Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL BERMAIN

PADA PASIEN ANAK USIA TODDLER 1 – 3 TAHUN

DI RUANG ANAK MELATI

RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

Disusun Oleh :

1. Wahyu Tri Aji (P1337420617001)


2. Sang Komang Proklamasindo Mukti (P1337420617005)
3. Fitri Asih (P1337420617007)
4. Oktalia Suci A (P1337420617009)

PROGRAM SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di
lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan mengurangi
efek hospitalisasi yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang
perkembangan anak secara optimal.
Bermain tidak dapat dipisahkan dari dunia anak. Melalui bermain anak akan
belajar tentang dunia dan kehidupannya serta berhubungan dengan orang lain. Dengan
bermain anak akan menemukan kekuatan dan kelemahannya sendiri, minat dan cara
menyelesaikan masalah dalam permainan. Bermain merupakan unsur yang penting bagi
anak untuk perkembangan, mental, sosial dan emosional.
Selain itu, banyak ditemukan anak pada masa tumbuh kembang mengalami
perlambatan yang dapat disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan pada diri anak
termasuk di dalamnya adalah kebutuhan bermain, yang seharusnya masa tersebut
merupakan masa bermain yang diharapkan menumbuhkan kematangan dalam
pertumbuhan dan perkembangan karena masa tersebut tidak digunakan sebaik mungkin
maka tentu akhirnya mengganggu tumbuh kembang anak.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Anak dapat menunjukan rasa percaya diri serta mengurangi kecemasan, stress
dan kebebasan anak selama hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
Dapat mengeluarkan energi fisik dalam kemampuannya berpikir dan membuat
kerajinan origami, dengan tujuan :
a. Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya.
b. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
c. Mengekspresikan rasa senangnya dan kepuasannya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN TODDLER
Usia toddler adalah usia antara 1-3 tahun, dimana seorang anak mulai belajar
menentukan arah perkembangan dirinya, suatu fase yang mendasari bagaimana derajat
kesehatan, perkembangan emosional, derajat pendidikan, kepercayaan diri, kemampuan
bersosialisasi serta kemampuan diri seorang anak dimasa mendatang.
Perkembangan adalah Peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan
ketrampilan.(Barbara Konzier,2010). Perkembangan kognitif menurut Piaget, toddler
berada pada tingkatan ke5 dan 6 dari fase sensorimotorik dan memulai fase
prekonseptual sekitar usia 2 tahun. Pada tingkatan ke lima, toddler menyelesaikan
masalahnya melalui proses trial-and-error. Pada tingkatan keenam, toddler dapat
menyelesaikan masalah melalui pemikiran. Misalnya, ketika anak diberi mainan baru,
toddler tidak akan segera mengambil mainan itu dan melihat bagaimana mainan itu
bekerja, tetapi mereka akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan berfikir
bagaimana mainan itu bekerja.
Selama fase prekonseptual, sedapat mungkin toddler mengembangkan keterampilan
kognitif dan intelektual. Mereka belajar tentang urutan waktu. Mereka mulai berfikir
simbolik, contohnya: kursi mungkin diibaratkan sebagai tempat yang aman, sedangkan
selimut identik dengan kenyamanan.
B. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari
secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-
anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan sosial anak.
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa. (aziz alimul, 2009)
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan
alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono, 2000).
Sehingga terapi bermain pada usia toddler merupakan permainan-permainan yang
berguna untuk memberikan efek terapi pada anak usia 1-3 tahun dimana, efek terapi
tersebut berpengaruh terhadap perkembangan kognitif pada anak.
C. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan fisik
Bermain aktif penting bagi anak untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh
bagian tubuhnya. Bermain juga berfungsi sebagai penyaluran tenaga yang berlebihan
yang bila terpendam terus akan membuat anak tegang, gelisah, dan mudah
tersinggung.
2. Dorongan berkomunikasi
Agar dapat bermain dengan baik bersama yang lain, anak harus belajar berkomunikasi
dalam arti mereka dapat mengerti dan sebaliknya mereka harus belajar mengerti apa
yang dikomunikasikan anak lain.
3. Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam
Bermain merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan ketegangan yang
disebabkan oleh pembatasan lingkungan terhadap perilakunya mereka.
4. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan
Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat terpenuhi dengan cara lain sering kali
dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai peran pemimpin
dalam kehidupannya mungkin akan memperoleh pemenuhan keinginan itu dengan
menjadi pemimpin tentara mainan.
5. Sumber belajar
Bermain memberi kesempatan untuk mempelajari berbagai hal melalui buku, televisi
atau menjelajah lingkunagan yang tidak diperoleh anak dari belajar di rumah atau di
sekolah.
6. Rangsangan bagi kreatifitas
Rangsangan melalui ekperimentasi dalam bermain, anak-anak menemukan bahwa
merancang sesuatu yang baru dan berbeda dapat menimbulkan kepusan. Selanjutnya
mereka dapat mengalihkan minat kreatifnya ke situasi di luar dunia bermain.
7. Perkembangan wawasan diri
Dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya dibandingkan dengan
temannya bermain. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan konsep dirinya
denagn lebih pasti dan nyata.
8. Belajar bermasyarakat
Dengan bermain bersama anak lain, mereka belajar bagaimana membentuk hubungan
sosial dan bagaiman menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul dalam
hubungan tersebut.
9. Standar moral
Walaupun anak belajar di rumah dan di sekolah tentang apa saja yang di anggap baik
dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral paling teguh selain
dalam kelompok bermain.
10. Belajar bermain sesuai peran jenis kelamin
Anak belajar di rumah dan di sekolah mengenai apa saja peran jenis kelamin yang
disetujui. Akan tetapi, mereka segera menyadari bahwa mereka juga harus
menerimanya bila ingin menjadi anggota kelompok bermain.
11. Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan
Dari hubungan dengan anggota kelompok teman sebaya dalam bermain, anak belajar
bekerjasama, murah hati, jujur, sportif, dan disukai orang.

