Oleh :
KUSNAWATI
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah.Hipertensi sering tidak menunjukan gejala, sehingga
baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung
atau stroke.Hipertensi tidak jarang ditemukan secara tidak sengaja pada waktu
pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain (Kemenkes RI 2013).
Menurut WHO 2013 Hipertensi merupakan penyakit tidak menular, penyakit degeneratif
ini banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta
The Sillent Killer karena penyakit ini merupakan pembunuh tersembunyi. Penyakit
tekanan darah atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya.
World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang meningkat. Pada tahun 2025 mendatang,
(WHO) tahun 2015, hipertensi membunuh hampir 8 miliar orang setiap tahun di dunia dan
hampir 1,5 juta orang setiap tahunya di Kawasan Asia Timur Selatan. Sekitar sepertiga
dari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderita Hipertensi. Prevalensi hipertensi akan
terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2015 sebanyak 29% orang dewasa
terkena hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap
tahun, dimana 1,5 juta kematian di Asia Tenggara yang sepertiga populasinya menderita
prevalensi didunia pada usia >25 tahun mencapai 38,4%. Prevalensi Indonesia lebih besar
jika dibandingkan dengan Banglandesh, Korea, Nepal, dan Thailand (Krishnan dkk. 2011).
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada usia >18 tahun mencapai 25,8%. Jawa Barat
merupakan provinsi yang menempati posisi 2 ke empat sebesar 29,4% angka ini lebih
besar dibandingkan dengan prevalensi di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI
Jakarta (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Menurut Puspitorini, 2019 (dalam Meylen,dkk)
kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat, dapat menyebabkan terjadinya
penyakit hipertensi, misalnya; Makanan, aktifitas fisik, dan merokok.Jenis makanan yang
menyebabkan hipertensi yaitu makanan yang siap saji yang mengandung pengawet, kadar
garam yang terlalu tinggi dalam makanan, kelebihan konsumsi lemak (Susilo, 2011).
Adapun cara penanganan untuk menurunkan hipertensi adalah dengan beraktifitas secara
fisik dan olahraga cukup dan secara teratur. Kegiatan ini secara terbukti dapat membantu
menurunkan hipertensi, oleh karena itu penderita hipertensi dianjurkan untuk berolahraga
cukup dan secara teratur (Wolf, 2008). Menurut Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah 2016
(dalam Wendi Muh. Fadhli) Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia pada tahun 2016 hipertensi paling banyak diderita oleh masyarakat Jawa Timur
dengan total angka kejadian 98 per 1.000 penduduk. Berdasarkan data tersebut dari 25,8%
orang yang mengalami hipertensi 1/3 yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak terdiagnosis.
Data menunjukan hanya 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi minum obat
hipertensi. Jawa Timur masuk peringkat ke 8 dengan jumlah penderita hipertensi 100,654
kasus (Kemenkes RI 2017). Berdasarkan Jumlah kasus hipertensi pada tahun 2013
sebanyak 54.101 kasus, tahun 2014 sebanyak 66.919 kasus, tahun 2015 sebanyak 72.111
kasus dan tahun 2016 sebanyak 100.654 kasus. Berdasarkan hasil penelitian Ayuro
Cumayunaro 1 , Yonaniko Dephinto 2018) dengan judul gaya hidup (life style) dengan
kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang dari 45 responden, data
menunjukkan dari gambaran pola makan setinggi 66,7 %, gambaran kebiasaan merokok
setinggi 68,9%, gambaran kebiasaan minum kopi setinggi 64,4%. 3 Beradasarkan hasil
kopi/kafein setinggi 60%, bukan kebiasaan merokok setinggi 58%, aktivitas fisik setinggi
71%, tingkat stress 71%. Melihat besarnya angka kejadian gayahidup terhadap hipertensi
pada usia dewasa terutama pada laki laki dewasa. jadi peneliti menarik melakukan
penelitian terhadap gambaran gaya hidup terhadap kejadian hipertensi pada usia dewasa.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam masalah penelitian
ini dirumuskan sebagai:Apakah gaya hidup sangat penting terhadap kejadian hipertensi
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian literature review ini adalah :
1. Untuk mencari persamaan hasil penelitian tentang Gambaran Gaya Hidup Terhadap
Kejadian Hipertensi pada Usia Dewasa dengan metode sistematik review sesuai topik
penelitian dari jurnal ilmiah yang terbit pada jurnal Nasional dan jurnal Internasional
terindeks.
2. Untuk mencari kelebihan hasil penelitian tentang Gambaran Gaya Hidup Terhadap
Kejadian Hipertensi pada Usia Dewasa dengan metode sistematik review sesuai topik
penelitian dari jurnal ilmiah yang terbit pada jurnal Nasional dan jurnal Internasional
terindeks.
