Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ainun Aulia Rahman

Nim : 16670032
Kelas : Farmasi A

Ekstraksi Modern
Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman, hewan
dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut dalam
pelarut organik. Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan hewan terdapat didalam sel namun sel
tanaman dan hewan berbeda begitu pula ketebalan sel masing-masing berbeda sehingga
diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu dalam mengekstraksinya. Proses terekstraksinya
zat aktif dalam sel tanaman adalah pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut dalam pelarut organik
tersebut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan pelarut
organik diluar sel, maka larutan terpekat akan terdistribusi keluar sel dan proses ini terulang terus
sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif didalam sel dan diluar sel.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik
akanmenembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan
proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antarakonsentrasi cairan zat aktif di
dalam dan di luar sel.
Cara Ekstraksi Modern dibagi beberapa tipe :
1.SPME (Solid Phase Micro Extraction)
Tahap preparasi yang panjang menimbulkan kemungkinan kesalahan yang besar dan
hilangnya senyawa volatil yang dianalisis. Teknik Solid Phase Extraction, SPE, telah
dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut, namun SPE memerlukan sampel dalam jumlah
yang cukup besar dan masih memerlukan penguapan sehingga kemungkinan hilangnya senyawa
volatil cukup besar. Untuk mengatasi kekurangan teknik ekstraksi cair-cair tersebut telah
dikembangkan mikroekstraksi fase padat (Solid Phase Microextraction, SPME) yang merupakan
teknik preparasi sampel tanpa pelarut sehingga mengurangi biaya, waktu dan pencemaran yang
mungkin timbul karena penggunaan pelarut yang banyak. Tahap preparasi sampel seperti
ekstraksi, pemurnian, dan pemekatan digabungkan menjadi satu tahap dan satu alat) yang
langsung dihubungkan dengan gas kromatografi dengan detektor spektrometri massa (Gas
Chromatography Mass Spektrofotometer , GC-MS) sebagai instrumen untuk penentuannya.
Prinsip dasar dari SPME adalah proses kesetimbangan partisi analit antara lapisan fiber
dan larutan sampel. Fiber silika dilapisi oleh suatu lapisan polimer organik yang berperan
mengadsorpsi analit dari sampel. Analit volatil organik diekstraksi dan dipekatkan dalam fiber.
Analit yang berada dalam fiber didesorpsi secara termal pada saat diinjeksikan ke dalam gas
kormatografi untuk analisis dan selanjutnya dideteksi dengan menggunakan detektor
spektrometri massa.
Secara umum ekstraksi dengan metode SPME mempunyai dua carayaitu dengan cara
ieksraksi langsung (Dirrect Immersion, DI) dan ekstraksi headspace.
1.Pada ekstraksi langsung fiber SPME dicelupkan ke dalam sampel cair, baru kemudian
diinjeksikan pada injection port pada GC-MS. Cara ini hanya cocok untuk jenis sampel yang
tingkat kekeruhannya rendah. Sampel dengan matriks yang kompleks tidak dapat dilakukan
dengan cara ini karena dapat menyebabkan flogging pada fiber sehingga mengurangi akurasi dan
merusak fiber SPME. Selain itu sampel dengan tingkat ionisasi yang tinggi atau kandungan
garamnya tinggi juga tidak dapat dilakukan dengan ekstraksi langsung karena dapat merusak
fiber yang digunakan.
2. Kedua,headspace. Pada ekstraksi dengan headspace, fiber SPME diletakkan dalam fasa
uap di atas sampel kemudian diberi pemanasan, dan langsung diinjeksikan ke instrumen GC-MS.
Pada cara ini kesetimbangan partisi yang terjadi adalah antara analit pada lapisan fiber dan
headspace.

2. Ekstraksi Ultrasonik
A. PRINSIP KERJA ULTRASONIK
Penggunaan ultrasonik pada dasarnya menggunakan menggunakan prinsip dasar yaitu
dengan dengan mengamati sifat akustik gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui
medium yang dilewati. Pada saat gelombang merambat, medium yang dilewatinya akan
mengalami getaran. Getaran akan memberikan pengadukan yang intensif terhadap
proses ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan dengan pelarut
sehingga akan meningkatkan proses ektraksi.

