Anda di halaman 1dari 3

1.

SPME (Solid Phase Micro Extraction)

Tahap preparasi yang panjang menimbulkan kemungkinan kesalahan yang


besar dan hilangnya senyawa volatil yang dianalisis. Teknik Solid Phase
Extraction, SPE, telah dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut, namun
SPE memerlukan sampel dalam jumlah yang cukup besar dan masih memerlukan
penguapan sehingga kemungkinan hilangnya senyawa volatil cukup besar. Untuk
mengatasi kekurangan teknik ekstraksi cair-cair tersebut telah dikembangkan
mikroekstraksi fase padat (Solid Phase Microextraction, SPME) yang merupakan
teknik preparasi sampel tanpa pelarut sehingga mengurangi biaya, waktu dan
pencemaran yang mungkin timbul karena penggunaan pelarut yang banyak. Tahap
preparasi sampel seperti ekstraksi, pemurnian, dan pemekatan digabungkan
menjadi satu tahap dan satu alat) yang langsung dihubungkan dengan gas
kromatografi dengan detektor spektrometri massa (Gas Chromatography Mass
Spektrofotometer, GC-MS) sebagai instrumen untuk penentuannya.
Prinsip dasar dari SPME adalah proses kesetimbangan partisi analit antara
lapisan fiber dan larutan sampel. Fiber silika dilapisi oleh suatu lapisan polimer
organik yang berperan mengadsorpsi analit dari sampel. Analit volatil organik
diekstraksi dan dipekatkan dalam fiber. Analit yang berada dalam fiber didesorpsi
secara termal pada saat diinjeksikan ke dalam gas kormatografi untuk analisis dan
selanjutnya dideteksi dengan menggunakan detektor spektrometri massa.
Secara umum ekstraksi dengan metode SPME mempunyai dua cara
yaitu dengan cara ieksraksi langsung (Dirrect Immersion, DI) dan ekstraksi
headspace.
1. Pada ekstraksi langsung fiber SPME dicelupkan ke dalam sampel cair,
baru kemudian diinjeksikan pada injection port pada GC-MS. Cara ini
hanya cocok untuk jenis sampel yang tingkat kekeruhannya rendah.
Sampel dengan matriks yang kompleks tidak dapat dilakukan dengan
cara ini karena dapat menyebabkan flogging pada fiber sehingga
mengurangi akurasi dan merusak fiber SPME. Selain itu sampel dengan
tingkat ionisasi yang tinggi atau kandungan garamnya tinggi juga tidak
dapat dilakukan dengan ekstraksi langsung karena dapat merusak fiber
yang digunakan.
2. Kedua, headspace. Pada ekstraksi dengan headspace, fiber SPME
diletakkan dalam fasa uap di atas sampel kemudian diberi pemanasan,
dan langsung diinjeksikan ke instrumen GC-MS. Pada cara ini
kesetimbangan partisi yang terjadi adalah antara analit pada lapisan fiber
dan headspace.
2. Ultrasonikasi
Penggunaan ultrasonik pada dasarnya menggunakan menggunakan
prinsip dasar yaitu dengan dengan mengamati sifat akustik gelombang
ultrasonik yang dirambatkan melalui medium yang dilewati. Pada saat
gelombang merambat, medium yang dilewatinya akan mengalami getaran.
Getaran akan memberikan pengadukan yang intensif terhadap proses ekstraksi.
Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan dengan pelarut sehingga
akan meningkatkan proses ektraksi.
Cara kerja metode ultrasonik dalam mengekstraksi adalah sebagai berikut :
gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan ultrason secara lokal
dari kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi sehingga
akan terjadi pemanasan pada bahan tersebut, dan melepaskan senyawa
ekstrak.
Terdapat efek ganda yang dihasilkan yaitu pengacauan dinding sel sehingga
membebaskan kandungan senyawa yang ada di dalamnya dan pemanasan
lokal pada cairan dan meningkatkan difusi ekstrak.
Energi kinetik dilewatkan ke seluruh bagian cairan diikuti dengan
munculnya gelembung kavitasi pada dinding atau permukaan sehingga
meningkatkan transfer massa antara permukaan padat-cair.
Efek mekanik yang ditimbulkan adalah meningkatkan penetrasi dari cairan
menuju dinding membran sel, mendukung pelepasan komponen sel, dan
meningkatkan transfer massa (Keil, 2007). Liu et al. (2010), menyatakan
bahwa kavitasi ultrasonik menghasilkan daya patah yang akan memecah
dinding sel secara mekanis dan meningkatkan transfer material.

Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir


sehingga membentuk gelembung-gelembung uap yang disebabkan karena
berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya.
Skema cara kerja ekstraksi dengan bantuan ultrasonic

Sampel

Direndam
Diuapkan

Diserbukkan
Hasil

Dicampur Letakkan dalam mesin


dengan Pelarut utrasonik
3. Microwave

Prinsip pemanasan menggunakan gelombang mikro adalah


bedasarkan tumbukan langsung dengan material polar atau solvent dan diatur oleh
dua fenomena yaitu konduksi ionik dan rotasi dipol. Dalam sebagian besar kasus,
kedua fenomena tersebut berjalan secara simultan. Konduksi ionik mengacu pada
migrasi elektrophoretik ion dalam pengaruh perubahan medan listrik. Resistansi
yang ditimbulkan oleh larutan terhadap proses migrasi ion menghasilkan friksi
yang akan memanaskan larutan. Rotasi dipole merupakan pengaturan kembali
dipole-dipole molekul akibat medan listrik yang terus berubah dengan cepat. Proses
pemanasan hanya akan terpengaruh pada frekuensi 2450 MHz. Komponen elektrik
gelombang berubah 4-9 104 kali perdetik.
Oven microwave bekerja dengan melewatkan radiasi gelombang mikro
pada molekul air, lemak, maupun gula yang sering terdapat pada bahan makanan.
Molekul-molekul ini akan menyerap energi elektromagnetik tersebut. Proses
penyerapan energi ini disebut sebagai pemanasan dielektrik (dielectric heating).
Molekul-molekul pada makanan bersifat elektrik dipol (electric dipoles), artinya
molekul tersebut memiliki muatan negatif pada satu sisi dan muatan positif pada
sisi yang lain. Akibatnya, dengan kehadiran medan elektrik yang berubah-ubah
yang diinduksikan melalui gelombang mikro pada masingmasing sisi akan berputar
untuk saling mensejajarkan diri satu sama lain. Pergerakan molekul ini akan
menciptakan panas seiring dengan timbulnya gesekan antara molekul yang satu
dengan molekul lainnya. Energi panas yang dihasilkan oleh peristiwa inilah yang
berfungsi sebagai agen pemanasan bahan makanan di dalam dapur oven
microwave.
Dari penjelasan di atas, pemanasan menggunakan microwave melibatkan
tiga kali konversi energi, yaitu konversi energi listrik menjadi energi
elektromagnetik, konversi energi elektromagnetik menjadi energi kinetik, dan
konversi energi kinetik menjadi energi panas. Proses pemanasan menggunakan
microwave berlangsung mulai dari luar permukaan bahan. Selanjutnya pemanasan
akan berlangsung secara konduksi sehingga bagian dalam bahanpun akan turut
terpanaskan.

Nama : NOVYANANDA SALMASFATTAH.


NIM : 15670020.
Kelas : FARMASI A.

Anda mungkin juga menyukai