Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM PREPARASI SENYAWA ORGANIK


(Isolasi Senyawa Volatil)

OLEH

NAMA : ANISA RAHMADANIA


NIM : 60500118048
KELOMPOK : I I (DUA)
ASISTEN : DYAH MULYA GUSTINI
DOSEN PENANGGUNG JAWAB : AISYAH, S.Si., M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Preparasi Senyawa Organik dengan Judul “Isolasi


Senyawa Volatil” yang disusun oleh:
Nama : Anisa Rahmadania
NIM : 60500118048

Kelompok : II (Dua)
telah diperiksa oleh Asisten dan dinyatakan dapat diterima.

Gowa, Juni 2021

Asisten Praktikan

Dyah Mulya Gustini Anisa Rahmadania


NIM: 60500117058 NIM: 60500118048
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman dan tumbuhan yang dapat
menghasilkan minyak yang disebut dengan minyak nabati. Minyak atsiri merupakan
salah satu jenis minyak nabati yang multifungsi, baik sebagai wangi-wangian maupun
sebagai pengobatan. Minyak atsiri memiliki karakteristik berbentuk cairan di dalam
suhu ruangan, mudah menguap, dan beraroma khas. Minyak atsiri, yang merupakan
hasil metabolit sekunder dalam tanaman, dapat diperoleh dari berbagai bagian
tanaman, yaitu akar, batang kayu, biji, buah, bunga, daun dan pucuk daun, getah, kulit
buah, kulit pohon, ranting, dan rimpang. Sereh dapur merupakan salah satu tumbuhan
yang mengandung minyak atsiri yang diperoleh dari bagian daun dan batang tanaman
sereh dapur (Sulaswati, dkk., 2019: 1-2).
Sereh dapur (Cymbopogon citratus) salah satu jenis tanaman dari keluarga
rumput-rumputan yang rimbun dan berumpun besar serta mempunyai aroma yang
kuat dan wangi. Tanaman sereh dapur hidup di daerah tropis termasuk Indonesia.
Selain penggunaan dalam bidang kuliner, beberapa penelitian menunjukan bahwa
adanya manfaat dari sereh dapur yang dapat dijadikan pestisida nabati, aplikasi
ekstrak tanaman sereh dapur. Minyak sereh dapur memiliki persentase mortalitas
mencapai 98% untuk konsentrasi 10%, 5%, 2%,dan 1% serta 94% untuk konsentrasi
0,75%. Banyaknya manfaat yang dapat diberikan oleh tanaman ini baik untuk
konsumsi, farmakologi, pestisida, maupun aromaterapi sehingga mendorong para
peneliti untuk melakukan isolasi terhadap kandungan senyawa pada sereh dapur
(Kusumayadi, dkk., 2013: 50).
Cara yang tepat untuk pengambilan minyak atsiri dari daun sereh adalah
dengan cara penyulingan (Distillation). Proses ini sederhana dan ekonomis, sehingga
dapat diaplikasikan dalam industri rumah tangga. Untuk meningkatkan kualitas
minyak atsiri yang dihasilkan, proses distilasi ini dilakukan dalam keadaan vakum,
sehingga dapat meminimalkan komponen yang terdekomposisi, tetapi biaya
operasionalnya akan jauh lebih mahal. Agar diperoleh minyak yang bermutu tinggi,

maka perlu diusahakan proses penyulingan berlangsung pada suhu yang rendah, atau
dapat juga pada suhu yang tinggi namun dengan waktu yang singkat (Soetardjo, dkk.,
2008: 127).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan percobaan isolasi
senyawa volatil pada sereh dapur (Cymbopogon citratus) dengan tujuan untuk
mengetahui metode yang tepat serta rendemen yang diperoleh dari isolasi senyawa
volatil pada sereh dapur (Cymbopogon citratus).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu
1. Apa metode yang digunakan untuk mengisolasi senyawa volatil dari sereh
dapur (Cymbopogon citratus)?
2. Berapa kadar rendemen minyak atsiri yang diperoleh dari sereh dapur
(Cymbopogon citratus)?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui metode yang digunakan untuk mengisolasi senyawa volatil dari
sereh dapur (Cymbopogon citratus)?
2. Mengetahui kadar rendemen minyak atsiri yang diperoleh dari sereh dapur
(Cymbopogon citratus)?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Sereh Dapur (Cymbopogon Citratus)


Sereh dapur (Cymbopogon citratus) adalah tumbuhan monokotil yang
termasuk ke dalam family poaceae atau rumput-rumputan. Tanaman ini juga dikenal

sebagai Lemongrass karena mempunyai aroma yang kuat. Tanaman ini banyak
ditemukan di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Tanaman ini sangat jarang
bahkan tidak menghasilkan biji serta tidak berbunga meskipun tidak dipangkas dalam
waktu dan kondisi tertentu. Tanaman ini mampu tumbuh dengan baik pada daerah
beriklim tropis dan subtropis hingga ketinggian 900 m. Iklim tumbuh ideal tanaman
ini lebih hangat dengan paparan sinar matahari dan curah hujan yang cukup, yaitu
250-330 cm dalam setahun. Suhu ideal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman
ini yaitu 20-30ºC, dan mampu tumbuh pada daerah yang cukup gersang (Mukhtar,
2020: 18).

Gambar II.1 Sereh dapur (Cymbopogon citratus)


(Sumber: Cybex.pertanian.go.id)
Menurut Mukhtar (2020: 19), secara taksonomi tanaman serai dapur
(Cymbopogon citratus) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Devisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon Spreng
Spesies : Cymbopogon citratus
Sereh dapur (Cymbopogon citratus) termasuk dalam 5 tanaman utama
diantara bermacam-macam tanaman di daerah tropis selain kunyit, temulawak, kencur,
akar wangi, lengkuas dan lain-lain. Sereh dapur mempunyai potensi untuk
dikembangkan penggunaannya, baik sebagai bahan makanan maupun sebagai bahan
baku industri. Sebagai bahan makanan, sereh dapur banyak digunakan sebagai bumbu
dalam beberapa makanan olahan. Sedangkan sebagai bahan baku industri sereh dapur
dapat diolah menjadi minyak sereh dapur maupun menjadi sitral. Dalam rangka
peningkatan nilai tambah dari tanaman sereh dapur ini, maka berbagai usaha telah
dilakukan, salah satu diantaranya adalah mengekstraknya atau menyulingnya menjadi
minyak atsiri. (Riyanto, dkk., 2013: 25).
Berikut merupakan komponen kimia yang terdapat dalam minyak atsiri sereh
segar yaitu sebagai berikut:
Tabel I.1 Senyawa Penyusun Kimia dalam Minyak Sereh

No Komponen Kadar (%)

1 D-limonene 1,8

2 Citronellal 35,9

3 Citronellole 5,2

4 Geraniole 20,9

5 Geranial 1,5

6 Citronellyl acetate 2,9

7 Geranyl acetate 4,0

8 Beta-elemene 0,5

9 Germacrene B 0,8

10 Delta-cadinene 2,1

11 Germacrene B 6,8

12 1,10-di-epi-cubenol 2,0

13 1-epi-cubenol 1,9

14 Gama-eudesmol 1,2

15 Cubenol 1,0

16 Alfa-muurolol 2,0

17 Alfa-cadinol 8,0
(Sumber: Soetardjo, 2008: 125)
Cymbopogon winteranius menghasilkan 75-85% citral dalam minyak atsiri.
Citral adalah gabungan dari dua isomer aldehida monoterpen asiklik. Senyawa citral
ini membentuk turunan-turunan lain yaitu sitronella, sitronelol, dan geraniol.
Geraniol (C10H18O) Sering disebut juga sebagai rhodinol adalah salah satu senyawa
monoterpenoid dan alkohol. Senyawa ini tidak dapat larut dalam air, tetapi larut
dalam bahan pelarut organik. Baunya menyengat, dan sering digunakan sebagai
parfum (Soetardjo, 2008: 125).
B. Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah senyawa/zat cair yang mudah menguap dengan
persenyawaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam
pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri yang juga dikenal dengan

