BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan
maju. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung.
62 % kasus stroke dan 49% kasus serangan jantung pada setiap tahunnya.
2018).
Sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk dunia menderita hipertensi.
Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari
972 juta penderita hipertensi, 34,25% berada di negara maju dan 65,74%
hampir sekitar 90,95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Data tahun 2007-
52,5% pasien yang tekanan darahnya terkontrol (tekanan darah sistolik <140
mmHg dan diastolik < 90 mmHg) dan 47,5% pasien yang tekanan darahnya
tahun sebesar 24,8%, pada usia 45-54 tahun sebesar 35.6%, pada usia 55-64
tahun sebesar 45,9% dan pada usia > 65 tahun sebesar 57,6% (Riskesdas,
2013).
penyakit kardiovaskular menjadi dua kali lipat setiap kenaikan tekanan darah
20/10 mmHg, mulai dari 115/75 mmHg. selain penyakit jantung koroner dan
(Florensia, 2016).
(RSUD) Sele Be Solu merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah di
Kota Sorong yang menangani pasien Hipertensi baik rawat inap maupun rawat
jalan. Jumlah pasien hipertensi rawat inap dari bulan Januari – Maret 2019
sebanyak 133 pasien yang terdiri dari 63 pasien perempuan dan 70 pasien laki-
laki.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
2. Manfaat institusi
antihipertensi pada pasien rawat inap di BLUD RSUD Sele Be Solu Kota
Sorong.
3. Manfaat praktis
pemilihan obat antihipertensi yang tepat pada pasien rawat inap di BLUD
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi hipertensi
tandai dengan tekanan darah sistolik yang mencapai ≥ 140 mmHg dan
secara terus menerus serta dalam jangka waktu yang lama, dan jika tidak
dideteksi sedini mungkin dan mendapat terapi pengobatan yang tepat maka
Serikat mencapai 29-31% atau sekitar 58 hingga 65 juta pasa usia diatas 16
tahun. Menurut Sa’idah dian sebesar 90% seseorang dengan tekanan darah
berbagai faktor risiko yang dimiliki seseorang. Faktor risiko ini sering
dikaitkan dengan perubahan gaya hidup. Gaya hidup yang modern dan
berlebihan seperti pola makan yang salah, berat badan yang berlebihan,
5
6
alkohol merupakan faktor pencetus penyakit ini. Selain faktor tersebut ada
pula faktor yang tidak dapat diubah yang dapat menjadi faktor risiko
hipertensi yaitu umur, jenis kelamin, keturunan dan etnis (Kurniasih et all.,
2013).
2. Klasifikasi hipertensi
klasifikasi tekanan darah oleh JNC VII untuk pasien dewasa (usia ≥ 18
tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada
Klasifikasi tekanan darah yang telah dirilis oleh JNC VIII pada
tahun 2013 masih merujuk klasifikasi tekanan darah JNC VII. Tetapi,
Terget tekanan darah pada manajemen terapi hipertensi dalam JNC VIII
pada umumnya kasus tersebut disebabkan oleh penyakit ginjal kronik atau
aorta.
dan endotelin I.
8
4. Gejala hipertensi
memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke
untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan
obat jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
berkembang dari 639 juta kasus di tahun 2000 menjadi 1,15 milyar kasus
di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat
6. Komplikasi hipertensi
dapat terjadi pada penderita hipertensi adalah rusaknya organ tubuh seperti
jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar. Hipertensi juga
menurunkan tekanan darah antara lain penurunan berat badan pada kasus
a. Golongan diuretik
2007).
(Fitriani, 2007).
b. Penghambat adrenergik
dengan pusing atau pingsan sesaat, palpitasi dan juga sinkop dalam
12
satu hingga tiga jam setelah dosis pertama atau terjadi lebih lambat
setelah dosis yang lebih tinggi. Hal ini dapat dihindari dengan cara
Retensi air dan natrium dapat terjadi pada dosis yang lebih tinggi
untuk kasus yang unik, seperti pada pria yang menderita hiperplasia
(Sukandar, 2008).
jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada
(Sukandar, 2008).
f. Beta-bloker
Lakukan peningkatan dosis atau tambahan obat antihipertensi hingga terget tekanan
darah tercapai, konsultasikan dengan ahli hipertensi.
C. Kerangka Teori
FAKTOR RESIKO
HIPERTENSI
Penggunaan Obat
Antihipertensi
Ket :
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
18
D. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
E. Definisi Operasional
antihipertensi.
