Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP ASKEP KELUARGA


ANAK DENGAN REMAJA

Di Susun Oleh : Kel.2


1. Miriam Selviana Mariang
2. Amandus Rifaldo Yesnat
3. Desemina Aisnak
4. Ona Yenjau

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA(YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
PAPUA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimmpah berkah
dan rahmat nya sehingga kita masih dapat menghirup nafas kehidupan sampai saat ini,dan restu
nya lah kita di beri kesehatan yang baik sehingga kita dapat menyelesaikan tugas kelompok
yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga Anak Remaja.
Tidak lupa kami mengucapkan permohonan maaf apa bila dalam proses penulisan tugas
makalah ,penepatan kata yang salah kami mintah maaf sebesar besarnya kami hanyalah
manusia biasa yang tidak luput dari Salah dan dosa.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi
B. Tahap Perkembangan Keluarga
C. Tujuan Perawatan Keluarga
D. Prinsip Keperawatan Kesehatan Keluarga
E. Pengambilan keputusan dalam keperawatan kesehatan keluarga
F. Asuhan Keperawatan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada saat anak pertama
berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orangtua nya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebutuhan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa.
Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit, karena orang tua melepas otoritas
dan membimbing anak untuk bertaanggung jawab. Anak harus mempunyai otoritas
sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya seringkali muncul konflik antara
orang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan
aktivitasnya, sementara orang tua perlu menciptakan komunikasi yang terbuka,
menghindari kecurigaan dan perselisihan sehinga hubungan orang tua dan remaja tetap
harmonis.
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga dengan anak remaja yang dilakukan
oleh perawat untuk mengelola stressor yang mungkin timbul dan bersama keluarga
menentukan permasalahan tersebut sehingga keluarga mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas perkembangannya, mengenali dan menyelesaikan masalah
kesehatannya pada akhinya mampu tampil sebagai sebuah keluarga mandiri, sejahtera,
produktif dan menjalankan seluruh fungsi keluarga dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penukis merumuskan masalah sebagai berikut
:
1. Pengertian keluarga dengan anak remaja ?
2. Tahap-tahap perkembangan keluarga ?
3. Tujuan perawatan keluarga ?
4. Prinsip perawatan kesehatan keluarga ?
5. Langkah-langkah dalam perawatan keluarga ?
6. Studi kasus ?
7. Pengkajian sesuai status ?
C. Tujuan Penulisan
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memahami pengertian keluarga dengan anak remaja ?
2. Untuk memahami tahap-tahap perkembangan keluarga ?
3. Untuk memahami tujuan perawatan keluarga ?
4. Untuk memahami prinsip perawatan kesehatan keluarga ?
5. Untuk memahami langkah-langkah dalam perawatan keluarga ?
6. Untuk memahami studi kasus ?
7. Untuk memahami engkajian sesuai status ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Menurut Setiadi 2008 tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada
saat anak pertama berusia 13 tahun biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun pada
saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab serta kebutuhan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi dewasa.
Berdasarkan tumbuh kembang Adolescense (anak remaja) :
1. Pertumbuhan fisik :
 Pertumbuhan yang pesat (growth sprut) TB 25% BB 50%
 Semua sistem berubah, paling banyak perubahan endokrin
 Bagian-bagian tubuh tertentu memanjang misalnya : tangan, kaki, proporsi
tubuh memanjang.
2. Sosial emosional
 Kemampuan bersosialisasi meningkat
 Relasi dengan teman wanita/pria, tetapi lebih penting dengan kawan
sejenis
 Penampilan fisik adolescense sangat penting, karena supaya diterima oleh
kawan dan disamping itu persepsi terhadap badannya mempengaruhi
konsep diri
 Peranan orangtua/keluarga sudah tidak dianggap penting, tetapi sudah
beralih pada teman sebaya
3. Sosialisasi pada adolescense di bagi dalam tiga (3) tahap :
 Tahap awal :
Orangtua masih berperan penting baik fisik, sosial, emosional, tetapi
ketergantungan ini tidak sebesar pada usia dini
 Tahap kedua :
Anak berubah menjadi independent, periode ini sering terjadi konflik
dengan orang tua
 Tahan ketiga :
Relatif independent dengan orang tua, anak memperlihatkan peran
independent dalam fungsi di masyarakat
4. Bermain pada anak
Pada usia ini anak dapat bermain dalam kelompok (keluar) misalnya melalui
sepak bola, basket, badminton, mendengar musik atau TV serta dengan buku-
buku.