Kejadian Hipertensi pada Usia Dewasa dengan metode sistematik review sesuai topik
penelitian dari jurnal ilmiah yang terbit pada jurnal Nasional dan jurnal Internasional
terindeks.
1. Bagi rumah sakit Hasil literature review ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang Gambaran Gaya Hidup Terhadap Kejadian Hipertensi pada Usia Dewasa sehingga
pihak rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasien
hipertensi.
2. Bagi Perawat Hasil literature review ini diharapkan dapat menjadi informasi atau bahan
asuhan keperawatan dalam mengatasi gaya hidup terhadap kejadian hipertensi pada usia
dewasa.
3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil literature review ini diharapkan dapat memberikan
4. Bagi Peneliti Hasil literature review ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan
dan ilmu pengetahuan serta pengalaman untuk menjadi lebih baik dalam menjalankan
5. Bagi Peneliti lain Diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HIPERTENSI
2.1.1 Definisi Menurut Setianingsih 2013 (dalam Amunuddin, Talia Inkasari, Dwi
Nopriyanto) 2019:49 menyatakan bahwa Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi
merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal. Peningkatan tekanan darah tinggi dilakukan dengan pemeriksaan tensi darah yang
di dapatkan hasil dari dua nilai yaitu nilai sistolik dan nilai diastolik. Terjadinya hipertensi
disebabkan dari faktor genetik (riwayat keluarga), jenis kelamin, usia, diet, berat badan
dan gaya hidup, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit atau komplikasi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai the silent killer (pembunuh
diam-diam) karena penderita tidak tahu bahwa dirinya menderita hipertensi. Hipertensi
juga dikenal sebagai heterogeneouse group disease karena dapat menyerang siapa saja dari
berbagai kelompok umur, sosial dan ekonomi. Hipertensi juga merupakan faktor resiko
ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini karena dapat memicu terjadinya gagal
serebrovaskular dan renal kematian. Faktor lingkungan serta faktor genetik diperhitungkan
pengaturan tekanan darah dan kendalinya. Pemahaman mungkin tidak hanya membantu
dalam mengenali mereka yang berisiko tetapi juga membantu dalam pengobatan (Sarkar,
2015). Hipertensi tekanan darah tinggi juga merupakan suatu peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Hiper artinya berlebihan, sedangkan tensi artinya tekanan atau tegangan.
Untuk itu, hipertensi merupkan tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi
dibandingkan dengan normal karena penyempitan pembuluh darah atau gangguan lainnya
(kamus besar bahasa Indonesia). 6 Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
ditunjukkan oleh angka sistolik dan diastol, pada pemeriksaan tensi darah menggunakan
alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (Sphygmomanometer)
ataupun alat digital lainnya. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi
badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80
mmHg (Pudiastuti,2011).
2 kelompok, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer merupakan kondisi
tekanan darah tinggi yang tidak diketahui penyebab pastinya, sebaliknya hipertensi
sekunder terjadi karena ada penyakit lain yang mendasari. (KEMENKES RI, 2018). Pada
pemeriksaan tekanan darah, yang diukur adalah tekanan sistolik dan diastolik.Tekanan
darah dikatakan normal apabila sistoliknya ≤ 120 mmHg dan diastolik ≤ 80 mmHg, atau
biasa ditulis dengan 120/80 mmHg. Hipertensi memiliki klasifikasi sebagai berikut:
1. Prahipertensi, dimana tekanan darah sistolik 120 – 139 mmHg dan diastolik mencapai
kelompok berisiko tinggi terkena hipertensi. Karenanya, Anda disarankan untuk merubah
2. Hipertensi tingkat 1, yaitu tekanan darah sistolik 140 – 159 mmHg dan diastolik 90 –
99 mmHg. Jika tekanan darah Anda berada pada rentangini,kemungkinan Anda sudah
memerlukan pengobatan karena risiko terjadinya kerusakan pada organ menjadi lebih
tinggi.
3. Hipertensi tingkat 2, yang ditandai dengan tekanan sistolik > 160 mmHg dan diastolik >
100 mmHg. Penderita biasanya sudah mulai mengalami kerusakan organ tubuh dan
kelainan kardiovaskular.
4. Hipertensi krisis, yakni tekanan darah yang telah melebihi 180/120 mmHg. Kalau
tekanan darah Anda mencapai angka ini, segera hubungi dokter. Apalagi jika disertai
tanda-tanda kerusakan organ seperti 7 nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, mati rasa,
perubahan pada penglihatan, atau kesulitan berbicara. 2.1.3 Tanda dan Gejala Pada
secara tidak sengaja, beberapa gejala terjadi bersamaan dan di percaya berhubungan
sakit kepala, pendarahan dari hidung (mimisan) migren atau sakit tengkuk dan kelelahan.
