Bekuan darah adalah sejenis rumpun yang terjadi ketika darah mengeras dan
berubah menjadi semi padat atau padat. Bekuan darah biasanya merupakan
masalah kesehatan yang serius dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi
selama kehamilan. Sementara gumpalan darah selama kehamilan Anda dapat
mempengaruhi bayi yang belum lahir juga, itu adalah kondisi yang langka.
Bekuan darah (juga disebut trombosis) adalah massa atau rumpun darah yang
terbentuk ketika darah berubah dari cairan menjadi padat. Tubuh biasanya
membuat gumpalan darah untuk menghentikan pendarahan setelah kerokan
atau luka. Tetapi kadang-kadang gumpalan darah dapat menghalangi aliran
darah di pembuluh darah, seperti pembuluh darah atau arteri. Ini dapat
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh dan bahkan kematian.
Terjadinya pembekuan darah pada
kehamilan
SELAMA TRIMESTER PERTAMA
Tidak dapat dipungkiri bahwa perdarahan atau bercak di trimester pertama bisa
berarti keguguran (sejenis keguguran), tetapi juga bisa menandakan masalah
lain. Sekitar separuh wanita yang mengalami perdarahan vagina trimester
pertama mengalami keguguran. Itu mungkin terdengar menakutkan, tetapi perlu
diingat, itu juga berarti bahwa setengah dari wanita yang mengalami pendarahan
tidak mengalami keguguran.
SELAMA TRIMESTER KEDUA DAN KETIGA
Dalam beberapa kasus, perdarahan vagina pada trimester kedua atau ketiga
tidak serius. Misalnya, bercak coklat muda dapat terjadi karena alasan yang sama
seperti perdarahan trimester pertama (bisa dari iritasi ringan pada leher rahim
setelah hubungan seksual atau dari pemeriksaan medis).
Perdarahan pada trimester kedua atau ketiga bisa menunjukkan kondisi serius,
seperti solusio plasenta atau plasenta previa .
Klasifikasi
Hormon kehamilan memainkan peran. Ada banyak estrogen yang beredar selama
kehamilan, dan estrogen meningkatkan risiko pembekuan darah. Perempuan yang
mengonsumsi pil KB yang mengandung estrogen memiliki risiko peningkatan DVT
yang sama. wanita dengan gangguan pembekuan genetik, yang disebut
trombofilia, berada pada risiko yang lebih tinggi untuk trombosis vena dalam
pada kehamilan.
Stasis, bisa diakibatkan oleh imobilitas, operasi lama, obesitas, gagal jantung dan
trauma.
Jejas endotel (cedera pada dinding pembuluh darah) bisa diakibatkan
olehtrauma, kanul intralumen, inflamasi, dan infeksi .
Perubahan koagulasi darah (hiperkoagulasi) bisa diakibatkan oleh polisitemia,
trombositemia, leukemia, sepsis, trauma mayor, diabetes mellitus, kehamilan/pil
kontrasepsi oral kombinasi, merokok dan keganasan.
Tanda dan gejala
Trombus yang kecil tidak menimbulkan gejala apapun. Namun bila trombus
sudah menyumbat sehingga aliran darah menurun maka akan timbul gejala.
Gejala yang umum adalah rasa nyeri akibat sel-sel tubuh tidak mendapat
suplai oksigen. Gejala lainnya adalah kulit akan teraba dingin, juga nadi
terasa lemah akibat sumbatan.
Komplikasi
Obesitas – Hingga saat ini, ahli kesehatan masih tidak mengetahui bagaimana
obesitas meningkatkan resiko pembekuan darah. Tetapi mereka yakin bahwa gaya
hidup yang banyak duduk, kurang bergerak, perubahan pada kimia darah, dan
sebagainya, dapat membentuk suatu hubungan yang menyebabkan pembekuan
darah.
Pil Keluarga Berencana (KB) – Pil KB meningkatkan kadar estrogen pada tubuh.
Tetapi, pil KB juga meningkatkan produksi faktor koagulasi yang menyebabkan
peningkatan resiko pembekuan darah.
Aterosklerosis – Kondisi di mana arteri mengeras karena timbunan plak. Timbunan
plak (kolesterol) memiliki tutup yang pada akhirnya akan pecah. Ketika itu terjadi,
tubuh akan mengirim trombosit dan faktor koagulasi ke daerah tersebut untuk
memperbaiki robekan. Kemudian, hal itu akan menyebabkan pembentukan
gumpalan darah yang dapat semakin mempersempit jalan aliran darah.