D. JENIS PERMAINAN / KARAKTERISTIK PERMAINAN SESUAI TAHAP


PERKEMBANGAN (PADA KHUSUSNYA TODDLER)
Pada anak usia toddler, pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Mulai berjalan, memanjat, lari
b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu
d. Perhatiannya singkat
e. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
f. Karakteristik bermain “Paralel Play”
g. Toddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
h. Senang musik/irama

Mainan Untuk Toddler


 Mainan yang dapat ditarik dan didorong
 Alat masak
 Malam,lilin
 Boneka, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat dipukul,
krayon, kertas.
E. BERMAIN DI RUMAH SAKIT
1. Tujuan
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Pelaksanaan bermain di RS dipengaruhi oleh
a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga.
b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
BAB III
RANCANGAN BERMAIN

TOPIK : Terapi aktivitas bermain anak pada usia toddler (1-3 tahun) di ruang Melati
lantai 3.

SUB TOPIK :
 Stimulasi fungsi kognitif dengan cara memberikan instruksi kepada anak.
 Stimulasi motorik dengan cara melipat kertas dan membentuk pola tertentu
 Stimulasi sensorik dengan cara membedakan langkah pada setiap pola yang berbeda

TEMPAT : Ruang bermain ruang Melati RSUD UNGARAN


WAKTU : Pukul 09.00 WIB (30 menit)