Gejala gejala tersebut bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.Jika hipertensinya berat atau menahun tidak
diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah,
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung,
dan ginjal. Kadang-kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pem bengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopatihi
pertensif yang memerlukan penanganan segera. Apabila tidak di tangani keadaannya akan
semakin parah dan dapat memicu kematian. Satu hal penting yang harus kita sadari adalah
kenyataan bahwa hipertensi tidak memiliki gejala khusus yang langsung mengacu pada
penyakit tersebut. Oleh karenanya, deteksi dini terhadap hipertensi sangatlah penting. Kita
dapat mencegah dan mengantisipasinya dengan cara rutin memeriksakan tekanan darah
kita. Selain itu, tidak kalah penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan dengan
menjalani pola hidup sehat sesuai dengan keperluan kita. Cara yang tepat untuk
meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan
darahnya. Hipertensi yang sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung
1. Sakit kepala
2. Nafas pendek
4. Gangguan tidur 8 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahap awal
hipertensi tidak memberikan gejala yang pasti namun yang sering dirasakan untuk
1. kepala pusing
2. jantung berdebar
2.1.4 Cara mengukur tekanan darah Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang
terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset dari karet.Alat ini
mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut millimeter air raksa (mmHg). Tekanan
darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.Oleh karena itu, sangat penting untuk
menstandarisasikan lingkungannya ketika mengukur tekanan darah. Paling sedikit satu jam
sebelum tekanan darah diukur hindari makana, latihan berat (yang dapat menurunkan
tekanan darah), merokok, dan minum kopi. Stress- stress yang lain juga dapat mengubah
tekanan darah dan perlu dipertimbangkan ketika tekanan darah diukur. Sebagian besar
standart 140/90 mmHg dan lebih tinggi untuk populasi umum.Namun, tingkat-tingkat yang
ada di dalam poin-poin asuransi hipertensi tersebut bukan patokan yang sesuai hipertensi
tersebut bukan patokan yang sesuai untuk semua individu.Banyak ahli hipertensi yang
memandang tingkat-tingkat tekanan darah yang lebih tinggi. Batasan seperti ini
menyiratkan tidak ada patokan yang jelas atau pasti untuk memisahkan tekanan darah
sebagai suatu tekanan darah antara 120/80 mmHg dan 139/89 mmHg) mungkin
mendapatkan manfaat dari penurunan tekanan darah dengan memodifikasi gaya hidup.
Obat-obatan diperlukan terutama jika ada faktor-faktor resiko lainnya terhadap kerusakan
9 Setiap Negara memiliki Negara yang berbeda-beda mengenai kriteria seseorang untuk
dapat disebut hipertensi. Namun demikian, ada acuan umum yang berlaku dimana-mana
yang dapat kita jadikan pedoman saat memeriksakan diri untuk mengetahui tekanan darah
kita, apakah kita termasuk dalam kondisi normal, prehipertensi, atau bahkan sudah
termasuk hipertensi akut. Berikut ini adalah klasifikasinya : Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Tekanan Darah Diastolik (mmHg) Normal >120 160
>100
2.1.5 Jenis Hipertensi Hipertensi ada dua jenis, yaitu hipertensi utama (primary
suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95% dari hipertensi.Penyebab dari
hipertensi utama adalah berbagai faktor yang memiliki efek-efek kombinasinya sehingga
disebabkan oleh suatu kelainan spqesifik pada salah satu organ atau sistem tubuh.
pada orang-orang hipertensi utama. Faktor- faktor genetik di perkirakan menjadi faktor
hipertensi hingga saat ini masih di fokuskan pada faktor-faktro genetik yang
pembuluh darah. Apa yang membuat pembuluh darah peripheral menjadi kaku belum di
ketahui secara pasti namun, peningkatan kekakuan dari peripheral arteriolar ini hadir pada
kegemukan, kurang olahraga, penggunaan garam yang berlebihan, dan umur yang menua.
Peradangan juga dapat menjadi penyebab hipertensi karena munculnya hipertensi dapat
terjadi dari adanya peningkatan reactive protein yang dibentuk oleh peradangan pada
individuindividu ini disebabkan oleh suatu kelainan spesifik dari suatu organ tertentu atau
pembuluh darah, seperti ginjal, kelenjar adrenal, atau pembuluh darah aorta.Penyakit-
penyakit ginjal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Tipe dari hipertensi sekunder ini
disebut hipertensi ginjal atau hipertensi renal karena adanya suatu persoalan di dalam
ginjal.Satu penyebab penting dari hipertensi ginjal adalah penyempitan (stencis) pembuluh
darah yang mensuplai darah ke ginjal-ginjal (pembuluh darah ginjal atau renal artery).
