Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PENYULUHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN

TENTANG BAHAYA HIPERTENSI PADA LANSIA


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : NADIATUL KHAIRA
NIM : P07131118017
PRODI : D III GIZI TINGKAT II

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
D III GIZI
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya. maka saya bisa menyelesaikan sebuah proposal penyuluhan dapat selesai dengan tepat
waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah proposal penyuluhan dengan judul
“PENYULUHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA HIPERTENSI
PADA LANSIA”, yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Untuk mempelajari Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi proposal ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga ALLAH SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Aceh Besar , febuari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN :
a. latar belakang
b tujuan penyuluh
c. maanfat penyuluhan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA :
a. tinjauan umum tentang hipertensi pada lansia
1. pengertian lansia
2. pengertian hipertensi :
a. pengertian hipertensi
b. jenis-jenis hipertensi
c. etiologi
d. gejala hipertensi
e. Patofisiologi
f. cara – cara mengatasi hipertensi
h. makanan untuk penurun hipertensi
i. makanan yang tidak diperbolehkan untuk penderita hipertensi
b. metode yang digunakan
c. media yang digunakan
BAB III RENCANA PENYULUHAN :
a. sasaran penyuluh
b. materi penyuluhan
BAB IV PENUTUP
a. kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang mencapai usia > 60 tahun (Indonesia.
UndangUndang, 1998). Lansia rentan mengalami penyakit yang berhubungan dengan proses
menua salah satunya hipertensi (Azizah, 2011).
Hipertensi identik dengan peningkatan tekanan darah melebihi batas normal (Sunardi, 44
Biomedika, Volume 7 Nomor 2, Agustus 2015 2012). Seseorang dikatakan hipertensi jika hasil
pengukuran tekanan darah sistoliknya >140 mmHg dan diastoliknya >90 mmHg (Hartono,
2013).
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap ( silent killer ), karena termasuk
penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai
peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali dianggap gangguan
biasa, sehingga korbannya terlambat menyadariakan datangnya penyakit (Sustrani, 2006).
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia. Sebagai hasil
pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan umur harapan hidup, sehingga jumlah
lansia bertambah tiap tahunnya, peningkatan usia tersebut sering diikuti dengan meningkatnya
penyakit degeneratif danmasalah kesehatan lain pada kelompok ini. Hipertensi sebagai salah
satupenyakit degeneratif yang sering dijumpai pada kelompok lansia (Abdullah.2005).
Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya
hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik dan
stres (Puspitorini dalam Sount dkk. 2014).
Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor resiko yang meningkatkan penyakit
hipertensi. Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi (AS, 2010).
sebab ternyata kelebihan berat badan atau kegemukan adalah salah satu sebab penyakit
hipertensi. Kondisi Overweight pada seseorang berpengaruh pada sistem renin-angiotensin-
aldosteron, yang berfungsi mengontrol volume darah dalam tubuh. Sistem ini akan rusak, saat
terjadi obesitas pada seseorang, sehingga darah yang keluar akan semakin tidak terkendali,
dengan demikian maka hipertensi bisa terjadi.
Kelebihan asupan lemak mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh meningkat, terutama
kolesterol yang menyebabkan kenaikan berat badan sehingga volume darah mengalami
peningkatan tekanan yang lebih besar (Ramayulis, 2010).
Kelebihan asupan natrium akan meningkatkan ekstraseluler menyebabkan volume darah
yang berdampak pada timbulnya hipertensi (Sutanto, 2010). Kurangnya mengkonsumsi sumber
makanan yang mengandung kalium mengakibatkan jumlah natrium menumpuk dan akan
meningkatkan resiko hipertensi (Junaedi dkk. 2013).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Menurut WHO,
batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan
darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai Hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan
Hipertensi disebut borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tersebut
tidak membedakan usia dan jenis kelamin (Udjianti, 2010).
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST),
meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya kemungkinan timbulnyakejadian stroke
dan infark myocard bahkan walaupun tekanan diastoliknya dalam batasnormal (isolated systolic
hypertension). Isolated systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi
pada lansia. Pada suatu penelitian, hipertensimenempati 87% kasus pada orang yang berumur 50
sampai 59 tahun.
Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor
risikomorbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktorrisiko
utama untuk stroke, gagal jantung penyakit koroner, dimana peranannyadiperkirakan lebih besar
dibandingkan pada orang yang lebih muda (Kuswardhani, 2007)
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari
keausanarteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya
kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri danaorta itu
kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding, yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi mengubah
darah yang keluar dari jantung menjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut
yang tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik)
(Wolff , 2008).
Prevalensi HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan25% pada kelompok
umur 60-69, 70-79, 80-89, dan diatas 90 tahun. HSTlebih sering ditemukan pada perempuan dari
pada laki-laki. Padapenelitian di Rotterdam, Belanda ditemukan: dari 7983 penduduk
berusiadiatas 55 tahun, prevalensi hipertensi (160/95mmHg) meningkat sesuaidengan umur,
lebih tinggi pada perempuan (39%) dari pada laki-laki(31%).
Di Asia, penelitian di kota Tainan, Taiwan menunjukkan hasilsebagai berikut: penelitian
pada usia diatas tahun dengan kriteria hipertensi berdasarkan The Joint National Committee on
Prevention,Detection, Evaluation, and treatment of High Bloodpressure (JNCVI),ditemukan
prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 59,1% danperempuan 61,9%), yang sebelumnya
telah terdiagnosis hipertensiadalah 31,1% (laki-laki 29,4% dan perempuan 33,1%), hipertensi
yangbaru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-laki 29,7% dan perempuan 28,8%). Pada kclompok
ini, adanya riwayat keluarga dengan hipertensi dan tingginya indeks masa tubuh merupakan
faktor risiko hipertensi (Kuswardhani, 2007).
Di Aceh prevalensi hipertensi tercatat sebesar 12,6% (Riskesdas, 2010). Hasil studi Dinas
Kesehatan Provinsi Aceh menyatakan bahwa hipertensi menempati urutan ke empat penyakit
yang banyak diderita oleh masyarakat Aceh dengan jumlah kasus sekitar 3.474 kasus (Dinkes
Provinsi Aceh, 2015).
Berdasarkan laporan yang peneliti peroleh dari Dinas Kesehatan, Peningkatan
pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia, mulai dirasakan sejak tahun 2000 yaitu jumlah lansia
14,4 juta orang dengan peningkatan 7,18% dengan usia harapan hidup 64,5 tahun. Pada tahun
2006 jumlah lansia 19 juta orang dengan peningkatan sebesar 8,9% dengan usia harapan hidup
66,2 tahun. Tahun 2010 penduduk lansia diperkirakan sebanyak 23,9 juta orang dengan
peningkatan 9,7% dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Pertambahan penduduk lansia
inidisebabkan oleh semakin membaiknya pelayanan kesehatan dan meningkatnya usia harapan
hidup orang Indonesia. Lansia perdesaan perlu mendapatkan perhatian karena diperkirakan 60%
lansia tinggal di pedesaan. Lansia di pedesaan sangat minim aksesnya terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan dan prilaku hidup sehat. Provinsi Aceh tahun 2014 cakupan pelayanan
kesehatan usila 124,275 (48,9%).
Seseorang anak yang kedua orang tua memiliki riwayat penyakit hipertensi anaknya akan
beresiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer (essensial) yang terjadi karena
pengaruh genetika (Sutanto, 2010).

