Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang

Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan


Sebaya (KDS) Deli Serdang

HUBUNGAN ANTARA STIGMA DENGAN INTERAKSI SOSIAL ORANG DENGAN


HIV DAN AIDS (ODHA) DI KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) DELI
SERDANG

ELVI PUTRI JAYA TELAUMBANUA

ABSTRAK
Kasus Hiv/Aids semakin meningkat dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya serta merupakan salah satu
penyakit mematikan. Adapun penyebabnya karena faktor perilaku seks yang tidak sehat, penularan dari jarum
suntik, dan transfusi darah yang dilakukan dengan cara yang salah. Stigma merupakan salah satu masalah
psikososial pada orang dengan Hiv/Aids (ODHA) yang menimbulkan dampak negatif karena dapat
mempengaruhi proses interaksinya dilingkungan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan judul hubungan
antara stigma dan interaksi sosial orang dengan Hiv dan Aids (ODHA) di kelompok dukungan sebaya (KDS).
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang pada kelompok dukungan sosial (KDS) dengan jumlah
sampel penelitian 36 orang dengan jumlah populasi yang tidak lebih dari 50 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah total sampling. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan model skala likert. Hasil penelitian menunjukan
terdapat hubungan antara stigma dan interaksi sosial ODHA dengan kategorisasi korelasi yang tinggi.
Kata kunci : stigma, interaksi sosial, HIV/AIDS

ABSTRACT

Cases of HIV / AIDS have increased and so far no cure has been found and is a deadly disease. The cause is due
to factors of unhealthy sexual behavior, transmission of syringes, and blood transfusions done in the wrong
way. Stigma is one of the psychosocial problems in people with HIV / AIDS which causes a negative impact
because it can affect the interaction process in the community. This research was conducted with the title of the
relationship between stigma and social interaction of people with HIV and AIDS (PLWHA) in a social support
group. This research was conducted in Deli Serdang Regency in a social support group with a total sample of
36 people with a population of no more than 50 people. The sampling technique used is total sampling. The
research was conducted using a quantitative approach. Data collection techniques using a questionnaire with a
Likert scale model. The results showed that there was a relationship between stigma and social interaction
among PLWHA with high correlation categorization.

Keywords: stigma, social interaction, HIV /AIDS

Latar Belakang sebuah interaksi. Interaksi yang berlangsung


Seiring dengan perkembangan zaman dapat mendorong para pelaku untuk
kondisi kehidupan masyarakat semakin sulit berkelompok dengan lingkungan sosialnya.
dan kompleks. Semua permasalahan yang Kelompok-kelompok yang terbentuk atas
dihadapi harus dapat diselesaikan oleh setiap dasar interaksi tersebut didasari dengan
individu yang mengalaminya. Kita harus berbagai latar belakang. Seperti kesamaan
menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial nasib, tujuan, kelas sosial dan lain
dimana kita tidak bisa hidup tanpa bantuan sebagainya yang menjadi perekat diantara
orang lain (dalam Hermawati, 2011). Jika anggotanya.
kita lihat sejak lahir pun manusia sudah Salah satu kelompok sosial yang ada
membutuhkan bantuan dari oranglain untuk di tengah-tengah masyarakat adalah
memenuhi kebutuhan biologisnya, seperti kelompok orang dengan HIV/AIDS
makan, minum dan sebagainya. (ODHA). Awal terbentuknya kelompok
Manusia sebagai makhluk sosial ODHA didasari dengan kesamaan nasib
dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari yakni anggotanya positif HIV/AIDS.
19
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