minyak eteris mudah menguap (essential oil, volatile oil) dengan komposisi yang
berbeda-beda sesuai sumber penghasilnya. Minyak atsiri mudah menguap pada suhu
kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tumbuhan
penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.
Minyak atsiri bukan merupakan senyawa kimia murni, melainkan terdiri dari
campuran senyawa yang memiliki sifat fisika kimia berbeda–beda. Berdasarkan sifat
tersebut maka minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 macam cara yaitu:
1. Penyulingan (Distillation),
2. Pressing (Ekspression),
3. Ekstraksi dengan pelarut (Solvent ekstraksion),
4. Absorbsi oleh penguapan lemak padat (Enfleurage).
Cara yang tepat untuk pengambilan minyak dari daun sereh adalah dengan
cara penyulingan (Distillation). Proses penyulingan merupakan proses yang
sederhana, karena hanya membutuhkan uap dalam jumlah tertentu, dan telah banyak
digunakan oleh industri minyak atsiri saat ini dengan 3 metode penyulingan yaitu:
Penyulingan dengan air (water distillation), Penyulingan dengan air dan uap (water
and steam distillation), dan Penyulingan dengan uap langsung (steam distillation)
(Riyanto, dkk., 2013: 25-26).
Gambar II.2 Minyak Atsiri
(Sumber: Cybex.pertanian.go.id)
Menurut Soetardjo (2008: 124-125), sifat-sifat fisis minyak atsiri secara
umum adalah sebagai berikut (Soetardjo, 124-125):
1. Warna: minyak atsiri yang baru dipisahkan biasanya tidak berwarna. Oleh
karena penguapan, dan mungkin oksidasi, warnanya dapat bermacam-macam,
seperti: hijau, coklat, kuning, biru, dan merah.
2. Rasa: bermacam-macam (ada yang manis, pedas, asam, pahit, dan ada pula
yang mempunyai rasa membakar).
3. Bau: merangsang dan khas untuk tiap jenis minyak atsiri.
4. Berat jenis: berkisar antara 0,698-1,188 (gr/cm3) pada 15oC. Kisaran nilai
koreksinya adalah antara 0,00042-0,00084 untuk tiap perubahan 1oC.
5. Kelarutan: tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, eter, kloroform, asam

6. pekat, dan pelarut organik lain; kurang larut dalam alkohol encer yang
kadarnya kurang dari 70%.
7. Sifat: pelarut yang baik untuk lemak, minyak, resin, kamfer, sulfur, dan
fosfor.
8. Indeks bias: berkisar antara 1,3-1,7 pada suhu 20oC. Kisaran nilai koreksinya
adalah antara 0,00039-0,00049 untuk perubahan 1oC.
9. Putaran optik: berkisar antara -100o+100o pada suhu 20oC. Kisaran nilai
koreksinya hanya dibuat untuk minyak sitrun yaitu 8,2-13,2 untuk tiap
perubahan 1oC.
Tanaman yang biasanya menghasilkan minyak atsiri yaitu yang termasuk
dalam famili pinaceae, labitae, compositae, myrtaceae, dan umbelliferaceae. Minyak
atsiri terdapat pada setiap bagian tanaman yaitu dari bunga, buah, batang, dan akar.

Salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang mempunyai potensi cukup
besar untuk dikembangkan adalah sereh (Cymbopogon winterianus). Sereh masih
belum banyak dibudidayakan di Indonesia karena sebagian besar hanya digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari sebagai campuran makanan atau rempah-rempah. Namun
bila tanaman ini diproses, dan diolah, maka akan mendapatkan potensi ekspor yang
cukup besar. Selain sebagai bumbu dapur, sereh juga dapat diambil minyaknya untuk
digunakan berbagai macam kebutuhan (Soetardjo, 2008: 125).
C. Destilasi uap
Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya
berdasarkan titik didih. Proses Distilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan
komponen dalam larutan yang cair atau gas dengan mendasarkan pada perbedaan
titik didih komponen yang ada di dalamnya. Dasar dari pemisahan dengan distilasi
adalah jika suatu campuran komponen diuapkan maka komposisi pada fase uap akan
berbeda dengan fase cairnya. Metode destilasi yang umum digunakan adalah destilasi
air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan metode yang sederhana
dan membutuhkan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan destilasi uap.
Namun belum ada penelitian tentang pengaruh kedua metode destilasi tersebut
terhadap minyak atsiri yang dihasilkan (Chadijah, 2014: 94).
Gambar II.3 Destilasi Uap Air
(Sumber: Basic Of Chemistry, 2002)
Destilasi uap salah satu cara yang digunakan untuk memisahkan dan
memurnikan senyawa-senyawa organik. Distilasi uap hanya dapat dilakukan pada
senyawa organik yang tidak larut dalam air dan mempunyai tekanan uap yang tinggi.
Campuran zat organik cair dan air akan mendidih pada suhu yang lebih rendah
dibandingkan dengan titik didih kedua zat cair dalam keadaan murni. Pada sistem ini,
penyulingan lebih baik digunakan untuk mengekstraksi minyak dari biji-bijian, akar,
dan kayu-kayuan yang umumnya mengandung komponen minyak bertitik didih lebih
tinggi, tetapi tidak baik dilakukan terhadap bahan yang mengandung minyak atsiri
yang mudah rusak oleh pemanasan dan air (Soetardjo, dkk., 2008: 127).
Proses pengambilan minyak atsiri dengan cara penyulingan mempunyai
beberapa kelemahan, yaitu:
1. Tidak baik digunakan terhadap beberapa jenis minyak yang mudah rusak
oleh adanya air dan panas
2. Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisis karena
adanya air dan panas
3. Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi
4. Bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit berubah dari bau wangi
alamiah
5. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi
sebagian tidak ikut tersuling, dan tetap tertinggal dalam bahan.
Ciri paling mendasar dari distilasi uap adalah bahwa distilasi uap ini

memungkinkan suatu senyawa atau suatu campuran senyawa didistilasi pada suhu
yang lebih rendah daripada suhu didih konstituen individual. Dengan adanya uap air,
senyawa-senyawa kimia ini menguap pada suhu lebih rendah daripada 100°C pada
tekanan atmosfer (1 atm). Campuran uap panas tersebut setelah melewati suatu sistem
pendinginan akan terkondensasi membentuk cairan dengan dua lapisan yang jelas
antara air dan senyawa organik (minyak essential). Kebanyakan (tapi tidak semua)
minyak-minyak essential lebih ringan daripada air, dan akan menempati lapisan
bagian atas (Soetardjo, dkk., 2008: 127).
Kelebihan dari proses ini adalah sederhana, dan ekonomis, sehingga dapat
diaplikasikan dalam industri rumah tangga. Untuk meningkatkan kualitas minyak
atsiri yang dihasilkan, proses distilasi ini dilakukan dalam keadaan vakum, sehingga
dapat meminimalkan komponen yang terdekomposisi, tetapi biaya operasionalnya
akan jauh lebih mahal. Agar diperoleh minyak yang bermutu tinggi, maka perlu
diusahakan proses penyulingan berlangsung pada suhu yang rendah, atau dapat juga
pada suhu yang tinggi namun dengan waktu yang singkat. Lama penyulingan
tergantung dari tekanan uap yang dipergunakan dan faktor kondisi terutama kadar air
daun sereh (Soetardjo, dkk., 2008: 127).
Pada prinsipnya, tekanan yang dipergunakan tidak boleh terlalu tinggi untuk
menghindarkan pengeringan bahan yang disuling. Penyulingan pada tekanan dan
suhu yang terlalu tinggi akan menguraikan komponen kimia minyak, dan dapat
mengakibatkan proses resinifikasi minyak. Sistem penyulingan ini baik digunakan
untuk mengekstraksi minyak yang komponennya memiliki titik didih tinggi, karena
pada tekanan yang terlalu tinggi minyak akan terdekomposisi, terutama pada waktu

