KEPERAWATAN ANAK 1
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai .tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca ,untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi .
Jombang,februari 20019
Tim penyusun
Daftar isi
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau
tertutupnya anus secara abnormal (Suriadi & Yuliani, R, 2001).Beberapa kelainan
kongenital dapat ditemukan bersamaan dengan penyakit atresia ani, namun hanya 2
kelainan yang memiliki angka yang cukup signifikan yakni down syndrome (5-10%) dan
kelainan urologi (3%). Hanya saja dengan adanya fekaloma, maka dijumpai gangguan
urologi seperti refluks vesikoureter, hydronephrosis dan gangguan vesica urinaria
(mencapai 1/3 kasus) (Swenson dkk, 1990).
Insiden penyakit atresia ani adalah 1 dalam 5000 kelahiran hidup, dengan jumlah
penduduk Indonesia 200 juta dan tingkat kelahiran 35 permil, maka diprediksikan setiap
tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit atresia ani. Kartono mencatat 20-40 pasien
penyakit atresia ani yang dirujuk setiap tahunnya ke RSUPN Cipto Mangunkusomo
Jakarta dengan rasio laki-laki: perempuan adalah 4:1. Insidensi ini dipengaruhi oleh
group etnik, untuk Afrika dan Amerika adalah 2,1 dalam 10.000 kelahiran, Caucassian
1,5 dalam 10.000 kelahiran dan Asia 2,8 dalam 10.000 kelahiran (Holschneider dan Ure,
2005; Kartono,1993). Menurut catatan Swenson, 81,1 % dari 880 kasus yang diteliti
adalah laki-laki. Sedangkan Richardson dan Brown menemukan tendensi faktor
keturunan pada penyakit ini (ditemukan 57 kasus dalam 24 keluarga).
Atresia ani dapat mengakibatkan asidosis hiperkloremia, infeksi saluran kemih yang bisa
berkepanjangan, kerusakan uretra (akibat prosedur bedah), komplikasi jangka panjang
yaitu eversi mukosa anal, stenosis (akibat konstriksi jaringan perut dianastomosis),
masalah atau k elambatan yang berhubungan dengan toilet training, inkontinensia (akibat
stenosis awal atau impaksi), prolaps mukosa anorektal dan fistula (karena ketegangan
diare pembedahan dan infeksi). Masalah tersebut dapat diatasi dengan peran aktif petugas
kesehatan baik berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Hal ini dilakukan
dengan pendidikan kesehatan, pencegahan, pengobatan sesuai program dan memotivasi
klien agar cepat pulih sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan secara optimal.
B. Tujuan
Tujuan Umum
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Atresia ani atau anus imperforata adalah tidak terjadinya perforasi membran yang
memisahkan bagian endoterm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak
sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus
namun tidak berhubungan langsung dengan rektum (Purwanto, 2001).
Atresia ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau
saluran anus (Wong, D. L, 2003).Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
atresia ani adalah suatu kelainan bawaan dimana tidak terdapatnya lubang atau saluran a
Macam-macam atresia ani :
a. Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak
dapat keluar
b. Membranosus atresia adalah terdapat membran pada anus.
c. Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara rectum dengan
anus.
d. Rectal atresia adalah tidak memiliki rektum.
e. Anus imperforata dan ujung rektum buntu terletak pada berbagai jarak dari
peritoneum.
f. Lubang anus yang terpisah dengan ujung rektum yang buntu.
B. ETIOLOGI
Penyebab atresia ani belum diketahui secara pasti tetap ini merupakan
penyakit anomaly kongenital (Bets. Ed 3 tahun 2002)
Akan tetapi atresia juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi
lahir tanpa lubang dubur.
b. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3
bulan.
c. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik
didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi
antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.
C. PATOFISIOLOGI
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa pre operasi meliputi :
1. Konstipasi berhubungan dengan aganglion.
2. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
menurunnya intake, muntah.
3. Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang penyakit dan prosedur perawatan
PENUTUP
a. Kesimpulan
tresia ani paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Frekuensi seluruh kelainan
kongenital anorektal didapatkan 1 dari tiap 5000-10000 kelahiran, sedangkan atresia
ani didapatkan 1% dari seluruh kelainan kongenital pada neonatus dan dapat muncul
sebagai penyakit tersering. Jumlah pasien dengan kasus atresia ani pada laki-laki lebih
banyak ditemukan dari pada pasien perempuan. Insiden terjadinya atresia ani berkisar
dari 1500-5000 kelahiran hidup dengan sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki.
b. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu
mendiagnosis secara dini mengenai penyakit hernia pada anak, sehingga kita mampu
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal terhadap anak tersebut. Tentunya dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan sehingga kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik.
Edisike-3. Jakarta : EGC.
Suriadi dan Yuliani, Rita. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I.
Pt FAJAR INTERPRATAMA
Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri
Kurnianianingsih (ed), Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.
Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisike-3.
Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6.Jakarta :
EGC.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri
Kurnianianingsih (ed), Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta :EGC.