Kelompok ODHA termasuk ke dalam Hidup dengan terjangkit HIV/AIDS


kelompok marginal, yakni kelompok yang bukanlah suatu perkara yang mudah.
jumlahnya kecil atau kaum yang Menerima kenyataan bahwa kita mengidap
terpinggirkan dari kehidupan masyarakat suatu virus yang sampai saat ini tidak bisa
seperti orang miskin, gelandangan, disembuhkan bukanlah hal yang bisa
pemulung, kaum buruh dengan gaji rendah, dianggap biasa-biasa saja. Butuh kekuatan
anak jalanan, penyandang cacat, korban mental yang kuat untuk menjalani kehidupan
perdagangan manusia, korban kekerasan setelah mengetahui penyakit yang
domestik, buruh tani, dan orang dengan dideritanya. Banyak dari mereka yang
HIV/AIDS. setelah dinyatakan positif HIV/AIDS merasa
Beragam alasan hingga dapat cemas tidak akan diterima oleh lingkungan
dikatakan ODHA sebagai kelompok sosialnya baik keluarga ataupun masyarakat
marginal, mulai dari jumlahnya yang kecil, luas. Selain itu ODHA sering kali harus
tidak diperhitungkan keberadaanya atau menutup-nutupi status HIV/AIDS jika ingin
bahkan memang dengan sengaja masyarakat aman.
tidak membuka sosialisasi dengan ODHA. Ada resiko diskriminasi di berbagai
Hal tersebut terjadi karena tidak terlepas dari lingkungan sosial ODHA, seperti dalam
virus HIV yang ada di dalam tubuhnya lingkungan keluarga yang dapat berupa
dengan tanpa diimbangi pengetahuan pengucilan, pembatasan dalam melakukan
masyarakat akan virus tersebut sehingga kontak seperti berjabat tangan, lingkungan
menimbulkan stigma dari masyarakat institusi seperti institusi pendidikan yang
terhadap ODHA. dapat berupa penerimaan perlakuan yang
ODHA cenderung khawatir akan berbeda dari teman dan guru bahkan sekolah
reaksi dan penerimaan orang lain atas yang tidak bersedia menerima anak dari
dirinya. Sebaliknya orang lain pun menjaga orang tua ODHA atau anak yang positif
jarak dan mungkin lebih dari itu, mereka HIV/AIDS.
membuat batasan dalam pergaulan. Hal Orang dengan HIV menerima
tersebut yang membuat ODHA selain perlakuan yang tidak adil dan persepsi
memiliki beban secara biologis, namun juga negatif karena penyakit yang dideritanya.
beban pada aspek sosial dan psikologis yang Stigma pada ODHA melekat kuat karena
kerap kali terasa lebih berat. masyarakat masih memegang teguh nilai-
Stigma sebagai sebuah permasalahan nilai moral, agama dan budaya atau adat
sosial yang khas pada orang dengan istiadat etika ketimuran (Indonesia) dimana
HIV/AIDS. Stigma merupakan reaksi sosial masyarakatnya belum/tidak membenarkan
yang muncul dan diarahkan kepada ODHA adanya hubungan seks di luar nikah dan seks
selain karena kekhawatiran terjangkit dengan berganti-ganti pasangan, sehingga
meskipun tidak memiliki pengetahuan yang virus ini yang menginfeksi seseorang
dalam tentang HIV/AIDS, juga karena dianggap sebagai sebuah balasan akibat
perilaku-perilaku yang memungkinkan perilakunya yang merugikan diri sendiri. Hal
HIV/AIDS menjangkit tubuh seseorang ini terjadi karena masyarakat menganggap
merupakan perilaku amoral, seperti ODHA sebagai sosok yang menakutkan.
homoseksual, pemakaian narkoba suntik dan Justifikasi seperti inilah yang keliru
seks bebas. Masalah ODHA tidak sebatas atau salah karena bisa saja masyarakat tidak
pada proses bagaimana ODHA terinfeksi. mengerti dan belum mendapatkan edukasi
Masalah ODHA ini juga semakin kompleks bahwa penularan virus HIV itu tidak hanya
ketika ia harus menjalani kehidupannya melalui hubungan seksual akibat “jajan sex”
sehari-hari. tetapi ada banyak korban ODHA yang
20
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