penyulingan yang terlalu lama. Suatu hal yang penting dalam penyulingan minyak
sereh adalah agar suhu, dan tekanan tetap seragam (Soetardjo, dkk., 2008: 127).
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Percobaan ini dilaksanakan pada Selasa, 22 Juni 2021 pada pukul 08.00-11.00
WITA dan dilaksanakan secara daring menggunakan aplikasi Google Meet dan
Whatsapp.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, rangkaian alat
destilasi, hotplate, gelas kimia, botol vial, kondensor, aerator, thermometer, selang
water in dan water out, dan spatula.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest (H2O), aluminium
foil (Al2O3), es batu, sereh dapur (Cymbopogon citratus), dan tissue.
C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah dirangkai alat destilasi yang akan
digunakan. Masing-masing ujung dari alat destilasi di bungkus dengan aluminium foil.
Disiapkan bahan sampel sereh dapur yang akan digunakan. Sampel sereh dipotong-
potong kecil-kecil lalu dikeringkan. Setelah kering, sampel sereh dapur ditimbang
menggunakan neraca analitik. Selanjutnya dilakukan proses destilasi pada sampel
sampai diperoleh minyak atsirih dari sereh dapur. Setelah itu ditimbang botol vial
yang akan digunakan sebagai wadah minyak atsiri. Setelah 5 jam, proses destilasi
dihentikan dan minyak atsiri yang diperoleh dimasukkan ke dalam wadah botol vial.
Kemudian ditimbang bobot minyak atsiri sereh.
.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil isolasi minyak atsiri pada sereh dapur

No. Bobot simplisia (g) Volume pelarut air Bobot minyak atsiri Rendemen (%)

(mL) (g)

1. 209,13 2000 13,0684 1,46

2. Analisis Data
Dik : Bobot botol kosong = 10,0126 g
Bobot minyak atsiri + botol = 13,0684 g
Berat sampel = 209,13 g
Dit : % Rendemen ….?
Penyelesaian :
(Bobot minya atsiri + botol) - (Bobot botol kosong)
% Rendemen = Berat sampel x 100%

13,0684 g - 10,0126 g
= 209,13 g x 100%

3,0558 g
= 209,13 g x 100%

= 0,0146 x 100%
= 1,46 %
B. Pembahasan
Minyak atsiri adalah senyawa/zat cair yang mudah menguap dengan
persenyawaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam
pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri yang merupakan hasil
metabolit sekunder dalam tanaman, dapat diperoleh dari berbagai bagian tanaman,
yaitu akar, batang kayu, biji, buah, bunga, daun dan pucuk daun, getah, kulit buah,

kulit pohon, ranting, dan rimpang. Sereh dapur (Cymbopogon citratus) merupakan
salah satu tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang diperoleh dari bagian daun
dan batang tanaman sereh dapur (Sulaswati, dkk., 2019: 1-2).
Pada percobaan ini, dilakukan isolasi senyawa minyak atsiri dari sereh dapur
(Cymbopogon citratus) menggunakan cara destilasi uap cara ini merupakan cara yang
paling populer untuk memproduksi minyak atsiri. Prinsip dasar dalam proses destilasi
yaitu dengan berdasarkan perbedaan titik didih, senyawa dengan titik didih yang
paling rendah akan terpisahkan terlebih dahulu. Air pendingin dimasukkan dari ujung
yang paling dekat dengan adaptor, dan air keluar melalui ujung pendingin yang lain.
Termometer dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan titik didih
senyawa yang sedang dipisahkan. Ujung thermometer diletakkan tepat pada posisi
ujung pendingin.
Sampel yang digunakan yaitu batang sereh dapur (Cymbopogon citratus) .
Sampel dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dengan tujuan agar pori-
porinya mudah dijangkau oleh pelarut sehingga minyak atsiri akan lebih cepat keluar
dari pori-pori sereh dan hasil minyak atsiri yang banyak kemudian dikeringkan.
Sampel yang sudah kering kemudian ditimbang sebanyak 209,13 gram. Pelarut yang
digunakan adalah air, karena air memiliki sifat kepolaran yang berbeda dengan
minyak atsiri sehingga minyak atsiri akan mudah dipisahkan dari destilat. Air dan
minyak atsiri tidak saling melarutkan, selain itu titik didih air lebih kecil dari minyak
atsiri sehingga uap air akan mendorong minyak sereh untuk lepas dari pori-pori sereh
dan menghasilkan destilat.
Selanjutnya dilakukan proses destilasi pada sampel sampai diperoleh minyak
atsiri dari sereh dapur. Proses destilasi dilakukan selama kurang lebih 5 jam. Setelah

