Anda di halaman 1dari 4

Web of Caution Intracerebral Hematoma (ICH)

Manifestasi klinis:
Vpenekannnsnpena
Definisi: Etiologi: Pemeriksaan penunjang: a. kesadaran mungkin akan segera hilang, atau bertahap
Perdarahan intracerebral adalah Trauma kepala, fraktur depresi tulang tengkorak, Angiografi, CT-Scan, lumbal seiring dengan membesarnya hematom
perdarahan yang terjadi pada jaringan gerak akselerasi dan deselerasi tiba-tiba, cedera pungsi, MRI, foto thoraks, b. Pola pernapasaan dapat secara progresif menjadi abno
laboratorium, dan EKG. rmal.
otak, biasanya akibat robekan penetrasi peluru, jatuh, kecelakaan kendaraan
c. Respon pupil mungkin lenyap atau menjadi abnormal
pembuluh darah yang ada dalam bermotor, hipertensi, malformasi arteri venosa,
.
jaringan otak. aneurisma, distrasia darah, obat dan merokok. d. Dapat timbul muntah-
muntah akibat peningkatan tekanan intrakranial.
e. Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada
bicara dan gerakan motorik dapat timbul segera atau
secara lambat.
Penatalaksanaan: f. Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap
a. Observasi dan tirah baring. Intracerebral hematoma (ICH) seiring dengan peningkatan tekanan intrakranial.
b. Diperlukan ligasi pembuluh yang pecah dan evakuas
ihematom secara bedah dengan craniotomy.
c. Diperlukan ventilasi mekanis.
d. Untuk cedera terbuka diperlukan antibiotic.
e. Metode-metode untuk menurunkan tekanan
intracranial, seperti pemberian diuretic dan obat anti Etiologi:
inflamasi. Trauma kepala, fraktur depresi tulang tengkorak, Pecahnya pembuluh darah otak Darah masuk kedalam
f. Pemeriksaan laboratorium seperti : CT-Scan, foto gerak akselerasi dan deselerasi tiba-tiba, cedera (perdarahan intrakranial) jaringa otak
thoraks, laboratorium dan sebagainya. penetrasi peluru, jatuh, kecelakaan kendaraan
bermotor, hipertensi, malformasi arteri venosa,
aneurisma, distrasia darah, obat dan merokok.
Penatalaksanaan: Darah membentuk massa
Kraniotomi atau hematoma

Rusaknya jaringan otak (laserasi, kontusio)

Luka insisi pembedahan Penekanan pada jaringan


otak
Kejang

Obstruksi jalan nafas, dispneu Sel melepaskan mediator Peningkatan tekanan


nyeri: prostaglandin dan intrakranial
sitokinin.
Ketidakefektifan pola nafas Impuls ke pusat nyeri di otak Gangguan aliran darah dan
(thalamus) oksigen ke otsk
NOC:
- Nyeri terkontrol
- Level nyeri berkurang Korteks serebri Resiko ketidakefektifan
NIC: perfusi jaringan
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif. serebral
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
- Kaji tipe dan sumber nyeri. Nyeri
- Tingkatkan istirahat.
- Ajarkan teknik nonfarmakologi.
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.

Port dentri Fungsi otak menurun


mikroorganisme
NOC:
- Terbebas dari tanda dan gejala infeksi
Resiko infeksi Reflex menelan menurun
- Resiko lebih terkontrol
NIC:
- Pertahankan teknik isolasi.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan Anoreksia
keperawatan. kerusakan neuro motorik
- Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat.
- Beri terapi antibiotik bila perlu. Ketidakseimbangan nutrisi
- Ajarkan keluarga mengenai tanda dan Kelemahan otot progresif kurang dari kebutuhan
gejala infeksi. tubuh

Hambatan mobilitas
fisik
NOC: NOC: NOC: NOC :
- Respiration status: ventilation - Sirkulasi dalam jaringan stabil - Adanya peningkatan aktivitas - Nutrisi yang dikonsumsi
- Respiration status: airway patency fisik adekuat
- Vital sign status NIC: NIC:
- Monitor adanya daerah tertentu - Monitor vital sign sebelum dan NIC:
NIC: yang peka terhadap sesudah aktivitas. - Kaji status mutrisi pasien.
- Buka jalan nafas, gunakan teknik panas/dingin/tajam/tumpul - Konsultasi dengan terapi fisik - Kolaborasi dengan ahli gizi
chin lift atau jaw thrust bila perlu - Monitor adanya paretese tentang rencana ambulasi untuk menentukan jumlah
- Posisikan pasien untuk - Batasi gerakan pada kepala, leher sesuai kebutuhan. kalori dan nutrisi pasien.
memaksimalkan ventilasi dan punggung - Kaji kemampuan pasien dalam - Beri informasi pada keluarga
- Identifikasi pasien perlunya - Observasi kulit jika ada lesi atau mobilisasi. tentang kebutuhan nutrisi
pemasangan alat jalan nafas buatan laserasi - Bantu pasien saat mobilisasi. - Kaji kemampuan pasien untuk
- Auskultasi suara nafas, catat adanya - Kolaborasi pemberian analgetik menentukan nutrisi
suara tambahan - Ajurkan untuk makan dalam
- Atur intake untuk cairan porsi kecil tetapi sering
mengoptimalkan keseimbangan
O2
- Monitor respirasi dan status
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2003). Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta: EGC


Doengoes E.M. (2002). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC
Nurarif, A.H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction
Price, S.A., dan Wilson L. M. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: EGC
Sylvia A. P. (2006). Patofosiologi konsep penyakit. Jakarta: EGC

NAMA : ANGGRAINI

NIM : 04064881618008

CO-NERS PSIK FK UNSRI

Anda mungkin juga menyukai