tertular akibat penyebab lain seperti jarum tingkat kesehatan mereka setelah terinfeksi
suntik, transfusi darah ataupun pada bayi- HIV karena jika tidak dijaga maka virus ini
bayi yang tidak berdosa karena ibunya akan terus merusak daya tahan tubuh
adalah ODHA. penderitanya. Dan dengan adanya kelompok
Berdasarkan data statistik Dinas ini ODHA bisa mendapatkan kekuatan
Kesehatan Sumatera Utara pada tahun 2017 berupa dukungan untuk membangun sikap
menyatakan bahwa jumlah penderita penerimaan diri dengan status sebagai
penyakit HIV/AIDS yang berada di ODHA.
Sumatera Utara sekitar 2.173 orang. Selain itu, KDS juga berperan
Meskipun angka yang dikemukakan cukup sebagai media untuk berbagi akses. Baik itu
tinggi, sampai sekarang kita masih melihat akses layanan maupun rujukkan layanan,
bahwa sikap masyarakat acuh tak acuh karena seorang ODHA baru biasanya buta
terhadap fenomena penyakit ini, bahkan tentang kondisi tubuhnya sendiri pasca dia
cenderung dimasyarakat dapat ditemukan terinfeksi HIV, bahkan untuk meminta
persepsi yang buruk tentang penderita informasi kedokter atau perawat muncul
HIV/AIDS. Jumlah dari 2.173 orang diatas keengganan karena tidak semua
termasuk didalamnya Kabupaten Deli mendapatkan edukasi atau kompeten tentang
Serdang sebanyak 221 orang ditahun 2017. HIV sehingga kerap kali muncul sikap yang
Orang dengan HIV dan AIDS juga memberikan stigma bagi ODHA tersebut.
memiliki sebuah media untuk berkumpul. Peneliti tertarik terhadap komunitas
Media ini disebut Kelompok Dukungan KDS yang berada di Deli Serdang,
Sebaya (KDS), dimana kelompok ini komunitas ini adalah sebuah komunitas yang
dibentuk bagi mereka yang berdampak ada keberadaannya karena orang-orang yang
menerima stigma dan diskriminasi dari didalamnya memiliki kesamaan dengan
masyarakat dalam arti mereka yang memiliki nasip kehidupan mereka, yaitu orang-orang
nasib yang sama, memiliki tantangan yang yang positif HIV. KDS Deli Serdang ini
sama bisa bergabung dalam kelompok ini. menjadi media untuk para penderita HIV
Dengan adanya kelompok ini, yang berada di Deli Serdang. Yang
anggota kelompok bisa mendapatkan bermanfaat untuk menolong ODHA agar
dukungan, mendapatkan edukasi tentang tidak merasa sendirian dalam menghadapi
HIV dan AIDS, bisa saling mencurahkan masalah, menguatkan rasa percaya diri baik
perasaan dan pengalamannya terkait penyakit secara sosial dan psikis mereka, sebagai
mereka. Terkhusus bagi mereka yang baru media untuk melanjutkan kegiatan, dan
mengetahui status mereka sebagai ODHA, sebagai media informasi untuk pengobatan
dengan bermodalkan empati dan bertujuan dan layanan dukungan lainnya.
agar saling menguatkan serta menjadi media Adapun tujuan mereka berkumpul
sebagai tempat informasi terkait dengan dalam KDS tersebut adalah untuk mencapai
perawatan dan pengobatan yang diperlukan mutu hidup yang lebih baik lagi setelah
oleh ODHA. menderita HIV. Didalam KDS setiap
Kelompok ini sangat dibutuhkan anggotanya memiliki kesetaraan artinya
karena sejak pertama seseorang didiagnosa setiap anggota memiliki suara yang sama,
terinfeksi HIV, kehidupannya kedepannya tidak diskriminatif, sebaya artinya memiliki
akan berubah. Dia akan menghadapi hal-hal nasip yang sama, menjunjung tinggi rasa
yang akan dialami ODHA, seperti stigma aman, nyaman terlebih menjaga keintiman
dan diskriminasi dimasyarakat, dikucilkan, setiap anggota, KDS tidak menjadikan
dijauhi dan dicemooh bahkan ditambah anggotanya bergantung dengan komunitas
dengan kesulitan mereka dalam menjaga
21
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

sehingga setiap anggota berdaya dan motivasi pertama kali ketika ODHA
mandiri. mengetahui bahwa dirinya positif HIV.
Sumber dana yang biasa didapatkan Jenis Penelitian
oleh komunitas ini bersumber dari donatur- Jenis penelitian yang digunakan
donatur asing dan biaya dari pemerintah. dalam penelitian ini adalah penelitian
Dana yang didapatkan biasa digunakan untuk kuantitatif, disebut penelitian kuantitatif
membuat sebuah kegiatan atau program. karena data penelitian berupa angka-angka
Mulai dari kebutuhan dasar mereka terlebih dan analisis menggunakan statistik
dahulu (pengembangan edukasi tentang HIV, (Sugiyono, 2012). Sedangkan metode yang
pengobatan hingga sosialisasi dan seminar digunakan adalah metode korelasional,
untuk evaluasi kelompok) kemudian istilah korelasi menunjuk pada konsep saling
berlanjut kepada konseling, seminar-seminar hubungan diantara beberapa variabel,
untuk meningkatkan edukasi. Biasanya korelasi yang paling sederhana hanya
setiap anggota kelompok memiliki melibatkan dua variabel (Azwar, 2000).
pendamping (buddies) yang berperan untuk Adapun alasan peneliti menggunakan
menjembatani pelayanan pemeriksaan metode korelasional karena sesuai dengan
kesehatan, untuk layanan bimbingan tujuan penelitian untuk melihat adanya
konseling, dan sebagai penguat atau pemberi hubungan antara stigma dengan interaksi
sosial ODHA di KDS Deli Serdang.
perasaan dan pengalamannya terkait
Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) penyakit mereka. Terkhusus bagi mereka
Orang dengan HIV dan AIDS juga yang baru mengetahui status mereka
memiliki sebuah media untuk berkumpul. sebagai ODHA, dengan bermodalkan
Media ini disebut Kelompok Dukungan empati dan bertujuan agar saling
Sebaya (KDS), komunitas KDS yang menguatkan serta menjadi media sebagai
berada di Deli Serdang ini adalah sebuah tempat informasi terkait dengan perawatan
komunitas yang ada keberadaannya karena dan pengobatan yang diperlukan oleh
orang-orang yang didalamnya memiliki ODHA.
kesamaan dengan nasip kehidupan mereka, Selain itu, KDS juga berperan
yaitu orang-orang yang positif HIV. KDS sebagai media untuk berbagi akses. Baik
Deli Serdang ini menjadi media untuk para itu akses layanan maupun rujukkan
penderita HIV yang berada di Deli layanan, karena seorang ODHA baru
Serdang. Yang bermanfaat untuk biasanya buta tentang kondisi tubuhnya
menolong ODHA agar tidak merasa sendiri pasca dia terinfeksi HIV, bahkan
sendirian dalam menghadapi masalah, untuk meminta informasi kedokter atau
menguatkan rasa percaya diri baik secara perawat muncul keengganan karena tidak
sosial dan psikis mereka, sebagai media semua mendapatkan edukasi atau
untuk melanjutkan kegiatan, dan sebagai kompeten tentang HIV sehingga kerap kali
media informasi untuk pengobatan dan muncul sikap yang memberikan stigma
layanan dukungan lainnya. Kelompok ini bagi ODHA tersebut.
dibentuk bagi mereka yang berdampak Sumber dana yang biasa
menerima stigma dan diskriminasi dari didapatkan oleh komunitas ini bersumber
masyarakat. dari donatur-donatur asing dan biaya dari
Dengan adanya kelompok ini, pemerintah. Dana yang didapatkan biasa
anggota kelompok bisa mendapatkan digunakan untuk membuat sebuah
dukungan, mendapatkan edukasi tentang kegiatan atau program. Mulai dari
HIV dan AIDS, bisa saling mencurahkan kebutuhan dasar mereka terlebih dahulu
22
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

(pengembangan edukasi tentang HIV, atau terjangkau keseluruhan oleh peneliti.


pengobatan hingga sosialisasi dan seminar Istilah lain dari sampel total adalah sensus.
untuk evaluasi kelompok) kemudian Jumlah sampel yang akan digunakan
berlanjut kepada konseling, seminar- dalam penelitian ini adalah sebanyak 50
seminar untuk meningkatkan edukasi. orang, jumlah ini didasarkan atas jumlah
Biasanya setiap anggota kelompok populasi KDS yang berjumlah 50 orang
memiliki pendamping (buddies) yang maka peneliti bermaksud menggunakan
berperan untuk menjembatani pelayanan seluruhnya sebagai sampel penelitian.
pemeriksaan kesehatan, untuk layanan Jumlah data populasi ini diperoleh
bimbingan konseling, dan sebagai penguat langsung dari pendamping (buddies) KDS
atau pemberi motivasi pertama kali ketika Deli Serdang yaitu HN m, ketika
ODHA mengetahui bahwa dirinya positif wawancara interpersonal yang dilakukan
HIV. pada Senin, 20 Mei 2019

Gambaran Umum Subjek Penelitian


Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan Tabel 1
dalam penelitian ini adalah penelitian Subjek Berdasarkan Usia
kuantitatif, disebut penelitian kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka Usia Kategori Jumlah
Persentase
dan analisis menggunakan statistik (%)
Dewasa
(Sugiyono, 2012). Sedangkan metode yang 18-40
dini
30 83,3%
digunakan adalah metode korelasional, Dewasa
40-60 6 16,7%
istilah korelasi menunjuk pada konsep madya
saling hubungan diantara beberapa ≥ 60 Usia lanjut 0 0
variabel, korelasi yang paling sederhana Jumlah 100%
hanya melibatkan dua variabel (Azwar,
2000). Tabel 2
Adapun alasan peneliti Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
menggunakan metode korelasional karena Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)
sesuai dengan tujuan penelitian untuk Laki-laki 19 52,8%

melihat adanya hubungan antara stigma Perempuan 17 47,2%


Jumlah 100%
dengan interaksi sosial ODHA di KDS
Deli Serdang.
Teknik pengambilan sampel yang Tabel 3
digunakan dalam penelitian ini adalah Subjek Berdasarkan Pendidikan
teknik nonprobability sampling.
Nonprobability sampling adalah teknik Jenjang Jumlah Persentase
pendidikan (%)
pengambilan sampel yang tidak memberi SD 2 5,5%
peluang atau kesempatan yang sama bagi SMP 1 2,8%
setiap unsur atau anggota populasi untuk SMA 32 88,9%
S1 1 2,8%
dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2012). Jumlah 100%
Teknik nonprobability sampling
yang digunakan adalah sampel total, yaitu
keseluruhan populasi merangkap sebagai
sampel penelitian (Bungin, 2005). Hal itu
dilakukan karena jumlah populasinya kecil
23
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