disebabkan oleh suatu penebalan otot dinding pembuluh darah yang menju ke ginjal (fibro
2.1.6 Patofisiologi Hipertensi Hampir semua penyakit kronis tidak datang tiba-tiba, tetapi
memiliki riwayat perjalanan yang lama.Begitu pula dengan hipertensi. Ketika seseorang
terdiagnosis hipertensi untuk pertama kalinya, bisa jadi ia sudah mulai memiliki hipertensi
beberapa tahun sebelumnya. Patofisiologi hipertensi secara alami diawali dari kenaikan
tekanan darah sesekali saja. Tanpa melakukan pemeriksaan tekanan darah, Kamu tidak
akan tahu kalau terjadi kenaikan tekanan darah. Naiknya tekanan darah 11 yang kadang-
kadang ini, lama-kelamaan akan semakin sering dan kemudian menetap, atau tidak bisa
turun kembali. Awalnya, penderita hipertensi tidak merasakan gejala.Jika pun ada gejala,
persisten (menetap), maka patofisiologi hipertensi menjadi lebih rumit, di mana sudah
melibatkan kerusakan organorgan lain di seluruh tubuh. Diawali dari kerusakan pembuluh-
pembuluh darah kecil karena hipertensi, diikuti pembuluh darah yang lebih besar seperti
arteri dan aorta.Keduanya adalah pembuluh utama di tubuh yang berukuran besar, salah
satunya yang membawa darah menuju dan meninggalkan jantung. Kerusakan pembuluh
darah kecil juga terjadi di seluruh organ tubuh sehingga perlahan-lahan jantung, ginjal,
2.1.7. Faktor Risiko Hipertensi Hipertensi dapat dipicu oleh berbagai faktor. Faktor risiko
hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah Faktor risiko
yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat diubah, antara lain umur, jenis
meningkat seiring dengan ber tambahnya umur seseorang.Individu yang berumur diatas 60
tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg.
Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.
b. Jenis kelamin Setiap jenis kelamin memiliki struktur dan organ hormon yang
laki mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.Laki-laki juga
ketika mereka sudah berumur di atas 50 tahun.Sangatlah penting bagi kita untuk menjaga
kesehatan sejak dini.Terutama mereka yang memiliki sejarah keluarga terkena penyakit.
c. Keturunan Adanya faktor keturunan pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
tersebut mempunyai risiko menderita hipertensi. Individu dengan orang tua hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada individu yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.Ada baiknya muali sekarang kita
memeriksa riwayat kesehatan keluarga sehingga kita dapat melakukan antisipasi dan
pencegahan.
2. Faktor risiko yang dapat diubah Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari
b. Merokok Penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu faktor
risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi.Merokok merupakan faktor risiko yang potensial
untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan hipertensi khususnya dan
c. Kurang aktivitas fisik Zaman modern seperti sekarang ini, banyak kegiatan yang dapat
dilakukan dengan cara yang cepat dan praktis. Manusia pun cenderung mencari segala
sesuatu yang mudah dan praktis sehingga secara otomatis tubuh tidak banyak
bergerak.Selain itu, dengan adanya kesibukan yang luar biasa, manusia pun merasa tidak
punya waktu lagi untuk berolahraga.Akibatnya, kita menjadi kurang gerak dan kurang
olahraga.Kondisi inilah yang memicu kolesterol tinggi dan juga adanya tekanan darah
kita.Jika sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya kita mengindari garam.
e. Konsumsi alkohol berlebih Penggunaan alkohol secara berlebih juga akan memicu
tekanan darah seseorang. Selain tidak bagus bagi tekanan darah kita, alkohol juga
membuat kita kecanduan yang akan sangat menyulitkan untuk lepas. Mengehentikan
kebiasaan mengkonsumsi alkohol sangatlah baik, tidak hanya bagi hipertensi kita tetapi
f. Stres Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatetik. Adapun stres ini dapat berhubungan
jenis penyakit yang berhubungan dengan stres yang dialami seseorang, diantaranya
hipertensi dan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan
diastolic lebih dari 80 mmHg.
g. Kopi Kafein dalam kopi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dalam jangka
pendek, bahkan meski kamu tidak memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).Diketahui
bahwa kafein dalam kopi dapat memblokir hormon yang membantu menjaga arteri
melebar.
yang secara teratur minum minuman berkafein memiliki tekanan darah rata-rata yang lebih
tinggi daripada mereka yang tidak minum. Efek fisiologis dari minum kopi dapat
melampaui dosis yang membuat orang terjaga. Di sisi lain, kopi dapat meningkatkan
tekanan darah untuk waktu yang singkat setelah dikonsumsi. Meskipun kopi dapat
meningkatkan tekanan darah sementara waktu setelah kamu meminumnya, efek ini
tampaknya tidak akan terjadi dalam jangka panjang. Untuk orang dengan tekanan darah
tinggi, penelitian ini sangat menunjukkan bahwa konsumsi kopi harian tidak mungkin
memiliki dampak yang signifikan pada tekanan darah. (dr. Verury Verona Handayani).
