Anda di halaman 1dari 30

Metabolic Fingerprinting of

Three Malaysian Ginger


(Zingiber officinale Roscoe)
Using Gas Chromatography-
Mass Spectromertry
Anggota kelompok:
1. Fauzta Norma Ayu A. (14670011)
2. Annatus Sholehah (14670012)
3. Mutiatul Millah (14670013)
4. Faby Sela Rahmatika (14670016)
5. Aniqotun Nisak (14670019)
6. Ahmed Hasan Abkar (16670079)
Pendahuluan
Jahe merupakan tanaman holtikultura tropis, dan telah
diketahui sifat obatnya
Lebih dari 400 senyawa kimia telah teridentifikasi di
rimpang jahe
Faktor geografi, umur rimpang saat panen, dan metode
ekstraksi menentukan proporsi relatif dari senyawa
kimia yang terkandung di rimpang jahe
Senyawa kimia dari jahe diklasifikasikan sebagai minyak
atsirii 1 3% terutama untuk zingiberene
Senyawa yg non volatil pekat berupa oleo-resi
sebanyak 4 6,5% terutama gingerols dan konstituen
lainnya lebih dari 50% pati
Banyak mengandung lemak, wax, karbohidrat, vitamin,
dan mineral
Perbedaan jenis dan tingkat konstituen bahan
kimia utama terdeteksi diantara rimpang jahe
yang telah dikumpulkan dari berbagai wilayah
di perkebunan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan GC-
MS yang berbasis metabolisme sidik jari untuk
memeriksa apakah variasi bahan kimia itu
disebabkan oleh faktor lingkungan atau karena
faktor genetik
Tempat yang diambil peneliti adalah di Bukit
Tinggi, Tanjung Sepat, dan Kultivar Sabar
dengan menggunakan pendekatan
metabolomik
Fingerprinting metabolik
pada penelitian ini peneliti menggunakan sidik jari
metabolisme karena dianggap menjadi pendekatan yang
termudah untuk analisis metabolisme, dan dapat
membaca identifikasi spesifik dg jelas
Selain itu, fingerprint metabolik juga diterapkan sbg
perbandingan pola metabolik yg ditujukan utk penerapan
kondisi eksperimental yg menghasilkan persamaan atau
respon metabolik identik
Pendekatan ini digunakan dalam analisis fungsi gen yg
memiliki potensi untuk dikelompokkan ke dalam grup gen
yg telah diketahui fungsinya dan gen yg belum diketahui
fungsi atau belum jelas fungsi metabolik identiknya
Analisis pola metabolisme ini
sepertinya menjanjikan saat
memodifikasi gwen yang
menghasilkan silent fenotipe
(perubahan keadaan metabolik)
atau yang tidak menunjukkan
visual atau sifat morfologi yang
jelas
Kromatografi gas adalah instrumen yang paling
cocok untuk senyawa non polar yang stabil
pada panas
Sementara peneliti ingin melakukan
pendeteksian yg komplit dari semua metabolit,
sehingga peneliti melakukan derivatisasi
Derivatisasi adlh reaksi sampel bahan kimia yg
menghasilkan produk yg lebih volatil dan stabil
Dalam beberapa kasus, derivatisasi dilakukan
untuk mengubah gugus polar NH, OH, dan SH
menjadi kelompok stabil non polar
Fingerprint metabolik cocok
digunakan untuk klasifikasi sampel
atau penyaringan sampel yang
memanfaatkan semua pembacaan
detektor untuk analisis numerik
Jadi, peneliti menganalisis senyawa
yang terkandung pada beberapa
jahe yang diambil di tiga daerah
dengan membandingkan fingerprint
dari ketiga jahe tersebut
Metodologi penelitian
Dalam penelitian yang kami kaji
dilakuan analisis sidik jari
metabolik kultivar jahe yang di
tanam dari bukit tinggi Tanjung
sepat dan sabah dalam upaya
untuk mendeteksi variasi kimia
yang ada di antara ketiga kultur
jahe Tingkat korelasi yang ada di
antara kultivar jahe akan di
periksa berdasarkan
perbandingan langsung antara
Bahan yang digunakan :
Rimpang jahe berumur Sembilan bulan (Bukit Tinggi, Tanjung Sepat dan
Sabah diperoleh dari daerah perkebunan asli di Malaysia)
Kuncup jahe muda steril yang digunakan untuk memulai kultur stok
plantlet jahe yang ditanam di media MS (Murashige dan Skoog) yang
mengandung sukrosa 3% (b/v) , 2 mg L 1-1 naphtalen asam asetat
dikombinasikan dengan 2mg L-1 kinetin sebagai hormone pertumbuhan
dan agar 0.08% (b/v).