5. Hospitalisasi pada anak dan keluarga


Kecemasan yang timbul pada anak remaja yang dirawat dirumah sakit adalah
akibat perpisahan dengan teman-teman sebaya/kelompok. Anak tidak merasa
takut berpisah dengan orangtua tetapi takut kehilangan status dan hubungan
dengan teman sekelompok, kecemasan lain disebabkan oleh akibat yang di
timbulkan akibat penyakit fisik, kecacatan serta kurangnya privacy.
6. Pola minat dan seks
 Minat pada perubahan
 Suka lawan jenis

B. Tahap perkembangan keluarga


a. Duvall (19985)
Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan yaitu :
1) Keluarga baru
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain :
 Membina hubungan intim yang memuaskan
 Menerapkan tujuan bersama
 Mendiskusikan rencana memiliki anak
 Persiapan menjadi orangtua
2) Keluarga dengan anak pertama <30 bulan
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain :
 Adaptasi perubahan anggota keluarga
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan
 Membagi peran dan tanggung jawab
 Menata ruang untuk anak
 Mengatur biaya untuk anak
3) Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan anak pra
sekolah antara lain :
 Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
 Membantu anak bersosialisasi
 Pembagian waktu untuk anak
 Menstimulasi tumbuh kembang anak
4) Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
 Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
 Menyediakan aktivitas untuk anak
 Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
 Memenuhi kebutuhan anak
5) Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
 Pengembangan terhadap remaja
 Memelihara komunikasi terbuka
 Memelihara hubungan dalam keluarga
 Mempersiapkan perubahan yang akan terjadi
6) Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
 Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Menata kembali keluarga
 Menjadi contoh bagi anak-anaknya
7) Keluarga usia pertengahan
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
 Memulihkan hubungan antara generasi tua muda
 Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga
 Keakrapan dengan pasangan
 Persiapan masa tua
8) Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
 Penyesuaian tahap masa pensiun
 Merubah cara hidup
 Menerima kematian pasangan
 Mempersiapkan kematian
b. Carter dan MC Goldrick (1989)
Membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan yaitu :
 Keluarga antara (massa bebas atau pacaran) dengan usia dewasa muda
 Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
 Keluarga dengan memiliki anak usia muda
 Keluarga yang memiliki anak dewasa
 Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
 Keluarga lansia