A. TUJUAN
1. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti terapi bermain diharapkan anak dapat mengembangkan
ketrampilannya dan dapat mengekspresikan perasaannya selama dirawat di rumah
sakit untuk melanjutkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi
pada anak.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti terapi bermain selama 30 menit diharapkan :
a. Segi kognitif
Anak mampu mengikuti instruksi yang diberikan
b. Segi motorik
1) Anak mampu melipat
2) Anak mampu mengenali bentuk dari setiap pola origami
c. Segi sensorik
Peserta yang mengikuti dapat melipat dan membentuk pola dengan rapi
B. PERENCANAAN
1. JENIS PROGRAM BERMAIN
Jenis permainan yang dipilih dalam terapi bermain ini adalah skill play,
dimana dapat meningkatkan ketrampilan anak , khususnya motorik kasar dan halus.
Ketrampilan anak akan diperoleh melalui pengulangan kegiatan ermainan yang
dilakukan. Semakin sering melakukan permaianan, anak akan semakin terampil.
2. KARAKTERISTIK PERMAINAN
Anak dibimbing untuk melatih kemampuan kognitif, motoric, dan sensori
melalui kegiatan bermain melipat kertas origami dan mewarnai.
3. KARAKTERISTIK PESERTA
a. Peserta adalah anak usia toddler (1-3 tahun)
b. Jumlah peserta 4 anak dan didampingi oleh orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif.
4. SASARAN
a. Anak usia toddler (1-3 tahun) yang dirawat di ruang Melati RSUD UNGARAN
b. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
c. Anak yang butuh edukasi untuk perkembangannya
d. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain
5. METODE
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang dilakukan
oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Langkah – langkah :
a. Sediakan kertas lipat
b. Sediakan kertas panduan membentuk pola
c. Melatih anak membentuk pola tertentu.

6. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


 Kertas lipat
 Kertas petunjuk pola origami
7. SETTING TEMPAT

O P O

A A KETERANGAN :
P P P : Praktikan
P
A A A : Anak
O O O : Orang tua

C. STRATERGI PELAKSANAAN
N Waktu Kegiatan Peserta
O
1 5 menit Pra kegiatan :
1. Memfasilitasi media terapi bermain
2. Mempersiapkan anggota terapi bermain
3. Mempersiapkan peserta
2 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan - Menjawab salam
mengucapkan salam. - Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri - Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi bermain - Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua
3 10 menit Kegiatan bermain :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi - Mendengarkan dan
bermain mewarnai kepada anak dan tata memperhatikan anak
cara melipat kertas origami. yang belum jelas
2. Memberikan kesempatan kepada anak - Antusias saat
untuk bertanya jika belum jelas menerima peralatan
3. Membagikan kertas bergambar dan - Memulai untuk
pensil warna dan kertas origami. membentuk pola
4. Fasilitator mendampingi anak dan - Menjawab pertanyaan
memberikan motivasi kepada anak
- Mendengarkan
5. Menanyakan kepada anak apakah telah
selesai mewarnai gambar dan belajar - Gembira
melipat kertas origami.

6. Memberitahu anak bahwa waktu yang -


diberikan telah selesai

7. Memberikan pujian terhadap anak yang


mampu mewarnai gambar sampai selesai
dan mau belajar melipat kertas origami.

4 5 menit Kegiatan penutup:


1. Memotivasi anak untuk - Menceritakan
menyebutkan apa yang diwarnai dan apa
yang di buat dengan kertas origami. - gembira

2. Mengumumkan nama anak yang dapat -

mewarnai dan melipat kertas origami


dengan baik contoh: Membagikan reward
kepada seluruh peserta

5 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian kepada - Memperhatikan
seluruh anak yang telah mengikuti
program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada anak - Mendengarkan

dan orang tua


- Menjawab salam
3. Mengucapkan salam penutup

D. EVALUASI
1. Evaluasi hasil yang diharapkan
a. Anak dapat mengembangkan motorik halus
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Anak merasa senang
d. Anak tidak takut lagi dengan perawat
e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain
DAFTAR PUSTAKA

1. Ari,Sulistyawati. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak.Salemba Medika. Jakarta


2. Barbara, Konzier.2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Edisi 7 Volume
1.EGC.Jakarta
3. Dian,Adriyana.2011.Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain PadaAnak. Salemba
Medika. Jakarta
4. Dwi,Sulityo.2011.Pertumbuhan Perkembangan Anak danRemaja.TIM.Jakarta
5. Intan. 2012. Terapi bermain http://www.academia.edu/10984703/Terapi_bermain
(dipublikasikan pada tanggal 7 Mei 2012)
6. Suherman. (2009).Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta: EGCWidyasari.2009
7. Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto Canada

Anda mungkin juga menyukai