5 jam, proses destilasi dihentikan dan minyak atsiri yang diperoleh dimasukkan ke
dalam wadah botol vial. Percobaan yang telah dilakukan menghasil bobot rendemen
minyak atsiri yang terkandung dalam sereh dapur (Cymbopogon citratus) sebesar
1,46%. Hasil volume minyak atsiri yang didapatkan dari percobaan adalah mL.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Metode yang digunakan untuk mengisolasi senyawa volatil dari sereh dapur
(Cymbopogon citratus) yaitu metode destilasi uap.
2. Bobot rendemen minyak atsiri yang terkandung dalam sereh dapur
(Cymbopogon citratus) sebesar 1,46% dari bobot awal sampel 209,13 gram.
B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada
percobaan selanjutnya menggunakan pelarut metanol dan waktu yang diperlukan
sedikir lebih lama. Seperti pada salah satu penelitian oleh Soetardjo, dkk (2008),
yaitu kondisi optimum diperoleh pada saat menggunakan pelarut metanol dan 10 jam
waktu pengerjaan, minyak atsiri yang diperoleh pada kondisi ini adalah 6,73%.
DAFTAR PUSTAKA

Chadijah, Sitti. Pemisahan Kimia. Samata: Alauddin Press, 2014.


Kusumayadi, dkk. "Pengaruh Ketinggian Tempat, Mulsa dan Jumlah Bibit terhadap
Pertumbuhan dan Rendemen Minyak Sereh Dapur (Cymbopogon Citratus)"
Agroekoteknologi Tropika 2, no. 1,(2013): h. 49-55.
Mukhtar, L. "Pengaruh Pemberian Ekstrak Batang Serai Dapur (Cymbopogon
Citratus) sebagai Antibakteri terhadap Klebsiella Pneumoniae". Skripsi.
Malang: Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2020.
Riyanto, dkk. "Studi Perbandingan Perlakuan Bahan Baku dan Metode Destilasi
terhadap Rendemen dan Kualitas Minyak Atsiri Sereh Dapur (Cymbopogon
Citratus)". Asean Journal Of Systems Engineering 1, no.1 (2013): h. 25-31.
Soetardjo, dkk. "Ekstraksi Minyak Atsiri dari Tanaman Sereh dengan Menggunakan
Pelarut Metanol, Aseton, dan N-Heksana". Widya Teknik 7, no.2 (2008): 124-
133.
Sulaswatty, dkk. Minyak Serai Wangi dan Produk Turunannya. Jakarta: LIPI Press,
2019.
SKEMA KERJA

- Dirangkai alat yang digunakan.


- Dipotong kecil-kecil sereh yang akan digunakan.
- Ditimbang sereh sebanyak 209,13 gram.
- Dimasukkan sampel ke dalam destilasi uap dan diperhatikan minyak atsiri
yang keluar.
- Ditimbang botol vial yang akan digunakan.
- Dihentikan proses destilasi setelah 5 jam.
- Ditampung minyak atsiri dalam botol vial.
- Ditimbang minyak atsiri sereh dapur.
LAMPIRAN GAMBAR

Dirangkai alat destilasi uap Dipotong kecil sereh dapur

Ditimbang sereh sebanyak 209,13 g Suhu 155ºC Minyak atsiri mulai


keluar sedikit demi sedikit
Minyak atsiri ditampung dalam botol vial Ditimbang bobot kosong botol vial

Ditimbang botol vial + Minyak atsiri Minyak atsiri sereh dapur

Anda mungkin juga menyukai