Tabel 4 Uji Asumsi


Berdasarkan Lamanya Subjek Tabel 5
Terinfeksi HIV/AIDS Uji Normalita
s
Lama Jumlah Persentase Shapiro-Wilk
terinfeksi (%)
Statistic Df Sig.
HIV/AIDS
stigma .966 36 .334
1-10 tahun 29 80,6%
Interaksi sosial .907 36 .005
11-20 tahun 7 19,4%
a. Lilliefors Significance Correction
˃ 21 tahun 0 0
*. This is a lower bound of the true significance.
Jumlah 100%

Tabel 6
Uji Linearitas
Anova tabel
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
stigma * Between (Combined) 1990.056 23 86.524 9.842 .000
interaksi Groups
Linearity 1017.489 1 1017.489 115.7 .000
sosial
33
Deviation from 972.566 22 44.208 5.028 .003
Linearity
Within Groups 105.500 12 8.792

Total 2095.556 35

Tabel 7
Uji Korelasi Variabel Penelitian
Stigma Interaksi sosial
**
Spearman's rho stigma Correlation Coefficient 1.000 .714
Sig. (1-tailed) . .000
N 36 36
**
Interaksi sosial Correlation Coefficient .714 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

24
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

Gambaran Variabel Pada penelitian ini hasil uji korelasi


menunjukkan bahwa stigma memiliki
hubungan dengan interaksi sosial dengan
nilai signifikan sebesar 0,714, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hubungan yang
dimiliki tergolong tinggi. Secara
19% keseluruhan orang dengan HIV/AIDS
45% Buruk
yang berada dikomunitas KDS Deli
Netral Serdang merasakan stigma yang tinggi
36%
Baik terhadap dirinya, artinya didalam
kelompok masyarakat mereka masih
mendapatkan stigma berkaitan dengan
status mereka terinfeksi HIV/AIDS.
Sedangkan interaksi sosial yang mereka
miliki tergolong sedang, meskipun stigma
Gambar 1 yang mereka rasakan cukup tinggi namun
Gambaran banyaknya stigma yang ada terinfeksi HIV/AIDS bukan penghalangan
pada ODHA bagi mereka untuk tetap berinteraksi
dimasyarakat.
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa Pengujian data normalitas
masih banyak yang memberi stigma buruk penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk
pada ODHA sebanyak 44 %. karena jumlah sampel penelitian yang
kurang dari 50 subjek. Diketahui data
penelitian ini tidak terdistribusi secara
normal, salah satu penyebab data tidak
terdistribusi secara normal adalahkarena
8 6 adanya outliers. Outliers adalah data yang
Renggang memiliki skor ekstrem, baik ekstrem tinggi
Netral maupun ekstrem rendah. Adanya outliers
61% dapat membuat data condong kekiri atau
Erat
condong kekanan, beberapa ahli
mengatakan data outliers ini sebaiknya
dibuang saja, karena ada kemungkinan
subjek mengerjakan dengan asal-asalan,
selain itu data outliers juga mengacaukan
Gambar 2 pengujian statistik. Namun beberapa ahli
Gambaran Tingkat Interaksi Sosial mengatakan data outliers ini tidak perlu
yang Dimiliki ODHA dibuang, karena memang fakta dilapangan
adalah memang demikian. Penyebab
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa lainnya karena kesalahan dan kekurangan
mayoritas tingkat interaksi sosial yang peneliti dalam pembuatan alat ukur
dimiliki ODHA berada pada taraf netral penelitian.
sebanyak 61%. Untuk mengatasi data yang tidak
normal tersebut peneliti menggunakan
pengujian korelasi non-parametik yaitu
Pembahasan Spearman rho, sehingga hasil pengujian
korelasi didapatkan nilai signifikan sebesar
25
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

0,714 yang artinya terdapat hubungan masyarakat terima tentang HIV/AIDS.