B. CARA KERJA
Cara kerja metode ultrasonik dalam mengekstraksi adalah sebagai berikut : gelombang
ultrasonik terbentuk dari pembangkitan ultrason secara lokal darikavitasi mikro pada
sekeliling bahan yang akan diekstraksi sehingga akan terjadi pemanasan pada bahan tersebut,
dan melepaskan senyawa ekstrak. Terdapat efek ganda yang dihasilkan yaitu pengacauan
dinding sel sehingga membebaskan kandungan senyawa yang ada di dalamnya dan pemanasan
lokalpada cairan dan meningkatkan difusi ekstrak. Energi kinetik dilewatkan ke seluruh
bagian cairan diikuti dengan munculnya gelembung kavitasi pada dinding atau permukaan
sehingga meningkatkan transfermassa antara permukaan padat-cair.
Efek mekanik yang ditimbulkan adalah meningkatkan penetrasi dari cairan
menuju dinding membran sel, mendukung pelepasan komponen sel, danmeningkatkan
transfer massa (Keil, 2007). Liu et al. (2010), menyatakan bahwa kavitasi ultrasonik
menghasilkan daya patah yang akan memecah dinding sel secara mekanis dan
meningkatkan transfermaterial.Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang
sedang mengalir sehingga membentuk gelembung-gelembung uap yang disebabkan
karena berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya.
C. KEUNTUNGAN DAN KELEBIHANK
keuntungan metode ekstraksi dengan bantuan ultrasonic:
a) Mempercepat waktu ekstraksi Contohnya, ekstraksi nikotin dari permen karet dengan
bantuan ultrasonic hanyamemerlukan waktu sekitar 20 menit, sedangkan ekstraksi
dengan metodekonvensional memakan waktu setidaknya 24 untuk mendapat hasil yang
sama.Selain itu, hal ini juga dibuktikan dengan penelitian Cameron and Wang (2006)tentang
ekstraksi pati jagung yang menyebutkan rendemen pati jagung yangdidapat dari proses
ultrasonik selama 2 menit adalah sekitar 55,2-67,8 % hampir sama dengan rendemen yang
didapat dari pemanasan dengan air selama 1 jamyaitu 53,4%.
b) Lebih efisien dalam penggunaan pelarut.Dalam metode ekstraksi ultrasonic hanya
membutuhkan pelarut organic 1/6 daripelarut organic yang dibutuhkan pada metode ekstraksi
conventional.
c) Tidak ada kemungkinan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi menguap
sampaikering.Berbeda halnya apabila menggunakan hot plate, terutama apabila
menggunakansedikit pelarut dalam proses peleburan atau pelarutan.
d) Aman digunakan karena prosesnya tidak mengakibatkan perubahan
yangsignifikan pada struktur kimia, partikel, dan senyawa-senyawa bahan
yangdigunakan.e) Meningkatkan ekstraksi lipid dan protein dari biji tanaman, seperti
kedelai(misalnya tepung kedelai atau yg dihilangkan lemak) atau bibit minyak lainnya.
Sedangkan kekurangan dari metode ekstraksi dengan bantuan ultrasonic:
a) Membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena relatif mahal.
b) Membutuhkan curing pada prosesnya.sama dengan rendemen yang didapat dari
pemanasan dengan air selama 1 jamyaitu 53,4%.b) Lebih efisien dalam penggunaan
pelarut.Dalam metode ekstraksi ultrasonic hanya membutuhkan pelarut organic 1/6 daripelarut
organic yang dibutuhkan pada metode ekstraksi conventional.
c) Tidak ada kemungkinan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi menguap
sampaikering.Berbeda halnya apabila menggunakan hot plate, terutama apabila
menggunakansedikit pelarut dalam proses peleburan atau pelarutan.
d) Aman digunakan karena prosesnya tidak mengakibatkan perubahan
yangsignifikan pada struktur kimia, partikel, dan senyawa-senyawa bahan
yangdigunakan.
e) Meningkatkan ekstraksi lipid dan protein dari biji tanaman, seperti
kedelai(misalnya tepung kedelai atau yg dihilangkan lemak) atau bibit minyak lainnya.
3. Microwave-Assisted Extraction (MAE)
MAE merupakan ekstraksi yang memanfaatkan radiasi gelombang mikro untuk
mempercepat ekstraksi selektif melalui pemanasan pelarut secara cepat dan efisien (Jain et al.,
2009). Menurut beberapa hasil penelitian, MAE meningkatkan efisiensi dan efektifitas ekstraksi
bahan aktif berbagai jenis rempah-rempah, tanaman herbal, dan buah-buahan (Calinescu et al.,
