Anda di halaman 1dari 47

Studi Al-Qur’an Dan Al-Hadits

Dosen Pengampu : Umiyatus Syarifah, MA.

Al-Quran dan proses turunanya

Kelompok 1
Kholid Asauri
Latifatul Kolbiyah
Novia Beta Wiraningtias
Definisi Al Qur’an
Qur’an adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan kepada
Muhammad yang pembacaannya merupakan suatu ibadah.

“Kalam Allah” (Kalamullah) berarti tidak termasuk semua kalam


manusia, jin, malaikat.
“yang diturunkan” maka tidak termasuk Kalam Allah yang sudah
khusus menjadi milik-Nya.
“kepada Muhammad” tidak termasuk yang diturunkan kepada
nabi-nabi sebelumnya sperti Taurat, Injil dan lainnya.
“yang pembacaannya merupakan ibadah” perintah untuk
membaca Al Quran di dalam sholat dan lainnya sebagai suatu
ibadah sedangkan hadis tidak demikian halnya.
Proses turunannya Al-Qur’an

Turunnya Qur’an yang pertama kali pada malam lailatul


qadar merupakan pemberitauan kepada alam tingkat
tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemuliaan
umat Muhammad SAW.

Turunnya Qur’an yang kedua kali secara bertahap,


berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya.
Rasulullah tidak menerima risalah agung ini sekaligus,
oleh karena itu wahyu pun turun berangsur-angsur
untuk menguatkan hati Rasulullah SAW.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
‫ت ِم َن‬ ُ ‫ان الَّ ِذي أ ُ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُ ْر‬
ِ َّ‫آن ُهدًى ِللن‬
ٍ ‫اس َوبَ ِيِّنَا‬ َ ‫ض‬َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
‫ان‬ِ َ‫ْال ُه َدى َو ْالفُ ْرق‬

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya


diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang batil).” (al-Baqarah
2:185).
Dan firman-Nya:

‫ِإنَّا أ َ ْنزَ ْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر‬


“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al
Quran) pada malam kemuliaan”. (al-Qadr 97:1)
Dan firman-Nya pula:
َ ‫ار َك ٍة ۚ ِإنَّا ُكنَّا ُم ْن ِذ ِر‬
‫ين‬ َ َ‫ِإنَّا أ َ ْنزَ ْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ٍة ُمب‬
“sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu
malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-
lah yang memberi peringatan”. (ad-Dukhan 97:1).
Ketiga ayat di atas tidak bertentangan, karena malam yang
diberkkahi adalah malam lailatul qadar dalam bulan
Ramadhan. Tetapi lahir (zahir) ayat-ayat itu bertentangan
dengan kejadian nyata dalam kehidupan Rasululllah, di
mana Qur’an turun kepadanya selama 23 tahun. Dalam hal
ini para ulama mempunyai dua mahzab pokok :