yang tinggi/cukup antara variabel stigma Secara tidak langsung persepsi yang
dan variabel interaksi sosial. Hasil ini demikian akan menjadi tembok yang
menjawab hipotesa penelitian yaitu membatasi diri masyarakat terhadap
terdapat hubungan antara stigma dengan penderita HIV/AIDS terutama dalam
interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS berinteraksi dilingkungan sosial.
(ODHA) di kelompok dukungan sebaya Hasil penelitian ini mendukung
(KDS) Deli Serdang, maka Ha diterima hasil peneliti terdahulu yang dilakukan
dan Ho ditolak. oleh Pian Hermawati, 2011 dengan judul
Hal ini didukung oleh teori Lacko penelitian Hubungan Persepsi ODHA
dkk yang menyatakan bahwa stigma Terhadap Stigma HIV/AIDS Masyarakat
berhubungan dengan kehidupan sosial Dengan Interaksi Sosial Pada ODHA
yang biasanya ditujukan kepada orang- dengan hasil penelitian bahwa terdapat
orang yang dipandang berbeda, hubungan antara persepsi ODHA terhadap
diantaranya seperti menjadi korban stigma masyarakat dengan interaksi sosial
kejahatan, kemiskinan serta orang yang pada ODHA, semakin tinggi persepsi
berpenyakitan (salah satunya adalah orang positif ODHA yang diberikan oleh
yang terinfeksi HIV/AIDS). Karena virus masyarakat, maka semakin positif pula
yang menginfeksi tubuh mereka inilah interaksi sosialnya. Dan sebaliknya,
yang memyebabkan mereka menerima semakin rendah persepsi positif ODHA
stigma dari masyarakat. yang diberikan oleh masyarakat, maka
Menurut Major & O’Brien (2005) semakin rendah pula interaksi sosialnya.
dalam Resya (2017) mekanisme terjadinya
stigma terbagi menjadi empat, salah Simpulan
satunya yaitu adanya perlakukan negatif Berdasarkan hasil yang diperoleh
dan diskriminasi/stigma secara langsung dalam penelitian ini, maka dapat
yang artinya terdapat pembatasan pada disimpulkan bahwa terdapat hubungan
akses kehidupan dan stigma sehingga antara stigma dengan interaksi sosial
berdampak pada proses interaksi sosial ODHA di KDS Deli Serdang. Hubungan
orang yang menerima perlakuan tersebut. yang dimiliki tersebut terkategori korelasi
Menurut Green (dalam Hermawati kuat/tinggi, hal ini dapat dibuktikan
2011), ada tiga sumber yang mendasari berdasarkan hasil perhitungan uji
mengapa terdapat stigma terhadap korelasinya dengan nilai signifikan 𝑟𝑥𝑦 =
penderita HIV/AIDS. Pertama ketakutan, 0,714. Secara umum, stigma yang
semua tahu infeksi belum ada obatnya. dirasakan ODHA berada pada kategori
Kedua moril, penyakit HIV sering terkait tinggi, sedangkan interaksi sosial yang
dengan seks bebas dan penyalahgunaan dimiliki oleh ODHA berada pada kategori
obat terlarang atau obat bius, kutukan sedang.
Tuhan karena ODHA adalah orang-orang
yang melanggar norma agama. Ketiga Saran
ketidak acuhan terhadap media massa, 1. Saran teoritis
adanya ketakutan dan pikiran moril a. Penelitian ini diharapkan sebagai
pembaca. salah satu sumber referensi dan
Stigma masyarakat terhadap sumber data bagi penelitian sejenis.
penderita HIV/AIDS berdasarkan stimulus Peneliti selanjutnya diharapkan
yang mereka terima, stimulus ini salah dapat melanjutkan penelitian lebih
satunya adalah melalui informasi yang lanjut berkaitan dengan interaksi
26
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