makanan, aktivitas fisik, dan stres.Penelitian Prasetyo (2015) menunjukkan bahwa pola
(2016) menemukan kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga merupakan faktor risiko
kejadian hipertensi.Peneltian Susilawati (2018) menunjukkan faktor risiko hipertensi yaitu
2.1.8. Komplikasi Hipertensi Tekanan darah tinggi perlu dikendalikan karena bersama
berlalunya waktu, kekuatan berlebihan pada dinding arteri dapat sangat membahayakan
banyak organ-organ vital pada tubuh. Umumnya, semakin tinggi tekanan darah atau
semakin tak terkontrol, semakin parah kerusakan yang terjadi (Sheps, S.G, 2005). Menurut
Susalit (2001) yang dikutip Masriadi (2016) tekanan darah tinggi dalam jangka panjang
waktu lama akan merusak endhotel arteri dan mempercepat arterioklorosis. Bila penderita
memiliki faktor risiko kardiovaskuler 15 lain, maka akan meningkatkan mortalitas dan
pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan risiko bermakna untuk penyakit jantung
koroner, stroke, penyakit arteri perifer dan gagal jantung. Sedangkan Suhardjono (2006)
dalam Masriadi (2016) menyatakan hipertensi yang tidak dapat diobati akan
mempengaruhi semua sistim organ dan akhirnya akan memperpendek harapan hidup
sebesar 10-20 tahun. Komplikasi hipertensi diantaranya adalah stroke penyakit jantung,
Tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak (stroke), Gagal ginjal, Kelainan mata,
Diabetes mellitus.
1. Penyakit Jantung Darah tinggi dapat menimbulkan penyakit jantung karena jantung
harus memompa darah lebih kuat untuk mengatasi tekanan yang harus dihadapi pada
pemompaan jantung. Ada dua kelainan yang dapat terjadi pada jantung yaitu:
a. kelainan pembuluh darah jantung, yaitu timbulnya penyempitan pembuluh darah jantung
suatu waktu akan mengalami kepayahan sehingga darah harus dipompakan oleh jantung
terkumpul di paruparu dan menimbulkan sesak nafas yang hebat. Penyakit ini disebut
2. Tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak (stroke) Tersumbatnya pembuluh darah
otak atau pecahnya pembuluh darah otak dapat menyebabkan terjadinya setengah lumpuh.
pekerjaan pembuluh darah yang terdiri dari berjuta-juta pembuluh darah halus. Bila terjadi
kegagalan ginjal 16 tidak dapat mengeluarkan zat-zat yang harus dikeluarkan oleh tubuh
misalnya ureum.
4. Kelainan mata Darah tinggi juga dapat menimbulkan kelainan pada mata berupa
penyempitan pembuluh darah mata atau berkumpulnya cairan di sekitar saraf mata. Hal ini
5. Diabetes mellitus Diabetes melitus atau yang sering dikenal dengan penyakit kencing
manis merupakan gangguan pengolahan gula (glukosa) oleh tubuh karena kekurangan
insulin.
ditimbulkan dari tekanan darah tinggi atau yang sering disebut dengan hipertensi antara
lain adalah penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kelainan pada mata yang dapat
mengalibatkan kebutaan dan penyakit gula atau yang lebih dikenal dengan diabetes
melitus.
2.1.9. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada hipertensi terjadi dari penatalaksanaan
terdapat sejumlah hal yang harus diperhatikan. Tabel 2.1.10. Jenis Penatalaksanaan Jenis
golongan antagonis kalsium, dan golongan ACE inhibitor. Nonfarmakologi - Pola makan
Aktivitas/olahraga.
2.2.1 Pengertian Dalam Alwisol (2006:90) Adler menjelaskan “gaya hidup adalah cara
yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan
orang itu dalam kehidupan tertentu dimana dia berada”. Semua orang berpotensi untuk
mengembangkan dirinya sesuai dengan gaya hidupnya, artinya setiap orang memiliki
tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak
mewarnai usaha superiornya dengan minat sosial, setiap orang melakukannya dengan gaya
hidup yang berbeda-beda. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan gaya hidup adalah pola perilaku individu sehari-hari yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat dan opininya untuk mempertahankan hidup sedangkan gaya hidup
sehat dapat disimpulkan sebagai serangkaian pola perilaku atau kebiasaan hidup sehari-
hari untuk memelihara dan menghasilkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit
serta melindungi diri untuk sehat secara utuh. Gaya hidup dapat memicu terjadinya
hipertensi. Ini dikarenakan gaya hidup yang mengambarkan pola perilaku sehari-hari yang
mengarah pada upaya memilihara kondisi fisik, mental dan sosial yang meliputi kebiasaan
tidur, mengomsumsi makanan yang tidak sehat, merokok, atau minum-minuman
beralkohol.