1. Mahzab pertama, yaitu pendapat Ibn Abbas dan sejumlah


ulama serta yang dijadikan pegangan oleh ulama pada
umumnya. Yang dimaksud dengan turunnya Qur’an dalam
ketiga ayat di atas adalah turunnya Qur’an sekaligus ke
Baitul ‘Izzah di langit dunia agar para malaikat
menghormati kebesarannya. Kemudian sesudah itu Qur’an
diturunkan kepada Rasulullah kita Muhammad SAW secara
bertahap selama 23 tahhun sesuai dengan peristiwa-
peristiwa dan kejadian-kejadian sejak diutus sampai
wafatnya.
• Madzhab kedua: Yaitu yang diriwayatkan oleh Asy-Sya’bi
bahwa permulaan turunnya Al-Qur’an dimulai pada
malam lailatul qodar di bulan ramadhan. Kemudian
diturunkan secara bertahap sesuai dengan kejadian-
kejadian dan peristiwa-peristiwa selama kurang lebih 23
tahun.
‫• وقال الذين كفروا لو ال نزل عليه القرآن جملة واحدة كذلك لنثبت به‬
‫فؤادك ورتلناه ترتيال وال يأتونك بمثل إال جئناك بالحق وأحسن تفسيرا‬
)33-32 :‫(الفرقان‬
• “Dan berkatalah orang-orang kafir mengapa Al-Qur’an
tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikian
supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami
membacakannya kelompok demi kelompok. Tidaklah
orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa
sesuatu yang ganjil melainkan kami datangkan
kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya” (QS. Al-Furqan: 32-33).
• 3. Madzab Ketiga : berpendapat bahwa Qur’an
diturunkan ke langit dunia selama 23 malam lailatul
qadar, yang pada setiap malamnya selama malam
malam lailatul qadar itu ada yang ditentukan Allah
dan diturunkan ke langit dunia di malam lailatul
qadar, untuk masa satu tahun penuh itu kemudian
diturunkan secara berangsur angsur kepada
rasulullah saw sepanjang tahun.
Pendapat yang kuat Al Qur’anul Karim diturunkan
dua kali :
Pertama : Diturunkan secara sekaligus pada malam
lailatul qadar ke baitul ‘izzah di langit dunia
Kedua : diturunkan dari langit dunia ke bumi secara
berangsur-angsur selama 23 tahun
Turunnya Al-Qur’an secara Berangsur-angsur
‫ بلسان عربي‬.‫ على قلبك لتكون من المنذرين‬.‫ نزل به الروح األمين‬.‫• وإنه لتنزيل رب العالمين‬
.)192-190 :‫ (الشعراء‬.‫مبين‬
• “Dan Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia
dibawa turun oleh ar-rohul amin (jibril) ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi
peringatan dengan bahasa arab yang jelas”.
.)106 :‫• وقرآنا فرقناه لتقرأه على الناس على مكث ونزلناه تنزيال (اإلسراء‬
• “Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami
menurunkannya bagian demi bagian” (QS. AL-Isra’: 106)
• Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dan
sebuah surat atau berupa surat yang pendek secara lengkap dan
penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan memakan waktu kurang lebih
23 tahun yakni 13 tahun waktu Nabi masih tinggal di Makkah sebelum
hijrah dan 10 tahun waktu Nabi sesudah hijrah ke Madinah.
Cara turunnya Al Qur’an
Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad dengan
tiga cara, yaitu :
Pertama, malaikat Jibril turun dalam wujud manusianya
dan membacakan ayat-ayat Al Quran kepada nabi
Muhammad, kemudian beliau mengikutinya.
Kedua, adalah Al Quran turun tanpa perantara malaikat
Jibril, sehingga tiba-tiba saja ayat-ayat Al Quran tersebut
muncul dalam pikiran nabi Muhammad.
Ketiga, adalah Al Quran turun dengan didahului
terdengarnya suara gemerincing lonceng yang sangat
kuat. Cara terakhir adalah cara yang dirasa nabi
Muhammad sangat berat saat menerima wahyu Allah
SWT.
Nama dan Sifat Al-Qur’an
Nama Al Qur’an
Allah menamakan Qur’an dengan beberapa
nama, diantaranya :
1. Qur’an
2. Kitab
3. Furqan
4. Zikr
5. Tanzil
1. Qur’an

‫ي أ َ ْق َو ُم‬ َ ‫ه‬ِ ‫ي‬ ‫ت‬


ِ َّ ‫ل‬‫ل‬ ِ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ه‬
ْ َ ‫ي‬ ‫آن‬
َ ‫ر‬ْ ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫ا‬‫ذ‬َ ‫ه‬
َ َٰ َّ
‫ن‬ ‫ِإ‬
َ ُ‫ين يَ ْع َمل‬
‫ون‬ َ ‫ين الَّ ِذ‬َ ‫ش ُر ْال ُمؤْ ِم ِن‬ ِّ ِ َ‫َويُب‬
‫يرا‬ً ‫ت أ َ َّن لَ ُه ْم أ َ ْج ًرا َك ِب‬ ِ ‫صا ِل َحا‬ َّ ‫ال‬
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar
gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan
amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,
(Al-Isra’/17 : 9)
2. Kitab

‫لَقَ ْد أ َ ْنزَ ْلنَا ِإلَ ْي ُك ْم ِكتَابًا فِي ِه ِذ ْك ُر ُك ْم ۖ أَفَ َال‬


‫ون‬َ ُ‫ت َ ْع ِقل‬
Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah
kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan
bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?
(Al Anbiya’ / 21 : 10)
3. Furqon

‫يرا‬ َ ‫ون ِل ْلعَالَ ِم‬


ً ‫ين نَ ِذ‬ َ ‫علَ َٰى‬
َ ‫ع ْب ِد ِه ِليَ ُك‬ َ َ‫ار َك الَّ ِذي ن ََّز َل ْالفُ ْرق‬
َ ‫ان‬ َ َ‫تَب‬

Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al


Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam,
(Al Furqan / 25 : 1)
4. Zikr

ُ‫ِإنَّا ن َْح ُن ن ََّز ْلنَا ال ِذِّ ْك َر َو ِإنَّا لَه‬


‫ون‬
َ ‫ظ‬ ُ ‫لَ َحا ِف‬
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al
Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.
( Al Hijr/15 : 9)
5. Tanzil

َ ‫ب ا ْلعَالَ ِم‬
‫ين‬ ِ ِّ ‫َو ِإنَّهُ لَت َ ْن ِزي ُل َر‬

Dan sungguh, Tanzil (Qur’an) ini benar-benar


diturunkan oleh Tuhan seluruh alam.
( Asy – Syu’ara/26 : 192)
Qur’an dan Al Kitab lebih popular dari nama-nama yang
lain. Dalam hal ini Dr. Muhammad Abdullah Daraz
berkata : “ Ia dinamakan Al Qur’an karena ia “dibaca”
dengan lisan , dan dinamakan Al Kitab karena ia “ditulis”
dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna yang
sesuai dengan kenyataannya.”

Penamaan Qur’an dengan kedua nama ini memberikan


iyarat bahwa selayaknya ia dipelihara dalam bentuk
hafalan dan tulisan. Terpeliharanya Al Qur’an seperti
Firman Allah :
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.
( Al Hijr/15 : 9)
Dengan demikian Qur’an tidak mengalami
penyimpangan, perubahan, dan keterputusan sanad.
Sifat Al Qur’an
Allah telah melukiskan Al Qur’an dengan beberapa sifat,
diantaranya :
1. Nur (Cahaya)
2. Huda (Petunjuk), Syifa’ (Obat), Rahmah (Rahmat), Mau’izah
(Nasihat)
3. Mubin (yang menerangkan)
4. Mubarak (yang diberkati)
5. Busyra (kabar gembira)
6. Aziz (yang mulia)
7. Majid (yang dihormati)
8. Basyir ( pembawa kabar gembira), Nazir (pembawa
peringatan)
1. Nur (Cahaya)

‫ان ِم ْن َر ِبِّ ُك ْم‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬


ٌ ‫اس قَ ْد َجا َء ُك ْم بُ ْر َه‬
‫ورا ُم ِبينًا‬ً ُ‫َوأ َ ْنزَ ْلنَا ِإلَ ْي ُك ْم ن‬
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan
mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu
cahaya yang terang benderang (Al Quran).
An Nisa’/4 : 174
2. Huda (Petunjuk), Syifa’ (Obat), Rahmah
(Rahmat), Mau’izah (Nasihat)

‫ظةٌ ِم ْن َر ِبِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء ِل َما فِي‬


َ ‫اس قَ ْد َجا َءتْ ُك ْم َم ْو ِع‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ ‫ُور َو ُهدًى َو َر ْح َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِم ِن‬
‫ين‬ ِ ‫صد‬ ُّ ‫ال‬

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran


dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-
orang yang beriman.
Yunus / 10 : 57
3. Mubin (yang menerangkan)

‫يرا‬ً ِ‫سولُنَا يُبَ ِيِّ ُن لَ ُك ْم َكث‬


ُ ‫ب قَ ْد َجا َء ُك ْم َر‬ِ ‫يَا أ َ ْه َل ْال ِكتَا‬
‫ير ۚ قَ ْد‬ ٍ ِ‫ع ْن َكث‬ َ ‫ب َويَ ْعفُو‬ ِ ‫ون ِم َن ْال ِكت َا‬
َ ُ‫ِم َّما ُك ْنت ُ ْم ت ُ ْخف‬
ٌ ‫اب ُم ِب‬
‫ين‬ ٌ َ ‫ور َو ِكت‬ ِ َّ ‫َجا َء ُك ْم ِم َن‬
ٌ ُ‫َّللا ن‬

Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul


Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu
sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan
Kitab yang menerangkan.
Al Ma’idah /5 : 15
4. Mubarak (yang diberkati)

‫ص ِ ِّد ُق الَّ ِذي بَي َْن يَ َد ْي ِه َو ِلت ُ ْن ِذ َر أ ُ َّم‬


َ ‫ار ٌك ُم‬ ٌ َ ‫َو َٰ َهذَا ِكت‬
َ َ‫اب أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ُمب‬
ۖ ‫ون ِب ِه‬ َ ُ‫ون ِب ْاْل ِخ َرةِ يُؤْ ِمن‬ َ ُ‫ين يُؤْ ِمن‬ َ ‫ْالقُ َر َٰى َو َم ْن َح ْولَ َها ۚ َوالَّ ِذ‬
‫ون‬
َ ‫ظ‬ ُ ‫ص َال ِت ِه ْم يُ َحا ِف‬
َ ‫علَ َٰى‬ َ ‫َو ُه ْم‬

Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang
diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan
agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura
(Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang
yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman
kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.
(Al- An’am /6 : 92)
5. Busyra (kabar gembira)

‫علَ َٰى‬
َ ُ‫عد ًُّوا ِل ِجب ِْري َل فَإِنَّهُ ن ََّزلَه‬
َ ‫ان‬ َ ‫قُ ْل َم ْن َك‬
‫ص ِ ِّدقًا ِل َما بَي َْن يَ َد ْي ِه َو ُهدًى‬ ِ َّ ‫قَ ْل ِب َك ِبإ ِ ْذ ِن‬
َ ‫َّللا ُم‬
َ ِ‫َوبُ ْش َر َٰى ِل ْل ُمؤْ ِمن‬
‫ين‬

97. Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka


Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan
seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang
beriman.
(Al Baqarah / 2 : 97)
6. Aziz (yang mulia)

َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬


ۖ ‫ين َكفَ ُروا ِبال ِذِّ ْك ِر لَ َّما َجا َء ُه ْم‬
ٌ ‫ع ِز‬
‫يز‬ َ ‫اب‬ ٌ َ ‫َو ِإنَّهُ لَ ِكت‬

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al


Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan
sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia.
(Fussilat / 41 : 41)
7. Majid (yang dihormati)

ٌ ‫بَ ْل ُه َو قُ ْر‬
‫آن َم ِجي ٌد‬

Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,

(Al Buruj / 85 : 21)


8. Basyir ( pembawa kabar gembira), Nazir
(pembawa peringatan)

‫ون‬ َ ‫ت آيَاتُهُ قُ ْرآنًا‬


َ ‫ع َر ِبيًّا ِلقَ ْو ٍم يَ ْعلَ ُم‬ ْ َ‫صل‬ِّ ِ ُ‫اب ف‬
ٌ َ ‫ِكت‬
‫ض أ َ ْكث َ ُر ُه ْم فَ ُه ْم َال‬َ ‫يرا فَأ َ ْع َر‬ً ‫يرا َونَ ِذ‬ ً ‫بَ ِش‬
‫ون‬
َ ُ‫يَ ْس َمع‬
3. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab,
untuk kaum yang mengetahui,

4. yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan,


tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.

(Fussilat /41 : 3-4)


Cara Whyu Allah Turun
Penyampaian Wahyu oleh Malaikat kepada
Rasul
Cara Wahyu Allah Turun

• ARTI WAHYU; Wahaitu ilaih dan Auhaitu, bila kita berbicara


kepadanya agar tidak diketahui orang lain. Wahyu adalah
isyarat yang cepat. Itu terjadi melalui pembicaraa yang
berupa rumus dan lambang dan terkadang melalui suara
semata, dan terkadang pula melalui isyarat dengan sebagian
anggota badan .
• Allah memberikan wahyu kepada para Rasul-Nya ada yang
melalui Perantara dan ada yang tidak melalui perantaraan.
Yang pertama melalui malaikat jibril Malaikat pembawa
wahyu.
• Yang kedua tanpa melalui perantara, diantaranya ialah mimpi
yang benar dalam tidur
Penyampaian Wahyu oleh Malaikat kepada
Rasul
• Malaikat merupakan salah satu diantara makhluk-
makhluk Allah yang beragam macamnya. Berbeda
dengan jin yang diciptakan dari api (naar), para
malaikat diciptakan oleh Allah dari cahaya
(nuur). Allah ‫ ﷻ‬menciptakan golongan malaikat dari
cahaya. Mereka Allah ciptakan dengan tanpa
memiliki hawa nafsu sedikitpun. Para Malaikat juga
hidup tanpa memiliki orang tua maupun anak,
hidup mereka hanya untuk berkhidmat kepada
Allah SWT semata.
• Ada dua cara penyampain wahyu oleh malaikat kepada
Rasul :
yang pertama:
datang kepadanya suara seperti dencingan lonceng dan
suara yang amat kuat yang mempengaruhi faktor
kesadaran, sehingga ia dengan segala kekuatannya siap
menerima pengaruh itu . Cara ini paling berat Rasul.
Yang kedua:
malaikat menjelma kepada rasul sebagai seorang laki
laki dalam bentuk manusia. Cara demikian itu lebih
ringan dari cara yang sebelumnya karena ada
kesesuaian antara pembicara dengan pendengar . Rasul
merasa senang sekali mendengarkan dari utusan
pembawa wahyu itu,Karena merasa seperti seorang
manusia yang berhadapan dengan saudara nya sendiri
Makkiyah dan Madaniyah
Pengertian Surat Makkiyah - Madaniyah

• Surat makkiyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan di


Makkah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, terhitung
sejak tanggal 17 Ramadhan tahun ke-14 dari kelahiran
Nabi ( 6 Agustus 610 M ) sampai tanggal 1 Rabi’ul
Awwal tahun ke-54 dari kelahiran Nabi.
• Sedangkan surat Madaniyyah adalah ayat-ayat yang di
turunkan sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah
selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, terhitung sejak Nabi
hijrah ke Madinah sampai tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63
dari kelahiran Nabi.
Ada beberapa teori dalam menetukan kriteria suatu ayat
apakah ayat terkait itu Makkiyah atau Madaniyah. Para
ulama membaginya menjadi empat teori, yaitu:

1. Teori Mulaahazhatu Makaanin Nuzuli (Teori Geografis).

Menurut teori ini ayat atau surat Makkiyah adalah ayat yang
diturunkan di Mekkah dan sekitarnya baik sebelum nabi
Muhammad Hijrah maupun sesudah beliau hijrah ke Madinah.
Termasuk dalam kategori ini adalah ayat yang turun di Mina,
Arafah, Hudaibiyah dan sebagainya.

Sedangkan ayat Madaniyah adalah ayat yang diturunkan di


daerah Madinah dan sekitarnya, sehingga dalam hal ini ayat
yang diturunkan di Badar, Qubq, Uhud dan lain sebagainya
dapat dikategorikan sebagai Madaniyah.
2. Teori Mulaahazhatu Mukhaathabiina Fin
Nuzuuli (Teori Subjektif).

Yaitu teori yang berorientasi pada subyek siapa


yang dikhitab atau yang dipanggil dalam ayat. Jika
subjeknya adalah orang-orang Mekkah yang
biasanya memakai kata “Ya Ayyuhan Naasu”
(wahai Manusia), “Ya Ayyuhal Kafiruun” (wahai
orang-orang kafir) atau “Ya Bani Adama” (wahai
anak Adam) maka ayat tersebut dinamakan
Makkiyah, begitu juga apabila yang dipanggil
adalah orang madinah yang biasanya
menggunakan kata “Ya Ayyuhal Ladzina
Aamanuu” (Wahai Orang-orang yang beriman)
maka ayat tersebut dinamakan Madaniyah.
3. Teori Mulaahazhatu Zamaanin Nuzuuli (Teori
Historis).

Yaitu teori yang berorientasi pada sejarah waktu


turunnya al Qur’an. Yang dijadikan tonggak
sejarah oleh teori ini adalah hijrahnya Nabi dari
Mekkah ke Madinah. Artinya, ayat atau surat
yang diturunkan sebelum Nabi Hijrah ia disebut
dengan ayat Makkiyah dan ayat yang diturunkan
sesudah Nabi Hijrah disebut dengan ayat
Madaniyah.
4. Mulahadhotu Maa Tadhomananna (Teori Contect
Analysis)
• Makkiyah adalah ayat-ayat yang berisi cerita-cerita
umat dan para nabi atau rasul dahulu. Sedangkan
Madaniyah adalah ayat-ayat yang berisi hukum
hudud, faraid, dan sebagainya.
Makkiyah Madaniyah dan ciri-cirinya