Pencegahan
Bergerak (Darah bisa menumpuk di kaki saat Anda duduk dalam waktu lama. Bila
pekerjaan Anda menuntut untuk duduk dalam waktu lama, sebaiknya luangkan waktu
berjalan-jalan setiap 1 atau 2 jam)
Hidup sehat (Segera ubah kebiasaan buruk seperti merokok atau makan berlebih agar
berat badan tetap normal
Mengetahui tanda dan gejala (DVT terkadang sulit diidentifikasi karena gejala yang
ditunjukkan hampir sama dengan gangguan lain. Perhatikan bila kaki menunjukkan
gejala seperti membengkak, sakit, kemerahan, mengalami perubahan warna, dan kulit
terasa hangat saat dipegang. Bila gumpalan darah sudah menjalar ke paru-paru biasanya
dapat menimbulkan sesak napas secara tiba-tiba)
Lebih proaktif (Bila tubuh menunjukan gejala pembekuan darah, cedera, atau akan
melakukan operasi, maka segeralah berkonsultasi ke dokter. Informasikan kepada ahli
meida bila sedang mengonsumsi pil kontrasepsi, pernah menjalani operasi, melakukan
perjalanan panjang, atau cedera dalam 8 minggu sebelumnya
Patofisiologi
Pemeriksaan penunjang
Pengkajian
Identitas
Terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, diagnosa medis, agama, suku bangsa pasien
dan keluarga penanggungjawabnya.
KeluhanUtama :
Tungkai eritema, edema atau teraba seperti tali
Homan’s sign : nyeri pada dorsopleksi pasif kaki
Riwayat penyakit sekarang :
Pengumpulan data dilakukan untuk menentukan penyebab thrombosis vena. Nantinya membantu dalam membuat
rencana tindakan dalam klien. Misalnya dari riwayat: pasca operasi besar beberapa minggu sebelumnya, imobilisasi
selama > 3 hari.
Riwayat penyakit dahulu :
Pada pengkajian ini, perawat dapat menentukan kemungkinan penyebab DVT adalah imobilisasi yang lama atau
pernah DVT sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga: tidak ditemukan riwayat penyakit keluarga.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik tanda – tanda klasik seperti edema kaki unilateral,
eritema, hangat, nyeri, pembuluh darah superficial teraba, dan Homan’s sign
positif yaitu nyeri pada daerah betis setelah dilakukan dorso fleksi pada kaki,
tidak selalu ditemukan.
Bila thrombosis terjadi akibat thrombus vena superficial maka akan didapatkan
data:
Nyeri
Tenderness
Redness
Teraba hangat pada daerah yang terkena
Diagnosa keperawatan
NOC NIC
NOC NIC
Blood Loss Severity : Thrombolytic Therapy Management
Penurunan Hb • Monitor tanda vital untuk peningkatan nadi diikuti
Penurunan hematocrit (Hct) peningkatan tekanan sistolik karena menurunnya
volume darah, akibat perdarahan internal dan
eksternal.
• Cek Protrombin time pada pemberian warfarin dan
PTT untuk pemberian heparin sebelum pemberian
anticoagulan. Protombin time seharusnya 1,25 s/d
2,4. Jumlah platelet harus dimonitor sebab pemberian
anti coagulan dapat menurunkan jumlah platelet.
• Cek perdarahan dari mulut, hidung ( epistaksis),
urine ( hematuria), kulit(petechie, purpura)
• Cek stool ( feses ) untuk mengetahui adanya
perdarahan di intestinal.
• Khusus untuk pasien usila yang mendapat wafarin
monitor harus lebih ketat, sebab kulit sangat tipis dan
pembuluh darah sangat rapuh. Pemeriksaan PT harus
lebih teratur.
Lanjutan….
• Harus selalu ada persediaan antagonis anticoagulan( protamine, vitamin K1 atau vitamin K3)
sewaktu dosis obat maningkat atau pada kondisi terjadinya perdarahan meningkat. Disamping
itu persediaan plasma mungkin diperlukan untuk antisipasi diperlukannya transfusi.
• Ingatkan pada pasien untuk memberitahu dokter giginya bila memerlukan kontrol terhadap
gigi bahwa pasien sedang dalam pengobatan anti coagulan.
• Anjurkan pasien untuk menggunakan sikat gigi yang lembut untuk mencegah terjadinya
perdarahan gusi.
• Anjurkan pasien (pria) untuk menggunakan alat cukur elektrik saat bercukur.
• Anjurkan pasien untuk selalu membawa kartu identitas sebagai pasien yang sedang dalam
terapi anti coagulant.
• Anjurkan pasien untuk tidak merokok, karena merokok dapat meningkatkan metabolisme,
selanjutnya dosis warfarin mungkin perlu ditingkatkan bila saat itu pasien masih aktif
merokok.
• Ingatkan pasien untuk tidak menggunakan aspirin, gunakan obat analgesik yang mengandung
asetaminofen.
• Ajarkan pada pasien untuk mengontrol perdarahan eksternal dengan cara penbekuan
langsung pada daerah luka selama 5-10 menit dengan kasa bersih atau sterill.
• Anjurkan pada pasien untuk tidak mengkonsumsi alkohol yang dapat meningkatkan terjadinya
perdarahan. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi sayuran hijau, ikan, hati, kopi atau teh
yamg kaya akan vitamin K.