B. TUJUAN PENYULUHAN
a. tujuan umum
meningkatkan pengetahuan mengenai hipertensib.
b. tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya lansia tentang hipertensi,
khususnya :
a. Hipertensi
 Pengertian hipertensi
 Etiologi hipertensi
 Jenis hipertensi
 Patofisiologi
b. Gejala hipertensi
c. Pencegahan hipertensi
e. Makanan yang diperbolehkan
d. Makanan yang tidak diperbolehkan
C. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi (sasaran) Masyarakat
1. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pemantauan imformasi kesehatan dan
penyakit hipertensi
2. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pemantauan hipertensi pada lanjut
usia sehingga dapat dikontrol apabila terjadi masalah dengan penyakit hipertensi khususnya.
3. Dengan adanya penyuluhan tentang bahayanya hipertensi maka masyarakat akan
menjalani gaya hidup yang sehat.
b. bagi penyuluh
1. Manfaat bagi meneliti yaitu dapat menambah pengetahuaan dalam mengembangkan
wawasan hipertensi pada lansia.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan referensi atau data
dalam melakukan penelitian selanjutnya maupun penelitian yang sejenis.
c Bagi Institusi
Memberi masukan data kepada instansi pemegang kebijakan pembangunan kesehatan
seperti Dinas Kesehatan dalam memprioritaskan program penanggulangan penyakit hipertensi
maupun memperluas sasaran penyuluhan kesehatan pada lansia melalui Puskesmas dan
Posyandu Lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA


Penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan dewasa muda, karena penyakit
pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses
menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak
dapat bertahan terhadap penyakit (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
1. Lansia
a. Pengertian lansia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 di katakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas .(rosidawati.dll.2010)
Stanley and beare,(dalam A.Lilik ma’rifatul 2011 ) mendefenisikan lansia berdasarkan
karakteristik social masyarakat yang menganggap bahwa orang telah tua jika menunjukkan cirri
fisik seperti rambut beruban,kerutan kulit, dan hilangnya gigi.
b. Batasan usia lanjut
Menurut rosisadawati.2010 berikut batasan usia lanjut
1) Pra usia lanjut (prasenilis)
Seorang yang berusia antara 45-59 tahun
2) Usia lanjut
Seorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia lanjut adalah tahap mas tua dalam
perkembangan individu ( 60 tahun ke atas ) sedangkan lanjut usia adalah sudah berumur atau tua.
3) Usia lanjut resiko tinggi
Seorang yang berusia 70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
4) Usia janjut potensial
Usia lanjut yang masi mampu melakukan pekerjaa dan kegiatan yang dapat menghasilkan
barang jasa
5) Usia lanjut tidak potensial
Usia lanjut yang tidal berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergandung pada bantuan
orang lain.
2. Hipertensi

a. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi (mansjoer, 2010).
Hipertensi adalah suatu keadaaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara
abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu
atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagai manamestinya dalam mempertahankan
tekanan darah secara normal. (ns. Andra saferi wijaya,S.kep,2013)

b. Jenis –Jenis Hipertensi


 Hipertensi idiopatik : 95% , yaitu hipertensi yang tidak di ketahui penyebabnya.
Kemudian ada predisposisi genetik yang menimbulkan perubahan –perubahan : ekskresi
natrium dan air oleh ginjal, kepekaan baroreseptor, respon vascular dan sekresi rannin.
 Hipertensi sekunder : 5% yaitu hipertensi yang lainnya timbul sekunder dari proses
penyakit lain seperti ginjal. (dr.taufan nugroho. 2011)

c. Etiologi
Hipertensi tidak dapat memiliki sebab yang di ketahui (essensial, idiopatik, atau primer) atau
berkaitan dengan penyakit lain(sekunder). (Dorlan,1998).Berdasarkan penyebab hipertensi di
bagi menjadi dua golonagan yaitu :
a. Hipertensi essensial dan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, banyak faktor
yang mempengaruhi hipertensi, Namun para ahli mengungkapkan paling tidak , ada dua faktor
yang memudahkan seseorang terkena hipertensi yaitu: Faktor yang tidak dapat dikontrol dan
faktor yang dapat dikontrol.
 Faktor yang tidak dapat dikontrolBeberapa faktor yang tidak dikontrol antaranya adalah:

1). Keturunan Faktor keturunan menunjukkan, jika kedua orang tua kita menderita
hipertensi kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar 60 % ,karena menunjukan ada
faktor gen keturunan yang berperan.
2). Ciri PerseoranganCiri perserorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya
kenaikan tekanan darah. Individu yang berumur diatas 50 tahun,mempunyai 50-60%
mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan140/90 mmHg. Pada perempuan,
tekanan darah umumnya meningkat setelah menopause.
 faktor yang dapat dikontrol, Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada
umumnya berkaitandengan perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor tersebut antara
lain:

1). MerokokFakta otentik menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan


darahtinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin (Lovastatin,2005).