Nb: Eksplan jahe disubkultur setiap bulan untuk menghilangkan zat


pembawa yang mempengaruhi kondisi pertumbuhan sebelumnya, pada
komposisi kimia dan untuk memastikan bahwa kondisi pertumbuhan
seragam diterapkan secara merata pada semua tanaman .

Ekaplan jahe yang berumur 3 bulan yang digunakan pada percobaan ini
Eksplan jahe berumur 3 bulan
Bahan Kimia yang di gunakan :
Kloroform
Metanol absolut
N-heptan (Fisher Scientific)
Natrium klorida
Sukrosa
Asam sulfat
Natrium bikarbonat
Natrium sulfat anhidrat
(Merck)
Methyl nonadecanoat
Methoxyamine hydroclorida (O-methyl hydroxylamine (HCL)
Nmethyl-N (Trimetil sili)
Triflouoroasetamida (MSTFA) (Sigma-Aldrich)
Piridin (AnalaR)
Alat-alat yang digunakan :
Adapun alat-alat yang digunakan pada pengamatan
ini sebagai berikut :
Mortar dang penggerus
Centrifuge (Rotofic 32, hettich Zentrifugen Jerman)
Inkubator shaker (INNOVA 4000, M 1192, NEW
BRUNSWICK SCIENTIFIC)
Evaporator (VR-maxi st. A.1 sentrifugal Heto Holten
A/S , Denmark)
Inkubator (incubator presisi, BE 400, Memmert)
GC-MS (Sistem GC Jaringan Agilent 6890N )
Preparasi Sampel menurut Jiang et al (2006)
dengan sedikit modifikasi :

3 sampel eksplan
jahe (3 bulan
panen)

Daun di potong dan segera dimasukkan e nitrogen


cair untuk menghasilkan aktivitas enzim yang
dapat menyebabkan perubahan unsur kimia
Daun jahe di giling sampai bubuk halus sambil
dibekukan di bawah nitrogen cair dan
dihomogenisasi.
Sampel tanaman di simpan pada freezer -80C
sampai penggunaan lebih lanjut (dalam 3 minggu )
Ekstrasksi metabolit polar dan non
polar

- Dipindahkan d beker glas berisis 3 ml metanol


- Ditambahakan Internal Nonpolar standart 100 mikro liter metanolik
metil nanodekanoat(0,2 mg/ml)
- Ditambahkan internal polar standart 100 mikro liter sukrosa
(2,5mg/ml)
- Dikocok di incubator pengocok (30 min, 60oC)
- Ditambahakan air destilasi
- dikocok selama 30 menit
- ditambahkan 6 ml kloroform
- Dikocok 60 min 60oC
- Ditambahakan 1,5 ml air terdestilasi
- Dikocok dan dipisah dengan sentrifugasi 4000 rpm 3 menit
Fraksi Fraksi
kloroform metanol
Derifatisasi fraksi metanol

1 ml Fraksi
metanol

- Dievaporasi sampai kering dengan evaporator


sentrifugasi
- Ditambahakan 40 mikroliter metoksiamin hidroklorit
(20mg/ml) dalam piridin anhidrat
- Diinkubasi 90 menit 30oC dengan pengocokan berkala
- Ditambahakan MSTFA diinkubasi 60 menit 37oC
- Diencerkan 60 mikroliter n-heptan
- Diambil 1 mikroliter
- Diinjeksikan ke GC-MS
Derifatisasi fraksi kloroform
Fraksi kloroform

- Dievaporasi sampai kering dengan gas nitrogen


murni
- Ditambahakan 2 ml asam metanol sulfur
- Diinkubasi semalam suhu 50oC
- Ditambahakan 5 ml NaCl dan 3ml Kloroform
- Dikocok dan dibiarkan terpisah
Fraksi
Fraksi Air
kloroform

