Anda di halaman 1dari 21

MODUL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

TIM PENYUSUN

SYLVIE PUSPITA, S.Kep., Ns., M.Kep

VENDI EKO K, S.Kep., Ns., M.Kes

i
MODUL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

Tim Penyusun:

SYLVIE PUSPITA, S.Kep., Ns., M.Kep

VENDI EKO K, S.Kep., Ns., M.Kes

Penerbit: SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


limpahan berkat dan karunia dan hidayahNya akhirnya Penulis mampu
menyelesaikan penyusunan modul Promosi Kesehatan dengan metode
pembelajaran Kurikulum disepadankan dengan KKNI 2015. Modul ini disusun
sebagai salah satu media pembelajaran bagi mahasiswa dalam mata kuliah
Pendidikan dan Promosi Kesehatan yang menjelaskan kepada mahasiswa tentang
metode pembelajaran, penilain selama pembelajaran dan materi pembelajaran.
Dengan adanya modul ini diharapkan mahasiswa dapat belajar secara mandiri dan
mengerti akan tujuan pembelajaran.
Penyusunan modul ini belum sempurna, penulis dengan kerendahan hati
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang dapat menyempurnakan modul
pembelajaran ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
memberikan perkembangan positif dalam pendidikan keperawatan.

Jombang, Februari 2020


Penulis

ii
Daftar Isi

Halaman judul ................................................................................................ i


Kata pengantar ............................................................................................... ii
Daftar isi ......................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ......................................................................................... 1
Deskripsi modul dan tujuan modul ................................................................ 1
Informasi mata kuliah .................................................................................... 1
Rancangan Program Pembelajaran ................................................................ 3
Bab II Materi Perkuliahan .............................................................................. 8
Daftar Pustaka ................................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Modul
Modul ini sebagai panduan mahasiswa dalam materi Promosi Kesehatan yang
berisi Konsep pendidikan, Konsep dan prinsip promosi kesehatan, lingkup
promosi kesehatan, model dan nilai promosi kesehatan, etik pendekatan dalam
promosi kesehatan, upaya promosi kesehatan dan peran perawat dalam
kegiatan promosi pelayanan keperawatan, sehingga pelayanan keperawatan di
Indonesia dapat lebih ditingkatkan dengan metode pembelajaran Kurikulum
disepadankan dengan KKNI 2015.

B. Tujuan Modul
Setelah menggunakan modul ini mahasiswa mampu menjelaskan tentang
Konsep pendidikan, Konsep dan prinsip promosi kesehatan, lingkup promosi
kesehatan, model dan nilai promosi kesehatan, etik pendekatan dalam promosi
kesehatan, upaya promosi kesehatan dan peran perawat dalam kegiatan
promosi pelayanan keperawatan dengan metode pembelajaran Kurikulum
disepadankan dengan KKNI 2015.

1
C. INFORMASI MATA KULIAH
Materi : Promosi Kesehatan
Sasaran : Mahasiswa keperawatan semester II

DESKRIPSI MATA KULIAH


Fokus pada pemahaman teori dan model keperawatan mahasiswa mampu
melakukan pendidikan dan promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan.
Dengan pendekatan proses keperawatan sebagai dasar pemecahan masalah
keperawatan, dalam menjalankan peran perawat sebagai care provider, advocacy
dan educator dan berlandaskan pada wawasan budaya.

STANDART KOMPETENSI :
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran promosi kesehatan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar promosi kesehatan
2. Menjelaskan kebijakan promosi kesehatan

2
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

Minggu Kemampuan akhir Bahan kajian Strategi Waktu Refrensi


yang diharapkan pembelaja
ran
I Hard skill 1. Pengertian promosi kesehatan Discovery 2x50  Fitriani, Sinta. (2011).
Mahasiswa mampu 2. Ruang lingkup promosi Learning menit Promosi Kesehatan.
Yogyakarta, Graha Ilmu.
menjelaskan konsep kesehatan
 Keban, Yeremias. (2004).
dasar promosi 3. Visi dan misi promosi kesehatan Enam Dimensi Strategi
kesehatan 4. Strategi promosi kesehatan Administrasi Publik:
Konsep, Teori dan Isu.
Soft Skill 5. Sasaran promosi kesehatan
Yogyakarta, Gave Media.
Mahasiswa memiliki  Ginting, Marlina et,al.
Tanggung jawab, (2011). Promosi
antusias, Kesehatan Di Daerah
Bermasalah Kesehatan:
Komunikasi,
Panduan Bagi Petugas
menghargai Kesehatan Di Puskesmas.
pendapat, kerjasama Jakarta.
 Keputusan Menteri
kelompok, serta
Kesehatan Republik
mampu melakukan Indonesia Nomor

