DI SUSUN OLEH:
NPM: 12114201190246
KELAS: F/KEPERAWATAN
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa 1. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Model Konseptua Keperawatan
bagi pembaca dan juga penulis.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….
Latar belakang……………………………………………………………………
Tujuan………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………
Kesimpulan………………………………………………………………….
Saran………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan keperawatan, teori-teori yang
digunakan dalam praktik keperawatan berasal dari konseptual model keperawatan.
Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena.
Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Teori keperawatan merupakan salah satu komponen dari hirarki struktur
pengembangan pengetahuan keperawatan yang meliputi paradigma, filsafat, model
konseptual, teori keperawatan dan indikator empiris. Tingkat-tingkat konseptual
pengembangan pengetahuan dalam keperawatan saling bergantung, masing-masing
tingkat perkembangan dipengaruhi oleh pekerjaan di tingkat lainnya (Fawcett, 1993).
Secara umum, teori keperawatan menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang
menarik untuk keperawatan secara sistematis dalam rangka memberikan pemahaman
untuk digunakan dalam keperawatan praktik dan penelitian. Teori kurang abstrak
dibanding model konseptual atau sistem, meskipun mereka berbeda dalam lingkup
dan tingkat abstraksi (Alligood, 2010).Teori ilmu keperawatan sangat penting untuk
merawat seseorang, oleh karena itu para ahli teori menyediakan suatu peranan
penting bagi perawat.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan
harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami
konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktik
keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan
yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual
keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan
berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan
riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktik keperawatan.
Sangat penting bagi para tenaga kesehatan untuk memahami sejarah teori
keperawatan, banyak dari teori ini dilatih atau dipraktikkan sekarang ini, kadang-
kadang seseorang tidak mengetahui bahwa mereka menggunakan teori dalam praktik.
B. Tujuan
tujuan umum
tujuan khusus
Negentropy
suatu proses pemanfaatan energi konservasi yang membantu kemajuan system
kearah stabilitas atau baik.
Entropy
Suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang menggerakkan sistem
kearah sakit atau kemungkinan kematian.
Stability :
Suatu keinginan keadaan seimbang antara penanggulangan system dan
stressor untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan integritas.
Environment :
Kekuatan internal atau eksternal di sekitarnya dan mempengaruhi klien setiap
saat sebagai bagian dari lingkungan
Created Environment :
Suatu pengembangan yang tidak disadari oleh klien untuk mengekspresikan
system secara simbolik dari keseluruhan system. Tujuannya adalah
menyediakan suatu arena aman untuk system fungsi klien. Dan untuk
membatasi klien dari stressor.
Client sistem :
Lima Variabel (fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan
spiritual)klien dalam berinteraksi dengan lingkungan bagian dari klien sebagai
system.
Basic Clien Structure :
Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang dikelilingi oleh lingkaran
terpusat. Pusat diagram dari lingkaran menghadirkan faktor kehidupan dasar
atau sumber energi klien. Inti struktur ini terdiri dari faktor kehidupan dasar
yang umum untuk seluruh anggota organisme. Seperti sebagai faktor bawaan
atau genetik.
Lines of Resistance :
Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur inti dasar disebut garis
pertahanan, lingkaran ini menyediakan sumber-sumber yang membantu klien
mempertahankan melawan suatu stressor. Sebagai contoh adalah respon
sistem imun tubuh. Ketika garis pertahanan efektif, klien dapat menyusun
sistem kembali. Jika tidak efektif maka kematian dapat terjadi. Jumlah
pertahanan stressor ditentukan oleh interrelationship kelima variabel sistem
klien.
Normal line defence :
Garis pertahanan normal adalah suatu model di luar lingkaran padat. Hal itu
menghadirkan suatu keadaan stabil untuk individu atau system. Itu dipelihara
dari waktu ke waktu dan melayani sebagai suatu standar untuk mengkaji
penyimpangan dari kebiasaan baik klien. Itu semua meliputi variabel system
dan perilaku seperti kebiasaan pola koping seseorang, gaya hidup, dan tahap
perkembangan. Pelebaran dari garis normal merefleksikan suatu peningkatan
keadaan sehat, pengecilan, suatu penyusutan keadaan kesehatan.
Garis Pertahanan Fleksibel :
Garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis pertahanan fleksibel. Hal
ini dinamis dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang singkat. Hal
ini dipersepsikan sebagai penahan yang melindungi terhadap stressor dari
pecahnya/berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang direpresentasikan
sebagai garis pertahanan normal. Hubungan antara variabel (fisiologi,
psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual) dapat mempengaruhi
tingkat kemampuan individu untuk menggunakan pertahanan garis fleksibel
untuk melawan kemungkinan dari reaksi stressor seperti gangguan tidur.
Neumann Menggambarkan pertahanan garis fleksibel meluas, hal ini akan
memberikan pertahanan yang lebih besar dalam waktu yang singkat terhadap
invasi stressor. Demikian sebaliknya, akan memberikan lebih sedikit
pertahanan.
Kesejahteraan (Wellness) :
Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap bagian dari sistem klien
berinteraksi secara harmoni dengan seluruh sistem. Kebutuhan sistem
terpenuhi.
Sakit (Illness) :
Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang mengakibatkan keadaan
tidak seimbang dan penurunan energi.
Stressor
Stressor adalah kekuatan yang secara potensial dapat mengakibatkan
gangguan pada sistem yang stabil.
Tingkat reaksi :
Tingkat reaksi merupakan jumlah energy yang diperlukan oleh klien untuk
menyesuaikan terhadap stressor.
Pencegahan sebagai intervensi :
Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien
menahan,mencapai, atau mempertahankan stabilitas system. Intervensi dapat
terjadi sebelum dan sesudah garis perlindungan dan perlawanan yang
dilakukan pada fase reaksi dan rekonstitusi. Intervensi didasarkan pada
kemungkinan atau faktual dari tingkat reaksi, sumber daya, tujuan, dan hasil
antisipasi. Neuman Mengidentifikasi tiga level intervensi :
1. Pencegahan primer, pencegahan primer dilakukan ketika stressor dicurigai
atau diidentifikasi. Reaksi belum terjadi tetapi tingkat resiko diketahui.
Neuman menyatakan sebagai berikut : Pelaku atau pengintervensi akan
berusaha untuk mengurangi kemungkinan pertemuan individu dengan
stressor, atau dengan kata lain usaha untuk memperkuat seseorang bertemu
dengan stressor, atau menguatkan garis pertahanan fleksibel untuk
menurunkan kemungkinan reaksi.
2. Pencegahan sekunder, pencegahan sekunder meliputi intervensi atau treatment
awal sesudah gejala dari stress telah terjadi. Sumber daya internal dan
eksternal digunakan agar sistem stabil dengan menguatkan garis internal
resistensi, mengurangi reaksi, dan meningkatkan faktor resistensi.
3. Pencegahan tersier, pencegahan tersier terjadi sesudah treatment atau
pencegahan sekunder. Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian ke arah
kestabilan sistem yang optimal. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan
resistensi terhadap stressor untuk membantu mencegah terjadinya kembali
reaksi atau regresi. Proses ini mendorong untuk kembali pada tipe siklus ke
pencegahan primer. Sebagai contoh akan dihindarinya suatu stressor yang
telah diketahui akan membahayakan klien.
Rekonstitusi :
Rekonstitusi terjadi mengikut treatment reaksi stressor. Hal ini
menggambarkan kembalinya sistem stabil dimana tingkat kesejahteraannya
lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya untuk melawan stressor.
Hal ini mencakup faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal, dan
lingkungan yang berhubungan dengan variabel sistem klien (fisiologi,
psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual).
1. Manusia sebagai klien atau sistem klien, model sistem Neuman menyatakan
konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga,kelompok,
komunitas, atau kelompok sosial tertentu. Sistem klien adalah gabungan
hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan sebagai perubahan
atau pergerakan konstan yang hidup sebagai sistem terbuka dalam hubungan
timbal balik dengan lingkungan.
2. Kesehatan Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera.
Dia Memandang kesehatan sebagai kondisi yang terus menerus dari sehat
menuju sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan seseorang
berubah untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang
diindikasikan seluruh kebutuhan sistem terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat
merupakan akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistem. Klien berada dalam
kondisi dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang diberikan
pada waktu itu.
3. Keperawatan Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah
memperhatikan semua aspek manusia. Dia juga menggambarkan bahwa
keperawatan adalah profesi yang unik yang memperhatikan semua variabel
yang mempengaruhi respon individu terhadap stress. Persepsi perawat
mempengaruhi terhadap pelayanan yang diberikan sehingga Neuman
menyatakan bahwa persepsi antara pemberi pelayanan dan pasien harus dikaji.
Dia mengembangkan instrument pengkajian dan intervensi untuk membantu
melakukan tugas tersebut.
4. Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari model
sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah
hubungan yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor
internal dan eksternal yang berada di sekeliling manusia dan berinteraksi
dengan manusia dan klien. Stressor (intrapersonal, interpersonal,
danekstrapersonal) adalah signifikan terhadap konsep lingkungan dan
digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan
secara potensial dapat mengubah stabilitas sistem.
B. Tujuan Keperawatan
1. Hasil yang diharapkan, perilaku yang diharapkan untuk menangani masalah
aktual atau potensial pada klien (diputuskan bersama oleh klien dan
caregiver).
2. Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klien, caregiver atau
orang lain dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan.
a. Evaluasi
a. Intervensi actual
b. Evaluasi
c. Analisis respon pasien
d. Penentuan pencapaian hasil yang diharapkan
e. Jika tujuan tidak tercapaikan, tentukan penyebabnya.
Rumuskan lagi tujuan keperawatan sesuai kebutuhan pasien
5. Aplikasi Teori dan Model Betty Neuman Penerapan teori Betty Neuman
Dalam pengkajian lansia dengan diabetes mellitus di desa margalaksana
kecamatan cilawu kabupaten garut Dengan menerapkan teori Betty Neuman dalam
pengkajian lansia dengan DM, meliputi lima aspek yaitu aspek perkembangan,
fisiologis, psikologis, sosial-kultural dan spiritual.
2. Teori Madeleine Leininger (Cultural Diversity and Universality)
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and
universality, atau yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya,
Leininger memfokuskan pada pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun
kemudian dia menemukan teori cultural diversity and universality yang semula
disadarinya dari kebutuhan khusus anak karena didasari latar belakang budaya yang
berbeda. Transcultural nursing merupakan sub bidang dari praktik keperawatan yang
telah diadakan penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan
pelayanan kesehatan berbasis budaya.
Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan,
norma, cara hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya
untuk berpikir, membuat keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan
nilai yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu,
memfasilitasi atau memampukan individu atau kelompok untuk
mempertahankan kesejahteraannya,
memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau kematian.
3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat
kesehatan, serta asuhan keperawatan.
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep
sehat dan asuhan keperawatan.
5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya, lembaga,
terutama sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah
budaya dalam jangka waktu tertentu.
3. Kolaborasi (Collaboration)
Asuhan keperawatan merupakan bentuk yang harus dioptimalkan dengan
mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan
tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
Dalam mengaplikasikan teori Leininger di lingkungan pelayanan kesehatan
memerlukan suatu proses atau rangkaian kegiatan sesuai dengan latar belakang
budaya klien. Hal ini akan sangat menunjang ketika melakukan kolaborasi dengan
klien, ataupun dengan staf kesehatan yang lainnya. Nantinya, pemahaman terhadap
budaya klien akan diimplementasikan ke dalam strategi yang digunakan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Strategi ini merupakan strategi perawatan peka
budaya yang dikemukakan oleh Leininger, antara lain adalah :
Jadi ada 4 faktor penting dari Roy adalah manusia, sehat-sakit, lingkungan dan
keperawatan yang saling terkait, yaitu sbb:
1. MANUSIA
Sistem adaptasi dengan proses koping Menggambarkan secara keseluruhan
bagian – bagian Terdiri dari individu atau dalam kelompok (keluarga,
organisasi, masyarakat, bangsa dan masyarakat secara keseluruhan) Sistem
adaptasi dengan kognator dan regulator, subsistem bertindak untuk
memelihara adaptasi dalam 4 model adaptasi: fungsi fisiologis, konsep diri,
fungsi peran dan saling ketergantungan.