2.2.2 Pola Hidup Sehat Untuk mengendalikan dan mencegah hipertensi, kita harus
melakukan pola hidup sehat. Ini sangat penting karena pola hidup sehat akan membuat kita
sehat secara keseluruhan, termasuk terhindar dari penyakit hipertensi. Berikut ini pola
a. Melakukan olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika kita
dinyatakan positif menderirita penyakit darah tinggi, pilihlah olahraga ringan seperti
berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit
b. Jalankan terapi antistres agar mengurangi stress dan kita mampu mengendalikan emosi
secara stabil. Di masa modern seperti sekarang, 18 kita tidak mungkin terhindar dari stress.
Oleh karenanya, yang terbaik adalah mengendalikan dan menghadapi stress secara bijak.
mengandung banyak nikotin. Selain buruk bagi tekanan darah, nikotin juga sangat buruk
bagi kesehatan secara umum. Oleh karena itu, berhenti merokok sebenarnya adalah jalan
d. Mendekatkan diri pada Tuhan sehingga setiap asa persoalan besar tidak langsung emosi
nutrisi sesuai dengan keperluan kita. Oleh karena itu, pola makan sehat masing-masing
orang tidak sama. Untuk mengetahui pola makan sehat dan bearapa kadar kalori maupun
nutrisi yang kita perlukan secara pasti, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli
gizi yang dapat dipercaya. Dengan demikian, kita tidak mengira-ngira sendiri dan dapat
mengetahui secara pasti keperluan energi kita. Ada beberapa patokan pola makan sehat
yang dapat dijadikan panduan bagi para penderita hipertensi. Berikut uraiannya :
a. Kurangi konsumsi garam dalam makanan sehari-hari kita. Jika sudah menderita tekanan
darah tinggi sebaiknya kita mengindari garam. Pergunakan garam sedikit atau lebih baik
mengurangi hipertensi.
c. Kurangi minum minuman beralkohol. Jika kita menderita tekanan darah tinggi,
sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk laki-laki yang menderita
hipertensi, jumlah alkohol yang 19 diizinkan maksimal 30 ml alkohol per hari dan untuk
d. Makan sayur dan buah-buahan yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat,
e. Kendalikan kadar kolesterol kita. Kurangi makanan yang mengandung lemak jenuh.
Tingginya kolesterol dalam tubuh kita akan menyebabkan terjadinya plak-plak yang
menyumbat aliran darah, sehingga tekanan darah makin tinggi. f. Kendalikan diabetes bila
ternyata kita juga menderita diabetes. Konsumsilah makanan yang sehat. Jangan
h. Tidur yang cukup setiap hari, antara 6-8 jam setiap hari.
i. Kurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi dan perbanyak aktivitas fisik
bergaram yang berlebihan, hingga gaya hidup tidak sehat menyebabkan tekanan darah
meningkat atau hipertensi bagi usia dewasa, kebiasaan mengkonsumsi makanan bergaram
seperti ikan asin, dan kecap dapat memicu meningkatnya tekanan darah (Fadhli, Hubungan
antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Dewasa Muda di Desa Lamakan
2.2.4 Aktivitas Fisik Aktivitas fisik atau olahraga adalah salah satu cara untuk dapat
menjaga tubuh tetap sehat, meningkatkan aktivitas fisik guna menghindari faktor resiko
tulang kropos, dan mengurangi stres. Penelitian membuktikan bahwa orang yang
berolahraga memiliki faktor resiko lebih rendah untuk menderita penyakit jantung, tekanan
darah tinggi dan kolesterol tinggi.Orang yang beraktivitasnya rendah beresiko tekena
hipertensi 30-50% dari pada yang aktif (Costas 2008, dalam Widyaningrum, 2012).
20 2.2.5 Kebiasaan merokok Merokok telah jauh berakibat negatif terhadap kesehatan dan
ekonomi masyarakat dan individu.Sudah sangat dipahami bahwa rokok adalah penyebab
utama kematian, membunuh setengah masa hidup perokok (World Health Organization,
2011). Asap rokok yang ada di dalam sebatang rokok berdampak buruk yaitu mengandung
4.000 jenis senyawa kimia beracun yang berbahaya pada tubuh dimana 43 diantaranya
bersifat karsinogenik. Komponen utamanya adalah nikotin suatu zat berbahaya penyebab
kecanduan, tar dengan sifat karsinogenik dan karbon monoksida yang dapat menurunkan
faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung serta peningkatan tekanan darah.
