TIM PENYUSUN
i
MODUL PEMBELAJARAN
Tim Penyusun:
ii
KATA PENGANTAR
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul
Modul ini sebagai panduan mahasiswa dalam materi Promosi Kesehatan yang
berisi Konsep pendidikan, Konsep dan prinsip promosi kesehatan, lingkup
promosi kesehatan, model dan nilai promosi kesehatan, etik pendekatan dalam
promosi kesehatan, upaya promosi kesehatan dan peran perawat dalam
kegiatan promosi pelayanan keperawatan, sehingga pelayanan keperawatan di
Indonesia dapat lebih ditingkatkan dengan metode pembelajaran Kurikulum
disepadankan dengan KKNI 2015.
B. Tujuan Modul
Setelah menggunakan modul ini mahasiswa mampu menjelaskan tentang
Konsep pendidikan, Konsep dan prinsip promosi kesehatan, lingkup promosi
kesehatan, model dan nilai promosi kesehatan, etik pendekatan dalam promosi
kesehatan, upaya promosi kesehatan dan peran perawat dalam kegiatan
promosi pelayanan keperawatan dengan metode pembelajaran Kurikulum
disepadankan dengan KKNI 2015.
1
C. INFORMASI MATA KULIAH
Materi : Promosi Kesehatan
Sasaran : Mahasiswa keperawatan semester II
STANDART KOMPETENSI :
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran promosi kesehatan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar promosi kesehatan
2. Menjelaskan kebijakan promosi kesehatan
2
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
3
pendidikan dan 128/MENKES/SK/II/2004
promosi kesehatan tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas. Jakarta,
dalam pelayanan
Menteri Kesehatan RI.
keperawatan. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
585/MENKES/SK/V/2007
tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas.
Jakarta, Menteri Kesehatan
RI.
Notoatmojdo, Soekidjo.
(2007). Promosi
Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta, Rineka
Cipta. Nugroho, Rian.
(2011). Public Policy.
Jakarta, Elek Media
Komputindo.
Simnett, Ewles. (1994).
Promosi Kesehatan.
Yogyakarta, Gadjah Mada
4
University Press.
II Hard skill 1. Pengertian kebijakan promosi Discovery 2x50 Fitriani, Sinta. (2011).
Mahasiswa mampu kesehatan Learning menit Promosi Kesehatan.
menjelaskan 2. Proses kebijakan promosi Yogyakarta, Graha Ilmu.
kebijakan promosi kesehatan Keban, Yeremias. (2004).
kesehatan 3. Prinsip kebijakan promosi Enam Dimensi Strategi
Soft Skill kesehatan Administrasi Publik:
Mahasiswa memiliki 4. Implementasi kebijakan Konsep, Teori dan Isu.
Tanggung jawab, promosi kesehatan Yogyakarta, Gave Media.
antusias, Ginting, Marlina et,al.
Komunikasi, (2011). Promosi
menghargai Kesehatan Di Daerah
pendapat, kerjasama Bermasalah Kesehatan:
kelompok, serta Panduan Bagi Petugas
mampu melakukan Kesehatan Di Puskesmas.
pendidikan dan Jakarta.
promosi kesehatan Keputusan Menteri
dalam pelayanan Kesehatan Republik
keperawatan. Indonesia Nomor
5
128/MENKES/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas. Jakarta,
Menteri Kesehatan RI.
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
585/MENKES/SK/V/2007
tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas.
Jakarta, Menteri Kesehatan
RI.
Notoatmojdo, Soekidjo.
(2007). Promosi
Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta, Rineka
Cipta. Nugroho, Rian.
(2011). Public Policy.
6
Jakarta, Elek Media
Komputindo.
Simnett, Ewles. (1994).
Promosi Kesehatan.
Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.
7
BAB II
MATERI PERKULIAHAN
8
d. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang
penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
e. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu
upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar
mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya
legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di
berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
f. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community
organization), pengembangan masyarakat (community development),
penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan
masyarakat (community empowerment), dll
9
2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan
10
1) Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.
2) Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun
masyarakat.
11
promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan
kerjasama atau kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan
memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan
dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka
meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan
ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat.
12
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam
tiga kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi,
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui
anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk
kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan
strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta
berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan
setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat
kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan
pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat
sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah
pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker).
Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau
keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki
efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer
dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)
13
MATERI PERTEMUAN KE II KEBIJAKAN PROMOSI KESEHATAN DI
INDONESIA
14
(2) Penyusunan agenda
(3) Perumusan kebijakan;
(4) Pengesahan kebijakan
(5) Implementasi kebijakan; dan
(6) Evaluasi kebijakan.
Secara prinsip terdapat dua pemilahan jenis teknik atau model
implementasi kebijakan. Pemilahan pertama adalah implemenasi kebijakan yang
berpola dari atas ke bawah (top-down) dan kebalikannya adalah dari bawah ke
atas (bottomup) dan pemilahan implementasi yang berpola paksa (command-and-
control) dan mekanisme pasar (economic incentive). Model implementasi
kebijakan merupakan bentuk dari kebijakan tersebut dan mempunyai karakteristik
tersendiri, salah satu model implementasi kebijakan yaitu implementasi kebijakan
publik model George Edward.
Menurut Edward dalam Nugroho (2011) untuk mewujudkan
implementasi kebijakan publik yang efektif maka perlu aspek diantaranya
sebagai berikut ini :
(1) komunikasi
(2) ketersediaan sumberdaya
(3) disposition
(4) Struktur birokrasi.
15
kesehatan dalam memberikan informasi kepada pasien maupun masyarakat yang
lain serta tersedianya petugas khusus untuk melakukan promosi kesehatan.
Disposition, dalam hal ini berkenaan dengan kesediaan dari para
implementor untuk melaksanakan kebijakan publik tersebut. Disposisi dalam
organisasi publik pelayanan kesehatan seperti dengan adanya sikap dukungan
yang diberikan oleh petugas puskesmas dalam melaksanakan promosi kesehatan
di puskesmas. Sikap dukungan ini terdapat pada aktor-aktor yang melaksanakan
promosi kesehatan yaitu petugas khusus promosi dan pemberdayaan yang sudah
mendapatkan pelatihan tentang promosi kesehatan dan dibantu dengan kader yang
berasal dari masyarakat dengan diberikan penyuluhan secara berkala di
puskesmas.
Struktur birokrasi, dalam hal ini berkenaan dengan kesesuian organisasi
birokrasi organisasi pelayanan kesehatan. Adanya kejelasan dengan
mempergunakan standar pelayanan dalam hal promosi kesehatan seperti
penyuluhan yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta, Rineka Cipta. Nugroho, Rian. (2011). Public Policy. Jakarta, Elek
Media Komputindo.
University Press.
17