2). Konsumsi alkohol


Alkohol juga memiliki efek yang hampir sama dengan karbonmonoksida, yaitu
dapatmeningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung dipaksa
untukmemompa darah lebih kuat agar darah yang sampai ke jaringan jumlahnya
mencukupi.

3). Obesitas
Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-lakimelebihi 15 %
dan pada wanita 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.Pada orang yang
menderita obesitas, organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat karena harus
membawa kelebihan berat badannya. (Notoatmojo,2007)

4). kelainan ginjal


Hipertensi dapat disebabkan oleh adanya penurunan massa ginjal yang dapat berfungsi
dengan baik, kelebihan produksi angiotensin dan aldosteron serta meningkatnya
hambatan aliran darah dalam arteri ginjal. Penurunan fungsi ginjal dalam menyaring
darah, menyebabkan sisa metabolisme yang seharusnya ikut dibuang beredar kembali ke
bagian tubuh yang lain. Akibatnya, volume darah total meningkat sehingga darah yang
dikeluarkan jantung juga meningkat.

5). Kurang Olahraga


Olahraga yang teratur dapat melancarkan peredaran darah sehingga dapatmenurunkan
tekanan darah. Olahraga juga bermanfaat menurunkan obesitas dan dapatmengurangi
asupan darah ke dalam tubuh. (Sofia Dewi dan Digi Familia, 2010)
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya
diketahui seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal,
hiperaldosteronisme promer, dan sindrom cushing,feokromositoma, koarksasio aorta, hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan.(mansjoer A dkk,2001)

d. Gejala hipertensi
Perjalanan Penyakit hipertensi berkembang secara perlahan tetapi secara potensialsangat
membahayakann kadang - kadang seseorang tidak mengetahui setelahhipertensi dideritanya
menyebabkan komplikasi. Gejala hipertensi yang sering muncul adalah :
a.Tekanan darah meningkat,tachikardi
b. Palpitasi, berkeringat dingin, pusing, nyeri kepala bagian suboccipital,mati rasa
(kelemahan salah satu anggota tubuh).
c.Kecemasan, depresi, dan cepat marah.
d. Diplodia (penglihatan ganda).
e. Mual dan muntah
f. Sesak nafas, tachipne

e. Patofisiologi
Hipertensi sebagai suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darahsistolik dan
/atau diastolic yang tidk normal.Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat
dan diterima berbeda sesuai usia dan jenis kelamin (sistolik140-160mmHg ;diastolic 90-
95mmHg). Tekanan darah dipengengaruhi oleh curah jantung tekanan perifer dan tekanan atrium
kanan. Didalam tubuh terdapat system yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan kestabilan
tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskuler melalui system saraf termasuk system
control yang beraksi segera.Kestabilan tekanan darah jangka panjang dipertahankan oleh system
yang menggatur jumlah cairan tubuh yang melibtkan berbagai organ terutama ginjal.

f. cara – cara mengatasi hipertensi


Bagi para lansia yang sudah mengalami tekanan darah tinggi, sebaiknya mengetahui dan
memahami apa saja langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini.
Berikut ini merupakan cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hipertensi yaitu :
• Melakukan Diet Rendah Lemak
Sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang mengandung minyak-minyakan, daging
dengan banyak kandungan lemak, telur, susu full cream, dan masih banyak lainnya.
Tak hanya itu saja, juga perlu mengurani penggunaan garam pada menu makanan sehari-
hari.Selain itu, makanan yang memang diasinkan juga harus dihindari, seperti ikan asin, cumi
asin, telur asin, dan masih banyak lainnya.
• Menghindari Makanan yang Dapat Meningkatkan Tekanan Darah
Selain makanan yang mengandung lemak, juga perlu menghindari makanan yang bisa
memicu peningkatan tekanan darah. Beberapa makanan yang perlu dihindari antara lain durian,
minuman beralkohol, hingga daging kambing.
• Melakukan Olahraga Secara Teratur
Langkah selanjutnya yang bisa lakukan untuk mengatasi penyakit ini ialah dengan cara
rajin berolahraga. Namun, beberapa olahraga yang cocok dilakukan para penderita darah tinggi
antara lain berjalan kaki, berlari, bersepeda, dan berenang. Pilih olahraga yang mudah dilakukan
dan tidak membutuhkan banyak biaya.
• Merubah Gaya Hidup
Seperti yang telah disebutkan di atas, salah satu langkah tepat untuk mengatasi hipertensi
ialah dengan cara merubah gaya hidup. Apabila seorang perokok, sebaiknya mulai berhenti
merokok. Kemudian masalah diet pun akan berpengaruh.