sosial dan faktor-faktor lain yang pemerintah melainkan semua pihak


menyebabkan ODHA menerima yang peduli akan keberadaan
stigma dimasyarakat. mereka. Masyarakat diharapkan
b. Untuk peneliti selanjutnya, lebih terbuka untuk menerima
dianjurkan untuk menambah keberadaan ODHA diantara
jumlah sampel lebih besar. mereka, karena bagaimanpun
c. Untuk peneliti selanjutnya, yang ODHA memerlukan dukungan dari
berniat melakukan penelitian semua lapisan masyarakat agar
dengan salah satu variabel yang dapat melanjutkan kehidupan
sama, diharapkan dapat melibatkan mereka. Oleh karena itu peran
variabel lainnya seperti kualitas masyarakat sangat diharapkan agar
hidup, makna hidup dan lain-lain dapat membantu keberadaan
agar lebih banyak mengungkap ODHA. Seperti halnya dengan
aspek psikologis ODHA. mendirikan lembaga sosial
2. Saran Praktis masyarakat (LSM) supaya
a. Bagi Pemerintah mensosialisasikan kepada
Hendaknya tetap melaksanakan masyarakat agar mengurangi
aktivitas/kegiatan pencegahan yang stigma terhadap ODHA. Selain itu
lebih aktif, dan harus lebih agar ODHA dapat
sistematis dan memperbaiki pola mengembangkan diri serta bisa
koordinasinya dengan pihak-pihak melakukan perawatan yang tepat
yang menaungi komunitas yang sehingga mereka bisa hidup lebih
berkaitan dengan HIV/AIDS serta layak lagi. Dan bagi masyarakat
memberikan pelayanan kesehatan agar dapat mendukung berbagai
yang maksimal kepada ODHA. kegiatan yang berhubungan dengan
b. Bagi ODHA HIV/AIDS sehingga ODHA bisa
ODHA yang bergabung dalam berinteraksi dengan baik.
kelompok dukungan sebaya
sebaiknya diberikan pengetahuan
yang lebih mengenai penularan dan DAFTAR PUSTAKA
pencegahan HIV, seperti seminar
dan pelatihan serta meningkatkan Ahwan & Zainul. (2014) Stigma dan
kreatifitas ODHA dalam kelompok diskriminasi HIV dan AIDS pada
dukungan sebaya untuk Orang Dengan HIV dan AIDS
mendukung kelompoknya dalam (ODHA) di masyarakat basis
memberikan edukasi kepada anggota Nahdlatul Ulama’ (NU)
masyarakat agar masyarakat Bangil”. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
teredukasi tentang virus HIV Politik Universitas Yudharta
sehingga dapat mengurangi stigma Pasuruan.
yang diterima oleh ODHA agar Anggraini, G. N. (2016). Proses Interaksi
ODHA bisa meningkatkan kualitas Sosial ODHA (Orang Dengan
hidup yang lebih baik lagi, lebih HIV/AIDS) Dengan PKBI Griya
optimis menjalani hidup dan Asa Kota Semarang. Skripsi.
mampu mengembangkan dirinya. Fakultas Ilmu Pendidikan
c. Bagi masyarakat Universitas Negeri Semarang.
Masalah HIV/AIDS bukan hanya Ardani I, Handayani S. (2017). Stigma
tanggung jawab ODHA atau Terhadap Orang Dengan Hiv/Aids
27
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

(ODHA) Sebagai Hambatan Rehabilitasi Sosial Kota


Pencarian Pengobatan : Studi Samarinda. Volume 2 Nomor 2. 1-
Kasus Pada Pecandu Narkoba 11
Suntik Dijakarta. Pusat Penelitian Hamdi, A, C. et al. (2016). Pencegahan
Dan Pengembangan Humaniora Penularan HIV/AIDS : Efektivitas
Dan Manajemen Kesehatan Metode KIE “Aku Bangga Aku
(Http://Dx.Doi.Org/10.22435/Bpk. Tahu (ABAT)”. Departemen
V45i2.6042.81-88). Volume 45, Psikiatri, Fakultas Kedokteran
N0. 2 Juni 2017:81-88. Universitas Padjadjaran. Volume
Ardianti A. (2017). Stigma Pada 44. No 4.
Masyarakat Kampong Gila Didesa Harlock, E, B. (1980). Psikologi
Paringan Kecamatan Jenangan Perkembangan. Edisi kelima.
Kabupaten Ponorogo. Jurnal S-1 Jakarta. Penerbit Erlangga.
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Hartono. (2004). Statistik Untuk
Ilmu Politik Universitas Airlangga Penelitian. Cetakan I. Yogyakarta.
Surabaya. Pustaka Belajar.
Asrul M. (2013). Interaksi Sosial Dalam Hati K, Zahroh S, Antono S. (2017). Jurnal
Masyarakat Multietnis. Volume 1 Stigma Masyarakat Terhadap Odha
Nomor 3. Fakultas Ushuluddin Dan Di Koto Kupang Provinsi Ntt
Filsafat UIN Alauddin Makassar. Volume 12/ No 1 Januari.
Azwar, S. (2000). Tes Prestasi Fungsi Dan Universitas Diponegoro Semarang.
Pengembangan Pengukuran Hermawati P. (2011). Hubungan persepsi
Prestasi. Edisi II. Yogyakarta. ODHA terhadap stigma HIV/AIDS
Penerbit Pustaka Belajar. masyarakat dengan interaksi sosial
Cahyadi A. (2013). Uji Validitas Dan pada odha”. Skripsi (publikasi)
Reliabilitas Berger Hiv Stigma Fakultas Psikologi Universitas
Scale Versi Bahasa Indonesia Islam Negeri Syarif Hidayatullah..
Dalam Menilai Perceived Stigma Jakarta.
Pada Orang Dengan Hiv (Odha). Husen S. (2015) Interaksi Sosial Orang
Skripsi (Publikasi) Program Studi Dengan Hiv/Aids (Odha) Dalam
Ilmu Kedokteran Jiwa Jakarta Pemudaran Stigma. Universitas
Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia |
Indonesia. repository.upi.edu |
Chaplin, J, P. (2011). Dictionary of perpustakaan.upi.edu.
Psychology (Kamus Lengkap Leman A. M. (2018). Cara Praktis
Psikologi). Terjemahan dari Buku Melakukan Uji Validitas Alat Ukur
Aslinya (New York, Dell Penelitian. Cetakkan Pertama.
Publishing, Co.., Inc.,) Cetakan Ke Yogyakarta. Gosyen Publishing.
14 Edisi Revisi. Jakarta. PT Raja Link B. G, Yang L. H, Phelan Jo C, and
Grafindo Persada. Collins P. Y. (2004). Journal of
Denim, S. (2004). Metode Penelitian Departement of Epidemiology
Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta Columbia University. Measuring
Diterbitkan Oleh PT Bumi Aksara. Mental Illness Stigma. Volume 30.
Duriah. (2014). ejournal Sosiatri- No 3 511-541
Sosiologi. Interaksi Sosial Orang Maunah. (2016). Buku Sosiologi
Dengan HIV/AIDS Dibawah Pendidikan. Yogyakarta. email :
Naungan Lembaga Advokasi Dan
28
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29
Hubungan Antara Stigma Dengan Interaksi Sosial Orang
Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) Di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Deli Serdang