2001). Gelombang mikro mengurangi aktivitas enzimatis yang merusak senyawa target (Salas et
al., 2010).
Panas radiasi gelombang mikro memanaskan dan menguapkan air sel bahan. Tekanan
pada dinding sel meningkat. Akibatnya, sel membengkak (swelling). Tekanan mendorong
dinding sel dari dalam, meregangkan, dan memecahkan sel tersebut (Calinescu et al., 2001).
Rusaknya matrik bahan mempermudah senyawa target keluar dan terekstraksi (Jain et al., 2009).
Menurut Mandal et al. (2007), radiasi gelombang mikro pada kulit jeruk terbukti meningkatkan
tingkat kerusakan sel dan jumlah pektin terlarut.
Hal ini memungkinkan ekstraksi bahan kering dengan MAE karena masih terdapat
beberapa sel bahan yang mengandung air (moisture) dalam jumlah sangat kecil. Perusakan sel
semakin efektif dengan penggunaam pelarut bernilai faktor disipasi tinggi (Kaufmann dan
Christen, 2002). Namun, penggunaan suhu tinggi tidak aplikatif untuk senyawa target termolabil.
(Calinescu et al., 2001) Untuk melindungi senyawa target yang tidak stabil pada panas,
digunakan pelarut transparan terhadap gelombang mikro seperti heksana dan klorofom (Mandal
et al., 2007).
Suhu tinggi radiasi gelobang mikro menghidrolisis ikatan eter pada konstituen dinding sel
tanaman, yaitu selulosa. Dalam waktu yang singkat, selulosa berubah menjadi fraksi terlarut.
Suhu tinggi pada dinding sel bahan juga meningkatkan dehidrasi selulosa dan menurunkan
kekuatan mekanis selulosa. Akibatnya, pelarut lebih mudah mengakses senyawa target dalam sel.
Dalam studi kerusakan sel akibat berbagai metode ekstraksi terhadap tembakau, metode MAE
menunjukkan tingkat kerusakan sel yang lebih tinggi dibanding metode ekstraksi refluksasi
panas (heat-reflux) akibat kenaikan suhu dan tekanan dalam sel secara signifikan (Mandal et al.,
2007).
Migrasi ion terlarut akibat radiasi gelombang mikro memudahkan penetrasi pelarut ke
matriks bahan. Pemanasan molekul air dalam sistem kelenjar dan pembuluh tanaman misalnya.
Hal ini menyebabkan panas terlokalisir. Akibatnya terjadi pengembangan volume dan perusakan
sel. (Mandal et al., 2007).
Kelebihan MAE adalah waktu ekstraksi dan kebutuhan pelarut yang relatif rendah
dibanding ekstraksi konvensional (Mandal et al., 2007). Beberapa jenis bahan dapat diekstrak
secara simultan dan mengasilkan hasil rendemen menyerupai performansi SFE. Sebaliknya,
diperlukan kondisi ekstraksi yang tepat dalam menggunakan pelarut mudah terbakar ataupun
ekstrak bersenyawa termolabil dalam pelarut berfaktor disipasi tinggi (Salas et al., 2010).
Daftar Pustaka
Calinescu, I., Ciuculescu, C., Popescu, M., Bajenaru, S., & Epure, G. (2001).
Microwaves Assisted Extraction of Active Principles from Vegetal Material. Romanian
International Conference on Chemistry and Chemical Engineering , 12, 1-6.
Jain, T., Jain, V., Pandey, R., Vyas, A., & Shukla, S. S. (2009). Microwave Assisted
Extraction for Phytoconstituents – An Overview. Asian Journal Research Chemistry , 1 (2), 19-
25.
Kaufmann, B., & Christen, P. (2002). Recent Extraction Techniques for Natural
Products: Microwave-assisted Extraction and Pressurised Solvent Extraction. Phytochemical
Analysis , 13, 105-113.
Keil, F. J. 2007. Modeling of Process Intensification. In Alupului, A., Ioan Calinescu, and
VasileLavric. 2009. Ultrasonic Vs. Microwave Extraction Intensification of Active Principles
FromMedicinal Plants. AIDIC Conference Series, Vol. 9 2009 page 1-8.
Liu, Q. M., et al. 2010. Optimization of Ultrasonic-assisted extraction of chlorogenic
acid fromFolium eucommiae and evaluation of its antioxidant activity. Journal of
Medicinal PlantsResearch Vol. 4(23), pp. 2503-2511.
Mandal, V., Mohan, Y., & Hemalatha, S. (2007, January-May). Microwave Assisted
Extraction – An Innovative and Promising Extraction Tool for Medicinal Plant Research.
Pharmacognosy Reviews , 1 (1), pp. 7-18.
Salas, P. G., Aranzazu, M.-S., Antonio, S.-C., & Alberto, F.-G. (2010, December 3).
Phenolic-Compound-Extraction Systems for Fruit and Vegetable Samples. Molecules , 15, pp.
8813-8826.

Anda mungkin juga menyukai