C. Tujuan perawatan keluarga


a. Tujuan umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara
produktif.
b. Tujuan khusus
 Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi
 Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar dalam keluarga
 Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat
 Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit
 Meningkatkan produktif keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
D. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Ada beberapa prinsip utama yang harus di pegang oleh perawat keluarga yaitu :
1) Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan
2) Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan
3) Kegiatan utama dalam memberikan asuhan perawatan adalah penyuluhan
kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar / perawatan dirumah
4) Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi
5) Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu :
1) Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventive
khusus yang dirancang untuk mencegah orang bebas dari penyakit dan cedera
2) Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan pengobatan
3) Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan
tingkat fungsinya
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain
adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai
berikut :
 Tingkat sosial ekonomi rendah
 Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri
 Keluarga dengan penyakit keturunan
2) Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan, yaitu :
 Waktu hamil umur ibu kurag dari 16 tahun atau lebih 35 tahun
 Waktu hamil menderita kekurangan gizi atau anemia
 Primipara atau multi para
 Riwayat persalinan dengan komplikasi
3) Keluarga dengan anak :
 Lahir premature
 Berat badan sukar naik
 Lahir dengan cacat bawaan
 Asi ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
 Ibu menderita penyakit menular
4) Keluarga mempunyai masalah dalam hubungannya antara anggota keluarga :
 Anak yang tidak dikehendaki dan mencoba untuk digugurkan
 Sering timbul cekcok
 Ada anggota keluarga sering sakit
 Salah satu komunikasi dua arah dengan keluarga
a. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga
:
 Menganalisa data untuk menentukan masalah dan perawatan keluarga
dengan cara mengkelompokkan menjadi data subjektif dan objektif
 Merumuskan masalah dengan mengacu kepada etiologi masalah kesehatan
serta berbagai alasan
 Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga dan
melaksanakan tugas keluarga
 Menentukan diagnosa keperawatan keluarga
 Menentukan prioritas-diagnosa keperawatan yang ditemukan
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan urutan prioritas :
 Melaksanakan asuhan keperawatan
 Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan
 Meninjau kembali masalah kesehatan yang belum teratasi dan
merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru
E. Pengambilan keputusan dalam keperawatan kesehatan keluarga
Dalam mengalami kesehatan yang terjadi pada keluarga yang mengambil
keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang
dituakan. Hal ini didasarkan pemikiran sebagai berikut :
 Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
 Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga
 Hak dalam menentukan masalah kebutuhan pelayanan terhadap keluarga /
anggota keluarga yang bermasalah
F. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan
pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap
perkembangan keluarga ( Suprajitno, 2004, hal. 37 ).
Menurut Suprajitno ( 2004, hal. 38 ) meskipun demikian perawat perlu melakukan
pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasarkan oleh:
a. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda
karena adda perubahan anggota keluarga ( dapat bertambah atau berkurang )
b. Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan
keluarga yang harus dilakukan.
c. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.

Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam Suprajitno ( 2004,
hal. 37 ) meliputi:

a. Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah


b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
c. Bagaimana perilaku anak selama dirumah
d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah
atau bermain
e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak
g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama, dan dimana
h. Apa kebiasaan anak dirumah
i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
j. Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
k. Siapa yang menjadi figur bagi anak
l. Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
b) Diagnosa
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat sebagai berikut
(Suprajitno, 2004, Hal. 42-47) :

a. Pengelompokan Data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis pada asuhan keperawatan
klinik. Perawat mengelompokan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan
objektif setiap kelompok diagnosis keperawatan.
b. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan
atau keluarga. Kompenen diagnosis keperawatan meliputi masalah ( problem ),
penyebab ( etiologi ), dan atau tanda ( sign ).
c. Penilaian ( skoring ) diagnosis keperawatan

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih


dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon
dan Maglaya ( 1978 ).

Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:

 Tentukan skornya sesuai dengan kreteria yang dibuat perawat


 Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skor yang diperoleh X bobot
Skor tertinggi
 Jumlah skor untuk semua kreteria ( skor maksimum sama dengan jumlah
bobot, yaitu 5 )
Penentuan prioritas sesuai dengan kreteria skala:

 Untuk kreteria pertama, prioritas utama diberika pada tidak atau kurang
sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya didasari oleh keluaraga
 Untuk kreteria kedua perlu diperhatikan:
- Pengetahuan yang ada sekarang, tekhnologi, dan tindakan untuk
menangani masalah
- Sumber daya keluarga: fisik, keuangan, tenaga
- Sumber daya perawat: pengetahuan, keterampilan, waktu
- Sumber daya lingkungan: fasilitas, organisasi, dan dukungan
- Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
- Lamanya masalah yang berhububgan dengan jangka waktu
- Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki
masalah
- Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan
menjadi parah.
 reteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
menilai masalah keperawatan tersebut.
d. Penyusunan prioritas diagnosis keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor
tertinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Namun,
perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah
keperawatan mana yang perlu diatasi segera.

Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar masalah keperawatan
yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika ( NANDA ) yang meliputi masalah aktual,
resiko atau resiko tinggi, dan potensial. Penyebab merujuk pada tugas keluarga
dibidang kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
tindakan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, atau memanfaatkan
fasilitas layanan kesehatan sesuai data yang telah dikumpulkan dalam pengkajian.
Sedang tanda dapat dituliskan atau tidak karena telah diidentifikasi pada angkah
awal.Daftar masalah keperawatan (NANDA) yang dapat digunakan sebagai berikut:

1. Gangguan proses keluarga


2. Gangguan pemeliharaan kesehatan
3. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
4. Gangguan peran menjadi orang tua
5. Gangguan pola eliminasi
6. Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
7. Gangguan penampilan peran
8. Gangguan pola seksual
9. Ketidakmampuan antisipasi dukungan berkepanjangan
10. Konflik pengambilan keputusan
11. Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional
12. Potensial berkembanganya koping keluarga
13. Koping keluarga tidak efektif
14. Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
15. Hambatan intraksi sosial
16. Defisit pengetahuan
17. Konflik peran keluarga
18. Resiko perubahan peran orang tua
19. Resiko terjadi trauma
20. Resiko tinggi perilaku kekerasan
21. Ketidakberdayaan
22. Terjadinya isolasi sosial
c) Intervensi
Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada
masalah yang dilengkapi dengan kreteria dan standar yang mengacu pada penyebab.
Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kreteria dan
standar ( Suprajitno, 2004, hal. 49 ).
Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan-kegiatan yang
bertujuan ( Suprajitno, 2004, hal. 49 ) :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai maslah dan


kebutuhan kesehatan dengan cara:
1. Memberi informasi yang tepat
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
3. Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara
:
1. Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada di sekitar keluarga
3. Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit,
dengan cara :
1. Mendemonstrasikan cara perawatan
2. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi lingkungan) yang dapat
meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara :
1. Menemukan seumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2. Melakukan perubahan lingkungan bersama keluargha seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
disekitarnya, dengan cara :
1. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan keluarga
2. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan ( Suprajitno, 2004,


hal. 50 ) :

a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu


yang sesuai dengan kondisi klien
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi
dengan pancaindra perawat yang objektif
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sunber daya dan dana yang dimiliki
oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat
ketergantungan dapat diminimalisasi

Rencana tindakan diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan tindakan


keluarganya (Calgary,1994) sehingga pada akhirnya keluarga mampu
memenuhi keebutuhan kesehatan anggota kelurganya dengan bantuan minimal
dari perawat. Saat menyusun rencana intervensi, sebaiknya perawat melibatkan
keluarga secara aktif karena keluarga memiliki tanggung jawab akhir dalam
mengatur hidup mereka sendiri, dan merupakan cara untuk menghormati dan
menghargai keluarga (Carey, 1989). Efektivitas yang akan diperoleh perawat,
yaitu ada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak
menentang karena telah dilibatkan sebelumnya, dan keluarga cendrung
bertanggung jawab ( Suprajitno, 2004, hal.24 ).

d) Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan lingkungan yang paling awal ditemui oleh seorang anak remaja,
sebelum remaja memasuki lingkungan sekolah dan masyarakat. Di dalam lingkungan
keluarga pula pertama kali terjadinya interaksi dan sosialisasi dengan orang tua dan
anggota keluarga. Dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja, orang tua sangat
menentukan dalam pembentukan akhlak remaja. Baik buruk akhlak remaja salah satunya
disebabkan oleh kepemimpinan keluarga dalam membina dan mendidik di rumah
sehingga terbentuknya akhlak yang diharapkan, baik di sekolah maupun di masyarakat
nantinya.
B. Daftar Pustaka
Friedman Marilyn. 1998.Keperawatan Keluarga.EGC:Jakarta
Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta
Ali Zaidin. 2006. Pengantar Keperawatan Keluarga . EGC. Jakarta.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu: Yogyakarta
Stanhope Mercia, dkk. 1995. Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. EGC.
Jakarta.
Stoppard Mirian. 2010. Panduan Kesehatan Keluarga. Erlangga. Jakarta
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Transkultural. EGC:
Jakarta
Suprajitno. 2003. Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai