AIDS KELOMPOK 1 FEBRYANANDA POLAPA (841418009) RIRIN HASAN (841418003) LIS SUGIARTI YUSUF (841418024) FITRIANTI POHIYALU (841418029) ROZIANTI H BIYA (841418034) KKHAIRUNISA GOBEL (841418014) SAFIRA R PAGAU (841418113) SUSFIANTI R ASALA (841418019) POKOK PEMBAHASAN epidemiologi global kecenderungan HIV/AIDS epidemiologi lokal kecenderungan HIV/AIDS data perkembangan jumlah HIV/ AIDS di Dunia,Indonesia dan Gorontalo Epidemiologi Global Kecenderungan HIV/AIDS Menurut WHO (2016), sejak awal epidemiologi HIV/AIDS lebih dari 70 juta orang telah terinfeksi virus HIV dan sekitar 35 juta orang telah meninggal karena HIV/AIDS. Secara global, 36,7 juta orang hidup di seluruh dunia pada akhir tahun 2016. Di perkirakan 0,8% [0,7 -0,9] orang dewasa berusia 15-46 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV/AIDS, meskipun beban epidemiologi HIV/AIDs terus bervariasi antara Negara dan wilayah. Sub-Sahara Afrika tetap sangat berpengaruh, karena 1 dari 25 orang dewasa (4,2%) hidup dengan HIV/AIDS. (WHO, 2016) Secara global lebih banyak orang yang menggunakan antiretroviral (ARV) sebagai terapi sehingga dapat memperpanjang angka harapan hidupnya. Peningkatan terapi antiretroviral secara global telah menjadi penyumbang utama penurunan 48% dalam kematian karena penyebab terkait HIV/AIDS, dari puncak 1,9 juta di 2005 hingga 1,0 juta pada tahun 2016. Terlepas dari kenyataan bahwa 51% orang yang hidup dengan HIV secara global adalah perempuan, cakupan pengobatan yang lebih tinggi dan lebih baik kepatuhan terhadap pengobatan di kalangan perempuan telah mendorong penurunan kematian yang lebih cepat terkait penyakit HIV/AIDS di antara perempuan: kematian akibat penyakit terkait AIDS 27% lebih rendah perempuan dan anak perempuan pada tahun 2016 daripada laki- laki dan anak laki-laki Meskipun demikian, penyakit terkait HIV/AIDS tetap menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita usia reproduksi (15–49 tahun) secara global, dan penyebab kematian kedua bagi wanita muda berusia 15–24 tahun di Afrika. Jumlah anak-anak (usia 0-14 tahun) yang meninggal karena penyakit terkait AIDS telah hampir terpotong dalam setengah hanya dalam enam tahun, dari 210 000 [160 000-260 000] pada 2010 menjadi 120.000 [79 000-160 000] pada tahun 2016. Sebagian besar penurunan ini disebabkan oleh penurunan tajam infeksi HIV baru di antara anak-anak, dengan peningkatan akses ke terapi antiretroviral pada anak juga memainkan peran penting. (UNAIDS, 2017). Epidemiologi Lokal Kecenderungan HIV/AIDS 1. Situasi Hiv-Aids Di Indonesia Kasus penularan AIDS pertama di Indonesia dilaporkan terjadi pada tahun 1987, kemudian disusul dengan kasus-kasus berikutnya, sehingga pada tanggal 31 januari 1995 tercatat pengidap HIV 211 orang dan 69 penderita AIDS, 44 orang diantaranya meninggal. Data terakhir bulan Juni 1999 tercatat 88 mengidap HIV dan 26 penderita AIDS (sampai dengan 31 Agustus 1999). Serupadengan pola penyebaran dinegara lain, di Indonesiapun penyebaran HIV-AIDS pada awalnya terjadi diantara orang-orang homo seks, kemudian muncul pada sekelompok kecil orang-orang yang berperilaku resiko tinggi seperti pecandu obat narkotika dan para tuna susila. Namun pada perkembanganya saat ini HIV-AIDS juga banyak dialami ibu rumah tangga dan juga anak-anak (Kementrian RI, 2016). (Handayani, 2017) Perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia semakin memprihatinkan. Indonesia kini dikategorikan sebagai negara dengan tingkat endemi HIV- AIDS terkonsentrasi. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan kondisi HIV-AIDS di dunia turun dari 40,3 juta pada tahun 2005 menjadi tinggal 33,2 juta pada 2007. Berdasarkan laporan dari tahun ke tahun, kasus AIDS di Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang terus-menerus. Berdasarkan laporan Ditjen Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI juga dapat dilihat jumlah kumulatif kasus AIDS diIndonesia sampai dengan akhir Juni 2011 sebanyak 26.483 kasus (Stratnas Penanggulangan HIV-AIDS, 2011, Ditjen PP & PL, 2014). (Handayani, 2017) Beberapa penyebab dari tertularnya seseorang oleh HIV-AIDS antara lain: Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual, baik homo maupun hetero. Penerima transfuse darah. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang positif HIV. Pecandu narkotika secara suntikan. Pasangan dari pengidap AIDS atau yang positif HIV. 2. Dampak Dampak Demografi Dampak Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan Dampak terhadap ekonomi nasional Dampak Terhadap Tatanan Sosial Data Perkembangan Jumlah Penderita HIV/AIDS di Dunia Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 secara global, 0.8 % orang dewasa usia 15-49 tahun merupakan penderita HIV. Berikut ini rincian jumlah penderita HIV di setiap negara di dunia : Data Perkembangan Jumlah Penderita HIV/AIDS di Indonesia Berdasarkan “Kementrian kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit” berikut perkembangan HIV/AIDS Triwulan II tahun 2019:
Jumlah HIV dan AIDS yang Dilaporkan per Tahun sd Juni 2019 Jumlah Kasus HIV yang dilaporkan Menurut Tahun sampai dengan Juni 2019
Persentase Kasus HIV yang Dilaporkan Menurut
Kelompok Umur Tahun 2010–2019 Jumlah Kasus HIV yang Dilaporkan Provinsi sampai dengan Juni 2019 Data Perkembangan Jumlah Penderita HIV/AIDS di Gorontalo Di Gorontalo, Pelajar dan Mahasiwa Banyak yang Terinveksi HIV/AIDS. Penderita penyakit mematikan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Aquired Immunodeficiensy Syndrome) di Provinsi Gorontalo didominasi golongan pelajar dan mahasiswa. Data yang dirilis Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo yang mencatat, hingga Maret 2019, penderita penyakit itu mencapai 484 orang, 61 orang di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa. Kabid pengendalian dan pemberantasan penyakit. Pada fase ini kaum remaja rentan melakukan hal- hal di luar batas usia mereka Berdasarkan data KPA jumlah penderita HIV/AIDS hingga Maret 2019 sebanyak 484 orang, Kota Gorontalo menduduki urutan teratas dengan penderita 176 orang, Kabupaten Gorontalo 102 orang, Boalemo 63 orang, Pohuwato 58 prang, Bone Bolango 49 orang dan Gorontalo Utara dengan 36 orang. Dari total penderita tersebut, sebanyak 373 penderita HIV/AIDS adalah kaum pria. Peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember memberi peringatan terhadap masyarakat akan bahaya penyakit mematikan itu. Di Gorontalo penderita HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun.Data Kementerian Kesehatan tahun 2017 mencatat dari 48.300 kasus HIV positif yang ditemukan, tercatat sebanyak 9.280 kasus AIDS. Sementara data triwulan II tahun 2018 mencatat dari 21.336 kasus HIV positif, tercatat sebanyak 6.162 kasus AIDS.Adapun jumlah kumulatif kasus AIDS sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 1987 sampai dengan Juni 2018 tercatat sebanyak 108.829 kasus. Di Gorontalo sendiri, jumlah penderita HIV-AIDS terus tumbuh. Sejak tahun 2001-2018, jumlah kasus HIV-AIDS di Gorontalo mencapai 435 kasus, dimana HIV 204 kasus dan AIDS 231 kasus. Distribusi HIV-AIDS berdasarkan pekerjaan di Provinsi Gorontalo terjadi kepada mahasiswa dan siswa dengan jumlah HIV 38 kasus, AIDS 23 kasus,Untuk kelompok umur, di usia 15 sampai 24 tahun terdiagnosa penderita HIV 71 kasus dan AIDS 67 kasus sepanjang 2001-2018. Paparan data KPA Provinsi Gorontalo berkaitan perkembangan penderita HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo dari 2001 hingga 2019. dari data yang ada, perilaku seperti Gay, Waria, Lesbian (GWL)memberi porsi lebih banyak terhadap penderita HIV/AIDS di Gorontalo. Sejak tahun 2001 sampai 2018 terdiagnosa sudah ada 89 kasus untuk HIV dan 78 kasus untuk AIDS,Totalnya sudah 167 kasus di Gorontalo. Ini terjadi karena perilaku menyimpang sudah mewabah di kalangan remaja. Mereka lebih suka hubungan sejenis laki seks laki (LSL). Data KPA hingga Maret 2019, pengidap HIV/AIDS di Gorontalo naik dari tahun 2018 yang mencapai angka 494 orang. Jika dirinci berdasarkan daerah, maka Kota Gorontalo menjadi yang tertinggi dengan 176 orang. Kabupaten Gorontalo 102 orang, Boalemo 63 orang dan pohuwato 58 orang. Untuk Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara masing-masing 49 dan 36 orang. (gopos.id,2019) Di Gorontalo, Pelajar dan Mahasiwa Yang Terinveksi HIV/AIDS Lebih Banyak Dibanding PSK. Penderita penyakit mematikan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Aquired Immunodeficiensy Syndrome) di Provinsi Gorontalo didominasi golongan pelajar dan mahasiswa. Data yang dirilis Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo yang mencatat, hingga Maret 2019, penderita penyakit itu mencapai 484 orang, 61 orang di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa. yang menarik adalah terdapat pengidap kelompok usia 15-24 tahun yang diketahui menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.. Pada fase ini kaum remaja rentan melakukan hal-hal di luar batas usia mereka.. Berdasarkan data KPA jumlah penderita HIV/AIDS hingga Maret 2019 sebanyak 484 orang, Kota Gorontalo menduduki urutan teratas dengan penderita 176 orang, Kabupaten Gorontalo 102 orang, Boalemo 63 orang, Pohuwato 58 prang, Bone Bolango 49 orang dan Gorontalo Utara dengan 36 orang. Dari total penderita tersebut, sebanyak 373 penderita HIV/AIDS adalah kaum pria. (Tribunnews 2019) TERIMA KASIH