h. makanan untuk penurun hipertensi


berikut adalah makanan penurun darah tinggi yang bisa Anda konsumsi sehari-hari:
1. Pisang sebagai makanan penurun darah tinggi
Kandungan kalium yang tinggi dalam buah pisang dapat membantu menyeimbangkan
kadar natrium yang tinggi dalam tubuh para penderita hipertensi, sehingga makanan ini dinilai
efektif sebagai penurun darah tinggi.
2. Sayuran hijau sebagai makanan penurun darah tinggi
sayuran hijau seperti bayam, kale, lobat hijau, sawi, dan lainnya juga mengandung kalium
tinggi. Terlebih lagi, sayuran hijau juga mengandung kalsium yang juga berguna sebagai
makanan penurun darah tinggi. Setengah cangkir bayam matang mampu memberikan 12% dari
kebutuhan kalsium harian orang dewasa.
3. Kentang sebagai makanan penurun darah tinggi
Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung kalium dan magnesium
tinggi. Untuk mendapatkan manfaat kentang sebagai makanan penurun darah tinggi, sebaiknya
coba untuk mengonsumsi kentang yang hanya direbus atau dipanggang tanpa penambahan
garam.
4. Buah bit sebagai makanan penurun darah tinggi
5. Ikan sebagai makanan penurun darah tinggi
Ikan juga merupakan salah satu makanan yang ampuh menjadi penurun darah tinggi.
Beberapa jenis ikan tertentu, seperti ikan trout, memiliki kandungan vitamin D yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah.

i. makanan yang tidak diperbolehkan untuk penderita hipertensi


1. Garam
Garam merupakan salah satu pantangan yang utama bagi penderita hipertensi, dari
kandungan garam yang banyak di dalam darah penderita darah tinggi akan menyebabkan
kenaikkan tekanan darah yang disebabkan oleh sifat garam yang dapat menarik air.
2. Makanan Berlemak Jenuh
Lemak sapi juga menganadung banyak lemak jenuh, termasuk juga dari susu full cream,
keju, kuning telur, donat, serta kulit ayam dan jeroan.
3. Mie instan
Mie instan merupakan penghalang darah tinggi yang harus dihindari.
5. Makanan Yang Mengandung Gula
Gula atau segala jenis makanan manis sebenarnya juga dilarang bagi penderita tekanan
darah tinggi. Makanan manis bisa meningkatkan kadar gula darah dan berat badan. Jika
konsumsi gula atau makanan manis berlebih bisa meningkatkan risiko tersumbatnya pembuluh
darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
6. kopi
Kopi adalah minuman yang mengandung kafein dan bisa meningkatkan risiko tekanan
darah tinggi. Bahkan kebiasaan minum kopi terlalu sering juga akan menyebabkan peningkatan
tekanan darah dengan sangat cepat.

B. METODE YANG DIGUNAKAN


Metode yang digunakan adalah :
metode ceramah dan metode diskusi, metode ini bertujuan agar masyarakat dapat
mengajukan beberapa pertanyaan yang kurang dipahami pada saat penyuluhan berlangsung
kepada penyuluh
.
C. MEDIA YANG DIGUNAKAN
Media yang digunakan adalah :
Media Flipchart dan media leaflet, karena Selain dengan media yang bisa didapatkan
cukup dengan harga yang murah serta tidak perlu menggunakan energi listrik mampu
mempermudah internalisasi terhadap materi yang akan disampaikan. Sehingga para sasaran
mudah mengerti dari materi yang disampaikan oleh penyuluh.
BAB III
RENCANA PENYULUHAN GIZI

A. SASARAN PENYULUH
1. SASARAN
Masyarakat.
2. KRITERIA SASARAN
Lansia umur 45 sampai 59 dan lansia yang berumur 60 sampai 74.
3. JUMLAH SASARAN
20 orang lansia.

B. MATERI PENYULUHAN
Penyuluhan peningkatan pengetahuan tentang bahaya hipertensi pada lansia.

1. Lansia
a. Pengertian lansia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 di katakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas .(rosidawati.dll.2010)
Stanley and beare,(dalam A.Lilik ma’rifatul 2011 ) mendefenisikan lansia berdasarkan
karakteristik social masyarakat yang menganggap bahwa orang telah tua jika menunjukkan cirri
fisik seperti rambut beruban,kerutan kulit, dan hilangnya gigi.
b. Batasan usia lanjut
Menurut rosisadawati.2010 berikut batasan usia lanjut
1) Pra usia lanjut (prasenilis)
Seorang yang berusia antara 45-59 tahun
2) Usia lanjut
Seorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia lanjut adalah tahap mas tua dalam
perkembangan individu ( 60 tahun ke atas ) sedangkan lanjut usia adalah sudah berumur atau tua.
3) Usia lanjut resiko tinggi
Seorang yang berusia 70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
4) Usia janjut potensial
Usia lanjut yang masi mampu melakukan pekerjaa dan kegiatan yang dapat menghasilkan
barang jasa
5) Usia lanjut tidak potensial
Usia lanjut yang tidal berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergandung pada bantuan
orang lain.

2. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg,
atau bila pasien memakai obat anti hipertensi (mansjoer, 2010).
Hipertensi adalah suatu keadaaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara
abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu
atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagai manamestinya dalam mempertahankan
tekanan darah secara normal. (ns. Andra saferi wijaya,S.kep,2013)

b. Jenis –Jenis Hipertensi


 Hipertensi idiopatik : 95% , yaitu hipertensi yang tidak di ketahui penyebabnya.
Kemudian ada predisposisi genetik yang menimbulkan perubahan –perubahan : ekskresi
natrium dan air oleh ginjal, kepekaan baroreseptor, respon vascular dan sekresi rannin.
 Hipertensi sekunder : 5% yaitu hipertensi yang lainnya timbul sekunder dari proses
penyakit lain seperti ginjal. (dr.taufan nugroho. 2011)

