekanan darah untuk pasien umur >18 tahun berdasarkan
rata-rata pengukuran dua tekanan darah pada dua atau lebih kunjungan klinis.
Klasifikasi tekanan darah dibagi menjadi 4 kategori dengan nilai normal tekanan
sistolik < 120 mmHg < 80 mmHg untuk tekanan darah diastolic.
Hipertensi
Stage 1 140-159 90-99
6
Stage 2 >160 >100
3. Etiologi
2012) :
kelamin dan usia, Diet konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak,
berat badan dan obesitas, gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol.
b. Hipertensi Sekunder
3) Satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke
ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi
7
5) Gangguan endokrin
7) Stress
8) Kehamilan
9) Luka Bakar
11) Merokok
4. Patofisiologi
5. Terapi
a. Terapi farmakologi
8
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
9
B. Pengetahuan
1. Defenisi
Pengetahuan merupakan hal yang diketahui oleh responden terkait sehat dan
2. Pengukuran pengetahuan
(Notoamojo, 2014):
a) Penelitian kualitatif
a. Wawancara mendalam
jawaban yang berbeda dari setiap responden dalam kelompok. Peserta dalam
10
a. angket atas self administered
Sama halnya dengan wawancara, angket dibagi menjadi angket terbuka dan
C. Kepatuhan
1. Definisi
antra tenaga kesehatn dengan pasien sehinga pasien mengetahui rencana beserta
(Maryanti, 2017).
ditetapkan:
a) Kurang pahamnya pasien terhadap tujuan pengobatan. Hal ini menjadi alsan
utama untuk tidak patu karena pasien kurang mengerti tentang manfaat tentang
teapi obat beserta akibat yang mungkin dapat terjadi apabila obat tidak di
b) Mahalnya harga obat, obat dengan harga yang mahal membuat pasien merasa
11
c) Pasien memperoleh obat dari luar rumah sakit.
3. Faktor kepatuhan
1) Pendidikan
potensi kepribadiaanya yang berupa rohani (cipta, rasa dan karsa) dan jasmani.
2) Akomodasi
dalam pengobatan.
Membangun dukungan social dari keluarga dan teman sangat penting, karena
pengobatan.
Program pengobatan harus di buat sesederhana mungki dan pasien terlibat aktif
12
4. Kepatuhan minum obat
a) Tepat dosis
Pemberian obat dengan dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat dengan
rentang terapi yang sempit akan beresiko menimbulkan efek samping. Sebaliknya
jika obat diberikan dalam dosis yang kecil, maka tidak akan mencapi kadar terapi
yang diharapkan.
Dalam hal ini memerlukan pertimbangan farmakokinetik yaitu rute dengan cara
Semakin sering frekuensi pemberian obat perhari maka akan semakin rendah
kepatuhan pasien dalam minum obat (Shima, 2015). Kuesioner hill bone sudah
banyak diterjemahkan dalam Bahasa Jerman, Bahasa Malaysia, Bahasa Turki dan
Bahasa Persia (Fauzia, 2019). Kuesioner Hill Bone dapat digunakan untuk menilai
13
komsumsi garam sebanyak 3 item pertanyaan, perilaku minum obat terdiri dari 9
item pertanyaan dan 2 pertanyaan terkait perilaku untuk berobat ulang yang dinilai
dengan skala likert (Kim, Hill, Bone, dan Levine 2000; Yogisutanti,
2018).terdapat 11 butir pertanyaan dengan format respon empat point: (4) selalu.
(3) sering, (2) kadang-kadang dan (1) tidak pernah. Jumlah skoring kepatuhan
mengenai: defenisi hipertensi terapi pengobatan, gaya hidup, komplikasi, diet dan
memiliki jawaban benar atau salah. Jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah
BAB III
OPERASIONAL
D. Kerangka Konsep
14
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
15
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
16