• Orang yang membaca Al-Qur’an Karim akan


melihat ayat-ayat makkiyah mengandung
karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat
madaniyah, baik dalam irama maupun maknanya.
• Surat makkiyah itu penuh dengan ungkapan-
ungkapan yang kedengarannya amat keras
ditelinga, huruf-hurufnya seolah melontarkan api
ancaman dan siksaan, masing masing sebagai
sauara pembawa malapetaka, seperti dalam
Surah al-Qori’ah, al-Qoshyiyah, dan al-Waqi’ah,
dengan huruf-huruf hijaiah pada permulaan
Surah, dan ayat-ayat berisi tantangan di
dalamnya, nasib umat-umat terdahulu, bukti-
bukti alamiah dan yang dapat diterima akal.
Bilangan surah-surah Makkiyah dan
Madaniyah ialah:
• Madaniyah : 1) al-Baqarah; 2) Ali ‘Imran; 3) an-
Nisa’; 4) Al-ma’idah; 5) al-Anfal; 6) at-Taubah; 7) an-
Nur; 8) al-Ahzab; 9)Muhammad; 10) al-Fath; 11) al-
Hujurat; 12) al-Hadid; 13) al-Mujadalah; 14) al-
Hasyr; 15) al-Mumtahanah; 16) al-Jumu’ah 17) al-
Munafiqun; 18) at-Talaq; 19) at-Tahrim; 20) an-Nasr.
• Sedangkan yang diperselisihkan ada 12 yaitu : 1) al-
Fatihah; 2) ar-Ra’d; 3) ar-Rahman; 4) as-Saff; 5) at-
Tagabun; 6) at-Tatfif [al-Mutaffin]; 7) al-Qadar; 8)
al-Bayyinah; 9) az-Zalzalah; 10) al-ikhlas; 11) al-
Falaq; 12) an-Nas.
• Selain yang disebutkan diatas adalah Makkiyah,
yaitu 82 surah. Maka jumlah surah dalam Qur’an itu
semuanya 114.
Ciri-ciri khas Makkiyah
1. Setiap surah di dalam nya mengandung “sajadah” maka
surah itu makkiyah.
2. Setiap surah yang mengandung lafal kallā, berarti Makki.
Lafal ini hanya terdapat dalam separuh terakhir dari Qur’an.
Dan disebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima
belas surah.
3. Setiap surah yang mengandung yā ayyuhal lazīna āmanū,
berarti Makkiyah, kecuali Surah al-Hajj yang pada akhir surah
terdapat yā ayyuha lazīna āmanur-ka ‘ū wasjudū. Namun
demikian sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat
tersebut adalah ayat Makkiyah.
4. Setiap surah yang mengandung kisah para nabi dan umat
terdahulu adalah Makkiyah, kecuali surah al-Baqarah.
5. Setiap surah yang mengandung kisah Adam dan Iblis adalah
Makkiyah, kecuali surah al-Baqarah.
6. Setiap surah yang dibuka dengan huru-huruf singkatan, seperti
Alif Lām Mim, Alif Lām Rā, Hā Mīm dan lain-lainnya, adalah
Makkiyah, kecuali surah al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Sedang
surah ar-Ra’d masih diperselisihkan.

Dari segi ciri tema dan gaya bahasa dapatlah diringkas sebagai
berikut :
1. Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah,
pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari
pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan
siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap
orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional
dan ayat-ayat kauniah.
2. Peletakkan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan
dan akhlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu
masyarakat; dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam
penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara
zalim, penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi
buruk lainnya.
3. Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu
sebagai pelajaran bagi mereka sehingga mengetahui nasib
orang mendustakan sebelum mereka; dan sebagai hiburan
buat Rasulullah sehingga ia tabah dalam menghadapi
gangguan mereka dan yakin akan menang.
4. Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang
mengesankan sekali, pertanyaannya singkat, di telinga terasa
menembus dan terdengar sangat keras, menggetarkan hati,
dan maknanya pun meyakinkan dengan perbuatan lafal-lafal
sumpah; seperti surah-surah yang pendek-pendek.
Ciri-ciri khas Madaniyah

1. Setiap surah yang berisi kewajiban atau had (sanksi) adalah


Madaniyah.
2. Setiap surah yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik
adalah Madaniyah, kecuali surah al-’Ankabut adalah Makkiyah.
3. Setiap surah di dalamnya terdapat dialog dengan Ahli Kitab
adalah Madaniyah
Dari segi ciri tema dan gaya bahasa dapatlah diringkas sebagai berikut :
1. Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan,
jihad, hubungan sosial, hubungan internasional, baik di waktu
damai maupun perang, kaidah hukum dan masalah perundang-
undangan.
2. Seruan terhadap Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan
ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai
penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan
mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu
datang kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama
mereka.
3. Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisis
kejiwaannya, membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia
berbahaya bagi agama.
4. Suku kata dan ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya
bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan
dan sasarannya.
Syukron

Anda mungkin juga menyukai