kalimediaok@yahoo.com. Penerbit Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik


Kalimedia. Multivariat. Jakarta. Kompas
Noor J. (2011). Metodologi Penelitian : Gramedia.
Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Sarwono, W, S. (2012). Pengantar
Ilmiah. Edisi Pertama. Jakarta. Psikologi Umum. Cetakan ke-4.
Kencana Prenada Media Group. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
Nurmala S. (2012). Pengaruh Stigma Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Orang Dengan Hiv/Aids (ODHA) Kuantitatif, Kualitatif Dan
Terhadap Peneriamaan Masyarakat Kombinasi (Mixed Methods).
Desa Buntu Bedimbar Cetakkan Ke 2. Bandung. Penerbit
Dikecamatan Tanjung Morawa Alfabeta.
Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Sugiyono. (2017). Cara Mudah Menyusun
(dipublikasikan). Program Studi S2 Skripsi, Tesis Dan Disertasi.
Kesehatan Masyarakat Fakultas Cetakkan Ke 4. Bandung. Penerbit
Kesehatan Masyarakat Universitas Alfabeta.
Sumatera Utara Medan. Suryabrata S. (2014) Metodologi
Repository.usu.ac.id. Penelitian. Cetakkan Ke-25.
Permatasary, R, N & Indriyanto R. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
Interaksi Sosial Penari Sutarjo, D, A, P. (2014). Hubungan Antara
Bujangganong Pada Sale Creative Interaksi Sosial Teman Sebaya
Community Di Desa Sale Dengan Penerimaan Sosial Pada
Kabupaten Rembang. Jurusan Siswa Kelas X SMA Negeri 9
Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Yogyakarta. Skripsi
Seni Universitas Negeri Semarang. (Dipublikasikan). Program Studi
Rahmayanti, F. (2012). Perubahan Bimbingan Dan Konseling Jurusan
Interaksi Sosial Pada Masyarakat Psikologi Pendidikan Dan
Pesisir Pulau Galang Kota Batam Bimbingan Fakultas Ilmu
Pasca Pembangunan Jembatan Pendidikan Universitas Negeri
Barelang. Skripsi. Program Studi Yogyakarta.
Pendidikan Sosiologi Fakultas Syahrina I. A & Pranata A. Y. (2018)
Ilmu Sosial Universitas Negeri Stigma Internal Hubungan Dengan
Yogyakarta. Interaksi Sosial Orang Dengan
Resya M. (2017). Self Stigma Pada Orang Hiv/Aids Di Yayasan Taratak Jiwa
Dengan Hiv Dan Aids (Odha) Hati Padang. Psikovidya Volume.
Dikota Makassar. Skripsi 22 No. 1 April 2018. Universitas
(dipublikasikan). Fakultas Ilmu Putra Indonesia YPTK Padang.
Sosial Dan Ilmu Politik Varamitha S, Akbar Sn, Erlyani N. (2014).
Departemen Ilmu Komunikasi Stigma Sosial Pada Keluarga
Universitas Hasanuddin Makassar. Miskin Dari Pasien Gangguan
S Malik, dkk. (2015). Uji Validitas Jiwa. Jurnal Escopy Volume 1
Internal, Validitas Eksternal Dan Nomor 3. Program Studi Psikologi
Reliabilitas Traumatic Events Fak. Kedokteran Universitas
Questionnaire (TEQ). Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan
Katolik Indonesia Atma Jaya. JP3I Selatan.
Volume IV No 4 Oktober, 323-328.

29
Jurnal Psychomutiara, Vol 3 No 2, Juli 2020, hal. 19-29

Anda mungkin juga menyukai