Anda di halaman 1dari 1

WOC GANGGUAN ELIMINASI FECAL

Eliminasi fekal adalah proses pengeluaran sisa TANDA DAN 1. Konstipasi → Menurunnya frekuensi BAB, pengeluaran
DEFINISI
GEJALA
pencernaan melalui anus, makanan yang sudah di cerna feses sulit dan keras
kemudian sisanya akan di keluarkan dalam bentuk fases. 2. Diare → BAB sering, feses cair dan tidak berbentuk
Defekasi adalah proses pembuangan tau pengeluaran 3. Impaction → Tidak BAB, anoreksia, nyeri rektum
sisa metabolisme berupa fases dan flatus yang berasal dari 4. Inkontinensia Fecal → Tidak mampu mengontrol BAB,
saluran pencernaan melalui anus. ACHMAD FAOZI BAB encer dan dalam jumlah banyak
P1337420617047 5. Flatulens → Menumpuknya gas dalam lumen intestinal
6. Hemorhoid → Pembengkakan vena pada dinding rectum,
1. Usia dan Perkembangan 8. Prodesur Diagnostik disertai rasa nyeri
ETIOLOGI
2. Diet 9. Anestesi dan Pembedahan
3. Cairan 10. Kondisi Patologis
4. Aktivitas 11. Iritan Penatalaksanaan pada eliminasi fekal (PPNI, 2018)
PENATALAKSANAAN
5. Faktor Psikologis 12. Nyeri GANGGUAN Konstipasi
6. Gaya Hidup 13. Gangguan Saraf Sensorik - Periksa tanda dan gejala konstipasi
7. Medikasi Motorik ELIMINASI - Periksa pergerakan usus, karakteristik feses
- Identifikasi factor risiko konstipasi-Monitor tanda
FECAL dan gejalarupture usus dan/atau peritonisis
1. Pemeriksaan Psikologis → Keadaan umum tampak PEMERIKSAAN
FISIK - Anjurkan diet tinggi serat
lemah, kesadaran composmentis sampai koma, suhu tubuh
tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat - Lakukan massage abdomen

2. Pemeriksaan Sistematik - Lakukan evakuasi feses secara manual

a. Inspeksi : Mata cekung, ubun-ubun besar, - Berikan enema atau irigasi

selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan - Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan

menurun, anus kemerahan - Anjurkan peningkatan asupan cairan

b. Perkusi : Adanya distensi abdomen. - Latih buang air besar secara teratur

c. Palpasi : Turgor kulit kurang elastic - Ajarkan cara mengatasi konstipasi/impaksi

d. Auskultasi : Terdengarnya bising usus. - Konsultasi dengan tim medis tentang


penurunan/peningkatan frekuensi suara usus
- Kolaborasi penggunaan obat pencahar

DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar PEMERIKSAAN 1. Spesimen Feses → Inspeksi warna, bentuk, bau,
Manusia Dan Proses Keperawatan.Edisi 4. PATHWAY DIAGNOSTIK
kandungan feses (ambil sekitar 2,5 cm feses atau 20-30 ml
Salemba Medika : Jakarta KONSTIPASI feses jika feses cair).
Kasiati, D. W., & Rosmalawati. (2016). 2. Fecal Occult Blood Test/Guaiac Tes → Untuk mendeteksi
Kebutuhan dasar manusia 1.Jakarta: Pusdik adanya darah dalam feses (skrining kanker kolorektal)
SDM Kesehatan Diet rendah serat,asupan cairan kurang, Penggunaan obat-obatan dengan reagen khusus untuk mendeteksi adanya
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan kondisi psikis, kondisi metabolik, penyakit tertentu(seperti gol.opiat) dan peroxidase)
yang diderita mengandung Al dan Ca
Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1.Jakarta: DPP PPNI
Saryono, & Widianti, A. T. (2010). Catatan Absorbsi cairan dan elektrolit Memberi efek pada segmen usus
Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM).Yogyakarta: Nuha Medika. Memperpanjang waktu transit di Memperpanjang waktu transit di
kolon karena absorbsi terus kolon
Wahyudi, A. S., & Wahid, A. (2016). Buku Ajar
berlangsung
Ilmu Keperawatan Dasar.Jakarta: Mitra
Kontraksi tidak mendorong
Wacana Media.
Feses Mengeras

2. Manajemen Eliminasi Fekal (I.04151) Gangguan


Observasi Defekasi :
Konstipasi 1. Manajemen Konstipasi (I.04155)
a. Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
b. Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi Observasi
gastrointestinal a. Periksa tanda dan gejala konstipasi
c. Monitor buang air besar (mis. warna, konsistensi, volume) KELUHAN UTAMA : b. Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi,
d. Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi bentuk, volume dan warna)
Jarang BAB, pengeluaran feses sulit dan feses keras
Terapeutik c. Identifikasi faktor risiko konstipasi (mis. Obat-obatan, tirah
a. Berikan air hangat setelah makan baring, dan diet rendah serat)
b. Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien d. Monitor tanda dan gejala ruptur usus dan/atau periotinitis
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
c. Sediakan makanan tinggi serat Terapeutik
Edukasi Konstipasi berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat, diet rendah
a. Anjurkan diet tinggi serat
a. Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan serat, kondisi metabolik dan kebiasaan menunda defekasi (D.0049) b. Lakukan masase abdomen, jika perlu
keteraturan peristaltik usus c. Lakukan evaluasi feses secara manual, jika perlu
b. Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume Edukasi
feses a. Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan
c. Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik, sesuai toleransi LUARAN :
b. Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika tidak ada
d. Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan Eliminasi Fekal (L.04033) kontraindikasi
pembentukan gas 1. Kontrol pengeluaran feses meningkat 7. Nyeri abdomen menurun c. Latih buang air besar secara teratur
e. Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat d. Ajarkan cara mengatasi konstipasi/impaksi
2. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun 8. Kram abdomen menurun
f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak Kolaborasi
terkontraindikasi 3. Mengejan saat defekasi menurun 9. Konsistensi feses membaik
a. Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan /
Kolaborasi 4. Distensi abdomen menurun 10. Frekuensi defekasi peningkatan frekuensi suara usus.
a. Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu 5. Teraba massa pada rektal menurun 11. Peristaltik usus membaik b. Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu
6. Urgency menurun

Anda mungkin juga menyukai