2. LINGKUNGAN
Semua kondisi, keadaan dan pengaruh lingkungan sekitar, pengaruh
perkembangan dan tingkah laku individu dalam kelompok dengan beberapa
pertimbangan saling menguntungkan individu dan sumber daya alam.
Tiga jenis stimulasi: fokal stimulasi, kontekstual stimulasi, dan residual
stimulasi. Stimulasi bermakna dalam adaptasi semua manusia termasuk
perkembangan keluarga dan budaya.
3. SEHAT-SAKIT
Kesehatan merupakan pernyataan dan proses keutuhan dan keseluruhan
refleks individu dan lingkungan yang saling menguntungkan.
Adaptasi: proses dan hasil dimana dengan berpikir dan merasakan seperti
individu dan kelompok, menggunakan kesadaran dengan memilih untuk
membuat kesatuan individu dan lingkungan. Respon adaptif: respon yang
meningkatkan integritas dalam masa antara tujuan dan sistem individu, yang
bertahan, tumbuh, reproduksi, penguasaan, personal dan perubahan
lingkungan. Inefektif respon: respon tidak berkontribusi untuk keutuhan
pencapaian tujuan. Tujuan adaptasi menunjukkan kondisi proses kehidupan
yang menggambarkan tiga perbedaan level yaitu: integrasi, kompensasi dan
kompromi.
4. KEPERAWATAN
Keperawatan adalah ilmu dan praktek yang memperluas kemampuan adaptasi
dan mempertinggi perubahan individu dan lingkungan.
Tujuan adalah meningkatkan adaptasi untuk individu dan kelompok dalam
empat adaptasi model yang berkontribusi untuk kesehatan, kualitas hidup dan
kematian dengan bermartabat. Ini adalah pekerjaan pengkajian tingkah laku
dan faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi dan intervensi untuk
mempertinggi kemampuan dan memperluas interaksi lingkungan.
b. Regulator subsistem
Merupakan proses koping yang menyertakan subsistem tubuh yaitu saraf, proses
kimiawi, dan sistem endokrin.
c. Kognator subsistem
Proses koping seseorang yang menyertakan empat sistem pengetahuan dan emosi:
pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran, pertimbangan, dan emosi.
KONSEP CARING
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan
terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti
juga science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui
kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring
yang konsentrik dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada
planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).Watson (1988) dalam George (1990)
mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang
sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dalam keperawatan.
Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif.
Caring Sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan
antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipasi klien, membantu
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Teori human caring yang
dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh
carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus
terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu
stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu
konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep
tersebut adalah “clinical caritas”dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih
cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004).
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
1. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
2. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini
adalah lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan
terhadap bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus
dicapai. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan
spiritual.Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap
masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain.
Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat
dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang
yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap perawat tidak diturunkan dari
generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi
sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan
fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati
penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area,
yaitu:masalah penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat
menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai
dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson
mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat
berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga
perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah
masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literatur. Untuk dapat
menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai kerangka kerja yang
telah dibuat, maka perlu menggali lebih dalam pengetahuan yang terkait secara
konseptual. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai
hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah. Selain itu juga dalam
menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari variabel-variabel yang akan
diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur. Dalam merancang suatu
pemecahan masalah yang mengacu pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui
pendekatan konseptual. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang
telah dikumpulkan & sesuai Intervensi Merencanakan tindakan sesuai dengan
masalah yang ditemukan.
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah metode dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan intervensi dari setiap masalah yang ada. Disamping itu menurut Watson,
evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa
tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori
keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkaninteraksi antara perawat dan klien untuk membantu individu dalam
mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu
memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi,
lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan
yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.
B. SARAN
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep
keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan
penderitaan pasien yang kita rawat.Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang
paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan menderita
lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi
perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak mencoba kita tidak
akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai
tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.Potter, Patricia A. 2009.