Skala ukur : -
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
hipertensi rawat inap BLUD RSUD Sele Be Solu Kota Sorong Tahun 2019.
antihipertensi pada pasien rawat inap Di BLUD RSUD Sele Be Solu Kota
Sorong.
1. Populasi
dirawat inap dalam periode Januari-Maret 2019 yang berjumlah 133 pasien
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel dari penelitian ini adalah
19
20
N
n=
1+ N ( e ) ²
Keterangan :
N = Ukuran populasi
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin adalah antara 10-
133
n=
1+133 ( 10 )2
133
n= =57
2,33
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria ekslusi
2. Wanita hamil.
D. Teknik Sampling
pasien dari seluruh total pasien hipertensi di BLUD RSUD Sele Be Solu Kota
yaitu sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
E. Instrumen Penelitian
F. Pengumpulan Data
1. Nama antihipertensi
G. Pengolahan Data
1. Editing data
penelitian.
2. Coding data
3. Entry data
4. Cleaning data
H. Analisa Data
1. Analisis univariat
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sele Be Solu Kota Sorong yang
sekaligus sebagai salah satu pusat rujukan puskesmas yang ada di Kota
Sorong.
BLUD RSUD Sele Be Solu Kota Sorong memiliki visi dan misi.
Visi BLUD RSUD Sele Be Solu Kota Sorong adalah terwujudnya rumah
sakit umum daerah sele be solu menjadi rumah sakit unggulan di papua
barat, sedangkan misi BLUD RSUD Sele Be Solu Kota Sorong adalah
120.000 m2 dan luas bangunan 10.622 m2. BLUD RSUD Sele Be Solu
24
25
transfusi darah (UTD), ruang instalasi farmasi, ruang rekam medik dan
BPJS, ruang high care unit (HCU) dan beberapa unit pelayanan medis
a. Jenis kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Pasien Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin di
BLUD RSUD Sele Be Solu Kota Sorong
No Jenis Kelamin Jumlah Pasien (%)
1 Perempuan 32 56,1
2 Laki-laki 25 43,9
Total 57 100,0
Berdasarkan tabel 4.1 jumlah pasien hipertensi di BLUD RSUD
b. Usia
Tabel 4.2
Distribusi Pasien Hipertensi Berdasarkan Usia di BLUD RSUD
Sele Be Solu Kota Sorong
No Usia (Tahun) Jumlah Pasien (%)
1 30-49 15 26,3
2 50-69 34 59,6
3 70-89 8 14,0
Total 57 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 dari 57 pasien hipertensi di BLUD
RSUD Sele Be Solu Kota Sorong kategori usia yang paling banyak
adalah pada usia 50-69 tahun sebanyak 34 pasien (59,6%) dan usia
yang paling sedikit adalah pasien dengan usia 70-89 tahun sebanyak
8 pasien (14,0%).
3. Analisis univariat
Tabel 4.3
Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan
Monoterapi dan Politerapi di BLUD RSUD Sele Be Solu Kota
Sorong Bulan Januari sampai Maret 2019.
No Jumlah Obat N (%)
1 Monoterapi 40 70,2
2 Politerapi 17 29,8
Total 57 100,0
27
Tabel 4.4
Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Jenis-
jenis Obat di BLUD RSUD Sele Be Solu Kota Sorong
No Nama Obat N (%)
1 Amlodipin 20 35,1
2 Captopril 16 28,1
3 Candesartan 4 7,0
4 Amlodipin + Captopril 4 7,0
5 Amlodipin + Candesartan 2 3,5
6 Amlodipin + Ramipril 1 1,8
7 Amlodipin + Lisinopril 1 1,8
8 Amlodipin + Furosemid 1 1,8
9 Captopril + Furosemid 3 5,3
10 Candesartan + Furosemid 1 1,8
11 Candesartan + Amlodipin + Furosemid 2 3,5
12 Captopril + Amlodipin + Furosemid 2 3,5
Total 57 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan persentase kasus hipertensi
Tabel 4.5
Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan
Golongan Obat di BLUD RSUD Sele Be Solu
No Golongan Obat N (%)
1 CCB 20 35,1
2 ACE 16 28,1
3 ARB 4 7,0
4 CCB+ACE 6 10,5
5 CCB+ARB 2 3,5
6 CCB+Diuretik 1 1,8
7 ACE+Diuretik 3 5,3
8 ARB+Diuretik 1 1,8
9 ARB+CCB+Diuretik 2 3,5
10 ACE+CCB+Diuretik 2 3,5
Total 57 100,0
B. Pembahasan
1. Data karakteristik
a. Jenis kelamin
menopause.
30
menjadi tinggi.
b. Usia
sebanyak 34 pasien (59,6%) dan usia yang paling sedikit adalah usia
tinggi, volume distribusi yang luas, serta waktu paruh eliminasi yang
selektif, dengan efek lebih besar pada pembuluh darah halus pada
seperti batuk kering yang terjadi pada pasien yang mendapat terapi
(Fitriyah, 2018).
sel dalam sistem konduksi jantung, dan sel-sel otot pembuluh darah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Blocker).
B. Saran
Solu Kota Sorong dan wawancara secara mendalam terkait obat yang
sering digunakan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani. 2007. Profil Peresepan dan Evaluasi Interaksi Obat Antihipertensi Pada
Pasien Geriatri Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
37
Hapsari W. S., Herma F. A. 2017. Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pada
Pasien Hipertensi Rawat Jalan BPJS Di RSUD KRT Setjonegoro
Wonosobo. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis. Vol III. No 2. Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang.
Sartik., RM. Suryadi T., M. Zulkarnain 2017. Faktor-faktor Resiko dan Angka
Kejadian Hipertensi Pada Penduduk Palembang. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat. 18(3): 180-191. Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya. Dinas Kesehatan Kota Palembang.
39
Lampiran 1
Kepada Yth
Bapak / Ibu
Di Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb / Selamat Pagi/Siang
Sorong, 2019
Peneliti
Rada Nussy
NIM. 201548201061
Lampiran 8
REKAPITULASI DATA
Lampiran 7
MASTER TABEL
NO JK US NO GO JO
1 1 3 12 10 2
2 2 2 10 8 2
3 1 2 4 4 2
4 1 1 4 4 2
5 2 1 9 7 2
6 1 1 7 4 2
7 1 3 2 2 1
8 1 2 2 2 1
9 2 1 9 7 2
10 2 2 1 1 1
11 2 2 2 2 1
12 2 3 2 2 1
13 1 2 1 1 1
14 1 2 1 1 1
15 1 1 12 10 2
16 1 2 1 1 1
17 1 2 3 3 1
18 2 2 1 1 1
19 2 3 2 2 1
20 1 2 6 4 2
21 2 3 2 2 1
22 1 1 9 7 2
23 1 1 5 5 2
24 2 2 8 6 2
25 1 2 2 2 1
26 2 2 2 2 1
27 1 2 1 1 1
28 1 2 1 1 1
29 2 2 11 9 2
44
30 1 1 2 2 1
31 1 2 2 2 1
32 1 2 1 1 1
33 1 2 2 2 1
34 2 3 1 1 1
35 2 2 3 3 1
36 1 3 1 1 1
37 2 2 1 1 1
38 2 2 1 1 1
39 1 2 1 1 1
40 2 1 2 2 1
41 2 2 4 4 2
42 1 2 3 3 1
43 2 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1
45 1 2 1 1 1
46 2 1 2 2 1
47 1 2 1 1 1
48 2 3 2 2 1
49 1 2 2 2 1
50 2 2 1 1 1
51 2 2 5 5 2
52 1 2 1 1 1
53 1 2 11 9 2
54 1 2 1 1 1
55 2 1 2 2 1
56 2 2 3 3 1
57 1 2 4 4 2
Keterangan :
JK (Jenis Kelamin)
1 = Perempuan
2 = Laki-laki
U (Usia)
1 = 30-49
45
2 = 50-69
3 = 70-89
NO (Nama Obat)
1 = Captopril
2 = Amlodipin
3 = Candesartan
4 = Amlodipin + Captopril
5 = Amlodipin + Candesartan
6 = Amlodipin + Ramipril
7 = Amlodipin +Lisinopril
8 = Amlodipin + furosemid
9 = Captopril +Furosemid
10 = Candesartan +Furosemid
11 = Candesartan + Amlodipin +Furosemid
12 = Captopril + Amlodipin + Furosemid
GO (Golongan Obat)
1 = CCB
2 = ACE
3 = ARB
4 = CCB + ACE
5 = CCB + ARB
6 = CCB + Diuretik
7 = ACE + Diuretik
8 = ARB + Diuretik
9 = ARB + CCB + Diuretik
10 = ACE + CCB + Diuretik
46
JO (Jenis Obat)
1 = Monoterapi
2 = Politerapi