c. Etiologi
Hipertensi tidak dapat memiliki sebab yang di ketahui (essensial, idiopatik, atau primer) atau
berkaitan dengan penyakit lain(sekunder). (Dorlan,1998).Berdasarkan penyebab hipertensi di
bagi menjadi dua golonagan yaitu :
a. Hipertensi essensial dan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, banyak faktor
yang mempengaruhi hipertensi, Namun para ahli mengungkapkan paling tidak , ada dua faktor
yang memudahkan seseorang terkena hipertensi yaitu: Faktor yang tidak dapat dikontrol dan
faktor yang dapat dikontrol.
 Faktor yang tidak dapat dikontrolBeberapa faktor yang tidak dikontrol antaranya adalah:
1). Keturunan Faktor keturunan menunjukkan, jika kedua orang tua kita menderita hipertensi
kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar 60 % ,karena menunjukan ada faktor gen
keturunan yang berperan.
2). Ciri PerseoranganCiri perserorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan
tekanan darah. Individu yang berumur diatas 50 tahun,mempunyai 50-60% mempunyai
tekanan darah lebih besar atau sama dengan140/90 mmHg. Pada perempuan, tekanan darah
umumnya meningkat setelah menopause.
 faktor yang dapat dikontrol, Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada
umumnya berkaitandengan perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor tersebut antara
lain :
1). Merokok
Fakta otentik menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan darahtinggi.
Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin (Lovastatin,2005).
2). Konsumsi alkohol
Alkohol juga memiliki efek yang hampir sama dengan karbonmonoksida, yaitu
dapatmeningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung dipaksa
untukmemompa darah lebih kuat agar darah yang sampai ke jaringan jumlahnya
mencukupi.
3). Obesitas
Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-lakimelebihi 15 %
dan pada wanita 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.Pada orang yang
menderita obesitas, organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat karena harus
membawa kelebihan berat badannya. (Notoatmojo,2007)
4). kelainan ginjal
Hipertensi dapat disebabkan oleh adanya penurunan massa ginjal yang dapat berfungsi
dengan baik, kelebihan produksi angiotensin dan aldosteron serta meningkatnya
hambatan aliran darah dalam arteri ginjal. Penurunan fungsi ginjal dalam menyaring
darah, menyebabkan sisa metabolisme yang seharusnya ikut dibuang beredar kembali ke
bagian tubuh yang lain. Akibatnya, volume darah total meningkat sehingga darah yang
dikeluarkan jantung juga meningkat.
5). Kurang Olahraga
Olahraga yang teratur dapat melancarkan peredaran darah sehingga dapatmenurunkan
tekanan darah. Olahraga juga bermanfaat menurunkan obesitas dan dapatmengurangi
asupan darah ke dalam tubuh. (Sofia Dewi dan Digi Familia, 2010)
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya
diketahui seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal,
hiperaldosteronisme promer, dan sindrom cushing,feokromositoma, koarksasio aorta, hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan.(mansjoer A dkk,2001)
d. Gejala hipertensi
Perjalanan Penyakit hipertensi berkembang secara perlahan tetapi secara potensialsangat
membahayakann kadang - kadang seseorang tidak mengetahui setelahhipertensi dideritanya
menyebabkan komplikasi. Gejala hipertensi yang sering muncul adalah :
a.Tekanan darah meningkat,tachikardi
b. Palpitasi, berkeringat dingin, pusing, nyeri kepala bagian suboccipital,mati rasa
(kelemahan salah satu anggota tubuh).
c.Kecemasan, depresi, dan cepat marah.
d. Diplodia (penglihatan ganda).
e. Mual dan muntah
f. Sesak nafas, tachipne

e. Patofisiologi
Hiperte nsi sebagai suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan
darahsistolik dan /atau diastolic yang tidk normal.Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti.
Nilai yang dapat dan diterima berbeda sesuai usia dan jenis kelamin (sistolik140-160mmHg
;diastolic 90-95mmHg). Tekanan darah dipengengaruhi oleh curah jantung tekanan perifer dan
tekanan atrium kanan. Didalam tubuh terdapat system yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk
mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskuler melalui
system saraf termasuk system control yang beraksi segera.Kestabilan tekanan darah jangka
panjang dipertahankan oleh system yang menggatur jumlah cairan tubuh yang melibtkan
berbagai organ terutama ginjal.

f. cara – cara mengatasi hipertensi


Bagi para lansia yang sudah mengalami tekanan darah tinggi, sebaiknya mengetahui dan
memahami apa saja langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini.
Berikut ini merupakan cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hipertensi yaitu :
• Melakukan Diet Rendah Lemak
Sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang mengandung minyak-minyakan, daging
dengan banyak kandungan lemak, telur, susu full cream, dan masih banyak lainnya.
Tak hanya itu saja, juga perlu mengurani penggunaan garam pada menu makanan sehari-
hari.Selain itu, makanan yang memang diasinkan juga harus dihindari, seperti ikan asin, cumi
asin, telur asin, dan masih banyak lainnya.
• Menghindari Makanan yang Dapat Meningkatkan Tekanan Darah
Selain makanan yang mengandung lemak, juga perlu menghindari makanan yang bisa
memicu peningkatan tekanan darah. Beberapa makanan yang perlu dihindari antara lain durian,
minuman beralkohol, hingga daging kambing.
• Melakukan Olahraga Secara Teratur
Langkah selanjutnya yang bisa lakukan untuk mengatasi penyakit ini ialah dengan cara
rajin berolahraga. Namun, beberapa olahraga yang cocok dilakukan para penderita darah tinggi
antara lain berjalan kaki, berlari, bersepeda, dan berenang. Pilih olahraga yang mudah dilakukan
dan tidak membutuhkan banyak biaya.
• Merubah Gaya Hidup
Seperti yang telah disebutkan di atas, salah satu langkah tepat untuk mengatasi hipertensi
ialah dengan cara merubah gaya hidup. Apabila seorang perokok, sebaiknya mulai berhenti
merokok. Kemudian masalah diet pun akan berpengaruh.

