PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
LUTVIA NURAENI
NIM. 201601069
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
yang telah membantu dalam prose penyelesaian proposal penelitian ini terutama
kepada :
1. Ibu Ita Eko Suparni, S.Si.T.,M.Keb selaku ketua STIKES Karya Husada
Kediri.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari sebuah pihak. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak
tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga
waktu.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.5 Revalensi
PENDAHULUAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama
orang-orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan ketegangan yang lebih
disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih besar pada orang yang
kelamin, apabila tekanan darahnya berada pada satuan 130/80 mmHg atau
efesien yaitu dengan cara pemberian air rebusan seledri. Menurut Volkov
2010, Seledri atau celery ( Apium graveolens) merupakan salah satu jenis dari
3:1, sangat baik bagi penderita darah tinggi. Oleh karena itu sangat baik untuk
aktif dalam seledri bekerja pada reseptor pembuluh darah yang akhirnya
hipertensi. Pada pasien hipertensi saat tekanan darah naik maka pembuluh
darah akan mengencang/menegang. Pada normalnya hanya berdenyut saja.
32,4% dari populasi orang dewasa menderita hipertensi dan prevalensi ini
atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya.
penderita saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Data Global
kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap bulannya.
Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah.
darah tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28%
esensial.
Pada bukti ilmiah yang dilakukan Prof. James Elliot dan koleganya yang
tahun. Kelompok pertama terdiri atas 20 orang yang tidak diberi apa-apa dan
kelompok kedua diberi air perasan seledri selama 1 bulan setiap pagi dan sore
darah mereka yang rajin mengkonsumsi daun seledri, lebih stabil. Pada
percobaan itu, pengukuran tekanan darahnya dilakukan setiap saat pada setiap
cara mengubah gaya hidup seperti pengaturan pola makan, olahraga teratur,
Pengaturan pola makan dan olahraga teratur umumnya telah terbukti dapat
Indonesia).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
penelitian yaitu : Apakah ada pengaruh pemberia air rebusan seledri terhadap
diberikan seledri.
diberikan seledri.
pustaka yang sudah ada dan hasilnya nanti diharapkan dapat bermanfaat
1.5 Relevansi
Masyarakat saat ini banyak beralih menggunakan bahan herbal dan tradisional
yang lebih alami termasuk obat, selain murah dan mudah didapat, masyarakat
juga sudah mulai memahami berbagai efek samping yang terjadi bila
tradisional yangb memiliki efek samping lebih ringan dari pada obat kimia.
Dan dengan kemajuan zaman, banyak diciptakan terapi non farmakologi salah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
graveolens l.
Seledri berasal dari daerah subtropik Eropa dan Asia, dan merupakan
dpl. Di daerah ini seledri yang tumbuh memiliki tangkai daun yang
Seledri juga bisa ditanam di dataran rendah. Hanya saja ukuran batangnya
terdiri dari tiga jenis yaitu seledri daun, seledri potongan dan seledri
banyak, berwarna hijau pucat. Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak
daun 3-7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm, helaian
daun tipis dan rapuh, pangkal dan ujung runcing, tepi beringgit, panjang 2-
7,5 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputih-
2005).
yang agak tua dipotong 1 cm di atas pangkal daun. Daun muda dibiarkan
Seledri berbau aromatik, rasanya manis, sedikit pedas dan sifatnya sejuk.
asparagine, zat pahit, vitamin (A, B dan C). Setiap 100 gr seledri
mengandung air sebanyak 93 ml, protein 0,9 gr, lemak 0,1 gr,
karbohidrat 4 gr, serat 0,9 gr, kalsium 50 mg, besi 1 mg, fosfor 40 mg,
yodium 150 mg, kalium 400 mg, magnesium 85 mg, vitamin A 130 IU,
dan nikotinamid 0,4 mg. Akar mengandung asparagin, manit, zat pati,
rebusan seledri :
2.1.6.1 Daun seledri segar sebanyak 16 batang.
2.1.6.2 Direbus dengan 300 cc air hingga menyusut didapatkan 200 cc selama ±
15 menit.
2.1.6.3 Setelah dingin, di saring lalu hasil saringan diminum 2 kali sehari
2.1.7 Efek terapeutik air rebusan seledri dalam menurunkan tekanan darah
menurunkan tekanan darah dari pada tumbuhan lain yang dapat juga
digunakan untuk menurunkan darah tinggi ( jurnal Ni Nenggah dkk akper
cairan dan garam dari dalam tubuh, sehingga berkurangnya cairan dalam
sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih (Brunner
Hipertensi primer adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, pada
2.2.2.2 Hipertensi Sekunder
Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder,
fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid.
Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer , hal ini diibaratkan
sebagai bom waktu yang pada awal tidak menunjukkan tanda dan gejala
yang spesifik, sehingga orang seringkali mengabaikannya. Walaupun
muka merah, sakit kepala, dan keluar darah dari hidung. Jika muncul
demikian, jika hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama dan tidak
kaki, keluar keringat yang berlebihan, kulit tampak pucat dan kemerahan,
denyut jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul
Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan curah
retina, gagal ginjal, stroke, dan aneurisma serta diseksi aorta (Kowalak,
2011).
pada manusia yang telah memasuki usia tahapan akhir dari fase
proses yang disebut Anging Process atau proses penuaan (Nugroho, 2008).
yang merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap
pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan jiwa (Maryam
dkk, 2008).
2.3.4.1 Pralansia (presinilas) yaitu seorang yang berusia antara 45-59 tahun
2.3.4.3 Lansia resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih
2.3.4.4 Lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu bekerja yang dapat
2.3.4.5 Lansia tidak potensial yaitu lansia yang hidupnya tergantung pada bantuan
(Bandiyah, 2009).
2.3.5.2 Perubahan mental pada lansia antara lain mudah curiga, egois dan sikap
umum yang ditemukan pada hampir setiap usia lanjut yaitu keinginan
BAB III
akupresur,
homeopati, aromaerapi, terapi black flower
remedy , reeksiologi).