Seseorang menghisap rokok denyut jantungnya akan meningkat sampai 30%. Rokok
adrenalinsehingga kerja jantung lebih cepat dan kuat, akhirnya terjadi peningkatan tekanan
darah (Departemen Kesehatan, 2009). Saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di
seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya.Tujuh dari setiap 10
dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Jakarta tahun 2000 melaporkan prevalensi
hipertensi di daerah urban adalah 31,7% (WHO, 2009). Prevelensi hipertensi di Provinsi
Jawa Barat tahun 2013 melalui pengukuran pada umur >18 tahun sebesar 29,4%
merupakan salah satu faktor penyebab penyakit hipertensi.Zat nikotin yang terdapat dalam
penyempitan dinding arteri. Zat lain dalam rokok adalah Karbon Dioksida (Co) yang
mengakibatkan jantung akan bekerja lebih berat untuk memberi cukup oksigen ke sel-sel
pengumpulan sel-sel darah (South, Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi di
Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, 2014).
terjadinya hipertensi tidak terkendali dibagi dalam 2 kelompok yaitu faktor yang tidak
dapat dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan, seperti gaya hidup, sosial
a. Faktor–Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan 1) Umur Hipertensi pada orang dewasa
pertambahan umur, semakin tua usia seseorang maka pengaturan metabolisme zat kapur
(kalsium) terganggu. Hal ini menyebabkan banyaknya zat kapur yang beredar bersama
aliran darah. Akibatnya darah menjadi lebih padat dan tekanan darah pun meningkat.
(arteriosklerosis). Aliran darah pun menjadi terganggu dan memacu peningkatan tekanan
darah. 2) Jenis Kelamin Pada umumnya pria lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan perempuan, dengan rasio sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan
darah sistolik. Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir tiga puluhan.
Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah
hipertensi pada perempuan meningkat. Wanita memiliki resiko lebih tinggi untuk
(Genetik) Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, terdapat riwayat hipertensi dalam
keluarga. Faktor genetik ini juga dipengaruhi faktorfaktor lingkungan lain, yang kemudian
menyebabkan seseorang menderita hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan
metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua
orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya dan bila
salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-
anaknya.
terjadi penimbunan lemak berlebih di dalam jaringan tubuh. Jaringan lemak tidak aktif
akan menyebabkan beban kerja jantung meningkat. Pada kebanyakan kajian, kelebihan
berat badan berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan risiko hipertensi. 2) Konsumsi Garam
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. Pengaruh
asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah
jantung, dan tekanan darah. Yang dimaksud garam adalah garam natrium seperti yang
terdapat dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium
benzoat, dan vetsin (mono sodium glutamat). Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang
dikeluarkan tubuh melalui urin harus sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga
gram sehari (2400 mg natrium). Asupan natrium yang berlebih terutama dalam bentuk
menyebabkan hipertensi. 23 3) Stres Stres merupakan Suatu keadaan non spesifik yang
dialami penderita akibat tuntutan emosi, fisik atau lingkungan yang melebihi daya dan
kemampuan untuk mengatsi dengan efektif. Stres diduga melalui aktivitas syaraf simpatis
yang bersifat sementara dapat terjadi pada orang yang menghadapi keadaan yang
tekanan darah yang menetap. 4) Makanan berlemak Terdapat hubungan bermakna antara
tingginya asupan lemak jenuh dengan tekanan darah, dan pada beberapa populasi dengan
tekanan darah dibawah rata-rata mengomsumsi lemak total dan asam lemak jenuh rendah.
5) Merokok Rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya bagi kesehatan tubuh,
diantaranya yaitu , nikotin, dan karbon monoksida. Zat kimia tersebut yang masuk
kedalam aliran darah dapatr merusak lapisan 24 endotel pembuluh darah arteri dan
dihubungkan dengan pengelolaan tekanan darah. Olahraga yang teratur dapat menurunkan
tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Kurang olahraga akan
meningkatkan kemungkinan obesitas dan asupan garam dalam tubuh. Kurang olahraga
24 2.2.7. Hubungan Gaya Hidup Hipertensi Gaya hidup sangat berpengaruh terhadap
kondisi fisik maupun psikis seseorang. Perubahan gaya hidup dan rendahnya perilaku
hidup sehat seperti minimnya olah raga, merokok, dan mengonsumsi minuman kafein
merupakan salah satu dari penyebab hipertensi. 1. Merokok Merokok dapat menimbulkan
beban kerja jantung dan menaikkan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nikotin yang terdapat dalam rokok dapat meningkatkan penggumpalan pembuluh darah
dan dapat menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah. Nikotin bersifat toksik
terhadap jaringan saraf yang menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik
maupun diastolik, denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa,
pemakaian bertambah, aliran darah pada koroner meningkat dan vasokontriksi pada
pembuluh darah perifer. Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan
darah karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan bahan kimia
dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah. Karbon monoksida dalam
asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan
tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen
2. Aktivitas fisik Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang terjadi akibat kontraksi
otot skeletal yang meningkatkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik ini dapat berupa
aktivitas di tempat kerja, aktivitas di perjalanan, aktivitas di rumah, dan aktivitas di waktu
luang. Aktifitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang tidak
aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai denyut jantung yang lebih tinggi.
Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras lagi pada kontraksi. Aktifitas
fisik membantu seseorang mengontrol berat badan. aktifitas fisik yang dilakukan rutin
selama 30-45 menit setiap hari 25 akan membantu mengontrol tekanan darah. Contoh
aktifitas fisik (olahraga) yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
adalah jalan pagi, jalan kaki, senam, bersepeda dan berenang. Kegiatan aktivitas ini
disarankan agar dilakukan ≥30 menit per hari dan lebih dari ≥3 hari per minggu.
3. Konsumsi ikan asin Hubungan antara kejadian hipertensi dengan konsumsi ikan asin
adalah natrium yang terkandung dalam garam dan sumber lainnya seperti ikan asin
sebenarnya sangat dibutuhkan oleh fungsi otot, syaraf serta untuk menggelola tekanan
darah natrium memilik peran yang penting dalam mengatur asam basah darah, mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Konsumsi natrium yang berlebih dapat menyebabkan
4. Konsumsi bayam Bayam mengandung kadar nitrat yang tinggi sehingga dapat
mempengaruhi bentuk gelombang arteri yang menunjukkan kekakuan arteri, serta tekanan
darah pusat dan perifer . Bayam juga mengandung kalium yang dapat menurunkan tekanan
darah karena kalium berfungsi mengatur cairan didalam sel sehingga dapat mencegah
penumpukan cairan dan natrium dalam sel. Penumpukan cairan dan natrium dalam sel
5. Konsumsi gorengan Gorengan merupakan salah satu makanan yang menganduk kadar
lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan resiko hipertensi sehingga solusinya yaitu
dengan melakukan diet rendah kolestrol dan lemak jenuh. 26 Variabel indenpenden Gaya
6. Konsumsi pisang Konsumsi pisang merupakan salah satu solusi terhadap penerunan
tekanan darah konsumsi pisang secara signifikan dapat menurunkan tekana darah distolik
2.2.8. Pencegahan Hipertensi Pengobatan hipertensi memang penting tetapi tidak lengkap
jika tanpa dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor risiko penyakit
1.Variable independen disebut variabel bebas, adapun variabel independen dari penelitian
2. Variabel dependen disebut variabel terikat, adapun variabel dependen dari penelitian ini
27 2.2.10. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
1. Independent Gaya Hidup Gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam
berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu
1. Teratur
2. Tidak teratur Ordinal
3. dependent Kejadian Hipertensi Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal.
Data sekunder
1. Hipertensi tingkat 1 (TDS 140- 159 mmHg; TTD 90-99 mmHg)
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian
menjelaskan variabel berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah ada.
3.1.2. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian menggunakan studi sistematik
literature review. Menurut Manzilati, 2017 mengatakan bahwa penelitian studi literature
adalah sebuah proses atau aktivitas mengumpulkan data dari berbagai literature seperti
buku dan jurnal untuk membandingkan hasilhasil penelitian yang satu dengan yang
lain.Tujuan penelitian studi literature ini adalah untuk mendapatkan landasan teori yang
bisa mendukung pemecahan masalah yang sedang di teliti dan mengungkapkan teori-teori
3.2.1. Jenis Data Jenis data yang digunakaan dalam penelitian literature riview ini adalah
data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari jurnal, textbook, artikel ilmiah, literature
review yang berisikan tentang konsep yang diteliti. Jurnal yang diambi didapat dari
berbagai sumber seperti google scholar, pubmed, garuda, dan DOAJ (Directory of Open
Acces Journals) dengan memasukkan kata kunci gaya hidup, hipertensi, usia dewasa,
apendisitis.
3.2.2. Cara Pengumpulan Data
a. Literatur review diidentifikasi melalui situs web jurnal yang sudah terakreditasi seperti
google scholar, Pubmed, Garuda, dan DOAJ (Directory of Open Acces Journals)
b. Literature di screening melalui judul 10 tahun terakhir dengan judul penelitian adalah
c. Jurnal dilakukan Full Text yang dikaji lagi kelayakan jurnal yang sesuai dengan judul
penelitian atau yang mendekati dengan judul penelitian. Jurnal yang diambil berkaitan
dengan variabel judul penelitian sebanyak 10 jurnal (8 jurnal nasional dan 2 jurnal
internasional).
e. Setelah ditelaah, kemudian peneliti melakukan analisa data dengan cara mencari
3.3. Analisa Data Penelitian yang berkaitan dengan Gambaran Gaya Hidup Ter diambil
dari yang paling relevan,dan cukup relevan atau bisa dilakukan dengan melihat tahun
penelitian dari yang paling terbaru. Kemudian membaca abstrak terlebih dahulu apakah
permasalahan yang dibahas sesuai dengan yang hendak dipecahkan dalam penelitian.