3
pendidikan dan 128/MENKES/SK/II/2004
promosi kesehatan tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas. Jakarta,
dalam pelayanan
Menteri Kesehatan RI.
keperawatan.  Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
585/MENKES/SK/V/2007
tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas.
Jakarta, Menteri Kesehatan
RI.
 Notoatmojdo, Soekidjo.
(2007). Promosi
Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta, Rineka
Cipta. Nugroho, Rian.
(2011). Public Policy.
Jakarta, Elek Media
Komputindo.
 Simnett, Ewles. (1994).
Promosi Kesehatan.
Yogyakarta, Gadjah Mada

4
University Press.
II Hard skill 1. Pengertian kebijakan promosi Discovery 2x50  Fitriani, Sinta. (2011).
Mahasiswa mampu kesehatan Learning menit Promosi Kesehatan.
menjelaskan 2. Proses kebijakan promosi Yogyakarta, Graha Ilmu.
kebijakan promosi kesehatan  Keban, Yeremias. (2004).
kesehatan 3. Prinsip kebijakan promosi Enam Dimensi Strategi
Soft Skill kesehatan Administrasi Publik:
Mahasiswa memiliki 4. Implementasi kebijakan Konsep, Teori dan Isu.
Tanggung jawab, promosi kesehatan Yogyakarta, Gave Media.
antusias,  Ginting, Marlina et,al.
Komunikasi, (2011). Promosi
menghargai Kesehatan Di Daerah
pendapat, kerjasama Bermasalah Kesehatan:
kelompok, serta Panduan Bagi Petugas
mampu melakukan Kesehatan Di Puskesmas.
pendidikan dan Jakarta.
promosi kesehatan  Keputusan Menteri
dalam pelayanan Kesehatan Republik
keperawatan. Indonesia Nomor

5
128/MENKES/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas. Jakarta,
Menteri Kesehatan RI.
 Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
585/MENKES/SK/V/2007
tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas.
Jakarta, Menteri Kesehatan
RI.
 Notoatmojdo, Soekidjo.
(2007). Promosi
Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta, Rineka
Cipta. Nugroho, Rian.
(2011). Public Policy.

6
Jakarta, Elek Media
Komputindo.
 Simnett, Ewles. (1994).
Promosi Kesehatan.
Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.

7
BAB II
MATERI PERKULIAHAN

MATERI PERTEMUAN I KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN


I. Pengertian
Promosi kesehatan adalah Suatu proses memberdayakan atau
memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta
pengembangan lingkungan sehat.
Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan dan memandirikan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya
melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan
lingkungan yang sehat (Depkes, 2000). Promosi kesehatan mencakup aspek
perilaku, yaitu upaya untuk memotivasi, mendorong dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Istilah dan pengertian promosi kesehatan ini
merupakan pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini,
seperti Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi). Menurut Notoatmodjo (2005) Promosi Kesehatan dapat
diartikan sebagai upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka
mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

II. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :
a. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education)
yang`penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.
b. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang
penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
c. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan
informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.

8
d. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang
penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
e. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu
upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar
mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya
legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di
berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
f. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community
organization), pengembangan masyarakat (community development),
penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan
masyarakat (community empowerment), dll

III. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat
dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a).dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan
b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan


Secar a umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni :
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran
kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok
yang sakit.

Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok


menjadi dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

9
2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan

Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :


a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).
b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari
Leavel and Clark.
a. Promosi Kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection).
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment).
d. Pembatasan cacat (disability limitation)

IV. Visi Dan Misi Promosi Kesehatan


Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta
misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu
atau apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk
penunjang program-program kesehatan lainnya. Tentunya akan mudah dipahami
bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-
Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO
(World Health Organization).

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

10
1) Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.
2) Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun
masyarakat.

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu


upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi
promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai
keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :


1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan
kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu
kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu
upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar
dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan
perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu
kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas
sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu
kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang
memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak
hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak
juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu

11
promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan
kerjasama atau kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan
memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan
dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka
meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan
ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat.

V. Strategi Promosi Kesehatan


Strategi merupakan cara untuk mencapai/mewujudkan visi dan misi
pendidikan/promosi kesehatan tersebut secara efektif dan efisien. Berikut adalah
beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam promosi kesehatan :
1. Strategi Global (Global Strategy)
 Advokasi (advocacy)
 Dukungan sosial (social support)
 Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
Konfrensi internasional promosi kesehatan di Ottawa-Canada tahun 1986 telah
menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya adalah
rumusan strategi promosi kesehatan yang telah dikelompokkan menjadi lima
bagian diantaranya:
 Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy).
 Lingkungan yang medukung (supportive environment)
 Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service).
 Keterampilan individu (personal skill).
 Gerakan masyarakat (community action).

