Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH INDIVIDU

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

SUMARNI

2021 0041

INSITUT KESEHATAN DAN TEKNIKLOGI BISNIS MENARA BUNDA KOLAKA


YAYASAN PENDIDIKAN HINO BIOHANIS SULAWESI TENGGARA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT., Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang kami panjatkan puji dan sykur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah tentang” Epidemiologi”.


Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Epidemiologi”


ini dapat memberikan manfaat maupun menjadi inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumus Masalah

C. Tujuan Umum

BAB II PEMBAHASAAN

A. Pengertian Hipertensi
B. Gambar Epidemiologi kejadian penyakit

C. Gambar Epidemiologi usaha-usaha pencegahan


D. Pengobatan Hipertensi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

penyakit tidak menular menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia yang


menimtbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi, serta nimbulkan
beban pembiayaan kesehatan sehingga perlu dilakukan penyelenggaraan
penanggulangan, Pada tingkat global, 63% penyebab kematian di dunia adalah
penyakit tidak menular yang membunuh 36 juta jiwa per tahun, 80% kematian
ini terjadi di Negara berpenghasilan menengah dan rendah. Penyakit tidak
menular adalah penyakit kronis dengan durasi yang panjang dengan proses
penyembuhan atau pengendalian kondisi klinisnya yang umumnya lambat.

hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi
akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada
2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena
hipertensi. Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di
Negara berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable
Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40 persen negara ekonomi
berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35
persen. Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi
sebanyak 46 persen. Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit
dengan 35 persen. Di kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa
menderita hipertensi.

Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap
tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah
tinggı. "Untuk prla maupun wanita terjadi peningkatan jumlah penderita, dari 18
persen menjadi 31 persen dan 16 menjadi adi 29 persen, (WHO, 2013). Di
Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 5,3% pada tahun 2015 dan
penyakit tersebut menduduki posisi ke-5 tingkat nansional penyebab kematian
pada provinsi sulawesi tenggara hipertensi menduduki posisi ke-2 penyakit
penyebab kematian dengan jumlah kasus 19.,743.

B. Rumusan masalah

1. Bagaiamana gambaran epidemiologi penyakit hipertensi

2. Bagaimana pencegahan penyakit hipertensi

C. Tujuan umum

1. Mengetahui gambaran epdemiologi kejadian penyakit hipertensi

2. Mengetahui gemabran usaha pencegahan penyakit hipertensi


BAB |

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipetensi

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah


didalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan
jantung dan kerusakan ginjal.

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan
darah kita secara teratur.

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan


dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.

Tekanan darah tinggi atau hipertensiİ adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

Secara sederhana, hipertensi diartikan sebagai keadaan dimana tekanan


darah meningkat. Tekanan darah merupakan ukuran kekuatan darah saat
menekan dinding pembuluh darah arteri, pembuluh nadi yang menghantarkan
darah ke seluruh tubuh.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah
ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80
mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah
tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
atau tekanan diastolic mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada
tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih
dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami


kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tabun
dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 0 tahun, kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Hipertensi maligna
adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan
kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari
setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang
bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan
darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari
juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur
malam hari.

B. Gambaran epidemiologi kejadian penyakit

a) Host (orang)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat


dari segi orang:

1. Umur Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominant berumur


(31-55tahun). Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan
darah cenderung meningkat. Yang man penyakit hipertensi umumnya
berkembang pada saat umur seseorang mencapau paruh baya yakni
cenderung meningkat hususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan
pada usia lebih dari 60 tahun keatas.

2. Jenis kelamin Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis


kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan
pada perempuan meningkat seiring dengan bertambahnya usia yang
mana pada perempuan premenopause cenderung memiliki tekanan
darah lebih tinggi daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause,
wanita relatife terlindungi dari penyakit kardiovaskuler oleh hormone
estrogen yang dimana kadar estrogen menurun setelah menopause
masa

3. Status gizi Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak
Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan
kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan
makanan yang seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi
kesehatan yang prima.Dimana ini merupakan faktor penting sebagai zat
pembangun atau protein ini penting untuk pertumbuhan dan mengganti
sel-sel rusak yangdidapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-
tumbuhan (nabati). Sehingga ini sebagai penunjang untuk membantu
menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita,
makanan yang harus dihindarildibatasi.
4. Faktor psikokultural Penyakit Hipertensi ada banyak hubungan antara
psiko-kultural, tetapi belum dapat diambil kesimpulan.Namun pada
dasarnya dapat berpengaruh apabaila terjadi stres, psikososial akut
menaikkan tekanan darah secara tiba-tiba yang mana ini merupakan
penyebab utama terjadinya penyakit hipertensi dan merupakan masalah
kesehatan yang layak untuk perlu diperhatikan

b) Waktu kejadian

Program Departemen Kesehatan Dalam Penanggulangn Hipertensi.