h. makanan untuk penurun hipertensi


berikut adalah makanan penurun darah tinggi yang bisa Anda konsumsi sehari-hari:
1. Pisang sebagai makanan penurun darah tinggi
Kandungan kalium yang tinggi dalam buah pisang dapat membantu menyeimbangkan kadar
natrium yang tinggi dalam tubuh para penderita hipertensi, sehingga makanan ini dinilai efektif
sebagai penurun darah tinggi.
2. Sayuran hijau sebagai makanan penurun darah tinggi
sayuran hijau seperti bayam, kale, lobat hijau, sawi, dan lainnya juga mengandung kalium
tinggi. Terlebih lagi, sayuran hijau juga mengandung kalsium yang juga berguna sebagai
makanan penurun darah tinggi. Setengah cangkir bayam matang mampu memberikan 12% dari
kebutuhan kalsium harian orang dewasa.
3. Kentang sebagai makanan penurun darah tinggi
Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung kalium dan magnesium
tinggi. Untuk mendapatkan manfaat kentang sebagai makanan penurun darah tinggi, sebaiknya
coba untuk mengonsumsi kentang yang hanya direbus atau dipanggang tanpa penambahan
garam.
4. Buah bit sebagai makanan penurun darah tinggi
5. Ikan sebagai makanan penurun darah tinggi
Ikan juga merupakan salah satu makanan yang ampuh menjadi penurun darah tinggi.
Beberapa jenis ikan tertentu, seperti ikan trout, memiliki kandungan vitamin D yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah.

i. makanan yang tidak diperbolehkan untuk penderita hipertensi


1. Garam
Garam merupakan salah satu pantangan yang utama bagi penderita hipertensi, dari
kandungan garam yang banyak di dalam darah penderita darah tinggi akan menyebabkan
kenaikkan tekanan darah yang disebabkan oleh sifat garam yang dapat menarik air.
2. Mak anan Berlemak Jenuh
Lemak sapi juga menganadung banyak lemak jenuh, termasuk juga dari susu full cream,
keju, kuning telur, donat, serta kulit ayam dan jeroan.
3. Mie instan
Mie instan merupakan penghalang darah tinggi yang harus dihindari.
4. Makanan Yang Mengandung Gula
Gula atau segala jenis makanan manis sebenarnya juga dilarang bagi penderita tekanan
darah tinggi. Makanan manis bisa meningkatkan kadar gula darah dan berat badan. Jika
konsumsi gula atau makanan manis berlebih bisa meningkatkan risiko tersumbatnya pembuluh
darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
5. kopi
Kopi adalah minuman yang mengandung kafein dan bisa meningkatkan risiko tekanan
darah tinggi. Bahkan kebiasaan minum kopi terlalu sering juga akan menyebabkan peningkatan
tekanan darah dengan sangat cepat.
C. JADWAL PENYULUHAN
Selasa, tanggal 12 febuari 2020

D. WAKTU PENYULUHAN
Waktu : 09.30 s/d 11.00 WIB

E. TEMPAT PENYULUHAN
 tempat : posyandu
 desa : jalan blang bintang lama, desa cot beut, kec. Kuta baro, kab. Aceh besar
BAB IV
PENUTUP

A. kesimpulan
Penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan dewasa muda, karena penyakit
pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses
menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak
dapat bertahan terhadap penyakit (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Menurut WHO,
batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan
darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai Hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan
Hipertensi disebut borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tersebut
tidak membedakan usia dan jenis kelamin.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/30945/3/BAB_I.pdf
http://eprints.undip.ac.id/56179/1/PROPOSAL_HANNA_RUSIANI.pdf
http://fahruddin12345.blogspot.com/2015/04/proposal-hipertensi-pada-lansia.html
https://www.academia.edu/6725498/Contoh_Proposal_praskripsi_tentang_hipertensi_pada_lansi
a
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/45/1/Skripsi_Wildan.pdf

Anda mungkin juga menyukai