VI. Sasaran Promosi Kesehatan

12
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam
tiga kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi,
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui
anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk
kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan
strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta
berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan
setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat
kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan
pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat
sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah
pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker).
Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau
keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki
efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer
dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)

13
MATERI PERTEMUAN KE II KEBIJAKAN PROMOSI KESEHATAN DI
INDONESIA

Kesehatan merupakan salah satu unsur yang dipandang penting dalam


kesejahteraan umum. Kesehatan menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2009
merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
dapat memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Pembangunan kesehatan senantiasa diarahkan pada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
Pembangunan kesehatan dalam penyelenggaraannya meliputi upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang harus dilaksanakan
dengan menyeluruh, terpadu, tepat serta berkesinambungan untuk mencapai hasil
lebih optimal. Promosi kesehatan termasuk kedalam upaya peningkatan kesehatan
yang menurut WHO adalah proses mengupayakan individuindividu dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor
yang mem-pengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkat-kan derajat
kesehatannya (Fitriani, 2011, h.87).
Salah satu tonggak promosi kesehatan di Indonesia adalah Deklarasi
Jakarta (1997) dalam Depkes RI (2008, h.8) yang merumuskan prioritas promosi
kesehatan abad 21 untuk meningkatkan tanggung jawab social dalam kesehatan,
meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan dan perluasan kemitraan
untuk kesehatan, meningkatkan kemampuan masyarakat dan perberdayaan
individu serta menjamin tersedianya infrastruktur promosi kesehatan.
Istilah kebijakan dalam penggunaannya seringkali saling dipertukarkan
istilah tujuan (goals), program, keputusan, undang-undang, ketentuan-ketentuan,
usulan dan rancangan-rancangan besar. Kebijakan yang telah dapat dirumuskan
bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Thomas R. Dye (1995) dikutip oleh Nugroho (2011, h.495) menguraikan
proses kebijakan publik mempunyai beberapa tahapan:
(1) Identifikasi masalah kebijakan

14
(2) Penyusunan agenda
(3) Perumusan kebijakan;
(4) Pengesahan kebijakan
(5) Implementasi kebijakan; dan
(6) Evaluasi kebijakan.
Secara prinsip terdapat dua pemilahan jenis teknik atau model
implementasi kebijakan. Pemilahan pertama adalah implemenasi kebijakan yang
berpola dari atas ke bawah (top-down) dan kebalikannya adalah dari bawah ke
atas (bottomup) dan pemilahan implementasi yang berpola paksa (command-and-
control) dan mekanisme pasar (economic incentive). Model implementasi
kebijakan merupakan bentuk dari kebijakan tersebut dan mempunyai karakteristik
tersendiri, salah satu model implementasi kebijakan yaitu implementasi kebijakan
publik model George Edward.
Menurut Edward dalam Nugroho (2011) untuk mewujudkan
implementasi kebijakan publik yang efektif maka perlu aspek diantaranya
sebagai berikut ini :
(1) komunikasi
(2) ketersediaan sumberdaya
(3) disposition
(4) Struktur birokrasi.

Komunikasi, keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar


para aktor implementor mengetahui apa yang harus dilakukan dalam hal ini
komunikasi berkenaan dengan pelaksanaan promosi kesehatan didalam gedung
puskesmas maupun di luar gedung puskesmas ketersediaan sumber daya untuk
melaksanakan program, sikap dan tanggap dari para pihak yang terlibat, dan
bagaimana struktur organisasi pelaksana kebijakan.
Resource, dalam hal ini berkenaan dengan tersedianya sumberdaya
pendukung untuk keefektifan implementasi kebijakan promosi kesehatan, yaitu
sunberdaya manusia. Hal ini berkenaan dengan sikap yang diberikan oleh petugas

15
kesehatan dalam memberikan informasi kepada pasien maupun masyarakat yang
lain serta tersedianya petugas khusus untuk melakukan promosi kesehatan.
Disposition, dalam hal ini berkenaan dengan kesediaan dari para
implementor untuk melaksanakan kebijakan publik tersebut. Disposisi dalam
organisasi publik pelayanan kesehatan seperti dengan adanya sikap dukungan
yang diberikan oleh petugas puskesmas dalam melaksanakan promosi kesehatan
di puskesmas. Sikap dukungan ini terdapat pada aktor-aktor yang melaksanakan
promosi kesehatan yaitu petugas khusus promosi dan pemberdayaan yang sudah
mendapatkan pelatihan tentang promosi kesehatan dan dibantu dengan kader yang
berasal dari masyarakat dengan diberikan penyuluhan secara berkala di
puskesmas.
Struktur birokrasi, dalam hal ini berkenaan dengan kesesuian organisasi
birokrasi organisasi pelayanan kesehatan. Adanya kejelasan dengan
mempergunakan standar pelayanan dalam hal promosi kesehatan seperti
penyuluhan yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Sinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Keban, Yeremias. (2004). Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik:

Konsep, Teori dan Isu. Yogyakarta, Gave Media.

Ginting, Marlina et,al. (2011). Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah

Kesehatan: Panduan Bagi Petugas Kesehatan Di Puskesmas. Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Jakarta,

Menteri Kesehatan RI.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi

Kesehatan di Puskesmas. Jakarta, Menteri Kesehatan RI.

Notoatmojdo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta, Rineka Cipta. Nugroho, Rian. (2011). Public Policy. Jakarta, Elek

Media Komputindo.

Simnett, Ewles. (1994). Promosi Kesehatan. Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press.

17

Anda mungkin juga menyukai