Program yang dilakukan oleh departeman kesehatan dalam pengendalian
penyakit hipertensi yang dikemukan oleh Dr. Siti Fadilah, pengendalian
hipertensi juga belum memuaskan, bahkan di banyak negara pengendalian
tekanan darah hanya 8% karena menyangkut banyak faktor baik dari
penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun pelayanan kesehatan.
Dr. Siti Fadilah Supari yang juga ahli jantung menyatakan, hipertensi
sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah bila faktor risiko dapat
dikendalikan. Upaya tersebut meliputi monitoring tekanan darah secara
teratur, program hidup sehat tanpa asap rokok, Untuk peningkatan aktivitas
fisik/gerak badan, diet yang sehat dengan kalori seimbang melalui konsumsi
tinggi serat, rendah lemak dan rendah garam. Sedangkan Dr. Budi Setianto
menganjurkan kontrol ke dokter, minum obat teratur, olah raga terukur dan
teratur, timbang berat badan dan ukur lingkar perut, hati-hati makan dan
minum, berhenti merokok dan menjaga kesehatan mental.

Hal ini merupakan kombinasi upaya mandiri oleh individu/masyarakat dan


didukung oleh program pelayanan kesehatan yang ada dan harus dilakukan
sedini mungkin. Menkess Dr Siti lti Fadilah mendukung kampanye "120/180"
yang dilakukan RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Yayasan
Jantung Indonesia, Indonesia Society of Hypertension (NA-SH) dan Novartis
Indonesia. Hal ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang bahaya penyakit hipertensi sekaliqus memperingati Hari
Hipertensi Sedunia (World Hypertension Day) ke-3 yang jatuh pada tanggal
17 Mei 2007 dengan tema " Better Diet for Better Blood Pressure".

Di Indonesia, peringatan Hari Hipertensi merupakan yang pertama


dilakukan dengan tema Jagalah Tekanan Darah Anda pada Datas yang
Aman mer neepkes, Dinas Kesehatan di 8 propinsi, Yayasan ,J.lant Kerja s
Indo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita serta INA-SH ditandai
dengan serangkaian kegiatan talkshow, pameran, pemeriksaan tekanan
darah di 8 propinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan
Timur serta seminar Talkshow dan pemeriksaan tekanan darah yang
diselenggarakan Pusat Komunikasi Publik Depkes tanggal 28 Mei 07
mendapat sambutan yang antusias dari para karyawan Depkes

c) Place (tempat)

Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus


hipertensi adalah merupakan wilayah yang berdominan dipesisir dari pada
dipegunungan. Yang dimana penduduk yang berdomisil didaerah pesisir
lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi
garam lebih tinggi atau berlebihan disbanding daerah pegunungan yang
kemungkinan lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

C. Gambaran epidemiologi usaha-usaha pencegahan

Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, demikian juga terhadap


hipertensi. Pada umumnya, orang berusaha mengenali hipertensi jika dirinya
atau keluarganya sakit keras atau meninggal dunia akibat hipertensi. Tidak
semua penderita hipertensi memerlukan obat. Apabila hipertensinya tergolong
ringan maka masih dapat dikontrol melalui sikap hidup sehari-hari.
Pengontrolan sikap hidup ini merupakan langkah pencegahan amat baik
agar penderita hipertensi tidak kambuh gejala penyakitnya. Usaha pencegahan
juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi parah,
tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan yang ditentukan oleh
dokter.Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan
pencegahan yang baik (Stop High Blood Pressure), antara lain dengan cara
menghindari faktor risiko hipertensi.

1. Pola makan

Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.


Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan yang
rendah lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah, sayur, serta
produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan
tekanan darah. Untuk menanggulangi keadaan tekanan darah yang tinggi,
secara garis besar ada empat macam diet, yaitu :

a. Diet rendah garam

Ada tiga macam diet rendah garam (sodium) yaitu:

1) Diet ringan, boleh mengkonsumsi 1,5-3 gram sodium perthari, senilai


dengan 3,75-7,5 gram garam dapur.

2) Diet menengah, boleh mengkonsumsi 0,5-1,5 gram sodium perhari,


seniali 1,25-3,75 gram garam dapur.

3) Diet berat, hanya boleh mengkonsumsi dari 0,5 gram sodium atau
kurang dari 1,25 gram garam dapur perhari.

Tujuan diet rendah garam untuk membantu menghilangkan retensi


(penahan) air dalam jaringan tubuh sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Walaupun rendah garam, yang penting diperhatikan
dalam melakukan diet ini adalah komposisi makanan harus tetap
mengandung cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun
vitamin yang seimbang.

b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas

Diet ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan


menurunkan berat badan bagi penderita yang kegemukan Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam mengatur diet ini antara lain sebagai
berikut:

1) Hindari penggunaan lemak hewan, margarin dan mentega terutama


goreng-gorengan atau makanan yang digoreng dengan minyak.

2) Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis lainnya serta sea food
(udang, kepiting), minyak kelapa dan kelapa (santan)

3) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir dalam semingqu.

4) Lebih sering mengkonsumsi tempe, tahu, dan jenis kacang.

5) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis manis, seperti


sirup, dodol, kue, dan lain-lain.

6) Lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan buah, kecuali durian dan


nangka. Selain itu, juga harus memperhatikan gabungan makanan
yang dikonsumsi karena perlu disesuaikan dengan kadar kolesterol
darah.

c. Diet tinggi serat

Diet tekanan darah tinggi dianjurkan setiap hari mengkonsumsi makanan


berserat tinggi. Beberapa contoh jenis bahan makanan yang
mengandung serat tinggi yaitu :
1) Golongan buah-buahan, seperti jambu biji belimbing,papaya, mangga,
apel, semangka dan pisang.

2) Golongan sayuran, seperti bawang putih, daun kacang panjang,


kacang panjang, daun singkong, tomat, wortel, touge.

3) Golongan protein nabati seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang g


kedelai, kacang merah, dan biji-bijan.

4) Makanan lainnya seperti agar-agar dan rumput laut.

d. Diet rendah kalori bagi yang kegemukan

Orang yang berat badannya lebih (kegemukan) akan beresiko


tinggi terkena hipertensi. Demikian juga orang yang berusia diatas usia
40 tahun. Penangqulangan hipertensi dapat dilakukan dengan
pembatasan asupan kalori, hal yang harus diperhatikan yaitu :

1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25

2) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi

3) Aktivitas olahraga dipilih yang ringan-sedang

2. Pola istirahat

Pemulihan anggota tubuh yang lelah beraktifitas sehari penuh untuk


menetralisir tekanan darah.

3. Pola aktivitas

Tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah


yaitu : bejalan kaki, bersepeda, berenang, aerobik. Kegiatan atau
pekerjaan sehari-hari yang lebih aktif baik fisik maupun mental
memerlukan energi / kalori yang lebih banyak. Orang dengan gaya hidup
yang tidak aktif akan rentan terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan
olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk dan berat badan,
tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah.

D. PENGOBATAN HIPERTENSI

1. PengobatanUmum

Setelah diagnose hipertensi ditegakkan dan diklasifikasikan menurut


golongan atau derajatnya, maka dapat dilakukan dua strategi penatalaknaan
dasar yaitu:

a. Non farmakologik, yaitu tindakan untuk mengurangi faktor risiko yang


telah diketahui akan menyebabkan atau menimbulkan komplikasi,
misalnya menghilangkan obesitas, menghentikan kebiasaan merokok,
alkohol, dan mengurangi asupan garam serta rileks.

b. Farmakologik, yaitu memberikan obat anti hipertensi ygang telah terbukti


kegunaannya dan keamanannya bagi penderita. Obat-obatan yang
digunakan pada hipertensi adalah :

1) Diuretik, contohnya furosemide, triamferena, spironolactone

2) Beta blockers, contohnya metaprolol, atenolol, timolol

3) ACE-inhibitor, contohnya lisinopril, captopril, quinapril

4) Alpha-blockers, contohnya prazosin, terazosin

5) Antagonis kalsium, contohnya diltiazem., amlodipine, nifedipine

6) Vasodilator-direct, contohnya minixidil, mitralazine

7) Angiotensin reseptor antagonis, contohnya losartan.

8) False-neurotransmiter, contohnya clodine, metildopa, guanabens


2. Pengobatan Khusus

Upaya terapi khusus ditujukan untuk penderita hipertensi sekunder yang


jumlahnya kurang lebih 10 % dari total penderita hipertensi. Tanda-tanda dan
penyebab hipertensi perlu dikenali sehingga penderita dapat di rujuk lebih dini
dan terapi yang tepat dapat dilakukan dengan cepat. Perlu pemerikasaan
dengan sarana yang canggih.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan
darah kita secara teratur.

B. Saran

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan


dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Dalam
upaya pencegahan penyakit hipetensi, hendaknya seseorang menerapkan pola
hidup sehat. Baik dari segi penerapan pola makan, mencakup menghindari
makanan yang berisiko meningkatkan tekanan darah, hindari pemicu stress
(stressor), serta asupan nutrisi yang seimbang. Selain itu aktifitas fisik seperti
olahraga secara teratur, agar tidak terjadi obesitas. Hindari kebiasaan yang
berakibat buruk seperti merokok serta konsumsi alkohol. Dalam pencegahan
hipertensi pada usia dewasa, hendaknya pencegahan dimulai sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
8632749571344b5ee00a442860cce27b.pdf

https://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/12/08/hipertensi-dan-faktor-
risikonya-dalam-kajian-epidemiologi

https://www.academia.edu/31858378/
epidemiologi_penyakit_tidak_menualar_hipertensi

Anda mungkin juga menyukai