- Ditambahakan 3 ml natrium
bikarbonat
- Dikocok dan dibiarkan terpisah
Fraksi

kloroform

- Dikeringkan dengan sodium sulfatanhidrat


- Dievaporasi dengan gas nitrogen
- Dilarutkan dengan 50 mikroliter kloroform dan 10 mikroliter
piridin
- Ditambahkan MSTFA
- Dicampur dengan n-heptan
- 1 mikroliter sampel diinjeksikan ke GC-MS
Hasil dan
Pembahasan
Kriteriautama pemilihan ion
yang sesuai untuk Identifikasi
senyawa harus memiliki puncak
yang tinggi pada Daerah (>
0,05%) dan harus unik atau baik

total sekitar 314-385 Metabolit


terdiri dari polar dan non polar
Senyawa
Sekitar30% dari total jumlah puncak
Dapat diidentifikasi baik dalam
metanol dan kloroform

Selanjutnya, berdasarkan fragmentasi


GCMS, tiga kelas yang berbeda
Metabolit terdeteksi dari kultivar jahe,
Yaitu asam amino, karbohidrat dan
beberapa organik Asam.
Fraksi polar dari Kultivar jahe BT
terkandung sangat tinggi Tingkat
gula dibandingkan dua kultivar
lainnya di Waktu retensi sekitar
33-42 menit.
Discussion
A qualitative variation on the type of ginger
metabolites was observed were some of
metabolites were present in one but not in the
other cultivars. In the other hand, a slightly
difference in the level of metabolites were detected
among the three ginger cultivars. It seems that
these chemical variations have not caused by the
geographical or environmental differences as micro-
propagated ginger explants were used in this study.
It could be due the genetic variations of the
gingers. These results could not be attributed to the
environmental factors since all these plants were
grown under identical conditions, same composition
of the culture media as well as same plants age.
The low percent of identified peaks (24-30%) both in
methanolic and chloroform fractions of the three ginger
cultivars. It might be due to some reasons such as peak
overlapping, a low level of analytes (0.05-1%) or simply,
because no information is available so far in the spectra
data base library

Genes are differentially expressed under different


environmental and intrinsic conditions such as nutrient
availability (Oh et al., 2002). Variation in gene expression
rate will lead to variation in metabolites concentration.
Accordingly, when we eliminate all effective external factors
we expect to get the same level of gene expression and
consequently no quantitative differences will detect and the
metabolites concentration do not show any significant
variation among the cultivars.
Conclusion
The GC-MS metabolic fingerprinting analysis of derivatized
ginger leaves extract reveals the presence of chemical
variation among the three ginger cultivars. Bukit Tinggi
ginger cultivar showed the highest number of detected
metabolites. In the other hand, Tanjung Sepat and Sabah
cultivars showed almost the same number of detected
metabolites. No marked differences in the concentrations
of detected compounds among the three ginger cultivars
leaf samples. Some of the detected metabolites can be
used as biochemical markers for the identification and
differentiation between ginger cultivars. These results
were at the level of metabolic fingerprinting. A more
precise method for detection of components concentration
like metabolic profiling of specific metabolites group or
target metabolic analysis may be needed to confirm the
results.
Analisis sidik jari metabolik GC-MS ekstrak turunan
senyawa daun jahe menunjukkan adanya variasi senyawa
kimia di antara ketiga kultivar jahe. Kultivar jahe Bukit
Tinggi menunjukkan jumlah metabolit yang terdeteksi
paling tinggi. Di sisi lain, kultivar Tanjung Sepat dan Sabah
menunjukkan jumlah metabolit yang hampir sama. Tidak
ada perbedaan yang mencolok dalam konsentrasi
senyawa yang terdeteksi di antara ketiga sampel daun
kultivar jahe. Beberapa metabolit yang terdeteksi dapat
digunakan sebagai penanda biokimia untuk identifikasi
dan diferensiasi kultivar jahe. Hasil ini pada tingkat sidik
jari metabolik. Metode yang lebih tepat untuk mendeteksi
konsentrasi komponen seperti profil metabolisme
kelompok metabolit spesifik atau analisis metabolik target
mungkin diperlukan untuk mengkonfirmasi hasilnya.
Terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai